KOMPETENSI GURU DAN PERANAN KEPALA SEKOLAH. Inom Nasution 1 ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
KOMPETENSI GURU. Kata kunci : kompetensi guru, peran kepala sekolah. A. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang

KOMPETENSI GURU DAN PERAN KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKANNYA. Elfayetti 1

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi.

JENIS-JENIS KOMPETENSI GURU TK

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peran pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen yang menentukan proses belajar mengajar

Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP)

USAHA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PADA MAN 1 BANJARMASIN. Oleh: Musthafa Ridha * Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk. meningkatkan kualitas manusia. Sekolah merupakan salah satu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut,

KOMPETENSI HAKIKAT KOMPETENSI. Kemampuan Profesional Guru. Mampu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

ANALISIS KORELASI MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU Oleh Dionisius Sihombing dan Mayor Sihombing

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Sebagai pemimpin pendidikan, Kepala sekolah mempunyai peran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab V PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI BUDAYA SEKOLAH DI SMP AL HIKMAH SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

Kepala Sekolah, Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU. Oleh : WISNU WARDHONO. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pembelajaran di sekolah dibangun oleh beberapa aspek, mulai

PEDOMAN PENILAIAN PROFIL KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Seiring dengan perbaikan kesejahteraan yang diberikan pemerintah terhadap guru,

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

PROBLEMATIKA KOMPETENSI DAN PROFESIONALISME GURU

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diwujudkan oleh guru dalam

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan data yang diambil penulis dilapangan menunjukkan keadaan serta

Saiful Bahri, Supervisi Akademik...

UPAYA KEPALA SEKOLAH MENINGKATKAN PELAKSANAAN TUGAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SMP PEMBANGUNAN LABORATORIUM UNP

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional, pemerintah

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI DI SMK MUHAMMADIYAH KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. konsep kependidikan yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Agar proses

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian

SERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI. Sugeng Muslimin Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN: UPAYA PEMBINAAN KOMPETENSI GURU DAN CALON GURU

URGENSI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPALA SEKOLAH DALAM UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME. Nurdin Hidayat STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan

ARTIKEL HASIL PENELITIAN 2011

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sasaran utama tidaklah hanya berbentuk fasilitas-fasilitas saja,

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. ketakwaan, kecerdasan, dan keterampilan. Untuk dapat menghasilkan produk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Indonesia menduduki posisi sentral dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuti Rohayati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pendidikan amat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan. meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh.

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

Tri Wibowo 2 UPTD Kecamatan Padamara ABSTRAK

BAB II KAJIAN TEORI. yang siap akan tugas dan tanggung jawabnya. Mahasiswa dibina dengan

BAB I PENDAHULUAN. alam, melainkan pada keunggulan sumberdaya manusianya. Perkembangan global

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia pendidikan menuntut setiap lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB II TIJAUAN PUSTAKA

PERANAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU. Saiful Bahri 1 ABSTRAK

¹ Sofyan Kasiaradja Mahasiswa pada Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo: Prof.Dr.H. Ansar M.Si dan Dr. Asrin M.

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas

KOMPETENSI SOSIAL KEPALA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI (SMAN) 105 JAKARTA Adventina Krismastyanti Program Sarjana, Universitas Gunadarma

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan kompetensi setiap individu akan berkembang sesuai dengan jenjang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Medan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: (1) komunikasi, (2) sumber daya,

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21 ini Indonesia dihadapkan pada masalah yang

IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PERKANTORAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dari analisis data dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian. Berdasarakan rumusan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. seharusnya dicapai melalui proses pendidikan dan latihan. mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan peserta didik guna

BAB I PENDAHULUAN. menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan hal penting dalam komunikasi sosial. Manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN SUMBER DAYA MANUSIA DI SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Profesi guru sebagaimana profesi lainya, tidak lepas dari. kehidupan sosial, ekonomi, dan kehidupan profesinya.

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU

KOMPETENSI KEPRIBADIAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN GURU PAI DI MTsS YASPENDI SUNGAI IYU. Skripsi.

Transkripsi:

KOMPETENSI GURU DAN PERANAN KEPALA SEKOLAH Inom Nasution 1 ABSTRAK Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan, kompetensi guru merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Kompetensi guru tersebut meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi personal, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Upaya untuk meningkatkan kompetensi guru dapat dilakukan melalui optimalisasi peran kepala sesekolah, sebagai : edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, pencipta iklim kerja dan wirausahawan. Kata Kunci: Kompetensi Guru, Peranan Kepala Sekolah 1 Inom Nasution, Dosen Prodi Pendidikan Jasmani, Rekreasi dan Kesehatan STKIP Bina Bangsa Getsempena, Jalan Tgk Chik Di Tiro, Peuniti, Banda Aceh, Telepon 0651-33427, Email: inom71@gmail.com ISSN 2086-1397 Volume II. Nomor 2. Juli Desember 2011 51

