SUMBER DANA KOPERASI. koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal

dokumen-dokumen yang mirip
a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama.

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara

Pengelolaan Keuangan. Permodalan. Modal Sendiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Akuntansi Keuangan Koperasi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Contoh laporan keuangan koperasi

ASPEK PERMODALAN RASIO MODAL SENDIRI TERHADAP TOTAL ASET. Modal Sendiri. Total Aset

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI

BAB 2. Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis. yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk komunikasi bisnis sesuai dengan kebutuhan setiap pihak. Untuk

CHAPTER 2 PSAK DALAM MANAJEMEN KEUANGAN KOPERASI

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya

BAB II LANDASAN TEORI. satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak,

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. dan interprestasi terhadap laporan keuangan badan yang bersangkutan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. tepatnya di Jalan Sultan Agung No.21 Pasuruan, Telp. (0343) , FAX

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

BAB II BAHAN RUJUKAN. Koperasi sebagai organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial diharapkan

JUMLAH AKTIVA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG

LANDASAN TEORI. dengan masalah penelitian.landasan teori diperlukan untuk menjelaskan konsep konsep

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang berskala nasional yaitu PT.Cipta

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

BAB II LAPORAN ARUS KAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Tujuan dan Metode Analisis Laporan Keuangan

METADATA INFORMASI DASAR

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB AKUNTANSI KOPERASI. orang-orang bukan kumpulan modal sehingga peranan anggota sama menentukan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Hasil Statistik Keuangan Koperasi Karyawan Perum Peruri (KOPETRI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan arus kas

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus mengikuti perkembangan usahanya. Begitu juga dengan setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa

f 2010 Debet Kredit April 2 Kas Simpanan Pokok

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB II BAHAN RUJUKAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sering kali dihubungkan

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. yang membutuhkannya. Disamping itu bank dikenal sebagai tempat untuk

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua

Transkripsi:

Manajemen keuangan koperasi berkaitan dengan aktivitas pengumpulan dana dan penggunaan dana tersebut secara efektif dan efisien (Hendar 2010). Ini kerap menjadi masalah klasik yang kerap menjadi awal perselisihan di banyak pengelolaan koperasi, sebagaimana Hanel dikutip dari Hendar (2010) menyebutkan salah satu kritik koperasi adalah tingkat efisiensi perusahaan-perusahaan koperasi yang rendah seperti manajemen yang tidak baik, penyelewengan, korupsi, nepotisme dan lain-lain. Untuk itu, pengelolaan koperasi haruslah dilakukan secara benar dan profesional sehingga terwujud koperasi yang sehat yang dapat memajukan kesejahteraan anggotanya. Materi kali ini akan coba memaparkan mengenai hal-hal yang terkait dengan manajemen keuangan koperasi yang didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas. SUMBER DANA KOPERASI Untuk menjalankan usahanya, koperasi memerlukan dana atau modal. Menurut UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian menyebutkan bahwa modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal Sendiri dapat berasal dari: 1. Simpanan pokok, sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Ini tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota; 2. Simpanan wajib, jumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu. Ini tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota; 3. Dana cadangan, sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan Sisa Hasil Usaha (SHU) yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan; 4. Hibah. Modal Pinjaman dapat berasal dari: 1. Anggota; 2. Koperasi lainnya dan/atau anggotanya; 3. Bank dan lembaga; 4. Penerbitan obligasi dan surat utang lainnya; 5. Sumber lain yang sah. Selain modal sebagaimana di atas, koperasi dapat pula melakukan pemupukan modal yang berasal dari modal penyertaan, baik yang bersumber dari pemerintah maupun dari masyarakat, dilaksanakan dalam rangka memperkuat kegiatan usaha koperasi terutama yang berbentuk investasi. Modal pernyertaan ikut menanggung risiko. Pemilik modal penyertaan tidak mempunyai hak suara dalam Rapat Anggota dan dalam menentukan kebijaksanaan koperasi secara keseluruhan. Namun demikian, pemilik modal penyertaan dapat diikutsertakan dalam pengelolaan dan pengawasan usaha investasi yang didukung tersebut sesuai dengan perjanjian sebelumnya.

