BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 86 TAHUN 2001 SERI D.83 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BALARAJA KABUPATEN TANGERANG

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 78 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOSARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

-1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

Perbedaan jenis pelayanan pada:

WALIKOTA PROBOLINGGO

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016

3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992;

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25

Bupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BERKAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 21 TAHUN 1996 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BATAM

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Lampiran 1. Struktur organisasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Lampiran 1. Struktur Organisasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. Rumah Sakit Umum Tangerang didirikan pada tahun 1928 dengan kapasitas 12

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK

Uraian Tugas Rumah Sakit

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 114 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

G U B E R N U R J A M B I

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU HAJI MEDAN TAHUN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Lampiran 1. Struktur Organisasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt.

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BAB II RUMAH SAKIT UMUM SITI HAJAR MEDAN

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUKAMARA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 22 TAHUN 1994 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 37 TAHUN 2017

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SITUBONDO

-1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 21 TAHUN : 1999 SERI : D.4.

- 1 - BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 77 TAHUN 2016

PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA

BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA ( Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta )

Lampiran 1.Struktur Organisasi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta)

2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 56 TAHUN 2008

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI. PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 21 TAHUN 1999 SERI D.16 PERATURAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 6 TAHUN 1999

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 3 Tahun 2006 Seri D Nomor 13 Tahun 2006

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 3 Tahun 2006 Seri D Nomor 13 Tahun 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 3 TAHUN 2006

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 10 TAHUN 2000 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANDUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, Pasal 56 ayat (1) Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

NOMOR : 3 TAHUN : 2001 SERI : D NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II ACEH UTARA NOMOR 3 TAHUN 1997 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 112 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG NOMOR 14 TAHUN 1999 SERI D NO. 11

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 86 TAHUN 2008 TENTANG

BAB II HASIL SURVEY. untuk memberikan nama Dr. R. Sososdoro Djatikoesoemo tahun 1990.

BUPATI SIKKA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

STRUKTUR ORGANISASI RSUD TARAKAN

Transkripsi:

BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM 3.1. Sejarah RSUD Tangerang Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang didirikan pada tahun 1928 dengan kapasitas 12 tempat tidur, menempati sebuah ruangan bui (penjara) yang bekas lahannya sekarang menjadi lokasi Mesjid Agung Al-Ittihad. Pada tahun 1932, rumah sakit pindah ke gedung bekas bank di Jalan Daan Mogot Nomor 3 dengan 40 kapasitas tempat tidur. Tahun 1943 sampai 1946 dipimpin oleh dr. J. Leimena kemudian dipimpin oleh dr. Gembiro dengan kapasitas 65 tempat tidur. Tahun 1946, rumah sakit dipindahkan ke Balaraja dan selanjutnya dipimpin oleh dr. Suparno, dr. Gembiro, dr. Satrio, dr. Purwo Sudarmo, dr. Drajat Prawiranegara dan Dr. Djaka Sutadiwirja. Bekas rumah sakit di Jalan Daan Mogot dimanfaatkan oleh NICA. Tahun 1950, setelah penyerahan kedaulatan RI, rumah sakit kembali ke Jalan Daan Mogot Tangerang bergabung dengan rumah sakit bekas NICA dan dipimpin oleh Dr. Gusti Hasan dan berfungsi sebagai Rumah Sakit Umum (RSU). Tahun 1955, pengelolaan RSU Tangerang diserahkan kepada Pemerintah Swatantra Kabupaten Tangerang. Tahun 1959 mulai direncanakan membangun sebuah rumah sakit baru di lokasi yang sekarang di Jalan Ahmad Yani Nomor 9 Tangerang, bersebelahan dengan gedung Sekolah Djuru Rawat (SDR) dan Kementrian Kesehatan di atas tanah 3,7 Ha, dan pada tahun 1963 dibangun gedung

