Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang sudah ada sejak zaman purbakala. Hal ini terbukti dari penemuan-penemuan kuno seperti sisa-sisa tulang belakang

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Penelitian Keperawatan Komunitas

BAB 1 PENDAHULUAN. bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. tanah lembab dan tidak adanya sinar matahari (Corwin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi Directly

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit TB paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus di kalangan masyarakat. Menurut World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan serta ditujukan

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia. Jumlah kasus TB pada tahun 2014 sebagian besar terjadi di Asia

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat secara global. TB Paru menduduki peringkat ke 2 sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru-paru,

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki, perempuan, tua, muda, miskin, kaya, dan sebagainya) (Misnadiarly,

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis, dengan gejala klinis seperti batuk 2

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian

BAB I PENDAHULUAN. dari golongan penyakit infeksi. Pemutusan rantai penularan dilakukan. masa pengobatan dalam rangka mengurangi bahkan kalau dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WHO (World Health Organisation) pada tahun 2014,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini sering

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sinar matahari, tetapi dapat hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan

BAB I PENDAHULUAN. ditemukannya kuman penyebab tuberkulosis oleh Robert Koch tahun 1882

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Penyakit TBC banyak menyerang usia kerja produktif, kebanyakan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Setiap tahunnya, TB Paru menyebabkan hampir dua juta


BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang

BAB I PENDAHULUAN. menyerang paru dan dapat juga menyerang organ tubuh lain (Laban, 2008).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.bakteri ini berbentuk batang dan bersifat

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan sekitar 2 miliar atau sepertiga dari jumlah penduduk dunia telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Asam) positif yang sangat berpotensi menularkan penyakit ini (Depkes RI, Laporan tahunan WHO (World Health Organitation) tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor risiko..., Helda Suarni, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. kadang-kadang juga berhenti minum obat sebelum masa pengobatan selesai,

S T O P T U B E R K U L O S I S

BAB 1 PENDAHULUAN. infeksi di seluruh dunia setelah HIV. Pada tahun 2014, WHO melaporkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi, yang juga dikenal sebagai communicable disease atau transmissible

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut terdapat di negara-negara berkembang dan 75% penderita TB Paru adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk percikan dahak (droplet nuclei) ( Lippincott, 2011). 39 per penduduk atau 250 orang per hari. Secara Global Report

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan. masyarakat di dunia tidak terkecuali di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi paling. umum di dunia dengan perkiraan sepertiga populasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tuberkulosis Paru (TB Paru) suatu penyakit kronis yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis dan dapat disembuhkan. Tuberkulosis

BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

GAMBARAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN TB PARU DI KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI I KABUPATEN PEKALONGAN ABSTRAK

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Tuberkulosis paru adalah suatu infeksi kronik disebabkan

KARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TUMINTING MANADO

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan pada usia muda atau usia produktif yaitu tahun,

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis dan paling sering menginfeksi bagian paru-paru.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN MOTIVASI PETUGAS TBC DENGAN ANGKA PENEMUAN KASUS TBC DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. bakterituberkulosis tersebut (Kemenkes RI,2012). Jumlah prevalensi TB di

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang muncul dilingkungan masyarakat. Menanggapi hal itu, maka perawat

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikategorikan high burden countries. Kasus baru Tuberkulosis di dunia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia, terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. menular (dengan Bakteri Asam positif) (WHO), 2010). Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan global utama dengan tingkat

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Sumber infeksi TB kebanyakan melalui udara, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PENDERITA TENTANG PENULARAN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TANRUTEDONG KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

KERANGKA ACUAN PROGRAM TB PARU UPTD PUSKESMAS BANDA RAYA KECAMATAN BANDA RAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. karena penularannya mudah dan cepat, juga membutuhkan waktu yang lama

I. PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) merupakan agenda serius untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang baik dan berkeadilan, sebagaimana diatur dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. bahwa penyakit tuberkulosis merupakan suatu kedaruratan dunia (global

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar bakteri TB menyerang paru, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Departemen Kesehatan RI (2008) tuberkulosis merupakan

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. tergantung pada potensi biologinya. Tingkat tercapainya potensi biologi seorang

BAB I PENDAHULUAN. oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB

BAB I PENDAHULUAN. tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri penyebab. yang penting di dunia sehingga pada tahun 1992 World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh

ANALISA FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU Dhilah Harfadhilah* Nur Nasry Noor** I Nyoman Sunarka***

