BAB I PENDAHULUAN. bersifat kompleks, abstrak, dan luas (http://id.wikipedia.org/wiki/budaya).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI HASIL PERANCANGAN. konsep Combined Metaphore Reyog dan wawasan keislaman akan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dalam bahasa Indonesia merupakan peristiwa yang benar-benar

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. dibutuhkan salah satu metode yang dapat memudahkan perancangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan di lapangan mengenai perkembangan seni

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan potensi kesenian tradisional

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya suku Bugis yang tersebar di seluruh kabupaten yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pada abad ini gerak perubahan zaman terasa semakin cepat, perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Proses modernisasi dan globalisasi menempatkan bangsa Indonesia dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. itu wajib bagi generasi muda untuk melestarikan dan menjaganya agar tidak. hilang terkena arus globalisasi dan modernisasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan Museum di Indonesia

Kesenian merupakan salah satu bagian dari kebudayaan, karena. kesenian dan kekriyaan. Kesenian dan kebudayaan dapat mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Negara kita terdiri dari bermacam-macam suku bangsa yang terbentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1 Neufeld ed. in chief, 1988; Webster New World Dict

Galeri Reyog Ponorogo Di Kabupaten Ponorogo Dengan Pendekatan Transformasi Karakter Lakon

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dan kesatuan suatu bangsa dapat ditentukan dari aspek- aspek

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan

BAB I PENDAHULUAN FAJRI BERRINOVIAN 12032

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. pijakan dalam menenukan suatu tindakkan seperti prilaku masyarakat seharihari.

BAB I PENDAHULUAN. Letak Kabupaten Bangkalan berada pada ujung Pulau Madura bagian Barat

PERAN WANITA DALAM AKTIVITAS WISATA BUDAYA (Studi Kasus Obyek Wisata Keraton Yogyakarta) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beraneka ragam suku budaya dan kebudayaan sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Hal ini terbukti dari berbagai macam penemuan yang menggunakan

Contact Person: Ruhut Marhata S ( ) Afnaan Alanza ( )

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan Fenomena kebudayaan selalu hadir dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN. Desain Interior Museum Tapis Lampung di Kota Bandar Lampung dengan

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesenian wayang golek merupakan salah satu kesenian khas masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hal ini sudah mulai terlihat dari alunan musikalnya yang unik, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Reog Ponorogo sangat terkenal di Indonesia. Kesenian Reog Ponorogo

Rakornis Program Unggulan HWK 2018

BAB I PENDAHULUAN. Selain keberagaman kebudayaan Indonesia, juga dikenal sebagai negara

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

MUSEUM BATIK PEKALONGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Jaya, 2014 Kesenian Janeng Pada Acara Khitanan Di Wonoharjo Kabupaten Pangandaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 7 PENUTUP. Terakota yang merupakan kesenian asli dari kerajaan Majapahit yang hampir punah

1.1 BAB I 1.2 PENDAHULUAN

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

BAB I PENDAHULUAN. membentang luas lautan yang merupakan pesisir utara pulau Jawa. Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Peninggalan sejarah merupakan warisan budaya masa lalu yang

BAB I PENDAHULUAN. Hilda Widyawati, 2013 Eksistensi Sanggar Seni Getar Pakuan Kota Bogor Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

banyaknya peninggalan sejarah dan kehidupan masyarakatnya yang memiliki akar budaya yang masih kuat, dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Ponorogo yang terletak di sisi tenggara Provinsi Jawa Timur yakni

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai bangsa yang besar mempunyai ciri dan adat kebiasaan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan sosial. Menurut definisi pada Undang-undang no 10 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. Pendahuluan. keberlangsungan kehidupan manusia tersebut. Berawal dari proses produksi serta

BAB I PENDAHULUAN. sektor perdagangan, sektor perekonomian, dan sektor transportasi. Dari segi. transportasi, sebelum ditemukannya mesin, manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap daerah atau kota di Indonesia memiliki kesenian dengan ciri