52 kantor yang sederhana. Pada permulaan tahun 1964 Menteri Kesehatan Prof. Dr. Satrio menyerahkan gedung SDK kepada Pemda Tangerang. Pada Tanggal 5 Mei 1964, RSU pindah dari Jl. Daan Mogot ke Jl. A. Yani No. 9 menggunakan gedung bekas SDK sebagai tempat perawatan dengan 60 tempat tidur, dengan penambahan gedung kantor untuk Tata Usaha, Poliklinik Umum, Poliklinik Bedah, Apotik dan Laboratorium. RSU Tangerang dipimpin oleh Dr. Willy Ranti sebagai direktur dan tanggal 5 Mei 1964 ditetapkan sebagai hari jadi RSU Tangerang. Pada tanggal 11 September 1969, telah dijalin kerja sama antara Pemda Tangerang dengan Rumah Sakit Ciptomangunkusumo/Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, untuk meningkatkan fasilitas pada RSU Tangerang. Sejak tahun anggaran 1969/1970, RSU Tangerang mulai dikembangkan secara bertahap dengan biaya dari APBD TK. II, APBD TK. I dan APBN sehingga mempunyai kapasitas perawatan 341 tempat tidur. Pada tahun 1976, RSU Tangerang dimanfaatkan untuk pendidikan mahasiswa tingkat V dan VI FKUI dari bagian Penyakit Dalam, Kesehatan Anak, Bedah dan Kebidanan/Kandungan. Sejak tahun 1977 dimanfaatkan untuk pendidikan dokter Spesialis Penyakit Dalam, Kesehatan Anak, Bedah Umum, Kebidanan dan Penyakit Kandungan. Sejak 22 September 1986 telah dijalin pula kerjasama antara Pemda Tangerang dengan Fakultas Kedokteran Gigi UI dengan tujuan meningkatkan pelayanan RSU Tangerang serta memanfaatkannya untuk pendidikan. Pada tanggal 22 April 1989, pergantian pimpinan/direktur RSU Tangerang dari dr. Willy Ranti kepada dr. H. Syartil Arfan N. Sp A.

53 Pada tanggal 15 Desember 1993 status Rumah Sakit Umum Tangerang ditingkatkan dari kelas C menjadi kelas B non pendidikan dengan kapasitas pada saat itu sebanyak 337 tempat tidur dan melayani 23 jenis keahlian/spesialis. Pada bulan April 1994, dilakukan uji coba RS. Unit Swadana Daerah bagi RSU Tangerang. Pada bulan April 1996, RSU Tangerang diresmikan sebagai RS. Unit Swadana Daerah. Pada tanggal 21 Januari 1997, RSU Tangerang memperoleh Sertifikat Akreditasi Penuh untuk bidang Administrasi Manajemen, Perawatan, Gawat Darurat dan Pelayanan hingga tahun 2000. Pada tanggal 29 April 1998, pemanfaatan Gedung Poliklinik yang baru berlantai 3. Pada tanggal 5 Februari 2001, pelantikan dr. H. Budhi Setiawan, SpP. MARS oleh Bapak Bupati Tangerang sebagai Direktur RSU Tangerang menggantikan dr. H. Syartil Arfan N. SpA yang memasuki masa pensiunnya. Pada tanggal 19 Februari 2001, Mentri Kesehatan RI, Dr. Ahmad Suyudi meresmikan Limbah rumah sakit untuk 22 rumah sakit di 5 propinsi termasuk di RSU Tangerang. Setelah dikembangkan secara bertahap, saat ini RSU Tangerang mempunyai bangunan dengan luas keseluruhan 15.619.1m² dengan luas tanah 37.000m² dan memiliki 28 jenis keahlian dengan jumlah karyawan 839 orang. Rumah Sakit Umum Tangerang beralamat di Jl. Jend. A. Yani No. 9 Tangerang dengan status kelas B Non Pendidikan, di kelola dalam bentuk swadana (TMT 1996/1997) mempunyai luas tanah 37000m² dengan luas bangunan 15.619,1m². 3.2. Struktur Organisasi Berikut adalah struktur Organisasi di RSUD Tangerang :

54 Direktur Komite Klinik RS Medik Paramedik Wadir Pelayanan Wadir Pelayanan Penunjang Wadir Adm. & Keuangan Bidang Pelayanan Medik Bidang Pelayanan Penunjang Medik Bidang Pelayanan Penunjang Non Medik Bidang Keuangan dan Akuntansi Bidang Admin dan Kepegawaian Rawat Darurat Radiologi Pemel Sarana Rumah Tangga & Kamtib Sub Bidang Akuntansi dan Verifikasi Sub Bidang Kepegawaian Rawat Jalan Farmasi Pengolahan Limbah RS Sub Bidang Pengelolaan Keu. Sub Bidang Tata Usaha Rawat Inap Bedah Rawat Inap Non Bedah Gizi dan Dietetik Lab Klinik dan Patologi Anatomi Sistem Informasi Manajemen RS Catatan Medik dan Pelaporan Sub Bidang Perencanaan dan Penyusunan Program Uji Coba Kebidanan & Peny. Kand. Rehabilitasi Medik Diklat & Litbang Rawat Instensif Sterilisasi dan Laundry Pemasaran & Asuransi Kamar Bedah Pusat Diagnostik Kebersihan dan Pertamanan Anesthesi Pemulasaraan Jenazah Pengujian Kesehatan Gambar 3.1 : Struktur Organisasi

