PENGEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL (UNDERDEVELOPMENT REGION) DI KABUPATEN SAMPANG

dokumen-dokumen yang mirip
Pengembangan Daerah Tertinggal di Kabupaten Sampang

PENGEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL (UNDERDEVELOPMENT REGION) DI KABUPATEN SAMPANG

ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN TERTINGGAL KABUPATEN PAMEKASAN

ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 2015

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN SAMPANG

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 2014

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 2014

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Rekapitulasi Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Belanja Langsung Menurut Program dan Kegiatan. Target Kinerja (kuantitatif) Lokasi Kegiatan

KEMUDAHAN INVESTASI DI KABUPATEN SAMPANG

STUDI POTENSI OBYEK WISATA PANTAI DI KABUPATEN SAMPANG

Sidang Akhir Tugas Akhir

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 2017

BAB I PENDAHULUAN. utama dari usaha-usaha pembangunan ekonomi selain menciptakan

Tipologi Kecamatan Tertinggal di Kabupaten Lombok Tengah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan sebagai Daerah Tertinggal

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

Daya Dukung Lahan Pertanian terhadap Hasil Produksi Padi di Kabupaten Sampang

OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN BERDASARKAN KESEIMBANGAN SUMBERDAYA AIR

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sampang Tahun KATA PENGANTAR

AGROVIGOR VOLUME 7 NO. 1 MARET 2014 ISSN

Riyan Zulmaniar Vinahari Badan Pusat Statistik Jl. Dr. Sutomo 6-8 Jakarta Indonesia Abstrak

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL BATIK DESA KENONGO KECAMATAN TULANGAN - SIDOARJO

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... v

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id. 1.1 Latar Belakang

Estimasi Biaya Rp (juta) Kriteria/ Besaran. 1 paket paket 7.500

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI Latar Belakang... I Maksud dan Tujuan... I Dasar Hukum Penyusunan... I-2

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia terbentang sepanjang

JFP Bappeda Provinsi Jawa Timur

- 1- BUPATI SAMPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

Rekapitulasi Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Belanja Langsung Menurut Program dan Kegiatan. Target Kinerja (kuantitatif) Lokasi Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini sebagai berikut.

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi

PENGEMBANGAN INDUSTRI BERBASIS PERIKANAN DENGAN PENDEKATAN PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL DI KABUPATEN TUBAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN

Daftar Tabel. Halaman

BUPATI SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 26 TAHUN 2011 TENTANG STANDART HARGA SATUAN BIAYA OPERASIONAL PENUNJANG KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012

Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau

BAB I PENDAHULUAN. Isu mengenai ketimpangan ekonomi antar wilayah telah menjadi fenomena

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

ARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI DI KEC. BANGOREJO KAB. BANYUWANGI

ARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI

2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

IKU Pemerintah Provinsi Jambi

Potensi Cabe Jamudi Beberapa Kabupaten di Madura sebagai Bahan Jamu

Arahan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Jeruk Siam berdasarkan Perspektif Petani di Kec. Bangorejo Kab. Banyuwangi

DAFTAR ISI RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN

Oleh : ERINA WULANSARI [ ]

Pengembangan Sektor Agro dan Wisata Berbasis One Sub-District One Misi Misi pengembangan Produk Unggulan Daerah Kab.

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

Oleh : CUCU HAYATI NRP Dosen Pembimbing Ir. Putu Rudy Setiawan, MSc

PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI PULAU MADURA BERDASARKAN SEKTOR PERTANIAN SEBELUM DAN SETELAH BERDIRI JEMBATAN SURAMADU

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi nasional, tetapi pilar-pilar pertumbuhan ekonomi

BAB VII KETERCAPAIAN INDIKATOR PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI KOTA SUKABUMI DAN ANALISIS KESENJANGAN

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dan pengurangan kemiskinan yang absolut (Todaro, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

REKAPITULASI AKREDITASI SMP NEGERI / SWASTA KABUPATEN SAMPANG

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PER 31 DESEMBER 2013 DAN (Audited)

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Posisi manusia selalu menjadi tema sentral dalam setiap program

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN

Kata Sambutan. Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh Di Wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya Melalui Pendekatan Partisipasi Masyarakat

Penentuan Tipologi Kesenjangan Wilayah di Kabupaten Lamongan Berdasarkan Aspek Ekonomi dan Sosial