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

1. Abstrak. 2. Peluang bisnis. Nama ; MUKHLISON HAKIM

BAB I PENDAHULUAN. daerah di Indonesia mempunyai kebudayaan dan adat istiadatnya sendiri. Dari

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil pembahasan Bab IV terdahulu, maka peneliti rumuskan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara kepulauan terbesar di dunia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

JURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat

PENCIPTAAN SERAGAM BATIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

SOLO FINE ART SPACE BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. bahkan memiliki hubungan yang cukup kuat dengan nilai-nilai pendidikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tradisional berbeda-beda. Makanan tradisional sendiri merupakan sebuah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang yang diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas (http://id.wikipedia.org/wiki/budaya). Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Menurut E.B Tylor, Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat (Ahira, 2011). Banyak budaya bangsa yang perlu kita pelajari dan dari budaya itu kita dapat mengetahui bagaimana budaya bangsa kita pada zaman dahulu. Budaya sangatlah berperan penting bagi identitas dan jati diri suatu negara. Negara dikatakan sebagai negara yang kaya, apabila negara itu mempunyai banyak kebudayaan. Salah satu budaya dan kekayaan tradisional yang ada di Indonesia adalah beberapa peninggalan candi dan benda-benda artefak serta kebudayaan lainnya, seperti tarian tradisional Reyog Ponorogo, Tari Kecak, Tari Remo, Batik Tulis, Wayang Kulit, dan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Salah satu kabupaten yang memiliki kekayaan budaya adalah Kabupaten Ponorogo. Ponorogo merupakan kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur yang banyak menyimpan budaya dan kekayaan tradisional. Budaya yang paling terkenal di Ponorogo adalah budaya seni Tari Reyog Ponorogo. Reyog 1

PERANCANGAN PUSAT WISATA BUDAYA PONOROGO dimanfaatkan sebagai sarana mengumpulkan massa dan merupakan saluran komunikasi yang efektif bagi penguasa pada waktu itu. Ki Ageng Mirah membuat cerita legendaris mengenai Kerajaan Bantarangin yang oleh sebagian besar masyarakat Ponorogo dipercaya sebagai sejarah. Adipati Batorokatong yang beragama Islam juga memanfaatkan Reyog ini sebagai media dakwah dalam menyebarkan agama Islam (Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Ponorogo (1996), Pedoman Dasar Kesenian Reyog Ponorogo Dalam pentas Budaya Bangsa, 1996: 4). Lebih lanjutnya integrasi keislaman tentang berdakwah tercantum dalam al-quran surat an-nahl ayat 125, Allah swt berfirman sebagai berikut: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan- Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. an-nahl [16]: 125) Ayat di atas menjelaskan tentang metode dakwah dalam penyebaran agama Islam yang disampaikan dengan cara yang hikmah dan pengajaran yang baik. Metode dakwah harus sangat bijaksana dan mengena. Dapat disimpulkan bahwa kesenian Tari Reyog berperan dalam menyebarkan agama Islam ke masyarakat. 2