55 3.3. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Direktur Direktur adalah posisi tertinggi pada RSUD Tangerang yang bertanggung jawab atas kelangsungan seluruh kegiatan yang ada di dalam RSUD Tangerang sehari hari. Direktur juga bertanggung jawab kepada jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang. Wadir. Pelayanan Bertangung jawab dan mengawasi kinerja di bidang pelayanan medik yang membawahi dari sembilan instansi yang bersangkutan: rawat darurat : Bagian ini menangani pasien yang mengalami keadaan keritis/darurat, yang membutuhkan penanganan pertama masalah darurat untuk dirawat. rawat jalan : Bagian ini menangani pasien rawat jalan, yang tidak setiap hari melakukan kunjungan pemeriksaan. rawat inap bedah : Bagian ini menangani pasien yang melakukan perawatan dan pemeriksaan setiap harinya di rumah sakit. rawat inap non-bedah : Bagian ini menangani pasien yang melakukan perawatan dan pemeriksaan setelah melakukan operasi di rumah sakit.

56 ujicoba kebidanan dan penyakit kandungan : Bagian ini menangani masalah yang berhubungan dengan kandungan atau persalinan dan penyakit kandungan. rawat intensif : Bagian ini menangani pasien yang mengalami keadaan keritis/darurat, yang membutuhkan pengawasan yang ekstra. kamar bedah : Bagian ini menangani segala kebutuhan kamar bedah yang digunakan untuk melakukan operasi atau bedah. anesthesi : Bagian ini menyediakan pelayanan pembiusan pasien sebelum operasi dan memastikan tidak ada efek samping dari pembiusan. pengujian kesehatan : Bagian ini menangani pengecekan medis bagi pasien yang sehat. Wadir. Pelayanan Penunjang Bertanggung jawab dan mengawasi kinerja di bidang pelayanan penunjang medik dan non-medik yang terdiri dari 15 instansi yang bersangkutan. Bidang pelayanan penunjang medik: radiologi : Bagian ini menangani masalah pengunaan pemeriksaan penunjang yang berupa foto roentgen.

57 farmasi : Bagian ini menyediaan obat-obatan RS. gizi dan dientetik : Menangani masalah gizi dan diet bagi pasien rawat inap. lab. klinik dan patologi anatomi : Bagian pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan darah dan urine, memeriksa jaringan tubuh pasca operasi. rehabilitasi medik : Bagian ini menangani para pasien yang memerlukan penanganan dengan cara rehabilitasi. sterilisasi dan laundry : Bagian untuk memastikan pensterilan alat-alat medis serta perlengkapan kamar rawat pusat diagnostik : Bagian ini melaksanakan pemastin diagnasa dengan mengunakan alat penunjang cangih (endoskopi,echo,cardiografi). pemulasaraan jenazah : Bagian ini menangani piñata laksanaan lanjut untuk jenazah. Bidang pelayanan penunjang non-medik: pemel. sarana rumah tangga dan kamtib : Bagian ini menangani segala urusan yang berhubungan dengan property dan masalah keamanan di dalam RS.

58 pengolahan limbah rumah sakit : Bagian ini menangani pengelolaan limbah dari RS. sistem informasi manajemen RS : Bagian ini menangani kebutuhan informasi bagi pihak RS dan pasien. catatan medik dan pelaporan : Bagian ini menangani pencatatan laporan kesehatan bagi pasien yang telah dirawat di RS. diklat dan litbang : Bagian ini menangani administrasi pegawai RS yang akan melakukan pendidikan dan pelatihan serta pihak luar yang ingin melakukan riset atau kerja praktik. pemasaran dan asuransi : Bagian ini menangani masalah asuransi bagi pasien. kebersihan dan pertamanan : Bagian ini menangani pemeliharaan taman serta kebersihan lingkungan RS. Wadir. Administrasi dan Keuangan Bertanggung jawab dan mengawasi kinerja di bidang keuangan/akuntansi dan bidang administrasi dan kepegawaian dalam mengatur manajemen keuangan dan kepegawaian. Bidang keuangan dan akutansi: Sub. bidang akuntansi dan verifikasi:

