I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana yang dijalankan secara

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu modal awal proses menuju pembangunan bangsa, karena

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

I. PENDAHULUAN. baik dari pemerintah, keluarga, maupun pengelolah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

BAB I PENDAHULUAN. pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RANI DIANDINI, 2016 PENDAPAT SISWA TENTANG PELAKSANAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN TATA HIDANG DI SMK NEGERI 2 BALEENDAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

I. PENDAHULUAN. sarana media massa sudah semakin berkembang, semua ini tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi. Kesemua unsur-unsur pembelajaran tersebut sangat mempengaruhi

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. Program telekomunikasi dalam bentuk Teknologi Informasi dan Komunikasi atau

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pengajaran sejarah bertujuan agar peserta didik mampu mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jalur pendidikan di Indonesia terbagi menjadi tiga arah yaitu. pendidikan informal, pendidikan formal, dan pendidikan nonformal.

I. PENDAHULUAN. antara lain dengan mengadakan perubahan serta perbaikan kurikulum guna

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Pendidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. Penataan SDM perlu terus diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan harus mengantisipasi tuntutan hidup untuk beradaptasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran discovery (penemuan) adalah model mengajar yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggali berbagai potensi dan kebenaran secara ilmiah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. kajian yang tidak pernah berhenti, dan upaya ke arah pendidikan yang lebih baik

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KREATIVITAS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari Sekolah Dasar (SD)/Madrasyah Ibtidaiyah (MI),

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING STARTS WITH A QUESTION

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Fisika merupakan salah satu cabang sains yang besar peranannya dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Prestasi belajar yang dicapai siswa tidak dapat lepas dari peran guru.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk selalu berfikir dan mencari hal-hal yang baru. Pendidikan tidak

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. pikir, dan hipotesis. Sebelum analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I.PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang mutlak harus dipenuhi sebagai pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat Indonesia yang maju, modern, dan sejajar dengan

PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

I. PENDAHULUAN. butuhkan, baik dalam bidang pendidikan, sosial, budaya dan ekonomi. Semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya masing-masing. Pendidikan di Indonesia di mulai dari pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

2015 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENGETAHUAN SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS SD

I. PENDAHULUAN. baik, namun langkah menuju perbaikan itu tidaklah mudah, banyak hal yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Faturrahman Dkk, Pengantar Pendidikan, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2012, hlm 2

I. PENDAHULUAN. diri setiap individu siswa. Mudah masuknya segala informasi, membuat siswa

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data, perkembangan pendidikan Indonesia masih tertinggal

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

T, 2015 PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, berbagai lembaga pendidikan baik formal maupun. menghasilkan siswa dengan prestasi yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia suatu negara termasuk sumber daya manusia bangsa

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik itu sosial, ekonomi, budaya, bisnis, bahkan pendidikan. Pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana yang dijalankan secara teratur dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir seseorang atau peserta didik yang berfungsi untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia agar memperoleh kualitas kehidupan kearah yang lebih baik. Seperti diungkapkan Oemar Hamalik : Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya dan pada akhirnya dapat menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi dan berguna bagi kehidupan masyarakat sekitar maupun orang banyak (Oemar Hamalik 2005:3). Salah satu cara untuk mewujudkan tujuan pendidikan adalah dengan cara meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan pada jenjang sekolah harus lebih ditingkatkan untuk menghasilkan lulusan atau output yang berkualitas serta mampu bersaing dalam era globalisasi. Melalui pendidikan yang baik dihasilkan sumber daya manusia yang terampil dan produktif sebagai subjek sekaligus objek dalam mengisi pembangunan nasional. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan berdasarkan

2 kemampuan nasional dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan memperhatikan tantangan perkembangan global. Salah satu sarana dan prasarana untuk mendapatkan pendidikan adalah di sekolah. Di mana dapat membentuk manusia yang berilmu pengetahuan dan memiliki lulusan-lulusan yang berkualitas. Pembelajaran di sekolah bertujuan meningkatkan mutu pendidikan yang dapat menghasilkan siswa-siswi yang berprestasi dan memiliki kemampuan terbaik dalam belajar. Proses kegiatan pembelajaran adalah hal utama dalam proses pendidikan di sekolah, sedangkan prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh karena aktivitas yang dilakukan. Dalam setiap kegiatan pembelajaran tentunya ada sebuah metode yang digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar tersebut, karena metode sendiri merupakan Cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud W.J.S. Poerwadarminta (1986:649). Berdasarkan pengertian metode tersebut dinyatakan bahwa dalam kegiatan pembelajaran juga memerlukan sebuah cara untuk mencapai tujuan dari pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran biasanya tujuan yang ingin dicapai itu meliputi 3 domain yaitu domain kognitif, domain afektif dan domain psikomotor. M.Faiq (2013:1) mengemukakan 3 domain tujuan pembelajaran yaitu : a. Domain kognitif yang mengacu pada pembelajaran intelektual dan pemecahan masalah.tingkat kognitif pembelajaran meliputi: (1) pengetahuan, (2) pemahaman, (3) aplikasi, (4) analisis, (5) sintesis, dan (6) evaluasi. b. Domain afektif yang mengacu pada emosi dan sistem nilai seseorang. Tingkat afektif pembelajaran meliputi:(1) menerima,(2) menanggapi, (3) menghargai, (4) pengorganisasian, dan (5) karakterisasi dengan nilai.