MANAJEMEN KEUANGAN KOPERASI Selama satu periode, kumpulan dana yang ada pada koperasi mengalami perubahan, yang kemudian disebut aliran dana. Keseluruhan aktivitas yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dan menggunakan atau mengelola dana tersebut dalam koperasi disebut pembelanjaan koperasi atau manajemen keuangan koperasi. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 tentang Akuntansi Perkoperasian. LAPORAN KEUANGAN KOPERASI Laporan keuangan koperasi sesuai PSAK No. 27 meliputi Neraca, Perhitungan Hasil Usaha, Laporan Arus Kas, Laporan Promosi Ekonomi Anggota dan Catatan atas Laporan Keuangan Sebagaimana manajemen pada umumnya, manajemen keuangan koperasi dituntut untuk didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas, baik fungsi pendanaan (pemenuhan dana koperasi) maupun fungsi pengelolaan (penggunaan dana koperasi). Fungsi pendanaan terkait dengan bagaimana koperasi mengusahakan dan memperoleh dana yang diperlukan dengan biaya minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan. Setiap sumber dana yang dipilih memiliki sifat dan biaya masing-masing dan memiliki konsekuensi yang berbeda-beda. Sementara, fungsi pengelolaan berarti bahwa setiap dana yang tertanam dalam aktiva harus dapat digunakan seefisien mungkin untuk memberikan manfaat-manfaat keanggotaan koperasi. Dana yang digunakan dalam aktiva jangan sampai mengganggu likuiditas dan kontinuitas usaha koperasi sendiri, demikian pula sebaliknya ketika banyak dana tidak terkelola baik akan menimbulkan pengangguran dana. Untuk itulah, pelaporan keuangan memegang peranan penting dalam penegakan transparansi dalam akuntabilitas koperasi. Laporan keuangan koperasi berarti (Hendar, 2010): 1. Menilai sejauhmana pertanggungjawaban pengurus; 2. Menilai prestasi atau kinerja pengurus; 3. Menilai sejauh mana perusahaan koperasi memberikan manfaat kepada anggotanya; dan 4. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan jumlah sumber daya, karya, dan jasa yang akan diberikan kepada koperasi. Saat ini, standar akuntansi yang disepakati dalam penyusunan laporan keuangan mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yaitu 1. Neraca menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban dan ekuitas koperasi pada waktu tertentu. 2. Perhitungan Hasil Usaha harus memuat hasil usaha dengan dengan anggota dan laba atau rugi dengan non-anggota. Ini menyajikan informasi mengenai pendapatan dan bebanbeban usaha dan beban perkoperasian selama periode tertentu. Perhitungan hasil usaha menyajikan hasil akhir yang disebut Sisa Hasil Usaha. 3. Laporan Arus Kas menyajikan informasi mengenai perubahan kas yang meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan kas, pengeluaran kas dan saldo akhir kas pada periode tertentu. 4. Laporan Promosi Ekonomi Anggota adalah laporan yang memperlihatkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama satu tahun tertentu. Laporan ini mencakup empat unsur, yaitu: a. Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa bersama. b. Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama. c. Manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi. d. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha. 5. Catatan atas Laporan Keuangan menyajikan pengungkapan (disclosures) yang memuat: a. Perlakuan akuntansi antara lain, mengenai: 1) Pengakuan pendapatan dan beban sehubungan dengan transaksi dengan anggota dan non-anggota. 2) Kebijakan akuntansi tentang aktiva tetap, penilaian persediaan, piutang dan sebagainya. 3) Dasar penetapan harga pelayanan kepada anggota dan non-anggota. b. Pengungkapan informasi lain, antara lain:

1) Kegiatan atau pelayanan utama koperasi kepada anggota baik yang tercantum dalam anggran dasar dan anggaran rumah tangga maupun dalam praktek, atau yang telah dicapai oleh koperasi. 2) Aktivitas koperasi dalam pengembangan sumber daya dan mempromosikan usaha ekonomi anggota, pendidikan dan pelatihan perkoperasian, usaha, manajemen yang diselenggarakan untuk anggota dan penciptaan lapangan usaha baru untuk anggota. 3) Ikatan atau kewajiban bersyarat yang timbul dan transaksi koperasi dengan anggota dan non-anggota. 4) Pengklasifikasian piutang dan hutang yang timbul dari transaksi koperasi dengan anggota dan non-anggota. 5) Pembatasan penggunaan dan risiko atas akyiva tetap yang diperoleh atas dasar hibah atau sumbangan. 6) Aktiva yang dioperasikan oleh koperasi tetapi bukan milik koperasi. 7) Aktiva yang diperoleh secara hibah dalam bentuk pengalihan saham dari perusahaan swasta. 8) Pembagian sisa hasil usaha dan penggunaan cadangan. 9) Hak dan tanggungan pemodal modal penyertaan. 10) Penyelenggaraan rapat anggota dan keputusan-keputusan penting yang berpengaruh terhadap perlakuan akuntansi dan penyajian laporan keuangan. Bentuk penyajian laporan sebagai ilustrasi penerapan dari PSAK No. 27 di atas, terlampir bersama ini. Urutan penyajian dan deskripsi, bila perlu, dapat diubah sesuai dengan kondisi masing-masing koperasi agar tercapai penyajian laporan keuangan secara wajar. ANALISIS RASIO KEUANGAN Untuk menilai kinerja dari laporan keuangan koperasi dapat diketahui melalui Analisis Keuangan, yaitu teknik yang menunjukkan hubungan antara dua unsur akunting yang memungkinkan pemilik bisnis menganalisis kinerja keuangan perusahaan (Hendar, 2010). Secara umum, rasio keuangan tersebut dikelompokkan menjadi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio operasi dan rasio profitabilitas. 1. Likuiditas, menunjukkan apakah suatu koperasi akan mampu menutup kewajiban jangka pendeknya ketika jatuh tempo. a. Lancar (Current Ratio), mengukur kemampuan koperasi dalam membayar utang lancarnya dengan harta lancarnya. Lancar Harta Lancar Utang Lancar ini kadang-kadang disebut rasio modal kerja. Umumnya penganalisis keuangan menyarankan agar menjaga rasio ini paling sedikit 200% untuk menjaga tingkat modal kerja yang cukup. b. Cepat (Quick Ratio), mengukur kemampuan koperasi dalam membayar utang lancarnya dengan harta yang paling likuid. Cepat Kas + Piutang Utang Lancar cepat merupakan ukuran yang spesifik mengenai kemampuan perusahaan koperasi untuk membayar utang lancar apabila penjualan tiba-tiba berhenti. Umumnya rasio yang cukup memuaskan adalah 100%. <100% menunjukkan koperasi terlalu bergantung pada persediaan dan penjualan yang akan datang untuk menutup utangutang jangka pendeknya. Sebaliknya jika >100% menunjukkan kondisi keuangan koperasi sangat aman. 2. Solvabilitas, mengukur kemampuan perusahaan koperasi untuk membayar seluruh utang-utangnya. a. Utang atas Harta (Debt Ratio), mengukur kemampuan perusahaan koperasi dengan harta yang dimilikinya untuk membayar utang-utangnya. Utang atas Harta Total Utang Total Harta

