PEMBAGIAN KEKENDURAN PADA TRAMMEL NET: PENGARUHNYA TERHADAP KOMPOSISI DAN KERAGAMAN HASIL TANGKAPAN SUGENG HARTONO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III BAHAN DAN METODE

Bentuk baku konstruksi jaring tiga lapis (trammel net ) induk udang

Bentuk baku konstruksi jaring tiga lapis (trammel net)

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

PERBAIKAN POSISI KEKENDURAN JARING: UPAYA MENINGKATKAN JUMLAH HASIL TANGKAPAN TRAMMEL NET RATU SARI MARDIAH

Jurnal Mangrove dan Pesisir IX (1), Februari 2009: ISSN: PENGARUH ARUS TERHADAP TEGANGAN DAN BENTUK KELENGKUNGAN MODEL TRAMMEL NET

UJI OPERASIONAL ALAT TANGKAP RAMAH LINGKUNGAN JARING CIKER (JARING TIGA LAPIS ATAU TRAMMEL NET)

TINJAUAN PUSTAKA. mata jaring ke arah panjang atau ke arah horizontal (mesh length) jauh lebih

Perubahan Sifat-sifat Fisik Mata Jaringan Insang Hanyut Setelah Digunakan 5, 10, 15, dan 20 Tahun

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

PEMBAGIAN KEKENDURAN PADA TRAMMEL NET: PENGARUHNYA TERHADAP HASIL TANGKAPAN SUGENG HARTONO

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat Penelitian

HASAN BASRI PROGRAM STUDI

3.2.1 Spesifikasi alat tangkap Bagian-bagian dari alat tangkap yaitu: 1) Tali ris atas, tali pelampung, tali selambar

ANALISIS PENGARUH PERBEDAAN HANGING RATIO

STUDI PERUBAHAN PANJANG BENANG JARING Polyamide (PA) YANG DIRENDAM DIDALAM AIR TAWAR DAN AIR LAUT OLEH TRI RAHMADHANI

Ledhyane Ika Harlyan. Dept. of Fisheries Resources Utilization and Marine Science Fisheries Faculty, Brawijaya University

3 METODE PENELITIAN. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

KOREKSI KEKENDURAN TRAMMEL NET

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

(Jaring Insang) Riza Rahman Hakim, S.Pi

KELOMPOK SASARAN. 1. Nelayan-nelayan yang telah mempunyai pengalaman dan keterampilan dalam pengoperasian jaring trammel.

EFISIENSI JARING INSANG PERMUKAAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN LAYANG (Decapterus macarelus) DI TELUK KAYELI

Bentuk baku konstruksi jaring insang dasar monofilamen bawal putih

PENGARUH BENTUK DAN LETAK CELAH PELOLOSAN (Escape Gap) PADA ALAT TANGKAP PENGILAR TERHADAP KELESTARIANSUMBERDAYA IKAN

Bentuk baku konstruksi jaring insang pertengahan multifilamen tanpa saran

Lampiran 1. Desain dan spesifikasi alat tangkap gillnet dan trammel net. Gillnet

EFISIENSI PENANGKAPAN JARING INSANG LINGKAR DENGAN UKURAN MATA JARING DAN NILAI PENGERUTAN YANG BERBEDA DI PERAIRAN PESISIR NEGERI WAAI

PROPORSI DAN KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN JARING TIGA LAPIS (TRAMMEL NET) DI PELABUHAN RATU

Bentuk baku konstruksi jaring insang banyar

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI. Sumber: Google maps (2011) Gambar 9. Lokasi penelitian

3 METODOLOGI PENELITIAN

4 HASIL. Gambar 8 Kapal saat meninggalkan fishing base.

Bentuk baku konstruksi jaring insang permukaan multifilamen lemuru

Bentuk baku konstruksi jaring insang dasar monofilamen

Ukuran Mata Jaring. Judul desain. Ukuran Utama Kapa; Gross Tonase; Nama Alat tangkap; Kode klasifikasi;

BAB III BAHAN DAN METODE

MODIFIKASI KONSTRUKSI TRAMMEL NET: UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL TANGKAPAN CONSTRUCTION MODIFICATION OF TRAMMEL NET: AN EFFORT TO INCREASE THE CATCH