Kesenian Tradisional Reyog merupakan kesenian rakyat yang legendaris, di mana eksistensinya mengandung nilai-nilai historis, filosofis, religius, kultural, edukatif, dan rekreatif. Hal itu sebagai pengejawantahan dari suatu ajaran yang disampaikan secara kiasan atau simbol, isinya dipergunakan sebagai pendorong cinta tanah air (patriotisme dan heroisme) yang mengajarkan hal-hal sebagai berikut, yaitu: (1) Ketenangan, ketangguhan, dan ketegaran pribadi, (2) Waspada, dapat mengantisipasi serta penuh pertimbangan dalam mengambil keputusan, (3) Terampil, cekatan, dan trengginas tindakannya, (4) Dicinta, mencintai, dan tanggap sasmita dalam hidup bermasyarakat, (5) Disegani dan penuh wibawa. Lebih lanjutnya, Reyog Ponorogo adalah salah satu seni budaya yang yang diwariskan oleh nenek moyang kita dalam wujud seni tradisional. Merupakan kesenian rakyat yang tidak bisa diukur kadar dan bobotnya serta besar nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Perkembangan selanjutnya, merupakan tontonan yang memberikan tuntunan kepada masyarakat sebagai pendorong minat sehingga memiliki kebanggaan khas dan merupakan ciri tersendiri bagi masyarakat Ponorogo dengan beberapa semboyan sebagai berikut: (1) Dengan hasil pengetahuan dan teknologi hidup kita semakin mudah, (2) Dengan agama hidup kita semakin terarah, (3) Dengan seni hidup kita semakin indah (Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Ponorogo (1996), Pedoman Dasar Kesenian Reyog Ponorogo Dalam pentas Budaya Bangsa, 1996: 21). Masih banyak cerita tentang budaya mengenai Ponorogo dan Reyog Ponorogo, dari fakta di atas dapat diketahui bahwa Kabupaten Ponorogo memiliki banyak peninggalan budaya, namun pada kenyataannya masih sedikit kepedulian untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan tradisional tersebut, sampai-sampai 3

masyarakat Ponorogo mengatakan bahwa Malaysia telah mengklaim Budaya Tari Reyog. Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Datuk Zainal Abidin Muhammad Zain, menyatakan bahwa Pemerintah Malaysia tidak pernah mengklaim Reyog Ponorogo sebagai budaya asli negara itu. Reyog yang disebut Barongan di Malaysia dapat dijumpai di Johor dan Selangor karena dibawa oleh rakyat Jawa yang merantau ke negeri tersebut (http://id.wikipedia.org/ wiki/reyog_ponorogo). Selain itu, minimnya fasilitas penunjang untuk melestarikan dan menjaga peninggalan sejarah dan cagar budaya Ponorogo yang lainnya. Secara temporer, setiap tahun pada bulan Suro (Muharram), Kabupaten Ponorogo mengadakan acara berupa pesta rakyat, yaitu Grebek Suro, yang menampilkan berbagai macam seni dan tradisi, di antaranya Festival Reyog Nasional, Pawai Lintas Sejarah, Sejarah dan Kirab Pusaka, dan Larungan Risalah Doa di Telaga Ngebel. Berdasarkan fakta yang dijumpai di Kabupaten Ponorogo, pagelaran seni tradisional Reyog ini sangat jarang diadakan, dan banyak dipertanyakan oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Pertanyaan yang sering kali sulit dijawab adalah Kapan saya bisa melihat Reyog Ponorogo di Ponorogo? atau Apakah Reyog selalu ada saat saya berkunjung ke Ponorogo? atau yang satu ini, Di mana saya bisa melihat Reyog bila sewaktu-waktu berkunjung ke Ponorogo?. Hal tersebut sangat sulit dijawab bahkan oleh sebagian besar masyarakat Ponorogo. Kebanyakan jawaban yang diberikan yaitu seputar Grebeg Suro dan Festival Reyog yang diselenggarakan di Alun-alun Ponorogo (http://ponorogopedia.wordpress.com/2010/03/05/pentas-reyogmalambulanpurnama -sebagai-atraksi-wisata-rutin-di-kabupaten-ponorogo). 4