59 Mempunyai tugas dalam pembukuan keuangan RS serta memastikan tidak ada penyelewengan terhadap pembukuaan keuangan. Sub. bidang pengelolaan keuangan: Mempunyai tugas mengawasi aliran keuangan yang keluar masuk di dalam RS. Bidang administrasi dan kepegawaian: Sub. bidang kepegawaian: Mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan bahan pembinaan pengelolaan administrasi kepegawaian dan pengadaan pegawai, mutasi pegawai, pengembangan pegawai serta menyelenggarakan pengelolaan diklat pegawai. Sub. bidang tata usaha: Mempunyai tugas mendokumentasikan arsip-arsip RS yang berhubungan dengan kepegawaian, keuangan dan pelayanan. Sub bidang perencanaan dan penyusunan program: Mempunyai tugas menyusun rencana bagi keperluan RS, serta penyusunan program kerja RS tersebut. 3.4. Sistem yang Sedang Berjalan Dari hasil analisa untuk menjalankan operasionalnya, RSUD Tangerang masih menggunakan sistem berkas yang kemudian diolah menjadi laporanlaporan yang diinginkan. Dimulai dari pasien melakukan registrasi data pasien

60 dicatat dalam formulir pendaftaran pasien,. kemudian pasien memilih kamar yang diinginkan dan kamar yang dipilih juga harus disesuaikan dengan diagnosa pasien misal pasien penyakit jantung harus ditempatkan di ruang pasien penyakit dalam. Selama masa perawatan, setiap harinya pasien akan dikenakan biaya akomodasi (biaya kamar) dan asuhan keperawatan yang besarnya tergantung dari kelas kamar yang ditempati pasien. Selain itu, pasien juga terkena biaya layanan yang meliputi: 1. Biaya obat dan alat medik. Yang termasuk dalam layanan ini adalah obat yang dipakai pasien, alat medis yang digunakan pasien seperti infus dll. 2. Biaya Visit dokter Biaya visit dokter akan dikenakan apabila ada dokter yang memeriksa pasien. 3. Biaya Layanan Medik. Biaya Layanan medik adalah biaya yang dikenakan apabila pasien menggunakan fasilitas medik RS seperti mendapat transfusi, penggunaan Laboratorium, Rontgen, laundry dll. Biaya-biaya tersebut akan dicatat dalam sebuah berkas tiap harinya, jadi apabila pasien dirawat selama 5 hari maka akan ada 5 berkas catatan. Selanjutnya bila pasien akan keluar dari RS maka akan dibuatkan tagihan dari rekapitulasi data-data yang telah dicatat. Untuk lebih jelasnya, sistem yang sedang berjalan digambarkan dengan DFD sebagai berikut:

61 Bukti pembayaran pasien Tagihan Info registrasi Informasi kamar Informasi penyelesaian rawat inap Data diagnosa Data registrasi Pembayaran pasien Informasi Pelayanan, penggunaan obat dan alkes Informasi penyelesaian rawat inap Data diagnosa Data registrasi Pembayaran pasien Informasi pelayanan dan visit SISTEM DATABASE RAWAT INAP Informasi pelayanan Data diagnosa Data registrasi staff Info penyelesaian rawat inap Data layanan,visit,obat dan alkes Pembayaran pasien Informasi batasan pendapatan RS Informasi batasan laporan kegiatan dokter perawat Laporan pendapatan RS Informasi pelayanan dan visit Laporan kegiatan dokter dokter manajemen Gambar 3.2 : Diagram Konteks

62 Informasi pelayanan dan visiti Informasi Pelayanan, penggunaan obat, alkes Informasi Pelayanan Informasi pelayanan dan visiti pembayaran pasien pembayaran pasien data diagnosa data registrasi Informsi penyelesaian rawat inap 1.0 pemberian Informasi data diagnosa data registrasi Informsi penyelesaian rawat inap informasi kamar 2.0 Pengecekan Kamar data diagnosa Perawat Dokter Pasien 3.0 Registrasi Keanggotaan dan Rawat Inap Laporan kegiatan dokter info registrasi data registrasi Staff Informasi batasan laporan kegiatan dokter 6.0 Pembuatan Laporan kegiatan Dokter Tagihan 4.0 pencatatan Transaksi Pelayanan dan pembuatan tagihan Rawat inap info penyelesaian rawat inap data layanan,visit, obat dan alkes bukti pembayaran 5.0 Pembayaran Tagihan pembayaran pasien informasi batasan pendapatan RS 7.0 Pembuatan Laporan Pendapatan Rumah Sakit Laporan pendapatan RS Manajemen Gambar 3.3 : Data Flow Diagram Level Nol

