IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
III. BAHAN DAN METODE

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PREDIKSI LAJU EROSI BERBASIS WEB. Ikhsan Aditya Wardana A

HASIL DAN PEMBAHASAN. ditampilkan dalam sebuah layer yang akan muncul dalam aplikasi SIG. Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem

Integrasi dan Perancangan Antarmuka B. Kebutuhan Fungsional Perangkat Sistem Lunak Pengembangan Aplikasi Pengujian Sistem HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

BUKU MANUAL APLIKASI DATA PENYELIDIKAN

BUKU MANUAL APLIKASI DATA FISIK

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... iii. LEMBAR PERNYATAAN... iv RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR...

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

KAJIAN APLIKASI DAN TEKNOLOGI PADA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB V PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI

3.1. CARA MENGAKSES WEBSITE PEMETAAN ASET SPAM KHUSUS DAN REGIONAL

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

II. TINJAUAN PUSTAKA Erosivitas Hujan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

2 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republ

HASIL DAN PEMBAHASAN c. Karakteristik Pengguna Analisis Kebutuhan a. Deskripsi Sistem b. Kebutuhan Fungsional Sistem Perancangan Konseptual

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk menjalankan sistem ini, dibutuhkan perangkat keras (hardware) dan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 1. Processor Pentium III 1 Ghz

-1- PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 67 /Menhut-II/2014 TENTANG SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MENJALANKAN APLIKASI SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR (SISDA)

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

APLIKASI BERBASIS WEB PEMETAAN INFORMASI PADA GAMBAR BITMAP

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) FASILITAS UMUM KOTA MOJOKERTO BERBASIS WEB

3.1. CARA MENGAKSES WEBSITE PEMETAAN ASET SPAM KHUSUS DAN REGIONAL

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. telah dibuat pada tahap tiga. Adapun kebutuhan software (perangkat lunak) dan

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB V ANALISIS SPASIAL

PETUNJUK PENGGUNAAN WEBSITE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ASET SPAM KHUSUS DAN SPAM REGIONAL

Mampu menggunakan komputer Familier dengan aplikasi internet. Mampu menggunakan ArcView Mampu menggunakan Map Server.

Buku Panduan. WebGIS Perencanaan

Kata Kunci : SIG, Google Maps API dan hotel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan Aplikasi Pencarian Rute Terpendek Menggunakan

Perancangan Sistem Informasi Geografis (SIG) Berbasis Web untuk Penyediaan Informasi Fasilitas dan Personalia di Universitas Lampung

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB V PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MANUAL BOOK WEBGIS BAPPEDA KABUPATEN MAHULU JL. JUANDA 2, RT 16 NO 6H SAMARINDA (0541) WEBSITE DEKA.CO.ID WEB & IT SOLUTION.

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN

Pedoman Penggunaan Aplikasi e-kinerja Berbasis WEB Kementerian Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui, Sistem Informasi Geografis merupakan Sistem. yang dapat menjelaskan situasi dan keadaan tempat tersebut.

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN

BAB 3 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI APLIKASI PETA UI BERBASIS GOOGLE MAPS

Gambar 4.47 Informasi Peta DampakMei Gambar 4.48 Informasi Peta Dampak Mei 2008 sampai Juni Gambar 4.49 Peta wilayah dampak

menginformasikan gedung, jalan utama, lapangan, taman, tempat parkir dan lain

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. perangkat keras yang dibutuhkan sebagai berikut: a. Processor Intel Pentium 4 atau lebih tinggi;

database server. PHP bersifat terbuka dalam pengembangan, dan gratis. Meskipun demikian PHP memiliki dukungan fungsi yang variatif (Achour, 2000).