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelayakan Bisnis 2.2 Perikanan Tangkap

KAPAL IKAN PURSE SEINE

(970,4&/ PEMANFAATAN ARAH ARUS DALAM PENENTUAN POSlSl PENANGKAPAN UDANG DENGAN TRAMMEL [;TJ~/ Oleh AD1 PRABOWO C

(970,4&/ PEMANFAATAN ARAH ARUS DALAM PENENTUAN POSlSl PENANGKAPAN UDANG DENGAN TRAMMEL [;TJ~/ Oleh AD1 PRABOWO C

VARIASI JUMLAH DAN JENIS HASIL TANGKAPAN JARING RAMPUS PADA UKURAN MATA JARING YANG BERBEDA DI PERAIRAN TELUK JAKARTA

Gambar 6 Peta lokasi penelitian.

Selektivitas Kisi Perangkap Jodang (Selectivity of Jodang Trap Grids)

PENGAMATAN ASPEK OPERASIONAL PENANGKAPAN PUKAT CINCIN KUALA LANGSA DI SELAT MALAKA

MAKALAH ALAT TANGKAP DRIVE IN NETS

6 HASIL DAN PEMBAHASAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Nopember Penyusun

Diterima : 2 Maret 2010 Disetujui : 19 Maret 2010 ABSTRAK

Fishing Methods: Gillnetting. By. Ledhyane Ika Harlyan

CARA PENANGKAPAN, KELIMPAHAN DAN KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN JARING INSANG DI WADUK CIRATA JAWA BARAT

UKURAN MATA DAN SHORTENING YANG SESUAI UNTUK JARING INSANG YANG DIOPERASIKAN DI PERAIRAN TUAL

RANCANGBANGUN PUKAT PANTAI DI PERAIRAN BAROMBONG KOTA MAKASSAR*) Najamuddin 1) dan Yahya 2)

HASIL TANGKAPAN MINI TRAWL UDANG PADA BERBAGAI PANJANG WARP DAN LAMA TARIKAN

SELEKTIFITAS ALAT TANGKAP TRAMMEL NET TERHADAP UDANG PENAEID DI KABUPATEN TAKALAR PROPINSI SULAWESI SELATAN

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS ALAT TANGKAP JARING KURAU YANG DIGUNAKAN NELAYAN DI PERAIRAN KABUPATEN BENGKALIS

TINJAUAN PUSTAKA. jenis merupakan sumber ekonomi penting (Partosuwiryo, 2008).

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut martasuganda (2004), jaring insang (gillnet) adalah satu dari jenis

Volume 6, No. 2, Oktober 2013 ISSN:

Engtangling Nets: TRAMMEL NET (GILTONG (Gillnet Berkantong)/Jaring Gondrong)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,

BULETIN PSP ISSN: X Volume XIX No. 1 Edisi April 2011 Hal

3 METODOLOGI PENELITIAN

Sumber : Wiryawan (2009) Gambar 9 Peta Teluk Jakarta

PENINGKATAN EFISIENSI PENANGKAPAN PADA MODIFIKASI ALAT TANGKAP BOAT SEINE YANG RAMAH LINGKUNGAN DI KABUPATEN KENDAL, JAWA TENGAH

PENGARUH KECEPATAN ARUS DAN MESH SIZE TERHADAP DRAG FORCE DAN TINGGI JARING GOYANG PADA PERCOBAAN DI FLUME TANK MUHAMMAD RIFKI SKRIPSI

Fishing Technology: Longline. Ledhyane Ika Harlyan

TINJAUAN PUSTAKA. jika dibandingkan dengan panjangnya, dengan perkataan lain jumlah mesh depth

1. PENDAHULUAN. dibanding alat tangkap lainnya. Alat ini di Kalimantan Selatan oleh nelayan

Absorption and sinking speed of the strand from bark of Terap (Artocarpus elasticus)

ABSTRAK Desty Maryam. Pengaruh kecepatan arus terhadap komponen desain jaring millenium (percobaan dengan prototipe dalam flume tank