Pendidikan Menengah Universal 12 Tahun

DAFTAR ISI. BAB IV Analisis isu-isu srategis Permasalahan Pembangunan Isu Strategis... 77

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN. Bab I Pendahuluan I-1

Dr. Vita Ratnasari, S. Si, M. Si Kresnayana Yahya, M. Sc Madu Ratna, M. Si

PENGEMBANGAN KAWASAN ANDALAN PROBOLINGGO- PASURUAN-LUMAJANG MELALUI PENDEKATAN PENINGKATAN EFISIENSI

Kalimantan Selatan. Pasar Terapung Muara Kuin

2.4 Kerangka Teori dan Pertanyaan Penelitian... 47

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dengan tujuan mencapai kehidupan yang lebih baik dari

PENGEMBANGAN INDUSTRI BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN SUBSEKTOR PERKEBUNAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH DI PROVINSI ACEH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

PROGRAM LINTAS SEKTOR (1): PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Jurnal Geodesi Undip Januari 2017

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH 2014

D A F T A R I S I Halaman

PEMETAAN KERUSAKAN MANGROVE DI MADURA DENGAN MEMANFAATKAN CITRA DARI GOOGLE EARTH DAN CITRA LDCM

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Jawa Timur dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Berdasarkan tipologi Klaassen atas pertumbuhan ekonomi dan PDRB per

Hierarchical Clustering via Minimax Linkage pada Pengelompokkan Kecamatan di Pulau Madura berdasarkan Indikator Pemerataan Pendidikan

Transkripsi:

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya PENGEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL (UNDERDEVELOPMENT REGION) DI KABUPATEN SAMPANG OVI RESIA A.P 3608100031

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG RUMUSAN MASALAH TUJUAN DAN SASARAN MANFAAT PENELITIAN RUANG LINGKUP HASIL YANG DIHARAPKAN ALUR KERANGKA BERPIKIR

LATAR BELAKANG Pembangunan: -> Daerah Maju -> Daerah Tertinggal 6 Kriteria Utama Daerah Tertinggal Pemprov Jatim menetapkan 7 Kabupaten dan Sampang Prioritas pembangunan Kab. Sampang sebagai daerah tertinggal dilihat dari indikasi empiris walaupun didukung SDA yang potensial

LATAR BELAKANG Ekonomi : Laju Pertumbuhan Ekomomi yang lambat Prosentase penduduk miskin 50% SDM : Nilai IPM masih rendah 59,58 Tingginya prosentase angka buta aksara 34,6% Infrastruktur : Tahun 2011, Krisis air bersih di 80 Desa Kondisi terparah di Kecamatan Kedungdung dan Kecamatan Robatal

LATAR BELAKANG Kabupaten Sampang Daerah tertinggal (Underdevelopment) dapat dilihat dari lambatnya laju pertumbuhan ekonomi 5,9 5,8 5,7 5,6 5,84 5,73 5,5 5,44 5,4 5,3 5,33 Laju Pertumbuhan Ekonomi 5,2 5,1 5 Kabupaten Bangkalan Kabupaten Sampang Kabupaten Pamekasan Kabupaten Sumenep

LATAR BELAKANG Ekonomi : Laju Pertumbuhan Ekomomi yang lambat Prosentase penduduk miskin 50% SDM : Nilai IPM masih rendah 59,58 Tingginya prosentase angka buta aksara 34,6% Infrastruktur : Tahun 2011, Krisis air bersih di 80 Desa Kondisi terparah di Kecamatan Kedungdung dan Kecamatan Robatal

ALUR KERANGKA BERPIKIR

MANFAAT PENELITIAN Teoritis Memberikan wawasan terkait arahan untuk mengembangkan daerah tertinggal (Underdevelopment). Praktis Rekomendasi bagi Pemkab dalam mengembangkan daerah tertinggal sesuai dengan karakteristik wilayah.

RUANG LINGKUP WILAYAH Kecamatan Banyuates Kecamatan Terluas Kecamatan Pangarengan Kecamatan terkecil Terdiri dari 14 Kecamatan Utara: Laut Jawa Selatan: Selat Madura Timur: Kab. Pamekasan Barat: Kab. Bangkalan

RUANG LINGKUP Ruang lingkup substansi : Mencakup tinjauan teori yang berkaitan dengan pengembangan wilayah dan daerah tertinggal. Ruang lingkup pembahasan : Terkait dengan pengembangan daerah tertinggal yang ditinjau dari aspek sosial (sumber daya manusia, infrastruktur), dan ekonomi (nilai PDRB, pendapatan perkapita).