A. PENDAHULUAN Sedikitnya ada tiga syarat utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan agar dapat berkontiribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), yakni: (1) sarana gedung, (2) buku yang berkualitas, dan (3) guru dan tenaga kependidikan yang professional. Hanya 43% guru memenuhi syarat, artinya sebagian besar guru (57%) tidak atau belum memenhi syarat, tidak kompeten, dan tidak professional.mulyasa (2007:3). Melihat hal ini wajar kalau kualitas mutu pendidikan kita jauh dari yang diharapkan. Berbagai usaha dilakukan pemerintah guna mendongkrak mutu pendidikan. Guru merupakan salah satu dari kompenen pendidikan yang perlu ditingkatkan kualitasnya. Fungsi dan peran guru yang sangat strategis dalam pendidikan perlu perlu dikembangkansebagai profesi yang bermartabat. Dimana guru sangat menetukan keberhasilan proses pembelajaran di sekolah. Tanpa guru proses pembelajaran di sekolah tidak bisa berjalan. Agar pembelajaran dapat berhasil dengan baik guru dituntut harus memililiki kompetensi guna mendukung proses pembelajaran. Upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas guru adalah dengan melahirkan Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pada dasarnya merupakan kebijakan pemerintah yang didalamnya memuat usaha pemerintah untuk menata dan memperbaiki mutu guru di Indonesia. Kenyataannya, masih banyak guru belum memahami dan menguasai kompetensi yang telah ada. Mereka belum bisa menerapkan kompetesi yang dimiliki untuk meningkatkan mutu pendidikan terutama dalam proses pembelajaran. Untuk meningkatkan kompetensi guru agar dapat terlaksana secara optimal, kiranya perlu dukungan dan peranan dari berbagai pihak terutama dari kepala sekolah untuk mewujudkan kompetensi guru sesuai dengan undang-undang. Sebab tanpa dukungan kepala sekolah, guru sering melupakan dan bahkan melalaikan kompetensinya. B. PEMBAHASAN Hakikat Kompetensi Banyak pendapat yang menyatakan tentang kompetensi. Suparno (2000: 22) menjelaskan bahwa kata kompetensi biasanya diartikan sebagai kecakapan yang memadai untuk melakukan suatu tugas atau sebagai memiliki keterampilan dan kecakapan yang disyaratkan. Dalam pengertian yang luas di atas bahwa setiap cara yang digunakan dalam pelajaran yang ditujukan untuk mencapai kompetensi adalah untuk mengembangkan manusia yang bermutu yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan sebagaimana disyaratkan. Kenezevich (1984:17) menjelaskan pengertian kompetensi yaitu kemampuankemampuan untuk mencapai tujuan organisasi. Kemampuan tersebut merupakan hasil dari penggabungan dari kemampuan-kemampuan yang banyak jenisnya, dapat berupa pengetahuan, keterampilan, kepemimpinan, ISSN 2086 1397 Volume II. Nomor 2. Juli Desember 2011 52

kecerdasan dan lain-lain yang dimiliki seseorang untuk mencapai tujuan organisasi. Alain Mitrani (1995:21) kompetensi atau kemampuan didefenisikan sebagai suatu sifat dasar seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan suatu pekerjaan secara efektif atau sangat berhasil. Robbins (2001:37) menyebut kompetensi sebagai ability, yaitu kapasitas seseorang individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Selanjutnya dikatakan bahwa kemampuan individu dibentuk oleh dua faktor, yaitu faktor kemampuan intelektual dan kemampuan fisik. Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan mental sedangkan kemampuan fisik adalah kemampuan yang di perlukan untuk melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan, dan keterampilan. Selanjutnya Majid (2005:6) menjelaskan kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Dengan demikian, kompetensi adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh seseorang dapat berupa pengetahuan, keterampilan dan sebagainya untuk dapat mengerjakan sesuatu pekerjaan guna mencapai tujuan. Dimensi-dimensi Kompetensi Guru Dalam Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, ada empat kompetensi yang harus dikuasai seoarang guru, yakni; 1. Kompetensi pedagogik yaitu merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi: (a) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; (b) pemahaman terhadap peserta didik; (c)pengembangan kurikulum/ silabus; (d) perancangan pembelajaran; (e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (f) evaluasi hasil belajar; dan (g) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 2. Kompetensi kepribadian yaitu merupakan kemampuan kepribadian yang: (a) mantap; (b) stabil; (c) dewasa; (d) arif dan bijaksana; (e) berwibawa; (f) berakhlak mulia; (g) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat; (h) mengevaluasi kinerja sendiri; dan (i) mengembangkan diri secara berkelanjutan. 3. Kompetensi sosial yaitu merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk : (a) berkomunikasi lisan dan tulisan; (b) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional; (c) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta ISSN 2086-1397 Volume II. Nomor 2. Juli Desember 2011 53