Utang atas Harta yang tinggi berarti pemberi pinjaman menyediakan persentase besar dalam mendanai perusahaan, dan karenanya menanggung risiko keuangan perusahaan. Pengelola koperasi umumnya menyukai persentase utang atas harta yang tinggi, yang bila tidak, dana untuk keperluan bisnis harus disediakan oleh harta anggota sebagai pemilik koperasi. Meskipun demikian, kreditor lebih menyukai rasio utang atas harta yang menengah, karena rasio yang rendah menunjukkan peluang kerugian yang lebih kecil bagi kreditor apabila terjadi likuidasi perusahaan koperasi. Sedang rasio yang tinggi, bagi kreditor, menunjukkan tingginya risiko bila terjadi masalah. b. Utang atas Modal Sendiri, mengukur kemampuan modal sendiri yang dimiliki perusahaan koperasi dalam membayar seluruh utang-utangnya. Utang atas Modal Sendiri Total Utang Modal Sendiri Semakin tinggi rasio ini semakin banyak utang yang dimanfaatkan perusahaan dan semakin rendah tingkat keamanan bagi kreditor apabila bisnis ini gagal. Tapi jika rasio ini terlalu tinggi berarti perusahaan koperasi mempunyai kemampuan meminjam yang lebih kecil, pemberi pinjaman atau kreditor memandang perusahaan koperasi telah tergadaikan. Sebaliknya rasio yang lebih rendah berkaitan dengan keamanan keuangan yang lebih tinggi, yang membuat kemampuan perusahaan koperasi untuk meminjam lebih tinggi. Bila rasio mendekati 100% berarti kepentingan kreditor terhadap bisnis ini semakin mendekati kepentingan pemiliknya. Bila >100% berarti kepentingan kreditor terhadap perusahaan lebih besar dari kepentingan pemiliknya, dan bisnis ini berarti kekurangan modal. c. Bunga atas Laba, mengukur kemampuan perusahaan koperasi untuk membayar bunga atas pinjaman yang diambil. Bunga atas Laba Laba sebelum Bunga & Pajak Total Beban Bunga yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan koperasi tidak kesukaran dalam membayar bunga atau pinjaman yang diambilnya. Kreditor melihat hal ini sebagai petunjuk keamanan untuk memberikan pinjaman di masa yang akan datang. Sebaliknya, rasio yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan koperasi telah terlalu banyak meminjam. Banyak kreditor yang menginginkan rasio ini paling sedikit 4:1 atau bahkan 6:1 sebelum menyatakan bahwa sebuah koperasi mempunyai risiko kredit yang baik. 3. Operasi (Operating Ratio), mengukur sejauh mana efektivitas perusahaan koperasi dalam memanfaatkan sumber dayanya. a. Tingkat Perputaran Persediaan, memberikan petunjuk apakah persediaan dikelola dengan baik atau tidak. Tingkat Perputaran Persediaan Persediaan Rata-rata Harga Pokok Persediaan Persediaan Rata-rata Jumlah Persediaan Awal & Akhir 2 ini menunjukkan seberapa cepat barang dagangan bergerak melalui bisnis itu dan menyeimbangkan persediaan perusahaan koperasi pada garis tipis antara kelebihan dan kekurangan. Tidak ada nilai ideal dalam rasio ini, tergantung dari jenis usaha, ukuran dan kemampulabaan, metode penilaian persediaan dan faktor lain yang relevan. b. Umur Piutang, mengukur banyaknya hari yang diperlukan untuk menguangkan piutang dagangnya.

Umur Piutang Putaran Piutang 365 hari Putaran Piutang Penjualan Kredit Piutang Dagang Penerapan yang paling bermanfaat dari rasio ini adalah dengan membandingkanya dengan rasio rata-rata industri, yang akan menunjukkan tingkat pengendalian perusahaan koperasi terhadap penjualan kredit dan lama penagihannya. Tapi petunjuk paling mudah adalah agar rasio piutang tidak melebih sepertiga persyaratan kredit, misalnya persyaratan kredit yang diberikan 45 hari maka rasio umur piutang tidak lebih dari 60 hari. dipunyai untuk menghasilkan penjualan. Ini bermanfaat bila dibandingkan dengan koperasi sejenis. Bila rasio berada di bawah rata-rata industri menunjukkan bahwa perusahaan koperasi tidak dapat menghasilkan penjualan yang cukup dari harta yang dimiliki. e. Penjualan Bersih atas Modal Kerja, mengukur seberapa rupiah penjualan yang dihasilkan dengan menggunakan setiap rupiah modal kerja. Penjualan Bersih atas Modal Kerja Modal Kerja Penjualan Bersih Modal Kerja Harta Lancar - Utang Lancar c. Umur Utang, mengukur jumlah hari yang diperlukan perusahaan koperasi untuk membayar utang dagangnya. Umur Utang Putaran Utang 365 hari Putaran Utang Pembelian Utang Dagang ini yang berlebihan tingginya jelas menunjukkan bahwa banyak utang yang telah jatuh tempo. Idealnya rasio utang sama dengan waktu yang diperlukan untuk mencairkan persediaan dalam bentuk penjualan sampai menjadi uang tunai. d. Penjualan Bersih atas Harta Total atau Perputaran Harta, mengukur penghasilan penjualan sehubungan dengan harta yang dipunyai. Perputaran Harta Penjualan Bersih Harta Bersih Total ini menunjukkan seberapa produktif perusahaan memanfaatkan harta yang ini menunjukkan sejauh mana efisiensi penggunaan modal kerja untuk menghasilkan penjualan. Jika rasio ini sangat rendah menunjukkan perusahaan koperasi tidak memanfaatkan modal kerja secara efisien atau menguntungkan. Sebaliknya jika terlalu tinggi menunjukkan bahwa perusahaan koperasi kekurangan modal kerja untuk mempertahankan penjualan dalam tingkat tertentu dan menempatkan pemberi pinjaman dalam posisi rawan. 4. Profitabilitas (Kemampulabaan), menunjukkan seberapa efisien suatu perusahaan koperasi, atau seberapa besar kemampuannya, memberikan manfaat atas modal yang diinvestasikan anggotanya. a. Manfaat atas Penjualan, mengukur manfaat per rupiah penjualan Manfaat atas Penjualan Manfaat Langsung SHU + Manfaat Langsung Penjualan Penjualan Bersih - Harga Pokok Penjualan Kunci rasio ini adalah mengetahui SHU + Manfaat Langsung untuk setiap usaha