TINJAUAN PUSTAKA

Sintesa Tinjauan Pustaka Pembangunan wilayah proses perubahan yang dinamis menuju perkembangan yang lebih baik yang mempertimbangkan aspek wilayah dengan mengintegrasikan aspek social, ekonomi dan lingkungan Daerah tertinggal memiliki potensi sumberdaya yang besar, akan tetapi belum dimanfaatkan secara optimal sehingga masih melakukan ketergantungan yang kuat dengan daerah luar. Daerah tertinggal dicirikan dengan adanya keterbatasan ekonomi, infrastruktur, sumber daya manusianya serta kondisi fisik. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketertinggalan suatu daerah, antara lain ekonomi, sumberdaya manusia, serta infrastruktur. Faktor Penelitian Pembangunan wilayah, Faktornya aspek sosial (sumberdaya manusia dan infrastruktur) serta aspek ekonomi (PDRB dan pendapatan perkapita masyarakat) Daerah tertinggal disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: Ekonomi Indikasinya PDRB, pendapatan perkapita masyarakat, serta mata pencaharian penduduk Sumberdaya manusia Indikasinya tenaga kerja, kesehatan/angka harapan hidup, dan pendidikan (angka melek huruf serta tingkat pendidikan masyarakat), serta IPM Infrastruktur Kriteria infrastruktur dapat diukur berdasarkan ketersediaan/tingkat kecukupan fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, jaringan jalan, tingkat pelayanan jaringan listrik serta jaringan

Sintesa Tinjauan Pustaka Pengembangan daerah tertinggal penekanan kepada kebutuhan dasar suatu daerah yang mencakup aspek-aspek pertumbuhan, pemerataan dan keberlanjutan yang berdimensi lokasi dalam ruang guna mencapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini terkait dengan aspek ekonomi, sumberdaya manusia, serta ketersediaan sarana dan prasarana (infrastruktur). Indikator Penelitian Pengembangan daerah tertinggal, Indikasinya aspek ekonomi (PDRB, pendapatan perkapita masyarakat), sumberdaya manusia (IPM, angka harapan hidup, angka melek huruf, tingkat pendidikan masyarakat serta tenaga kerja), dan infrastruktur (ketersediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, jaringan jalan, tingkat pelayanan jaringan listrik serta jaringan air bersih).

METODOLOGI PENELITIAN

1 PENDEKATAN dan JENIS PENELITIAN 2 VARIABEL PENELITIAN 3 POPULASI DAN SAMPEL 3 METODE PENELITIAN 4 TAHAPAN PENELITIAN

PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN PENDEKATAN PENELITIAN Pendekatan Rasionalistik. Dalam hal mencapai tujuan akhir penelitian Perlu pemberdayaan ketajaman daya fikir dan akal budi manusia serta kemampuan beragumentasi logis berdasar pada data dan studi literature JENIS PENELITIAN Jenis penelitian deskriptif kualitatif terkait tujuan penelitian yang membutuhkan gambaran kompleks, terperinci, factual, serta akurat dalam melukiskan keadaan yang terjadi

Variabel Penelitian

Variabel Penelitian

POPULASI DAN SAMPEL Penelitian ini menggunakan Kecamatan sebagai unit analisis Pengambilan sampel dengan Teknik Purposive Sampling melalui proses analisis stakeholders mengidentifikasi kepentingan, pengaruh, dan keinginan stakeholders terhadap pengembangan daerah tertinggal.

METODE PENELITIAN

TAHAPAN PENELITIAN

GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN

Proporsi lahan terbangun sebesar 9,86%, terluas di Kecamatan Omben Mayoritas penggunaan lahan digunakan untuk sawah/tegalan sebesar 63,67%, terluas di Kecamatan Banyuates

Kondisi Demografi

Mata Pencaharian Penduduk

Aspek Ekonomi Kecamatan yang memiliki pendapatan perkapita terendah Kecamatan Tambelanga n sebesar 1,3 juta Kecamatan yang memiliki pendapatan perkapita tertinggi Kecamatan Jrengik sebesar 7,3 juta

Persebaran fasilitas pendidikan di Kabupaten Sampang cukup merata, tetapi Kecamatan Jrengik belum terlayani oleh fasilitas SMA Sarana Pendidikan