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015,

BAB II DESKRIPSI (OBJEK PENELITIAN)

PENDAHULUAN. yang lokasinya di pantai Timur Sumatera Utara yaitu Selat Malaka. Kegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA Penangkapan Ikan. Ayodhyoa (1981) mengatakan bahwa penangkapan ikan adalah suatu usaha

KOREKSI KONSTRUKSI PERANGKAP JODANG PENANGKAP KEONG MACAN DI PALABUHANRATU, SUKABUMI, JAWA BARAT AYU ADHITA DAMAYANTI

Kesesuaian ukuran soma pajeko dan kapalnya di Labuan Uki Kabupaten Bolaang Mongondow

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di

STRUKTUR ONGKOS USAHA PERIKANAN TAHUN 2014

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Sumber Data

EFEKTIVITAS CELAH PELOLOSAN (ESCAPE GAP) PADA ALAT TANGKAP PENGILAR UNTUK MENUNJANG KELESTARIAN SUMBERDAYA IKAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2008

3 METODOLOGI PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE

3 METODOLOGI PENELITIAN

Fishing Methods: Gillnetting. By. Ledhyane Ika Harlyan

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

II. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Alat dan Bahan 2.3 Tahap Penelitian

METODE PENANGKAPAN DI INDONESIA (STANDAR NASIONAL)

BAB III BAHAN DAN METODE

BEBERAPA JENIS PANCING (HANDLINE) IKAN PELAGIS BESAR YANG DIGUNAKAN NELAYAN DI PPI HAMADI (JAYAPURA)

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan

METODE PENANGKAPAN IKAN

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas

Transkripsi:

PEMBAGIAN KEKENDURAN PADA TRAMMEL NET: PENGARUHNYA TERHADAP KOMPOSISI DAN KERAGAMAN HASIL TANGKAPAN SUGENG HARTONO DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

PEMBAGIAN KEKENDURAN PADA TRAMMEL NET: PENGARUHNYA TERHADAP KOMPOSISI DAN KERAGAMAN HASIL TANGKAPAN SUGENG HARTONO USULAN PENELITIAN sebagai salah salah satu syarat untuk melakukan penelitian pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

Judul Penelitian Nama Mahasiswa NIM Program Studi : Pembagian Kekenduran pada Trammel Net: Pengaruhnya terhadap Komposisi dan Keragaman Hasil Tangkapan : Sugeng Hartono : C44130001 : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap Disetujui oleh Dr Ir Gondo Puspito, MSc Pembimbing I Dr Ir Ronny Irawan Wahju, MPhil Pembimbing II Diketahui oleh Dr Ir Budy Wiryawan, MSc Ketua Departemen Tanggal :

PRAKATA Proposal ini merupakan panduan dalam melaksanakan penelitian yang berjudul Pembagian Kekenduran pada Trammel Net: Pengaruhnya terhadap Komposisi dan Keragaman Hasil Tangkapan. Kajian pustaka dan pembuatan model alat tangkap telah dilakukan sebelumnya untuk memastikan bahwa penelitian dapat dilakukan. Penulis menyampaikan terima kasih kepada Dr. Ir. Gondo Puspito, MSc. dan Dr. Ir. Ronny Irawan Wahju, MPhil. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberi arahan dan saran. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Sdri. Ratu Sari Mardiah S.Pi yang telah bersedia untuk membantu penelitian. Proposal telah diusahakan untuk ditulis sesempurna mungkin, namun kekurangannya pasti masih banyak ditemukan. Oleh karena itu, saran dan kritik dari Pembaca sangat diharapkan untuk menyempurnakan isi proposal. Semoga proposal ini dapat menjadi panduan bagi penulis dalam melaksanakan penelitian. Bogor, Desember 2015 Sugeng Hartono

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii 1 PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan... 3 1.3 Manfaat... 3 2 METODOLOGI... 4 2.1 Waktu dan Tempat... 4 2.2 Alat dan Bahan... 4 2.3 Metode Penelitian... 5 2.4 Metode Pengambilan Data... 5 2.5 Analisis Data... 7 3 ANGGARAN BIAYA DAN RENCANA KEGIATAN... 8 3.1 Anggaran Biaya... 8 3.2 Jadwal Kegiatan... 9 4 RENCANA OUTLINE SKRIPSI... 10 DAFTAR PUSTAKA... 11

