*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

dokumen-dokumen yang mirip
The Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. KataKunci: Pengetahuan, sikap, penggunaan APD, petani pengguna pestisida.

GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANDUNG

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Fakultas Kesehatan Masyarakat*, Universitas Sam Ratulangi*

PENDAHULUAN Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko

Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan berbagai multi

PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS PADA PENOLONG PERSALINAN SPONTAN DI RSUD BANJARNEGARA

BAB I PENDAHULUAN. obat-obatan dan logistik lainnya. Dampak negatif dapat berupa kecelakaan

RESPONSE TIME PERAWAT DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT RESPONSE TIME NURSE IN EMERGENCY GENERAL INSTALLATION

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

PENELITIAN PERILAKU PERAWAT DALAM MENGGUNAKAN ALAT PERLINDUNGAN DIRI DI INSTALASI GAWAT DARURAT. Di RS Kabupaten Ponorogo

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETUGAS PENUNJANG MEDIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenaga kesehatan gigi dalam menjalankan profesinya tidak terlepas dari

Analisis Media Audio terhadap Perubahan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada Petugas Laboratorium Kesehatan Kota Banjar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN di RS PKU Muhammadiyah Gamping yang merupakan salah satu. Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Gamping

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN

: PAMBUDI EKO PRASETYO

NOVERIANSYAH AKBAR NIM I

Sartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina Kundre

HUBUNGAN KETEPATAN PELAKSANAAN TRIASE DENGAN TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP PROF. DR. R. D.

BAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi perawat. Setiap hari

EKA PUTRI CHRYSMADANI NIM: P

KARMILA /IKM

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

PERILAKU PERAWAT DALAM PENERAPAN MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI ACEH

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

Yane Liswanti 1Program Studi DIII Analis KesehatanSTIKes BTH Tasikmalaya *Coresponding author : ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN ULANG PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD MARIA WALANDA MARAMIS Sherly Nayoan*

Penggunaan Alat Pelindung Diri dalam Pertolongan Persalinan di RSUD Serang. Refi Lindawati*

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan (safety) telah menjadi issue global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima (5)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

BAB 1 PENDAHULUAN. virus, bakteri, dan berbagai penyebab penyakit lainnya yang dapat

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat survey analitik dengan rancangan cross sectionel study (studi potong lintang).

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung ataupun tidak langsung dengan mikroorganisme dalam darah dan saliva pasien.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap,dukungan petugas kesehatan,asi eksklusif

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Alat Pelindung Diri (APD), Pekerja Bagian Opening

* Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi

SKRIPSI ANALISIS PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DI PT. BRAJA MUSTI

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. melindungi diri atau tubuh terhadap bahaya-bahaya kecelakaan kerja, dimana

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETUGAS LABORATORIUM KLINIK RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tingkat Pendidikan, Dukungan Petugas Kesehatan, Tindakan Pencegahan Rabies

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Dipublikasikan pada Jurnal Ilmiah Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMAL (Studi di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Sayidiman Magetan)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan pekerjaan dalam rumah sakit di Indonesia, dikategorikan memiliki

ejournal Keperawatan (ekp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

Gladys Apriluana, Laily Khairiyati, Ratna Setyaningrum

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI DAN KEAMANAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSJ PROF. DR. V.L RATUMBUYSANG SARIO

Relationship Between Nurse Knowledge, Attitude, Workloads with Medical Record Completion at the Emergency Unit, Sanglah Hospital, Denpasar

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada Perawat di Intensive Care Unit (ICU) RS PKU Muhammadiyah Gamping

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan di berbagai belahan dunia dan merupakan risiko terhadap sistem

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. maju bahkan telah menggeser paradigma quality kearah paradigma quality

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, STATUS PENDIDIKAN, DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

Kata kunci : Rumah Sakit, Infeksi Nosokomial, Antiseptic Hand rub Kepustakaan : 55 (15 Jurnal+20 Buku+6 Skrispi & tesis+14 Website)

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

HUBUNGAN ANTARA SHIFT

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENERAPAN PRAKTIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PERAWAT RUMAH SAKIT TK III R W MONGISIDI MANADO

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

BAB 1 PENDAHULUAN. Hepatitis akut. Terdapat 6 jenis virus penyebab utama infeksi akut, yaitu virus. yang di akibatkan oleh virus (Arief, 2012).