I. PENDAHULUAN. secara global masih menjadi isu kesehatan global di semua Negara (Dave et al, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah kematian per tahun. Kematian tersebut pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti karena menular. Menurut Robins (Misnadiarly, 2006), tuberkulosis adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. pengobatan. Pada era Jaminan Kesehatan Nasional saat ini pembangunan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang sudah ada sejak zaman purbakala. Hal ini terbukti dari penemuan-penemuan kuno seperti sisa-sisa tulang belakang manusia dengan tanda-tanda khas TB Spondylitis tuberculosa atau pott s disease (Danusantoso, 2012). Pada spondylitis tuberculosa terjadi deformitas berbentuk kifosis (bungkuk) pada tulang punggung yang merupakan tanda bahwa penyakit TB sudah meluas ke tulang belakang (Vitriana, 2002). Sebagian besar dari kasus TB ini (95%) terjadi di negara-negara berkembang. Diantara mereka 75 % berada pada usia produktif yaitu 20-49 tahun (Amin et al, 2006). Diperkirakan seorang pasien TB dewasa, akan kehilangan rata-rata waktu kerjanya 3 sampai 4 bulan. Hal tersebut berakibat pada kehilangan pendapatan tahunan rumah tangganya sekitar 20-30% (Santoso, 2012). Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2009, diperkirakan masih terdapat sekitar 9,5 juta kasus baru TB, dan sekitar 0,5 juta orang meninggal akibat TB di dunia sejak tahun 2003 (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2011). Saat ini di negara maju diperkirakan setiap tahunnya 10-20 kasus baru setiap 100.000 penduduk dengan kematian 1 5 per 100.000 penduduk sedangkan di negara berkembang angkanya masih tinggi. Di Afrika setiap tahunnya muncul 165 penderita TB paru menular setiap 100.000 penduduk (Santoso, 2012). Indonesia menempati urutan kedua terbanyak kasus TB di dunia setelah India (Global TB Report 2015). Diperkirakan jumlah penderita TB di Indonesia sekitar 10% dari total jumlah penderita TB di Dunia dan setiap tahunnya 150 ribuan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 1

orang meninggal akibat TB. Setiap hari ada sekitar 300 orang yang meninggal akibat TB di Indonesia (Aditama, 2011). Sumatera Barat menempati urutan ke 12 dari 33 provinsi di Indonesia berdasarkan data angka notifikasi kasus TB tanggal 15 November tahun 2014 (Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, 2014). Penderita TB paru Basil Tahan Asam (BTA) positif yang tercatat di Instalasi Rekam Medik BP4 Lubuk Alung sejak 1 Januari 2012-31 Desember 2012 paling banyak berasal dari Kabupaten Padang Pariaman sebanyak 326 orang (29,4%), dan urutan kedua terbanyak berasal dari Padang sebanyak 221 orang (19,9%) (Susilayanti, 2012). Penemuan kasus dari data program TB Puskesmas kota Padang setelah realisasi yaitu setelah kader puskesmas melakukan pendataan ke rumah masyarakat, ditemukan kasus TB yang masih mengalami peningkatan yaitu tahun 2014 sebanyak 5259 kasus tersangka TB, dengan jumlah TB BTA positif 720 kasus, dan tahun 2015 kasus tuberkulosis masih tinggi ditemukan yaitu sebanyak 5757 kasus tersangka TB dengan jumlah TB BTA (+) 776 kasus. Dari 22 Puskesmas Kota Padang penemuan kasus TB terbanyak berasal dari puskesmas Lubuk Buaya yaitu sebanyak 167 kasus dari 1440 kasus pada tahun 2015, sedangkan urutan kedua tertinggi berasal dari puskesmas Andalas yaitu sebanyak 132 kasus dari 1440 kasus (Dinas Kesehatan Kota Padang, 2015). Terdapat beberapa fakta tentang TB yaitu, jika tidak diobati setiap orang dengan TB aktif menginfeksi rata-rata 10 sampai 15 orang setiap tahun, sepertiga dari total penduduk dunia terinfeksi basil TB, 1 dari 10 orang terinfeksi basil TB akan menjadi sakit dengan TB aktif seumur hidupnya, TB lebih banyak ditemukan pada dewasa muda terutama pada usia produktif, kematian akibat TB lebih banyak Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2

terjadi di negara berkembang yaitu lebih dari setengah dari semua kematian yang terjadi di Asia, sekitar 4.400 kematian per hari sekitar 200.000 orang yang hidup dengan HIV / AIDS meninggal karena TB setiap tahun, 1,6 juta orang meninggal karena TB pada tahun 2005 sebagian besar mereka berada di Afrika (WHO, 2007). Melihat besarnya masalah yang ditimbulkan oleh TB, Indonesia telah mengadopsi strategi Directly Observed Treatment Short Course (DOTS) yang telah direkomendasikan oleh WHO sejak tahun 1995 (Keputusan Mentri Kesehatan, 2009). Tujuan umum DOTS adalah memutus rantai penularan sehingga penyakit tuberkulosis diharapkan bukan lagi menjadi masalah kesehatan (Widoyono, 2011). Pelaksanaan program pemberantasan penyakit tuberkulosis paru adalah dengan menemukan penderita yang tersangka TB ditengah-tengah masyarakat baik secara aktif yaitu melalui kader-kader yang langsung mengunjungi rumah masyarakat, maupun secara pasif dengan mencatat penderita yang mengunjungi puskesmas untuk diperiksa secara mikroskopis. Penemuan dan pengobatan dalam rangka penanggulangan TB paru ini dilaksanakan oleh seluruh Unit Pelayanan Kesehatan (UPK), meliputi Puskesmas, Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta, Rumah Sakit Paru (RSP), Balai Pengobatan Penyakit Paru Paru (BP4), Klinik Pengobatan lain serta Dokter Praktek swasta (DPS). Sumber penularan adalah penderita TB BTA positif, yang dapat menularkan kepada orang yang berada di sekelilingnya, terutama melalui kontak langsung. Daya penularan dari seorang penderita TB ditentukan oleh banyaknya kuman yang terdapat dalam paru penderita, penyebaran kuman dalam udara yang Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 3