DAFTAR TABEL 2.1 Deskripsi model trammel net... 4 3.1 Rencana anggaran penelitian... 9 3.2 Jadwal kegiatan penelitian... 10

DAFTAR GAMBAR 1.1 Jaring dalam keadaan tegang... 2 1.2 Ikan terkantongi pada jaring... 2 1.3 Ikan terjerat pada jaring... 2 2.1 Penampang sisi trammel net kontrol (a) dan perlakuan (b)... 5 2.2 Susunan trammel net yang berselang-seling... 5 2.3 Posisi trammel net terhadap arus... 7

PENDAHULUAN Latar Belakang Trammel net merupakan salah satu jenis alat penangkapan ikan yang telah lama digunakan oleh nelayan di Indonesia untuk menangkap organisme dasar. Bentuknya persegi panjang yang terdiri atas 3 lapis jaring, yaitu 2 lapis jaring lapis luar dan selapis jaring lapis dalam. Panjang ketiga lapis jaring dibuat sama. Perbedaannya terletak pada ketinggian jaring lapis dalam sebesar 1,5 kali tinggi jaring lapis luar. Ketiga lapis jaring secara bersamaan disatukan pada bagian atasnya dengan tali ris atas dan tali ris bawah untuk bagian bawahnya. Nelayan menamakan trammel net sebagai jaring kantong. Menurut argumen mereka, pengoperasian trammel net yang ditarik menyapu permukaan dasar perairan akan menghasilkan deretan kantong. Ikan, udang atau kepiting yang tersapu jaring akan masuk ke dalam kantong dan selanjutnya terpuntal. Ini mengakibatkan peluang organisme dasar untuk meloloskan diri dari trammel net sangat kecil. Pertanyaannya adalah apakah argumen tersebut benar? Tiga lapis jaring yang membentuk trammel net terbuat dari benang multifilament polyamide (PA). Jenis material ini memiliki berat jenis yang lebih besar dari air, yaitu 1.140 kgf/m 3 (Klust 1982). Sementara berat jenis air laut hanya sebesar 1.027 kgf/m 3. Dengan demikian, ketiga jaring cenderung tenggelam ketika dimasukkan ke dalam air. Gaya tenggelam jaring dan pemberat yang lebih besar dibandingkan dengan gaya apung cukup membuat badan jaring terentang. Pada saat proses pengoperasian trammel net, perahu bergerak searah arus dan jaring ditebarkan dengan posisi sejajar arus. Perahu berhenti sejenak sebelum ujung jaring ditarik membentuk suatu kelengkungan. Kedua jaring lapis luar akan terentang sempurna, karena adanya pengaruh gaya apung dari pelampung dan gaya berat dari pemberat. Jaring lapis dalam juga akan terentang secara vertikal, namun ada penumpukan sebagian jaring di bagian bawah. Kondisi ini menyebabkan kekenduran jaring tertinggi terdapat pada bagian bawah jaring. Kantong akan lebih mudah terbentuk pada bagian ini. Penarikan jaring selanjutnya akan memberikan pengaruh terhadap ketegangan jaring yang berbeda pada setiap ketinggian. Jaring lapisan dalam pada bagian atas akan mendapatkan tegangan maksimum akibat tarikan dari jaring bagian bawah yang memuntal ikan dan gesekan jaring dengan permukaan dasar perairan (Gambar 1.1). Dengan demikian, cara organisme tertangkap akan berbeda pada setiap ketinggian jaring (Gambar 1.2). Ikan yang tertangkap pada bagian bawah jaring cenderung terkantongi dan akhirnya terpuntal (Gambar 1.3).