3 c. Domain psikomotor yang mengacu pada karakteristik gerakan fisik dan kemampuan motorik keterampilan yang melibatkan perilaku yang membutuhkan tingkat tertentu keterampilan fisik dan koordinasi. Tingkat psikomotor meliputi: (1) persepsi, (2) set, (3) respon dipandu, (4) mekanisme, (5) respon yang jelas yang kompleks, (6) adaptasi, dan (7) orignasi. Untuk mencapai 3 domain tujuan pembelajaran di atas tidaklah mudah tentunya, banyak kendala yang dihadapi dalam proses pencapaian tujuan pembelajaran, salah satunya adalah pemilihan pendekatan pembelajaran yang tidak tepat dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Pendekatan pembelajaran merupakan salah satu komponen utama dalam kegiatan pembelajaran karena pendekatan pembelajaran berperan sebagai cara untuk menciptakan proses pembelajaran dan pendekatan pembelajaran juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang terlihat dari nilai evaluasi siswa, selanjutnya minat belajar siswa yang terlihat dari antusias siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan aktivitas belajar siswa itu sendiri dapat terlihat dari keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki peran penting dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa, minat belajar siswa dan aktivitas belajar siswa. Oleh sebab itu pemerintah juga terus meningkatkan penyediaan fasilitas guna menunjang terlaksananya pendidikan, sehingga dapat membantu dalam pencapaian 3 ranah tujuan pembelajaran tersebut. Dalam proses belajar agar prestasi belajar berhasil sesuai dengan apa yang harus dicapai, perlu memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar, antara lain :

4 a. Faktor Internal yaitu faktor yang menyangkut seluruh kegiatan pribadi termasuk fisik maupun mental atu psikofisiknya yang ikut menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam belajar. b. Faktor Eksternal yaitu faktor yang bersumber dari lingkungan individu yang bersangkutan, misalnya ruang belajar yang memenuhi syarat, alatalat pengajaran yang memadai dan lingkungan sosial maupun lingkungan alamiahnya (Dewa Ketut Sukardi, 1983:30). Dari kedua faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa di atas, salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa di sekolah adalah faktor Eksternal atau faktor yang datang dari luar diri siswa, salah satunya lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar ialah kualitas pengajaran, artinya efektif tidaknya proses belajar mengajar di sekolah dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran dipengaruhi juga oleh faktor karakteristik kelas diantaranya fasilitas dan sumber belajar yang tersedia. Pemberdayaan sumber belajar secara fungsional akan sangat membantu proses pembelajaran dengan memanfaatkan sumber belajar secara aktif, akan mampu mengurangi beban guru dalam proses penyampaian bahan ajar dan mempermudah daya tangkap siswa, juga akan mampu menciptakan, memelihara suasana belajar yang menyenangkan (Ase dkk, 2002:57). Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan di SMA Tri Sukses Natar dan keterangan dari guru bidang studi sumber belajar yang selama ini digunakan di SMA Tri Sukses Natar adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Melalui sumber belajar ini guru mengharapkan terjadinya proses transfer pengetahuan melalui penyampaian materi yang dilaksanakan seefisien mungkin menggunakan waktu belajar di kelas. Kelemahan sumber belajar LKS

5 yaitu bahan pelajaran yang didapat terbatas, siswa tidak diharuskan berfikir kreatif dan menggali lebih dalam tentang materi pelajaran yang sudah diberikan sehingga hanya mempelajari apa yang ada di dalam LKS. Untuk meningkatkan hasil belajar dan memenuhi rasa ingin tahu siswa yang tinggi guna membangkitkan semangat belajar sejarah siswa, guru dapat menciptakan suasana belajar yang menarik. Suasana belajar yang menarik dapat diciptakan salah satunya dengan melalui pendekatan Resource Based Learning (pembelajaran berdasarkan sumber). Pendekatan Resource Based Learning (pembelajaran berdasarkan sumber) ialah segala bentuk belajar yang langsung menghadapkan murid dengan suatu atau sejumlah sumber belajar secara individual atau kelompok dengan segala kegiatan belajar yang bertalian dengan itu, bukan dengan cara yang konvensional dimana guru menyampaikan bahan pelajaran pada murid, tetapi setiap komponen yang dapat memberikan informasi seperti perpustakaan, laboratorium, internet, dan semacamnya juga merupakan sumber belajar (Nasution, 2011:18). Lebih lanjut Baswick mengemukakan : Pembelajaran berdasarkan sumber Resource Based Learning melibatkan keikutsertaan secara aktif dengan berbagai sumber (orang, buku, jurnal, surat kabar, multimedia, web, dan masyarakat), dimana para siswa akan termotivasi untuk belajar dengan berusaha meneruskan informasi sebanyak mungkin (Baswick dalam Suryosubroto, 2009:215). Resource Based Learning (pembelajaran berdasarkan sumber) biasanya bukan satu-satunya metode yang digunakan disuatu sekolah, di samping itu masih dapat digunakan metode belajar mengajar lainnya. Metode belajar ini dapat