dikeluarkan bersama dahak berupa droplet di udara sekitar penderita TB (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005). Penularan terjadi melalui udara (airborne spreading) dari percikan dahak atau droplet infeksi. Droplet keluar saat penderita berbicara, batuk atau bersin. Pada sekali batuk dikeluarkan 3000 droplet (Hasan, 2010; Hudoyo, 2011). Pencegahan penularan TB yang terbaik adalah mencegah kontak dengan penderita TB yang menular (sputum positif). Pada kenyataannya ini sulit, selama TB masih merupakan penyakit rakyat dan hubungan kekeluargaan yang masih erat (Danusantoso, 2012). Maka pasien yang infeksius harus diajarkan agar selalu menutup mulut mereka dan memalingkan muka disaat mereka batuk atau bersin. Selain itu ventilasi yang baik, dengan adanya pertukaran udara dari dalam rumah dengan udara segar dari luar, dapat mengurangi bahaya penularan bagi penghunipenghuni lain yang serumah (Crofton, 2002). Mycobacterium tuberculosis yang terdapat dalam ludah penderita yang menempel di dinding atau lantai rumah yang tidak mempunyai ventilasi dan sinar matahari yang masuk akan dapat bertahan selama 2 tahun. Maka seorang ibu sangat berperan dalam mengatur ventilasi dan masuknya sinar matahari ke dalam rumah, karena sinar matahari dapat membunuh kuman dengan cepat. Kuman TB akan mati dalam 5 menit jika terkena zat antiseptik seperti karbol. Oleh karena itu penderita dianjurkan meludah ke dalam tempat tertutup dan berisi karbol (Hudoyo, 2014). Pengetahuan ibu tentang pencegahan TB Paru mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian TB paru anak usia 0-14 tahun. Dari 29 anak yang tidak menderita TB paru terdapat dua anak yang ibunya mempunyai pengetahuan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 4

tentang pencegahan penyakit TB paru kurang, dan 27 anak yang ibunya mempunyai pengetahuan tentang pencegahan penyakit TB paru baik (Hamidi, 2011). Anak yang memiliki ibu dengan pengetahuan tentang TB paru kurang baik memiliki risiko lebih besar terkena TB paru dibandingkan dengan yang memiliki pengetahuan tentang TB paru baik (Setyawati, 2006). Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh pendidikan, pekerjaan umur, dan sumber informasi (Fuady et al, 2014; Haque et al, 2014; Notoatmodjo, 2011). Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti telah melakukan penelitian dengan judul Gambaran pengetahuan ibu yang tinggal serumah dengan penderita TB paru BTA positif tentang penyakit TB paru di Puskesmas Lubuk Buaya, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang Tahun 2015. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana gambaran pengetahuan Ibu yang tinggal serumah dengan penderita TB paru BTA positif tentang penyakit TB paru di Puskesmas Lubuk Buaya, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang Tahun 2015. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang tinggal serumah dengan penderita TB BTA positif tentang penyakit TB di PuskesmasLubuk Buaya, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang Tahun 2015. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 5

1.3.2 Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu yang tinggal serumah dengan penderita TB paru BTA positif tentang penyakit TB paru berdasarkan pendidikan. b. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu yang tinggal serumah dengan penderita TB paru BTA positif tentang penyakit TB berdasarkan pekerjaan. c. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu yang tinggal serumah dengan penderita TB paru BTA positif tentang penyakit TB paru berdasarkan umur. d. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu yang tinggal serumah dengan penderita TB paru BTA positif tentang penyakit TB paru berdasarkan sumber informasi. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti Untuk menambah wawasan penulis tentang penyakit TB paru BTA positif. 1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan referensi di perpustakaan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dan sebagai bahan acuan penelitian di masa yang akan datang mengenai gambaran pengetahuan ibu yang tinggal serumah dengan penderita TB paru BTA positif tentang penyakit TB paru. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 6

1.4.3 Bagi Responden Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi ibu yang tinggal serumah dengan penderita TB paru BTA positif agar dapat mengetahui tentang penyakit TB paru. 1.4.4 Bagi Dinas kesehatan Dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam pengambilan kebijakan dan memperoleh alternatif cara intervensi didalam integrasi program yang sesuai untuk mengendalikan sebaran kasus penyakit tuberkulosis paru. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 7