didik; dan (d) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar. 4. Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: (a) konsep, struktur, dan metoda keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar; (b) materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; (c) hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; (d) penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan seharihari; dan (e) kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional. Peranan kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru Jika diselami secara mendalam, agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien hendaknya guru dituntut memiliki kompetensi yang memadai, baik dari jenis maupun isinya. Bila guru dapat memahami lagi secara mendalam dari segi isi yang terkandung dalam setiap kompetensi guru yang dikemukan dalam perspektif pemerintah, hal itu bukanlah sesuatu yang mudah. Oleh karena itu diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dan komprehensif dalam mendukungnya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui optimalisasi peran kepala sekolah. Idochi Anwar dan Yayat Hidayat Amir (2000) mengemukakan bahwa kepala sekolah sebagai pengelola memiliki tugas mengembangkan kinerja personel, terutama meningkatkan kompetensi profesional guru. Perlu bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional di sini, tidak hanya berkaitan dengan penguasaan materi semata, tetapi mencakup seluruh jenis dan isi kandungan kompetensi sebagaimana telah dipaparkan di atas. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional (Depdiknas, 2007), terdapat tujuh peran utama kepala sekolah yaitu, sebagai : (1) educator (pendidik); (2) manajer; (3) administrator; (4) supervisor (penyelia); (5) leader (pemimpin); (6) pencipta iklim kerja; dan (7) wirausahawan; Merujuk kepada tujuh peran kepala sekolah sebagaimana disampaikan oleh Depdiknas di atas, di bawah ini akan diuraikan secara ringkas hubungan antara peran kepala sekolah dengan peningkatan kompetensi guru. 1. Kepala sekolah sebagai educator Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan guru merupakan pelaksana dan pengembang utama kurikulum di sekolah. Kepala sekolah yang menunjukkan komitmen tinggi dan fokus terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentu saja akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan senantiasa berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara terus menerus meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien. ISSN 2086 1397 Volume II. Nomor 2. Juli Desember 2011 54

2. Kepala sekolah sebagai manajer. Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas yang harus dilakukan kepala sekolah adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan profesi para guru. Dalam hal ini, kepala sekolah seyogyanya dapat memfasilitasi dan memberikan kesempatan yang luas kepada para guru untuk dapat melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik yang dilaksanakan di sekolah, seperti: MGMP tingkat sekolah, saling berbagi ilmu dengan teman sejawat, diskusi profesional dan sebagainya, atau melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan di luar sekolah, seperti: kesempatan melanjutkan pendidikan atau mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang diselenggarakan pihak lain. 3. Kepala sekolah sebagai Administrator Khususnya berkenaan dengan pengelolaan keuangan, bahwa untuk tercapainya peningkatan kompetensi guru tidak lepas dari faktor biaya. Seberapa besar sekolah dapat mengalokasikan anggaran peningkatan kompetensi guru tentunya akan mempengaruhi terhadap tingkat kompetensi para gurunya. Oleh karena itu kepala sekolah seyogyanya dapat mengalokasikan anggaran yang memadai bagi upaya peningkatan kompetensi guru. 4. Kepala sekolah sebagai Supervisor Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan pembelajaran sebagaimana Mulyasa (2004) secara berkala kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Dari hasil supervisi ini, dapat diketahui kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran, tingkat penguasaan kompetensi guru yang bersangkutan, selanjutnya diuapayakan solusi, pembinaan dan tindak lanjut tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus mempertahankannya dalam melaksanakan pembelajaran. 5. Kepala sekolah sebagai Leader (Pemimpin) Gaya kepemimpinan kepala sekolah sangat diperlukan dalam pembinaan kompetensi guru. Dalam teori kepemimpinan setidaknya ada dua gaya kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan kepemimpinan yang berorientasi pada manusia. Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru, seorang kepala sekolah dapat menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara tepat dan fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada. Walaupun demikian menarik untuk dipertimbangkan dari hasil studi yang dilakukan Bambang Budi Wiyono (2000) terhadap 64 kepala sekolah dan 256 guru Sekolah Dasar di Bantul terungkap bahwa ethos kerja guru lebih tinggi ketika dipimpin oleh kepala sekolah dengan gaya ISSN 2086-1397 Volume II. Nomor 2. Juli Desember 2011 55