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi merupakan suatu keadaan ditemukan adanya agen infeksi

ABSTRAK MEMBANGUN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN SEHARI HARI DI POLIKLINIK UMUM MARANATHA

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN PERILAKU CARING PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT DAN INTENSIVE CARE UNIT DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

SKRIPSI HUBUNGAN PENERAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD DR. ADNAAN WD PAYAKUMBUH TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETUGAS INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KOTAMOBAGU Claudya M. Rarung*, Paul A.T Kawatu*, Woodford B. S Joseph* *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado ABSTRAK Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting digunakan oleh petugas kesehatan di rumah sakit untuk melindungi dan mencegah terjadinya Infeksi nosokomial.world Health Organization (WHO) mencatat, bahwa pada tahun 2009 terdapat 25.740 tenaga kesehatan yang terinfeksi penyakit Hepatitis B. Besarnya resiko tersebut mendorong WHO untuk menetapkan standart precaution yaitu penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Berdasarkan observasi awal diperoleh informasi bahwa dokter dan perawat di Intalasi Gawat Darurat RSUD Kota Kotamobagu, sudah pernah jatuh terpeleset dan tertusuk jarum pada saat melakukan tindakan pelayanan kesehatan pada pasien akibat tidak menggunakan APD. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan pengetahuan dan sikap dengan tindakan penggunaan APD pada Petugas Instalasi Gawat Darurat (IGD) di RSUD Kota Kotamobagu. Metode Penelitian yaitu penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional study yang dilaksanakan pada bulan April-Juli 2017 dan melibatkan 36 petugas kesehatan yang terdiri dari Dokter dan Perawat dengan teknik total sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan untuk melihat hubungan antar variabel adalah uji chi-square dengan tingkat signifikan = 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 52,8% tenaga kesehatan tidak menggunakan APD secara lengkap, tenaga kesehatan yang memiliki pengetahuan yang baik 52,8% dan 44,4% tenaga kesehatan memiliki sikap kurang baik untuk menggunakan APD. Hasil uji statistik diketahui bahwa tidak terdapat hubungan antara Pengetahuan(p=0,516), Sikap (p=0,709) dengan Tindakan penggunaan APD pada Petugas IGD di RSUD Kota Kotamobagu. Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Alat Pelindung Diri (APD) ABSTRACK Personal Protective Equipments (PPE) is very important for use by health workers in hospitals to protect and prevent nosocomial infections. The World Health Organization (WHO) notes that in 2009 there were 25,740 health workers infected with Hepatitis B. The magnitude of this risk encourage the WHO to set the standard precaution that is the use of Personal Protective Equipment (PPE). The initial observation and interviews obtained information that doctors and nurses in emergency instalation has often been slipped over and somehow punctured by a needle while performing health care services to patients due to absence of using PPE. The purpose of this research is to analyze the relationship between knowledge and attitude with action of the use of PPE in Emergency Installation Officer at the Regional Hospital in Kotamobagu. The research method is quantitative research using cross sectional study design, which conducted in April-July 2017 and involving 36 health workers consist of doctors and nurses with total sampling technique. The methode of data collection is using questionnaire. The data analysis that show the relation between variables is chi-square test with a significant level of α= 0.05. The result of this research, there are 52.8% of the health workers do not use PPE in full, 52,8% health workers has good knowledge and 44.4% of health workers has a less good attitude in case of the using of PPE. Chi-square test shows that there is no correlation between Knowledge (p > 0,516) and Attitude (p > 0,709) with action of the use of the Personal Protective Equipments (PPE) on Emergency Instalation Officer at the Regional Hospital in Kotamobagu. Keywords : Knowledge, Attitude, Act, Personal Protective Equipments (PPE) 1