Sementara itu, banyak kota yang mengapresiasikan budaya daerahnya dengan membuat suatu taman wisata budaya, misalnya saja Garuda Wisnu Kencana di Bali. Garuda Wisnu Kencana merupakan tempat untuk berbagai macam pertunjukan kesenian, pameran, dan konferensi. Selain di Bali, ada pula di Kota Malang dengan tempat wisata budaya, yaitu Taman Krida Budaya yang merupakan sarana apresiasi seni budaya Malangan. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika di Kabupaten Ponorogo juga terdapat tempat wisata budaya yang mewadahi apresiasi karya seni dan budaya khas Ponorogo. Salah satu langkah dan upaya dalam melestarikan budaya dan kekayaan kesenian tradisional ini, yaitu dengan cara membuat suatu tempat yang menjadi pusat wisata budaya Ponorogo. Yang mana pusat ini setiap saat bisa menampilkan kesenian budaya khas Kabupaten Ponorogo, yang mana tempat ini akan menjadi pusat peningkatan apresiasi budaya, sarana edukatif, dan rekreatif yang sejalan dengan apa yang terkandung dalam al-quran, Hadits, dan wawasan keislaman. Alasan lain yang mendasari Perancangan Pusat Wisata Budaya Ponorogo adalah minimnya tempat fasilitas pagelaran budaya yang dapat dinikmati setiap harinya di Ponorogo, sedangkan fasilitas tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat Ponorogo dan para wisatawan dari luar Kabupaten Ponorogo. Dengan adanya Pusat Wisata Budaya Ponorogo, diharapkan agar peninggalan budaya warisan nenek moyang dapat dilestarikan dan dapat terjaga keasliannya, selain itu nantinya diharapkan dengan adanya pusat wisata budaya dapat menjadi mediator dakwah melalui budaya Ponorogo, sehingga dapat tercipta suasana sosial, ekonomi, dan budaya yang baik di antara sesama masyarakat. 5

Dengan demikian, nantinya diharapkan perancangan Pusat Wisata Budaya Ponorogo akan memberikan bentuk bangunan yang lebih tereksplor dan terlihat kecirikhasan budaya Ponorogo, yaitu Reyog. Menjadikan tempat ini sebagai pusat wisata budaya dalam berbagai pementasan budaya Ponorogo agar dapat menumbukan ketertarikan masyarakat dalam memahami sejarah dan budaya Ponorogo. Budaya Reyog Ponorogo banyak sekali visual, bentuk, filosofi, sifat, karakter dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Visual, bentuk, filosofi, Sifat, karakter dan nilai-nilai tersebut juga terkandung dalam kesenian Tari Reyog. Tarian Reyog juga mengandung banyak makna dan nilai-nilai sebagai pembelajaran. Pendekatan arsitektur dapat dilihat sebagai sebuah essay dengan mengambil cerita tentang Reyog Ponorogo dengan pendalaman dari segi visual, bentuk, filosofi, sifat, karakter dan nilai-nilai yang nantinya diterapkan dalam sebuah perancangan. Bentuk visual dari masing-masing penari dalam kesenian Tari Reyog yaitu visual dari Warok, Jathil, Bujang Ganong, Prabu Klonosewandono dan Barongan (Dadak Merak) sangat menarik. Lebih lanjutnya dilihat dari gerkan tari para pemain, karakter perwatakan dari masing-masing pemain serta komposisi dari formasi Tari Reyog itu sendiri. Selain itu keserasian dalam komposisi warna kostum para pemain dalam Tari Reyog. Dalam Perancangan Pusat Wisata Budaya Ponorogo ini menggunakan tema Combined Metaphore Reyog karena dengan tema ini dapat mengeksplorasi bentuk yang lebih banyak dengan batasan-batasan visual, bentuk, filosofi, sifat, karakter dan nilai-nilai yang terkandung dalam budaya seni Tari Reyog Ponorogo. 6