kepemimpinan yang berorientasi pada manusia. Seiring dengan pendapat Mulyasa (2003) bahwa kepemimpinan seseorang sangat berkaitan dengan kepribadian dan kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin akan tercermin dalam sifat-sifat sebagai barikut : (1) jujur; (2) percaya diri; (3) tanggung jawab; (4) berani mengambil resiko dan keputusan; (5) berjiwa besar; (6) emosi yang stabil, dan (7) teladan. 6. Kepala sekolah sebagai Pencipta Iklim Kerja Budaya dan iklim kerja yang kondusif akan memungkinkan setiap guru lebih termotivasi untuk menunjukkan kinerjanya secara unggul, yang disertai usaha untuk meningkatkan kompetensinya. Oleh karena itu, perlu adanya upaya menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif. Mulyasa (2003) mengemukakan kepala sekolah hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: (1) para guru akan bekerja lebih giat apabila kegiatan yang dilakukannya menarik dan menyenangkan, (2) tujuan kegiatan perlu disusun dengan dengan jelas dan diinformasikan kepada para guru sehingga mereka mengetahui tujuan dia bekerja, para guru juga dapat dilibatkan dalam penyusunan tujuan tersebut, (3) para guru harus selalu diberitahu tentang dari setiap pekerjaannya, (4) pemberian hadiah lebih baik dari hukuman, namun sewaktu-waktu hukuman juga diperlukan, (5) usahakan untuk memenuhi kebutuhan sosio-psikofisik guru sehingga memperoleh kepuasan. 7. Kepala Skolah sebagai Wirausahawan Dalam menerapkan prinsip-prinsip kewirausaan dihubungkan dengan peningkatan kompetensi guru, maka kepala sekolah seyogyanya dapat menciptakan pembaharuan, keunggulan komparatif, serta memanfaatkan berbagai peluang. Kepala sekolah dengan sikap kewirauhasaan yang kuat akan berani melakukan perubahan-perubahan yang inovatif di sekolahnya, termasuk perubahan dalam halhal yang berhubungan dengan proses pembelajaran siswa beserta kompetensi gurunya. Hal-hal yang berhubungan dengan proses pembelajaran siswa beserta kompetensi gurunya, sejauhmana kepala sekolah dapat mewujudkan peran-peran di atas, secara lansung maupun tidaklangsung dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kompetensi guru, yang pada gilirannya dapat membawa efek terhadap peningkatan mutu pendidikan di sekolah. C. PENUTUP Mengingat begitu berat tugas dan tanggung jawab seorang guru perlu dukungan dari berbagai pihak untuk mendukung kompetensi. Disamping guru harus terus menerus mengembangkan kompetensinya guna menghadapi tantangan global. Peran dan tanggung jawab guru masa akan datang semakin kompleks sehingga harus lebih giat mengembangkan, meningkatkan dan meyesuaikan semua kompetensinya sesuai dengan tantangan zaman. Serta dukungan dan peranan serta strategis kepala sekolah sebagaimana diuraikan sangat diharapkan oleh ISSN 2086 1397 Volume II. Nomor 2. Juli Desember 2011 56

semua guru guna meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Seberapa jauh kepala sekolah dapat mengoptimalkan segenap peran yang diembannya, secara langsung maupun tidak langsung akan berkontiribusi terhadap peningkatan kompetensi guru. Sehingga pada saatnya guru dapat mengembangkan kompetensinya sebagaimana harapan pemerintah yakni meningkatnya mutu pendidikan. DAFTAR PUSTAKA Bambang Budi Wiyono. 2000. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Semangat Kerja Guru dalam Melaksanakan Tugas Jabatan di Sekolah Dasar. (abstrak) Ilmu Pendidikan: Jurnal Filsafat, Teori, dan Praktik Kependidikan. Universitas Negeri Malang. (Akses, 31 Maret 2010) Stephen J. Kenezevich, (1984). Administration of Public Education (New York: Harper Collins Publisher. Alain Mitrani, dkk, (1995). Manajemen Sumber Daya Manusia Berdasarkan Kompetensi (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. Robbins, Stephen P., (2001), Organizational Behavior, New Jersey: Pearson Education International. Majid, Abdul. (2005). Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Idochi Anwar dan Yayat Hidayat Amir (2000). Refleksi dan Reformasi Pendidikan Indonesia Memasuki Millenium III. Yogyakarta. Depdiknas, 2007. Standar Kompetensi Kepala Sekolah TK,SD, SMP, SMA, SMK & SLB, Jakarta : BP. Cipta Karya. 2006. Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Mulyasa, (2004). Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: Rosdakarya., (2007). Menjadi Guru Profesional, Bandung: Rosdakarya A. Suhaenah Suparno,(2000). Membangun Kompetensi Belajar (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2000). Departemen Pendidikan Nasional. ISSN 2086-1397 Volume II. Nomor 2. Juli Desember 2011 57