63 data diagnosa 2.1 Pencarian kamar tersedia berdasarkan diagnosa 2.2 Menampilkan Informasi kamar yang tersedia informasi kamar data diagnosa informasi kamar Kamar Gambar 3.4 :DFD Level 1 Proses ke-2 data registrasi 3.1 cek keanggotaan 3.4 registrasi rawat inap data pasien registrasi data pasien baru data pasien lama 3.2 insert data pasien sebagai anggota baru 3.3 update data pasien 3.5 menampilkan data registrasi pasien data pasien info registrasi Gambar 3.5 : DFD Level 1 Proses ke-3

64 data layanan,visit,obat dan alkes 4.1 pencatatan data transaksi layanan transaksi info penyelesaian rawat inap 4.2 cek transaksi pasien info batasan pengecekan data transaksi informasi yang dibutuhkan 4.3 pembuatan laporan transaksi tagihan Gambar 3.6 : DFD Level 1 Proses ke-4 pembayaran pasien 5.1 pembayaran tagihan pasien pembayaran info pembayaran 5.2 cetak bukti pembayaran bukti pembayaran Gambar 3.6 : DFD Level 1 Proses ke-5

65 Informasi batasan laporan kegiatan dokter 6.1 pengecekan informasi berdasarkan batasan Transaksi informasi yang dibutuhkan 6.2 pembuatan laporan kegiatan dokter Laporan kegiatan dokter Gambar 3.7 :DFD Level 1 Proses ke-6 Informasi batasan laporan pendapatan rs 7.1 pengecekan informasi berdasarkan batasan Transaksi informasi yang dibutuhkan 7.2 pembuatan laporan pendapatan rs Laporan pendapatan rs Gambar 3.8 : DFD Level 1 Proses ke-7

66 3.5. Permasalahan yang Dihadapi Setelah melihat sistem yang ada dan masukan dari hasil wawancara yang telah dilakukan, maka diperoleh poin-poin masalah yang dihadapi RSUD Tangerang sebagai berikut : 1. Data - data masih berupa berkas-berkas dan tidak terintegrasi. Data data di RSUD Tangerang masih dicatatat dalam berkas seingga sulit bila ingin mendapatkan informasi tertentu. 2. Tidak adanya fasilitas pengecekan kamar secara otomatis. RSUD Tangerang memiliki banyak macam kamar dalam kegiatan rawat inap. Pasien akan dipisah-pisahkan berdasarkan diagnosa penyakit dan kelas yang diinginkan. Selama ini untuk melakukan pengecekan kamar dilakukan secara manual dan sering kali dari catatan yang ada tidak sesuai dengan keadaan, terkadang kamar yang dalam catatan seharusnya masih ada terkadang sudah terisi. 3. Proses Pengadaan laporan yang rumit. Untuk membuat laporan pendapatan kotor RS, kegiatan dokter maupun pembuatan tagihan pasien pihak rumah sakit melakukan perhitungan secara manual dari berkas-berkas transaksi yang ada. Jadi hal ini sangatlah tidak efisien mengingat transaksi yang terjadi dalam RS sangat banyak. 3.6. Sistem yang Diusulkan Pemecahan masalah yang kami usulkan adalah dengan membangun sebuah aplikasi basis data yang terintegrasi, sehingga dapat memenuhi kebutuhan informasi secara

67 cepat dan akurat dan mempermudah pengeloaannya. Hal ini akan lebih mudah dari pada penggunaan berkas konvensional yang sebelumnya. Dengan adanya aplikasi basis data ini diharapkan akan dapat memenuhi kebutuhan kebutuhan RS secara terkoputerisasi. Kebutuhan-kebutuhan tersebut diantaranya: 1. Mampu menyediakan informasi kamar-kamar yang masih bisa ditempati oleh pasien baru berdasarkan diagnosa jenis penyakit pasien dan kelas yang diinginkan pasien. 2. Mampu menyediakan tagihan biaya perawatan secara terperinci bagi pasien. 3. Mampu menyediakan laporan untuk pihak manajemen Rumah Sakit mengenai pendapatan yang diperoleh Rumah Sakit dari bagian rawat jalan maupun masing-masing. 4. Mampu menyediakan laporan kinerja masing-masing Dokter.