Sarana Kesehatan Kecamatan yang memiliki fasilitas kesehatan terlengkap Kecamatan Sampang

Jaringan Jalan

Jaringan Listrik dan Air bersih Kecamatan yang belum terlayani oleh jaringan air bersih secara maksimal Kecamatan Sreseh dan pelayanan listrik sudah merata

HASIL ANALISA

Tipologi Daerah Tertinggal (Ekonomi) Kecamatan yang memiliki karakteristik ekonomi rendah fokus dalam pengemban gan

Kecamatan yang memiliki karakteristik kualitas SDM rendah fokus dalam pengemban gan Tipologi Daerah Tertinggal (SDM)

Tipologi Daerah Tertinggal (Infrastruktur) Kecamatan yang memiliki karakteristik ketersediaan infrastruktur yang belum memadai fokus dalam pengembang an

Tipologi Daerah Tertinggal

PRIORITAS PROGRAM PENGEMBANGAN 1. Pembangunan Jalan (0,261) 2. Peningkatan pelayanan jaringan listrik (0,171) 3. Pembangunan sarana dan prasarana air bersih (0,140) 4. Pengembangan industri pengolahan berbasis pertanian(0,092) 5. Pengembangan strategi pemasaran produk unggulan (0,067) 6. Pengembangan puskesmas skala Kecamatan (0,067) 7. Pengembangan sentra industri (0,046) 8. Pemantapan sekolah jenjang SMU skala Kecamatan (0,044) 9. Penyuluhan dan pendampingan petani, peternak, dll (0,041) 10.Pengembangan Pasar (0,035) 11.Peningkatan peran/revitalisasi koperasi (0,025) 12. Pengembangan SDM dan kelembagaan (0,010)

Arahan Pengembangan Daerah Tertinggal Kecamatan Tambelangan dan Karang Penang prioritas I karena merupakan daerah tertinggal Kecamatan-kecamatan yang tergolong sebagai daerah yang sedang menuju ketertinggalan Prioritas II Kecamatan Sampang, Camplong, Ketapang Bukan Prioritas Pengembangan

KESIMPULAN Dari hasil analisis tipologi daerah tertinggal di Kabupaten Sampang yang didasarkan atas ekonomi, sumber daya manusia (SDM), serta infrastruktur diperoleh tiga tipe daerah tertinggal. Daerah tertinggal (Kecamatan Tambelangan dan Karang Penang); kemudian daerah yang sedang menuju ketertinggalan (Kecamatan Sreseh, Torjun, Pangarengan, Omben, Kedungdung, Banyuates, Sokobanah, Robatal, serta Jrengik); selanjutnya tipe daerah maju (Kecamatan Sampang, Camplong, serta Ketapang). Program-program prioritas pengembangan daerah tertinggal di Kabupaten Sampang berdasarkan hasil analisis AHP menunjukkan bahwa infrastruktur merupakan prioritas pertama, selanjutnya ekonomi merupakan prioritas kedua dan sumberdaya manusia merupakan prioritas ketiga.

KESIMPULAN Arahan pengembangan daerah tertinggal yang dilakukan secara terintegrasi berada pada Kecamatan Tambelangan dan Karang Penang karena memiliki karakteristik ekonomi, sumber daya manusia, dan infrastruktur yang tergolong rendah dan menjadi prioritas I. Arahan pengembangan daerah tertinggal yang dilakukan secara terintegrasi parsial berada pada Kecamatan Sreseh, Torjun, dan Pangarengan karena memiliki karakteristik ekonomi dan infrastruktur yang tergolong rendah dan menjadi prioritas kedua. Arahan pengembangan daerah tertinggal yang dilakukan secara terintegrasi parsial berada pada Kecamatan Omben, Kedungdung, Banyuates, dan Sokobanah karena memiliki karakteristik ekonomi dan SDM yang tergolong rendah dan menjadi prioritas kedua. Arahan pengembangan daerah tertinggal yang dilakukan secara sektoral berada pada Kecamatan Robatal, dan Jrengik karena memiliki karakteristik ketersediaan infrastruktur yang belum memadai. Kecamatan Sampang, Camplong dan Ketapang bukan merupakan daerah yang termasuk ke dalam prioritas pengembangan karena tergolong sebagai daerah maju.

SEKIAN DAN TERIMA KASIH