M O D U L PENYUSUNAN PETA STATUS KERUSAKAN TANAH

Pedoman Penggunaan Aplikasi Sistem Informasi Monev (Monitoring dan Evaluasi)

DAFTAR ISI. WebSIGIT - Web Sistem Informasi Geografis Infrastruktur Terpadu

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. a. Spesifikasi perangkat keras minimum: 3. Harddisk dengan kapasitas 4, 3 GB

SIGAPTARU USER MANUAL. v1.0.1

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS

Lampiran 1 DFD Level 1 GIS Kampus IPB Darmaga. Lampiran 2 DFD Level 2 proses 3 GIS Kampus IPB Darmaga

Manual esakip v Pengantar. Hal. 2 / 36

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Praktikum 2 - Digitasi Peta : Membuat Peta Digital

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PELAYANAN KESEHATAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

SUMBER DATA GIS SUMBER DATA GPS PENGENALAN GPS KONVEKSI DATA DARI GPS KE GIS ENTRY MANUAL DATA EXCEL SATRIA WIRA BUANA

SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DOSEN

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. Aplikasi sistem geografis letak TPS dengan menggunakan ms4w yang

Panduan Penggunaan Sistem Informasi Valuasi ATB LIPI

BAB III UJICOBA PENGEMBANGAN SISTEM CLEARINGHOUSE MENGGUNAKAN APLIKASI GEONETWORK OPENSOURCE

LearnOSM. id Editor. Memulai id Editor

WebGIS-PT Website Geographic Information System - Pariwisata Terpadu 1

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dan perangkat keras yang akan mendukung jalannya aplikasi. Perangkat lunak dan

PEDOMAN TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN DATABASE JALAN PROPINSI DAN KABUPATEN/KOTA

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

1 H a n d o u t T u g a s A k h i r J u r u s a n M a n a j e m e n I n f o r m a t i k a

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Diskoperindag mengenai pertumbuhan IKM, maka peneliti mendapatkan

PETUNJUK TEKNIS APLIKASI PEMETAAN PARTISIPATIF PUSAT PENGELOLAAN DAN PENYEBARLUASAN INFORMASI GEOSPASIAL

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

KATA PENGANTAR. Buku Panduan Sistem Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program dan Anggaran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Lingkup Sistem Sistem Informasi Prediksi Laju Erosi disusun dengan kombinasi bahasa pemrograman yaitu PHP, HTML, JavaScript. Sistem ini juga disusun dengan bantuan framework ExtJS, Openlayer, dan Mapfish. Framework tersebut memudahkan dalam membuat fungsi-fungsi yang standar yang umum, sehingga tidak perlu membuat script dari awal. Sistem diimplementasikan hanya dapat berjalan dalam jaringan lokal (localhost) tanpa internet dan dapat diakses dengan browser seperti Mozilla Firefox. Pada browser lain seperti Internet Explorer, Google Chrome, Safari, Opera, dan lainnya sistem belum diuji. 4.2. Demo Prototipe Tampilan utama sistem dapat dilihat pada Gambar 8. Sistem dapat dijalankan cukup dengan menggunakan browser, sehingga pengguna atau user tidak perlu menginstalasi perangkat lunak SIG. Tampilan utama akan muncul jika kita mengakses http://localhost/sig-erosi/ pada browser. Gambar 8. Tampilan utama antarmuka sistem SIMPLE ini memiliki fungsi mengatur ukuran skala peta sesuai keinginan, menggeser peta, identifikasi atribut, menampilkan legenda dan membuat poligon

28 Area of Interest (AOI) untuk membatasi wilayah yang ingin dikaji. Pada bagian kiri gambar peta terdapat menu pengaturan layer, menu perhitungan prediksi laju erosi, menu AOI, dan titik koordinat bujur (x) dan lintang (y) pergerakan kursor mouse. Menu pengaturan layer berfungsi memilih daftar layer yang aktif untuk disajikan pada peta. Pada bagian kiri bawah gambar peta terdapat peta inset yang berfungsi menampilkan peta dengan ukuran skala lebih kecil. Peta dasar yang disediakan adalah peta dari Google Maps yang terdiri dari peta jalan (streets), peta fisik (physical), peta satelit (satellite), dan peta hybrid. Layer tambahan dapat ditambahkan dengan menekan tombol Tambah Layer, maka akan muncul tampilan seperti Gambar 9. Simbol + pada setiap layer digunakan untuk melihat deskripsi setiap layer. Jika ingin menghapus layer yang sudah ditambahkan tekan tombol Hapus Layer. Pengguna dapat menambah data layer baru dari luar basis data sistem ini dengan melakukan upload data shapefile (shp) yang nantinya akan dikonversi ke PostgreSQL/PostGIS. Syarat yang harus dipenuhi adalah data harus memiliki sistem proyeksi geografis. Jika sistem proyeksi data yang bukan sistem proyeksi geografis, maka data tersebut tidak muncul sesuai dengan lokasi yang sebenarnya pada peta karena sistem proyeksi yang digunakan dalam SIMPLE ini adalah sistem koordinat geografis WGS 84. Gambar 9. Tampilan menambahkan layer pada peta