Gambar 1.1 Jaring dalam keadaan tegang Gambar 1.2 Ikan terkantongi pada jaring Gambar 1.3 Ikan terjerat pada jaring Upaya untuk meningkatkan efektivitas penangkapan dengan trammel net dapat dilakukan dengan cara membagi kekenduran jaring pada beberapa bagian badan jaring. Ini dimaksudkan agar setiap bagian jaring memiliki kemampuan yang sama dalam mengantongi dan selanjutnya memuntal organisme air. Organisme dasar akan tertangkap pada bagian bawah jaring, sedangkan organisme dasar yang melompat dan ikan yang berenang pada kolom air akan tertangkap pada bagian atas jaring. Publikasi yang terkait trammel net lebih banyak membahas selektivitas. Contohnya adalah selektivitas mata jaring trammel net terhadap striped red mullet (Mullus surmuletus) (Kalaycı dan Yeşilçiçek 2012), selektivitas mata jaring trammel net terhadap Japanese whiting (Sillago japonica) (Purbayanto 2000), dan selektivitas dan efisiensi trammel net untuk menangkap tiger prawn (Penaeus japonicus) (Fujimori 1996). Adapun publikasi yang berhubungan dengan materi penelitian hanya ditemukan sebanyak 3 artikel. Masing-masing adalah pengaruh kekenduran jaring lapis dalam terhadap jumlah tangkapan (Koike dan Matuda 1988), konfigurasi dan tegangan tali ris atas trammel net ketika dilakukan penarikan (Puspito et al. 1997), dan pengaruh arus terhadap tegangan dan bentuk kelengkungan model trammel net (Puspito 2008). Ketiga penelitian ini akan

dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian dan membahas hasil penelitian. Tujuan Penelitian bertujuan untuk: 1. Membuktikan bahwa pembagian kekenduran jaring akan meningkatkan jumlah dan keragaman hasil tangkapan; dan 2. Menentukan jumlah dan keragaman organisme air berdasarkan ketinggian jaring. Manfaat Manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut: 1. Informasi dan masukan bagi nelayan untuk meningkatkan jumlah dan keragaman hasil tangkapan dalam pengoperasian trammel net; dan 2. Sumbangan bagi IPTEK terkait perbaikan konstruksi trammel net dan peningkatan efektivitas alat tangkap.

METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian terdiri atas dua tahap, yaitu penelitian skala laboratorium dan lapang. Penelitian skala laboratorium berupa observasi tampilan model trammel net di dalam akuarium yang akan berlangsung antara 1-21 Desember 2015. Adapun penelitian lapang direncanakan di Perairan Lontar, Kabupaten Serang, Banten, pada Januari 2016. Observasi tampilan model trammel net Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada observasi model trammel net terdiri atas model trammel net, akuarium, dan kamera. Bahan-bahan yang digunakan terdiri atas jaring polyethylene (PE) untuk jaring lapis luar, jaring polyamide (PA) untuk jaring lapis dalam, pemberat timah, dan pelampung plastik. Beberapa alat tambahan yang digunakan adalah peralatan menjurai, gunting, alat tulis, dan penggaris. Detail konstruksi model trammel net disajikan pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Deskripsi model trammel net Uraian Material Jaring lapis dalam Jaring lapis luar Ukuran mata jaring (cm) 2 6,5 Jumlah mata jaring 1.425 96 Panjang terentang (cm) 57 38 Panjang tali pelampung (cm) 50 50 Panjang tali pemberat (cm) 50 50 Hanging ratio (buoy part) 0,5 0,5 Hanging ratio (sinker part) 0,5 0,5 Rata-rata hanging ratio 0,5 0,5 Tinggi jaring (cm) 49,36 33,7 Perbandingan antara tinggi jaring lapis dalam dan luar 1,5 Penelitian Lapang Penelitian lapang menggunakan 1 unit perahu dan 6 unit trammel net yang terdiri atas 3 lembar jaring milik nelayan sebagai kontrol dan 3 lembar jaring perlakuan. Konstruksi jaring kontrol terdiri atas satu kekenduran, sedangkan konstruksi perlakuan tiga kekenduran (Gambar 2.1). Alat-alat lainnya yang