tertentu. Bila SHU + Manfaat Langsung terlalu rendah akan membawa masa depan koperasi ke arah bahaya. b. Manfaat atas Modal (Ekuitas), mengukur tingkat pengembalian terhadap investasi anggota. Manfaat atas Modal SHU + Manfaat Langsung Modal Pemilik ini merupakan salah satu indikator yang paling penting mengenai efisiensi manajemen koperasi. Bila rasio ini terlalu kecil, pemilik modal (anggota) mungkin lebih baik dimanfaatkan di tempat lain. SUMBER BACAAN Hendar. Manajemen Perusahaan Koperasi. 2010. Jakarta: Penerbit Erlangga Maslinawati Mohamad, Intan Waheedah Othman dan Arun Mohamed. Accountability Issues and Challenges: The Scenario for Malaysian Cooperative Movement. International Journal of Social, Behavioral, Educational, Economic and Management Engineering Vol:7, No.: 6, 2013 Ikatan Akuntan Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27. http://www.depkop.go.id/ cipsed.com/pdf-3/ho.d1.1.psak-27-revisi-98-akuntansiperkoperasian.pdf diakses pada 22 November 2015 Sekilas Tentang Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Ikatan Akuntan Indonesia merupakan perkumpulan akuntan Indonesia yang didirikan pada 23 Desember 1957. Tujuan IAI kala itu adalah untuk membimbing perkembangan akuntansi serta mempertinggi mutu pendidikan dan pekerjaan akuntan. Ketua IAI Pertama adalah Prof. DR. Soemardjo Tjitrosidojo, merupakan salah satu akuntan pribumi awal yang lulus pendidikan akuntan di Belanda tahun 1956. Saat ini IAI merupakan satu-satunya wadah yang mewakili profesi akuntan Indonesia secara keseluruhan, anggota International Federation of Accountants -organisasi profesi akuntan dunia. Tujuan IAI saat ini adalah mengembangkan dan mendayagunakan potensi Akuntan Indonesia sehingga terbentuk suatu cipta dan karya Akuntan Indonesia untuk didarmabaktikan bagi kepentingan bangsa dan negara. Sebagai anggota IAI, Akuntan Indonesia akan dikenal sebagai profesional terdepan di bidang akuntansi, audit, perpajakan, bisnis, manajerial dan tata kelola keuangan dalam tataran global. Menjadi anggota IAI, seorang Akuntan akan bergabung dalam komunitas profesional di bidang akuntansi yang dijaga kualitasnya sesuai standar internasional. Lebih detail mengenai IAI ini bisa diakses melalui www.iaiglobal.or.id atau IAI Wilayah Kalimantan Timur yang beralamatkan di Jl. M. Yamin No. 35 Samarinda 75124, Telp./Faks. (0541) 765-465, 7053-888