1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana rancangan Pusat Wisata Budaya Ponorogo sebagai fungsi kultural, edukatif, dan rekreatif? 2. Bagaimana rancangan Pusat Wisata Budaya Ponorogo dengan menerapkan tema Combined Metaphore Reyog? 1.3 Tujuan Perancangan Pusat Wisata Pudaya Ponorogo memiliki tujuan: 1. Menghasilkan rancangan Pusat Wisata Budaya Ponorogo sebagai fungsi kultural, edukatif, dan rekreatif 2. Menghasilkan rancangan Pusat Wisata Budaya Ponorogo dengan menerapkan tema Combined Metaphore Reyog yang diperoleh dari bentuk visual, filosofi, nilai dan sifat-sifat dari Tari Reyog. 1.4 Manfaat Perancangan Manfaat Perancangan Pusat Wisata Budaya Ponorogo yang pertama yaitu, bagi para akademisi adalah mahasiswa atau akademisi bisa melakukan penelitian tentang seni dan budaya Reyog Ponorogo. Pusat Wisata Budaya Ponorogo sebagai wadah edukatif, rekreatif dan kegiatan budaya, terutama budaya Reyog Ponorogo. Mahasiswa bisa memperkaya pengetahuan tentang budaya serta filosofi, nilai dan sifat-sifatnya yang nantinya bisa menghasilkan sebuah karya desain rancangan yang banyak memiliki eksplorasi bentuk dan memperlihatkan kecirikhasan budaya Ponorogo. Selain itu dapat menumbuhkembangkan rasa kecintaan terhadap budaya sendiri. 7

Kedua, manfaat bagi seniman adalah untuk mewadahi karya seni para seniman di Ponorogo dalam berkreasi agar kesenian yang diciptakan dapat terawat dan terjaga keasliannya dengan memamerkan hasil karya seni tersebut. Sehingga mendorong para seniman agar lebih kreatif dalam menghasilkan karya-karya seni. Ketiga, manfaat bagi masyarakat adalah dapat menumbuhkembangkan rasa kecintaan masyarakat terhadap budaya sendiri. Yang mana juga sebagai sarana tempat wisata budaya dan sarana rekreasi keluarga di Kabupaten Ponorogo, sehingga dapat terjalin hubungan dalam bermasyarakat yang baik (Ukhuwah Islamiyah). Keempat, manfaat bagi pemerintah adalah pemerintah bisa ikut berperan dalam mendirikan bangunan Pusat Wisata Budaya Ponorogo yang terkait dengan pelestarian budaya Ponorogo. Menambah devisa pemasukan Kabupaten Ponorogo, serta menjadi suatu kabupaten yang mempunyai nilai budaya yang sangat tinggi. 1.4.1 Ruang Lingkup 1. Lingkup Obyek Rancangan Perancangan Pusat Wisata Budaya Ponorogo ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan akan tempat wisata budaya, selain itu untuk sarana edukatif, rekreatif bagi masyarakat dan mahasiswa, serta sebagai tempat melestarikan budaya Ponorogo, dengan mengadakan berbagai pagelaran seni budaya Ponorogo. 8

2. Lingkup Lokasi Lokasi ini berada di wilayah kota yaitu di Jl. Aloon-Aloon Selatan, Ponorogo. Lokasi ini berbatasan langsung dengan Alun-alun Ponorogo. Adapun batas-batas wilayahnya sebagai berikut: - Sebelah Utara : Jl. Alun-alun Selatan, Alun-alun Kabupaten Ponorogo - Sebelah Timur : Swalayan Ponorogo Permai - Sebelah Selatan: Rumah penduduk, Jl. Janoko - Sebelah Barat : Jl. Jendral Gatot Subroto 3. Lingkup Tema Perancangan Pusat Wisata Budaya Ponorogo dengan tema Combined Metaphore Reyog hanya mengambil bentuk visual, formasi, filosofi, sifat, dan nilai-nilai yang terkandung di dalam Tari Reyog. Desain rancangan ini akan lebih banyak mengeksplorasikan bentuk namun tetap dengan batasan-batasan yang ada. 4. Lingkup Integrasi Integrasi dalam Perancangan Pusat Wisata Budaya Ponorogo sebagai; (1) Media dakwah untuk menyebarkan Agama Islam kepada masyarakat, (2) sebagai pemersatu Ukhuwah Islamiyah, dan (3) menjalin tali silaturahmi antar masyarakat. 9