29 Pengguna yang ingin menambah data layer baru dari luar basis data sistem dapat melakukan upload data shapefile (shp) yang nantinya akan dikonversi ke PostgreSQL. Pengguna yang dapat melakukan Upload Data harus melakukan login terlebih dahulu sebagai Administrator. Upload data ke basis data PostgreSQL dapat dilakukan dengan menekan tombol Upload Data, yang akan menampilkan form pengisian upload file seperti Gambar 10. Ada 3 file dari data shapefile yang harus di-upload yaitu file dengan ekstensi.shp,.dbf dan.shx. Untuk mengakhiri upload data dapat dilakukan dengan menekan tombol Simpan. Gambar 10. Form upload file Konversi format shapefile ke dalam format PostgreSQL menggunakan program ogr2ogr.exe yang merupakan program bawaan di dalam MS4W pada folder C:\ms4w\tools\gdal-ogr. Eksekusi program mengunakan script PHP, kutipan penulisan pemrogramannya dapat dilihat pada Gambar 11.

30 Gambar 11. Kutipan script php untuk mengeksekusi program konversi shapefile ke PostgreSQL Penjelasan kutipan program di atas adalah sebagai berikut : 1. Baris 2 variabel $namelayer diisi nama layer yang akan menjadi tabel dalam basis data yang mengandung atribut spasial 2. Baris 3 variabel $desc diisi dengan deskripsi dari layer 3. Baris 4 sampai dengan 6 variabel yang diisi nama file upload shp, dbf dan shx. 4. Baris 8 sampai dengan 10 merupakan perintah (command line) yang dieksekusi melalui php. EPSG:4326 menunjukan sistem referensi spasial untuk proyeksi geografis WGS 84. 5. Baris 11 merupakan perintah query maintenance untuk mengoptimalkan kerja PostgreSQL. 6. Baris 12 merupakan perintah query untuk mengganti nama kolom ogc_fid menjadi gid pada tabel. 7. Baris 13 merupakan perintah query memasukan data nama layer dan deskripsinya ke dalam tabel desc_data. 8. Baris 14 sampai dengan 16 menjalankan query dari baris 11, 12, dan 13.

31 Analisis spasial prediksi laju erosi dapat dilakukan bila pengguna sebagai Administrator. Analisis prediksi laju erosi dieksekusi dengan menekan tombol pada menu yang tertulis Hitung Prediksi Erosi, kemudian tekan tombol Tampilkan, maka akan muncul tampilan seperti Gambar 12. Sistem ini menggunakan persamaan USLE, oleh karena itu untuk menghitung laju erosi diperlukan parameter-parameter input data spasial Erosivitas Hujan (R), Erodibilitas Tanah (K), Faktor Panjang Lereng dan Kemiringan Lereng (LS), Faktor Tanaman (C), dan Faktor Konservasi Tanah (P). Sebelumnya data spasial semua faktor erosi harus dimasukkan ke dalam basis data. Setelah melakukan pengisian parameter-parameter faktor erosi, tombol Kalkulasi dipilih untuk mengakhiri dan menjalankan program prediksi erosi. Gambar 12. Tampilan fungsi perhitungan prediksi erosi 4.3. Penjelasan Fungsi Prediksi Erosi Hasil perhitungan prediksi laju erosi akan menghasilkan data spasial erosi dalam basis data, sehingga hasilnya dapat dilihat pada peta dengan menambahkan layer baru. Prinsip perhitungan prediksi erosi ini adalah dengan melakukan proses intersect atau tumpang tindih dan melakukan perkalian antara 5 field data spasial