AKUNTANSI PERKOPERASIAN PSAK NO. 27 (REVISI 1998) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 AKTIVA 19X1 19X0 AKTIVA LANCAR Rp Rp Kas dan Bank xxxxx xxxxx Investasi Jangka Pendek xxxxx xxxxx Piutang Usaha xxxxx xxxxx Piutang Pinjaman Anggota xxxxx xxxxx Piutang Pinjaman Non- Anggota xxxxx xxxxx Piutang Lain-lain xxxxx xxxxx Peny. Piutang Tak Tertagih (xxxxx) (xxxxx) Persediaan xxxxx xxxxx Pendapatan Akan Diterima xxxxx xxxxx Jumlah Aktiva Lancar Rp xxxxx Rp xxxxx INVESTASI JANGKA PANJANG Penyertaan Pada Koperasi Rp xxxxx Rp xxxxx Penyertaan Pada Non- Kop. xxxxx xxxxx Jumlah Investasi Jangka Panjang Rp xxxxx Rp xxxxx AKTIVA TETAP Tanah/Hak atas Tanah Rp xxxxx Rp xxxxx Bangunan xxxxx xxxxx Mesin xxxxx xxxxx Iventaris xxxxx xxxxx Akumulasi Penyusutan (xxxxx) (xxxxx) Jumlah Aktiva Tetap Rp xxxxx Rp xxxxx AKTIVA LAIN-LAIN Ak. Tetap Dalam Konstruksi Rp xxxxx Rp xxxxx Beban Ditangguhkan xxxxx xxxxx Jumlah Aktiva Lain-lain Rp xxxxx Rp xxxxx JUMLAH AKTIVA Rp xxxxx Rp xxxxx KOPERASI PEMBANGUNAN RAKYAT NERACA 31 Desember 19X1 dan 19X0 KEWAJIBAN DAN EKUITAS 19X1 19X0 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Hutang Usaha Rp xxxxx Rp xxxxx Hutang Bank xxxxx xxxxx Hutang Pajak xxxxx xxxxx Hutang Simpanan Anggota xxxxx xxxxx Hutang Dana Bagian SHU xxxxx xxxxx Hutang Jangka Panjang Akan Jatuh Tempo xxxxx xxxxx Biaya Harus Dibayar xxxxx xxxxx Jml. Kwj. Jangka Pendek Rp xxxxx Rp xxxxx KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Hutang Bank Rp xxxxx Rp xxxxx Hutang Jangka Panjang lainnya xxxxx xxxxx Jumlah Kewajiban Jangka Panjang Rp xxxxx Rp xxxxx EKUITAS Simpanan Wajib Rp xxxxx Rp xxxxx Simpanan Pokok xxxxx xxxxx Modal Penyetaraan Partisipasi Anggota xxxxx xxxxx Modal Penyertaan xxxxx xxxxx Modal Sumbangan xxxxx xxxxx Cadangan xxxxx xxxxx SHU Belum Dibagi xxxxx xxxxx Jumlah Ekuitas Rp xxxxx Rp xxxxx JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS Rp xxxxx Rp xxxxx 27.18 Hak Cipta 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak

AKUNTANSI PERKOPERASIAN PSAK NO. 27 (REVISI 1998) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 KOPERASI PEMBANGUNAN RAKYAT PERHITUNGAN HASIL USAHA Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 19X1 dan 19X0 PARTISIPASI ANGGOTA 19X1 19X0 Partisipasi Bruto Anggota Rp xxxxxx Rp xxxxxx Beban Pokok (xxxxxx) (xxxxxx) Partisipasi Neto Anggota Rp xxxxxx Rp xxxxxx PENDAPATAN DARI NON-ANGGOTA Penjualan Rp xxxxxx Rp xxxxxx Harga Pokok (xxxxxx) (xxxxxx) Laba(Rugi) Kotor Dengan Non-Anggota Rp xxxxxx Rp xxxxxx Sisa Hasil Usaha Kotor Rp xxxxxx Rp xxxxxx BEBAN OPERASI: Beban Usaha (xxxxxx) (xxxxxx) Sisa Hasil Usaha Koperasi Rp xxxxxx Rp xxxxxx Beban Perkoperasian (xxxxxx) (xxxxxx) Sisa Hasil Usaha Setelah Beban Perkoperasian Rp xxxxxx Rp xxxxxx Pendapatan dan Beban Lain-lain xxxxxx xxxxxx Sisa Hasil Usaha Sebelum Pos-pos Luar Biasa Rp xxxxxx Rp xxxxxx Pendapatan Dan Beban Luar Biasa xxxxxx xxxxxx Sisa Hasil Usaha Sebelum Pajak Rp xxxxxx Rp xxxxxx Pajak Penghasilan (xxxxxx) (xxxxxx) Sisa Hasil Usaha Setelah Pajak Rp xxxxxx Rp xxxxxx Hak Cipta 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 27.19