PENDAHULUAN Penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian di dunia. Berdasarkan data yang diperoleh dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2005, salah satu jenis infeksi adalah infeksi nosokomial dengan jumlah kematian mencapai 1,4 juta setiap hari di seluruh dunia. Infeksi nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs) adalah infeksi yang diperoleh di rumah sakit, panti jompo, fasilitas rehabilitasi, klinik rawat jalan atau tempat layanan kesehatan lainnya (Akbari, 2015). Rumah sakit sebagai tempat pengobatan, juga merupakan sarana pelayanan kesehatan yang dapat menjadi sumber infeksi dimana orang sakit dirawat dan ditempatkan dalam jarak yang sangat dekat. Menurut data dari World Health Organization (WHO) tahun 2004, tercatat bahwa kasus infeksi nosokomial di dunia berupa penularan penyakit Hepatitis B sebanyak 66.000 kasus, Hepatitis C sebanyak 16.000 kasus dan Human Immunodeficiency Virus (HIV) sebanyak 10.000 kasus. Selain itu, menurut Maja (2009) diperkirakan terjadi penularan Hepatitis B (39%), Hepatitis C (40%) dan Human Immunodeficiency Virus atau HIV (5%) pada tenaga kesehatan di seluruh dunia. Di Indonesia prevalensi infeksi nosokomial pada tahun 2012 mencapai angka 7,1 % (Depkes RI, 2012). Saat ini angka kejadian infeksi nosokomial telah dijadikan salah satu tolak ukur mutu pelayanan rumah sakit. Standar kejadian infeksi nosokomial di rumah sakit menurut Kepmenkes no. 129 tahun 2008, tidak boleh lebih dari 1,5 %. Izin operasional sebuah rumah sakit bisa dicabut karena tingginya angka kejadian infeksi nosokomial. (Darmadi, 2008). WHO telah menetapkan pentingnya penerapan standart precaution pada tenaga kesehatan dalam setiap tindakan untuk mencegah peningkatan infeksi nosokomial. Standart precaution merupakan tindakan pengendalian infeksi sederhana yang digunakan oleh seluruh petugas kesehatan setiap saat pada semua tempat dan tindakan pelayanan dalam rangka mengurangi resiko penyebaran infeksi (Depkes RI, 2010). Dasar standart precaution salah satunya adalah penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective Equipment (PPE). APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dan berfungsi mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja. APD meliputi sarung tangan, pelindung wajah/masker/kaca mata, penutup kepala, gaun pelindung/celemek, sepatu pelindung/sturdy foot wear (Depkes RI, 2011). Data dinas kesehatan kota kotamobagu tahun 2016 menunjukkan bahwa kasus penyakit infeksi menular di Kota Kotamobagu cukup tinggi, lima diantaranya adalah penyakit TB 295 kasus, HIV/AIDS 68 kasus, ISPA 24.493 kasus, Rabies 35 gigitan, Hepatitis 10 kasus dimana sebagian besar pengobatan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di kotamobagu yaitu rumah sakit dan puskesmas. 2

Berdasarkan observasi awal dan wawancara dengan dokter dan perawat di RSUD Kota Kotamobagu diperoleh informasi bahwa dokter dan perawat sering tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) secara lengkap ketika melakukan tindakan pelayanan kesehatan pada pasien. Kecelakaan kerja seperti jatuh terpeleset dan tertusuk jarum sudah pernah terjadi walaupun tidak dilaporkan. Oleh karena itu, informasi terkait hubungan tingkat pengetahuan dan sikap dengan tindakan petugas kesehatan dalam menggunakan APD di Rumah Sakit, perlu dan menarik untuk diteliti dan diketahui. METODE PENELITIAN Metode Penelitian yaitu penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional study yang dilaksanakan pada bulan April-Juli 2017 dan melibatkan 36 petugas kesehatan yang terdiri dari Dokter dan Perawat dengan teknik total sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data bivariat yang digunakan adalah uji chi-square dengan tingkat signifikan = 0,05. Jika p < 0,05 menunjukkan adanya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat (Ho ditolak) dan jika p 0,05 menunjukkan tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat (Ho diterima). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian diperoleh subjek penelitian sebanyak 36 responden yang sebagian besar berjenis kelamin perempuan (63,9%). Usia responden terbanyak adalah 27 tahun (25,0%) dan usia responden yang paling sedikit adalah 33 tahu (2,8%), 36 tahun (2,8%) dan 27 tahun (2,8%) dengan usia rata-rata yaitu 27,39 tahun. Profesi responden terbagi menjadi dua yaitu dokter (16,7%) dan Perawat (83,3%). Pengetahuan Hasil penelitian diperoleh data bahwa petugas IGD yang memiliki pengetahuan tentang APD tergolong baik 19 (52,8%) responden, lebih banyak dibandingkan petugas IGD yang memiliki pengetahuan tentang APD yang tergolong kurang baik 17 (47,2%). Profesi responden sebagai dokter dan perawat mendasari mengapa responden sebagian besar memiliki pengetahuan yang baik karena responden telah melewati jenjang pendidikan dan praktek yang telah dilakukan pada saat menempuh pendidikan dan pada saat bekerja sehingga responden telah memiliki banyak informasi dan pengalaman mengenai penggunaan APD. Tingkat pengetahuan yang dinilai peneliti dalam penelitian ini adalah pengetahuan petugas IGD mengenai APD berada di tingkat tahu (know) yang merupakan tingkat pertama dalam tingkatan pengetahuan. Tahu diartikan mampu mengingat atau recall memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati/ melihat/ mendengar sesuatu (Fitriani, 2011). Sikap Responden yang memiliki sikap yang baik sebanyak 20 responden (55,6%) dan 16 responden (44,4%) yang memiliki sikap yang 3