digunakan adalah kamera, alat tulis, penggaris, jangka sorong, GPS, timbangan digital, dan lembar data penelitian. Gambar 2.1 Penampang sisi trammel net kontrol (a) dan perlakuan (b) Metodologi Penelitian Penelitian menggunakan metode eksperimen. Observasi tampilan model trammel net di akuarium bertujuan untuk melihat kekenduran dan penumpukan jaring lapis dalam di atas tali ris bawah. Sementara uji lapang dimaksudkan untuk membuktikan keefektifan trammel net perlakuan dibandingkan dengan trammel net kontrol dalam menangkap organisme target. Metode Pengambilan Data Penelitian di lapang meliputi uji coba penangkapan dengan menggunakan trammel net kontrol yang dibandingkan dengan trammel net perlakuan pada waktu bersamaan. Susunan trammel net kontrol dan perlakuan dibuat berselang-seling. Gambar 2.2 menunjukkan posisi kedua trammel net yang disusun berselang-seling. Gambar 2.2 Susunan trammel net yang berselang-seling

Proses penelitian mengikuti operasi penangkapan trammel net yang biasa dilakukan oleh nelayan. Tahapannya meliputi: 1. Persiapan menuju daerah penangkapan yang meliputi pengecekan kelayakan perahu, perbekalan perahu dan ABK, dan kesediaan alat tangkap trammel net; 2. Perahu berangkat menuju lokasi daerah penangkapan ikan; 3. Pengoperasian alat tangkap dilakukan pada pukul 04.00-12.00 WIB dengan 4-5 kali setting; 4. Penurunan jaring dilakukan setelah sampai di daerah penangkapan. Proses penenggelaman diawali dengan menjatuhkan pemberat tambahan, pelampung tanda, seluruh badan jaring, dan pemberat tambahan. Ujung tali ris atas pada lembar jaring terakhir dihubungkan dengan perahu memakai tali selambar. Pada proses ini, mesin perahu tidak dimatikan dan posisi perahu tetap berjalan searah arus dengan kecepatan rendah. Posisi alat terhadap arus saat proses pengoperasian dapat dilihat pada Gambar 2.3; 5. Penarikan jaring membentuk ½ lingkaran melawan arus selama sekitar ±45 menit; 6. Proses hauling dari trammel net dimulai dengan mengangkat pemberat tambahan, jaring dan diakhiri dengan pelampung tanda. Satu orang nelayan bertugas menarik tali ris atas dan satu orang lainnya bertugas menarik tali ris bawah dari perairan dan mengambil hasil tangkapan pada jaring, kemudian disimpan pada wadah penyimpanan. Setelah proses hauling selesai, nelayan melakukan penangkapan lagi dengan mekanisme yang sama di daerah pengoperasian yang berbeda. Penurunan dan pengangkatan jaring dilakukan pada bagian kanan perahu. Jumlah operasi penangkapan dalam sehari sebanyak 4 ulangan; 7. Cara pengoperasian yang sama dilakukan sebanyak 6 hari atau sekitar 24 ulangan; dan 8. Pengukuran hasil tangkapan dilakukan di darat. Hasil tangkapan dikelompokkan atas hasil tangkapan utama (HTU) dan hasil tangkapan sampingan (HTS). HTU pada alat tangkap ini meliputi udang, kepiting, dan ikan-ikan demersal, sedangkan HTS merupakan hasil tangkapan selain ikan demersal. Hasil tangkapan setiap jenis organisme pada masing-masing trammel net ditentukan cara tertangkapnya, jenisnya diidentifikasi, panjangnya diukur, dan bobotnya ditimbang. Hal yang sama juga dilakukan terhadap trammel net perlakuan pada setiap kekenduran. Selain itu, hasil tangkapan trammel net perlakuan dibandingkan dengan hasil tangkapan trammel net nelayan berdasarkan jumlah hasil tangkapan, jenis hasil tangkapan, dan posisi ikan tertangkap pada tiap bagian trammel net.