AKUNTANSI PERKOPERASIAN PSAK NO. 27 (REVISI 1998) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 KOPERASI PEMBANGUNAN RAKYAT LAPORAN PROMOSI EKONOMI ANGGOTA Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 19X1 dan 19X0 (Koperasi Konsumen) PROMOSI EKONOMI SELAMA TAHUN BERJALAN 19X1 19X0 MANFAAT EKONOMI DARI PEMASARAN PRODUK ANGGOTA: - Pemasaran Produk Anggota Atas Dasar Harga Koperasi Rp xxxxxx Rp xxxxxx - Pemasaran Produk Anggota Atas Dasar Harga Pasar (xxxxxx) (xxxxxx) Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Pemasaran Produk Anggota Rp xxxxxx Rp xxxxxx MANFAAT EKONOMI DARI PENGADAAN BARANG UNTUK ANGGOTA: - Pengadaan Barang Atas Dasar Harga Pasar Rp xxxxxx Rp xxxxxx - Pengadaan Barang Atas Dasar Harga Koperasi (xxxxxx) (xxxxxx) Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Pengadaan Barang Untuk Anggota Rp xxxxxx Rp xxxxxx MANFAAT EKONOMI DARI SIMPAN PINJAM LEWAT KOPERASI: - Penghematan Beban Pinjaman Anggota Rp xxxxxx Rp xxxxxx - Kelebihan Balas Jasa Simpanan Anggota (xxxxxx) (xxxxxx) Jumlah Promosi Ekonomi Dari Transaksi Penyediaan Jasa Untuk Anggota Rp xxxxxx Rp xxxxxx Jumlah Promosi Ekonomi Anggota Selama Tahun Berjalan Rp xxxxxx Rp xxxxxx PROMOSI EKONOMI PADA AKHIR TAHUN Pembagian Sisa Hasil Usaha Tahun Berjalan Untuk Anggota Rp xxxxxx Rp xxxxxx Jumlah Promosi Ekonomi Anggota Rp xxxxxx Rp xxxxxx 27.20 Hak Cipta 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak

AKUNTANSI PERKOPERASIAN PSAK NO. 27 (REVISI 1998) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 KOPERASI PEMBANGUNAN RAKYAT LAPORAN PROMOSI EKONOMI ANGGOTA Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 19X1 dan 19X0 (Koperasi Produsen) PROMOSI EKONOMI SELAMA TAHUN BERJALAN 19X1 19X0 MANFAAT EKONOMI DARI PEMASARAN PRODUK ANGGOTA: - Pemasaran Produk Anggota Atas Dasar Harga Pasar Rp xxxxxx Rp xxxxxx - Pemasaran Produk Anggota Atas Dasar Harga Koperasi (xxxxxx) (xxxxxx) Jumlah Promosi Ekonomi Dari Transaksi Pemasaran Produk Anggota Rp xxxxxx Rp xxxxxx MANFAAT EKONOMI DARI PENGADAAN BARANG UNTUK ANGGOTA: - Pengadaan Barang Atas Dasar Harga Pasar Rp xxxxxx Rp xxxxxx - Pengadaan Barang Atas Dasar Harga Koperasi (xxxxxx) (xxxxxx) Jumlah Promosi Ekonomi Dari Transaksi Pengadaan Barang Untuk Anggota Rp xxxxxx Rp xxxxxx MANFAAT EKONOMI DARI PENYEDIAAN JASA UNTUK ANGGOTA: - Penyediaan Jasa Atas Dasar Harga Pasar Rp xxxxxx Rp xxxxxx - Penyediaan Jasa Atas Dasar Harga Koperasi (xxxxxx) (xxxxxx) Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Penyediaan Jasa Untuk Anggota Rp xxxxxx Rp xxxxxx Jumlah Promosi Ekonomi Anggota Selama Tahun Berjalan Rp xxxxxx Rp xxxxxx PROMOSI EKONOMI PADA AKHIR TAHUN Pembagian Sisa Hasil Usaha Tahun Berjalan Untuk Anggota Rp xxxxxx Rp xxxxxx Jumlah Promosi Ekonomi Anggota Rp xxxxxx Rp xxxxxx Hak Cipta 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak 27.21