6 dipadukan dengan metode belajar lainnya, seperti metode ceramah, diskusi kelas, dan semacamnya. Dalam hal ini sumber belajar yang dipakai adalah perpustakaan sekolah, karena di perpustakaan sekolah banyak terdapat buku-buku (sumber belajar) yang beraneka ragam. Dengan menggunakan sumber belajar perpustakaan sekolah siswa dapat menggali informasi secara luas sehingga siswa dapat memahami arti sejarah yang sesungguhnya pada materi Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Masa Pra-Aksara dan Masa Aksara. Dengan menggunakan pendekatan Resource Based Learning (pembelajaran berdasarkan sumber) melalui sumber belajar perpustakaan sekolah akan tercipta suasana belajar yang lebih menarik serta membuat siswa mampu berpikir kreatif atas tugas yang diberikan oleh guru, sehingga dengan pendekatan Resource Based Learning diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar yang lebih baik. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis akan melakukan penelitian yang berjudul: Pengaruh Penerapan Pendekatan Resource Based Learning Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas X SMA Tri Sukses Natar Tahun Ajaran 2013/2014. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Pengaruh penerapan pendekatan Resource Based Learning terhadap hasil belajar kognitif siswa pada Mata Pelajaran Sejarah kelas X SMA Tri Sukses Natar.

7 2. Pengaruh penerapan pendekatan Resource Based Learning terhadap hasil belajar afektif siswa pada Mata Pelajaran Sejarah kelas X SMA Tri Sukses Natar. 3. Pengaruh penerapan pendekatan Resource Based Learning terhadap kemampuan psikomotor siswa pada Mata Pelajaran Sejarah kelas X SMA Tri Sukses Natar. C. Pembatasan Masalah Agar penelitian tidak terlalu luas, maka penelitian dibatasi pada Pengaruh penerapan pendekatan Resource Based Learning terhadap hasil belajar kognitif siswa pada Mata Pelajaran Sejarah kelas X SMA Tri Sukses Natar. D. Rumusan Masalah Berkaitan dengan pembatasan masalah di atas, masalah pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah ada pengaruh penerapan pendekatan Resource Based Learning terhadap hasil belajar kognitif siswa pada Mata Pelajaran Sejarah kelas X SMA Tri Sukses Natar?. E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan Resource Based Learning terhadap hasil belajar kognitif siswa pada Mata Pelajaran Sejarah kelas X SMA Tri Sukses Natar.

8 F. Kegunaan Penelitian Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Adapun kegunaan penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis hasil penelitian ini diharapkan bahwa pendekatan Resource Based Learning (pembelajaran berdasarkan sumber) dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar kognitif siswa yang lebih tinggi. 2. Manfaat Praktis a. Sebagai bahan pertimbangan guru atau calon guru untuk memilih pendekatan/metode pembelajaran dalam mengajar Sejarah. b. Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran dan metode mengajar yang lebih bervariasi dapat memberikan suasana baru bagi siswa dalam proses belajar di dalam kelas. G. Ruang Lingkup Penelitian 1. Objek Penelitian Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah penerapan pendekatan Resource Based Learning dalam pembelajaran Sejarah terhadap hasil belajar kognitif siswa.

9 2. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas X SMA Tri Sukses Natar tahun ajaran 2013/2014. 3. Tempat Penelitian Tempat Penelitian adalah SMA Tri Sukses Natar, Lampung Selatan. 4. Waktu Penelitian Waktu dalam penelitian ini adalah pada tahun 2013. 5. Konsentrasi Ilmu Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ruang lingkup ilmu pendidikan, khususnya pendidikan sejarah.

10 REFERENSI Oemar Hamalik. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:PT.Bumi Aksara. Hlm.3. W.J.S.Poerwadarminta. 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka. Hlm.649. M. Faiq. 2013. Tujuan Pembelajaran. Tersedia di http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/01/tujuanpembelajaran.html (diunduh tanggal 6 Juli 2013, pukul 17.00) Dewa Ketut Sukardi. 1983. Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah. Surabaya:Usaha Nasional. Hlm.30. Ase dkk. 2002. Resource Based Learning. Tersedia di http://ainacivicseducation.wordpress.com/2011/05/13/ meningkatkan-motivasi-belajar-ips-pada-materi-koperasi-melalui-modelpembelajaran-resource-based-learning-oleh-aah-faridah-s-pd/ (diunduh tanggal 22 Juni 2013, pukul 10.00). Nasution. 2011. Berbagai Pendekatan dalam proses Belajar & Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hlm.18. Suryosubroto. 2009. Proses belajar mengajar di sekolah. Jakarta:Rineke Cipta. Hlm.215.