kurang baik. Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden yang memiliki sikap dalam kategori baik juga memiliki pengetahuan yang baik. Adanya aturan dan perintah serta pengalaman rekan sekerja yang mengalami kecelakaan kerja akibat tidak menggunakan APD, mendorong responden untuk menerima dalam bentuk sikap yang positif, dalam hal ini responden menerima dan merasa perlu untuk menggunakan APD saat melakukan tindakan pelayanan kesehatan. Tindakan Penggunaan Alat Pelindung Diri Hasil penelitian menunjukkan bahwa 17 responden (47,2%) memiliki tindakan yang masuk dalam kategori baik dan 19 responden (52,8%) memiliki tindakan yang tergolong kurang baik. Hal ini juga menunjukkan bahwa tindakan penggunaan APD yang kurang baik masih cukup banyak. Kondisi ini dapat membahayakan dan meningkatkan resiko peningkatan kejadian infeksi nosokomial akibat tindakan penggunaan APD yang kurang baik. Tindakan responden dalam penggunaan APD dapat dipengaruhi oleh banyak stimulus. Stimulus tersebut dapat berupa pemberian pelatihan tentang prinsipprinsip penggunaan APD saat praktik kepada responden. Program pelatihan APD dapat membantu responden untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan ketrampilan ketika melakukan praktik. Dalam penelitian Habni (2009) menjelaskan bahwa 76% perawat yang tidak mendapatkan pelatihan tentang pencegahan infeksi nosokomial cenderung memiliki tindakan yang tidak sesuai dalam penggunaan APD untuk mencegah infeksi nosokomial. Menurut Allender (2010) tindakan seseorang dapat dibentuk dengan memanipulasi stimulus yang ada. Program pelatihan merupakan bagian dari usaha untuk memanipulasi stimulus agar memiliki tindakan yang baik ketika menggunakan APD. Hubungan Antara Pengetahuan dengan Tindakan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Tabel 1. Hubungan Antara Pengetahuan dengan Tindakan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Tindakan Pengetahuan Baik Kurang Baik Total n % n % n % Baik 8 22,2 11 30,6 19 52.8 Kurang Baik 9 25 8 22,2 17 47,2 Total 17 47,2 19 52,8 36 100 P 0,516 Hasil penelitian dan analisis hubungan pengetahuan dengan tindakan diperoleh nilai ρ value = 0,516 dimana responden yang memiliki pengetahuan yang baik tentang APD dan melakukan tindakan penggunaan APD yang baik hanya berjumlah 8 responden (22,2%) sedangkan, responden yang memiliki pengetahuan yang baik tentang APD dan melakukan tindakan 4

penggunaan APD yang kurang baik berjumlah 11 responden (57,9%). Meskipun responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang APD tapi tidak memiliki kemauan dan malas, maka responden tidak akan menggunakan APD. Orang yang memiliki pengetahuan yang baik, cenderung menyepelekan dan mengabaikan suatu peraturan atau pengetahuan yang telah diperoleh karena merasa dengan adanya aturan tersebut, dapat menghambat dan mengusik kenyamanannya serta karena merasa telah menguasai semua mengenai APD sehingga tidak perlu untuk menggunakannya. Sedangkan, 9 responden (25%) yang hanya memiliki tingkat pengetahuan yang kurang baik justru memiliki tindakan yang baik dengan persentase yang lebih tinggi. Meskipun responden tidak banyak mengetahui jenis, fungsi dan tujuan penggunaan APD, responden tetap menggunakan karena untuk mematuhi aturan yang telah ditetapkan dan merasa diawasi oleh kepala ruangan/senior. Belum adanya pengalaman fatal ketika tidak menggunakan APD secara lengkap, populasi lingkungan yang sebagian besar tidak menggunakan APD secara lengkap, menjadi penyebab mengapa petugas tidak menggunakan APD. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Weykola (2012) mengenai hubungan pengetahuan dan perilaku penggunaan APD pada bidan di RSU Kendari dimana variabel pengetahuan tidak berhubungan dengan variabel perilaku penggunaan APD dengan p = 0,069. Hubungan Antara Sikap dengan Tindakan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Tabel 2. Hubungan Antara Sikap dengan Tindakan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Tindakan Sikap Baik Kurang Baik Total n % n % n % Baik 10 27,8 10 27,8 20 55,6 Kurang Baik 7 19,4 9 25 16 44,4 Total 17 47,2 19 52,8 36 100 ρ 0, 709 Hasil penelitian dan analisis hubungan sikap dengan tindakan diperoleh nilai ρ value = 0,709. Hal ini menunjukkan bahwa sikap tidak mempengaruhi tindakan petugas IGD untuk menggunakan APD. Responden yang memiliki sikap yang baik terhadap APD dan memiliki Tindakan yang baik dalam penggunaan APD sebanyak 10 responden (27,8%) sama dengan jumlah proporsi responden yang memiliki sikap yang baik terhadap APD dan memiliki tindakan yang kurang baik dalam penggunaan APD. Hal ini menunjukkan bahwa adanya kecenderungan responden yang memiliki sikap yang baik melakukan tindakan yang baik, dan responden yang memiliki sikap yang kurang baik melakukan tindakan yang kurang baik. Namun, meskipun sebagian besar responden memiliki sikap positif dan mendukung menggunaan APD, faktor 5