32 yang mempunyai informasi atribut R (erosivitas), K (erodibilitas), LS (panjang lereng dan kemiringan lereng), C (faktor tanaman), dan P (faktor konservasi tanah) dengan perintah query dari basis data. Proses intersect dilakukan secara bertahap, pertama dengan melakukan intersect antara data spasial R dan data spasial K, selanjutnya hasil intersect yang pertama akan diproses intersect lagi dengan tabel faktor erosi berikutnya sampai kelima data spasial faktor erosi tersebut diproses intersect. Contoh query yang dilakukan untuk melakukan proses intersect antara 2 tabel yang memiliki atribut dalam PostgreSQL/PostGIS dapat dilihat pada Gambar 13. Fungsi yang digunakan dalam PostGIS untuk melakukan analisis tumpang tindih yaitu ST_Intersection() dan ST_Intersects(), sedangkan untuk mengatur ketelitian koordinat grid digunakan fungsi ST_SnapToGrid(). Hasil intersect disimpan dalam tabel sementara, dan hasil akhirnya dibuat tabel dengan melakukan perkalian atribut faktor erosi. Gambar 13. Contoh query untuk melakukan intersect antara dua tabel dengan atribut spasial 4.4. Erosi pada DAS Cikaso Data yang diuji merupakan data spasial erosi pada DAS Cikaso. Hasil prediksi laju erosi yang dikalkulasi dengan menggunakan sistem ini dapat dilihat pada Gambar 14. Laju erosi terbesar adalah 2.622 ton/ha/tahun sedangkan laju erosi terkecil yaitu 0.0003 ton/ha/tahun. Secara umum di wilayah DAS Cikaso

laju erosi berkisar dibawah 437 ton/ha/tahun yang menempati seluruh wilayah DAS. 33 Gambar 14. Peta prediksi erosi DAS Cikaso Sebagai perbandingan dilakukan juga perhitungan laju erosi secara manual. Perhitungan laju erosi secara manual dilakukan menggunakan Map Calculator pada program ArcView setelah melakukan proses intersect kelima data spasial faktor erosi. Berdasarkan Tabel 8, jumlah poligon hasil intersect menggunakan query basis data lebih banyak dari pada jumlah poligon hasil intersect pada perhitungan secara manual. Nilai maksimum, minimum dan ratarata laju erosi antara perhitungan dengan PostgreSQL/PostGIS dan perhitungan secara manual relatif sama hasilnya. Total laju erosi perhitungan dengan PostgreSQL/PostGIS sedikit lebih tinggi daripada perhitungan secara manual. Perbedaan besar total laju erosi karena jumlah poligon lebih banyak pada perhitungan menggunakan PostgreSQL/PostGIS dan adanya poligon sliver. Poligon sliver merupakan poligon dengan luas sangat kecil dekat dengan perbatasan antar poligon yang dihasilkan akibat proses tumpang tindih dua atau lebih data spasial. Luas poligon terkecil sedikit lebih kecil pada hasil perhitungan dengan PostgreSQL/PostGIS. Hal ini yang menunjukkan poligon sliver akan lebih banyak dihasilkan pada proses perhitungan prediksi laju erosi menggunakan

PostgreSQL/PostGIS walaupun proses perhitungan manual dengan ArcView juga menghasilkan poligon sliver. 34 Tabel 8. Perbandingan statistik antara hasil perhitungan prediksi laju erosi dengan PostgreSQL/PostGIS dengan perhitungan secara manual Perhitungan dengan PostgreSQL/PostGIS Perhitungan secara manual Total Laju erosi 202.695 200.021 Jumlah poligon 2.980 2.939 Rata-rata Maksimum Minimum Standar deviasi 68 68 2.622 2.622 0,0003 0,0003 136 136 Luas (ha). (i) Total 116.454 116.454 (ii) Poligon terkecil 0,00000142 0,00000143 (iii) Poligon terbesar 843 843