Gambar 2.3 Posisi trammel net terhadap arus Analisis Data Analisis data yang digunakan untuk melihat pengaruh perlakuan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Rumusnya adalah: Keterangan : Yij μ τij εij i j Hipotesis Yij = μ + τij + εij Hasil tangkapan trammel net ke-i dengan ulangan ke-j; Rata-rata umum: Pengaruh perlakuan ke-i dan ulangan ke-j; Pengaruh galat percobaan karena perlakuan ke-i dan ulangan ke-j; 1, 2 adalah perlakuan pada trammel net; dan 1, 2, 3,..., 24 adalah ulangan. : H0 : τ1 = τ2 = 0 : Perlakuan tidak berpengaruh terhadap hasil tangkapan H1 : τi 0 : Ada satu perlakuan yang berpengaruh terhadap hasil tangkapan

ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN Anggaran Biaya Biaya yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperkirakan sebesar Rp. 14.970.000,00 (empat belas juta sembilan ratus tujuh puluh ribu rupiah). Rinciannya disajikan pada Tabel 3.1 berikut: Tabel 3.1 Rencana anggaran penelitian No. Kebutuhan Volume Satuan Harga Satuan (Rp) Total (Rp) 1. Sewa perahu (6 hari) 1 Unit 500.000,00 3.000.000,00 2. Bekal melaut - - 200.000,00 2.800.000,00 3. Pembuatan trammel 3 Lembar 600.000,00 1.800.000,00 net 4. Sewa rumah 1 Unit 2.000.000,00 2.000.000,00 5. Transportasi Bogor- - - 500.000,00 500.000,00 Lontar 6. Bahan bakar minyak 1 Unit 100.000,00 1.400.000,00 perahu 7. Sewa GPS 1 Unit 30.000,00 420.000,00 7. Neraca digital 3 Unit 200.000,00 600.000,00 8. Jangka sorong 3 Unit 50.000,00 150.000,00 9. Penyusunan skripsi - - 2.000.000,00 2.000.000,00 10. Pembuatan model 1 Unit 300.000,00 300.000,00 trammel net Total 14.970.000,00

Jadwal Kegiatan Jadwal kegiatan penelitian terbagi atas 12 bagian. Tabel 3.2 menjelaskan jadwal setiap kegiatan tersebut. Tabel 3.2 Jadwal kegiatan penelitian No. Jenis kegiatan 1. Kajian pustaka 2. Penyusunan proposal 3. Konsultasi dengan pembimbing 4. Pembuatan model trammel net 5. Fiksasi Proposal 6. Persiapan penelitian 7. Penelitian Lapang 8. Tabulasi dan pengolahan data 9. Konsultasi ke pembimbing 10. Penyusunan skripsi 11. Seminar hasil penelitian 12. Sidang ujian skripsi Nov 15 Des 15 Jan 16 Feb 16 Mar 16 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK DAN ABSTRACT HALAMAN JUDUL SKRIPSI HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan 1.3 Manfaat 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Trammel Net 2.2 Pengoperasian Trammel Net 2.3 Kekenduran Trammel Net 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3.4 Analisis Data 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1 Pembahasan 5 SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP RENCANA OUTLINE SKRIPSI

DAFTAR PUSTAKA Fujimori Y et al.. 1996. Selectivity and Gear Efficiency of Trammel Nets for Kuruma Prawn (Penaeus japonicus). Fisheries Research. 26: 113-124. Klust G. 1982. Netting Materials for Fishing Gear. 2nd ed. Inggris (UK): Fishing News Books Ltd. Kalaycı F dan Yeşilçiçek T. 2012. Investigation of the Selectivity of Trammel Nets Used in Red Mullet (Mullus barbatus) Fishery in the Eastern Black Sea, Turkey. Turkish Journal of Fisheries and Aquatic Sciences. 12: 937-945. Koike A dan Matuda K. 1988. Catching Efficiency of Trammel Net with Different Slacknesses and Mesh Sizes of Inner Net. Nippon Suisan Gakkaishi. 54(2): 221-227. Purbayanto A et al. 2000. Mesh Selectivity of a Sweeping Trammel Net for Japanese Whiting (Sillago japonica). Fisheries Science. 66: 97-103. Puspito G. 2009. Pengaruh Arus terhadap Tegangan dan Bentuk Kelengkungan Model Trammel Net. Jurnal Mangrove dan Pesisir. 9(1): 38-47. Puspito G et al.. 1997. Lower Line Shape and Tension of Shrimp Trammel Net Towed along the Hypotenuse of Right Triangle. Fisheries Science. 63(1): 1-5.