pendukung yaitu ketersediaan Alat Pelindung sangat mempengaruhi tindakan responden dalam menggunakan Alat Pelindung Diri karena walaupun responden telah memiliki kemauan untuk menggunakan APD tapi jika APD tidak tersedia maka, responden tidak akan menggunaan APD. Sehingga, mengapa petugas IGD masih enggan untuk menggunakan APD secara lengkap selain karena faktor pendukung yaitu ketersediaan APD tapi juga didasari oleh tingkat kesadaran yang masih kurang dan juga faktor-faktor lainnya seperti kurangnya pengawasan dan belum diterapkannya sanksi yang tegas. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Putra (2012) mengenai hubungan sikap dengan tindakan penggunaan APD pada mahasiswa profesi nurse di Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia dengan nilai p value = 0,004. KESIMPULAN 1. Tidak ada hubungan antara tingkat Pengetahuan dengan Tindakan Penggunaan Alat Pelindung diri (APD) pada Petugas Instalasi Gawat Darurat (IGD) di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kotamobagu. 2. Tidak ada hubungan antara Sikap dengan Tindakan Penggunaan Alat Pelindung diri (APD) pada Petugas Instalasi Gawat Darurat (IGD) di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kotamobagu. SARAN 1. Perlu adanya pengawasan khusus atau peraturan khusus pada pelaksanaan tindakan praktik pelayanan kesehatan sehingga, petugas IGD dapat lebih terbiasa menggunakan APD secara lengkap. 2. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kotamobagu untuk mengadakan bimbingan atau pelatihan secara berkala atau rutin serta melakukan studi kasus pada beberapa rumah sakit lainnya untuk meningkatkan kesadaran petugas IGD terhadap pentingya penggunaan APD secara lengkap pada pelaksanaan tindakan praktik pelayanan kesehatan. 3. Bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi tindakan penggunaan APD pada petugas IGD di RSUD Kota Kotamobagu, yaitu faktor Enabling dan faktor Reinforcing. DAFTAR PUSTAKA Alo L. M. 2013. Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan. Cetakan V. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Dedi dan Ratna. 2013. Pilar Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cetakan Pertama. Nuha Medika. Yogyakarta. Dep.Kes. RI. 2011. Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya. Jakarta : Departemen Kesehatan Febriyanto M. 2016. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap dengan 6

Perilaku Konsumsi Jajanan Sehat di MI Sulaimaniyah Mojoagung Jombang. Universitas Airlangga, Surabaya. (Online) KepMenkes-RI. 2010. Standart Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Notoatmodjo S. 2010. Metodologi Penelitian. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Notoatmodjo S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. PT. Rineka Cipta. Jakarta Putra M. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku penggunaan APD pada Mahasiswa Profesi Fakultas Ilmu Keperawatan. Universitas Indonesia, Jakarta. (Online). Repi A. 2015. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan Penggunaan APD pada Tenaga Kerja di PT Tropica Cocoprima Desa Lelema Kecamatan Tumpaan Kabupaten Minahasa Selatan. Universitas Sam Ratulangi, Manado. (Online). Suma mur P.K. 2014. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES). Sagung Seto, Jakarta. Tarwaka. 2015. Ergonomi Industri Dasar- Dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja. Surakarta. Wekoyla 2012. Hubungan Pengetahuan, Sikap, Pendidikan dan Masa Kerja Bidan Terhadap Perilaku Penggunaan APD pada Tindakan Pertolongan Persalinan di RS Umum Kota Kendari. Universitas Indonesia, Jakarta. (Online). 7