BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial. Yang mana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Balai Kesehatan dan Olahraga untuk Lanjut Usia Di Solo. a. Balai. b. Kesehatan. c. Olahraga. d. Lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu gerakan olah tubuh yang memberikan efek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. umur harapan hidup tahun (Nugroho, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. yang satu akan memberikan pengaruh pada tahap perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penunjang kegiatan sehari-hari, baik untuk bekerja, rekreasi maupun

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk. (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025

2016 MOTIF MASYARAKAT MELAKUKAN JENIS AKTIVITAS OLAHRAGA DILAPANGAN SABUGA BERDASARKAN USIA

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk Indonesia mencapai usia 66,2 tahun, tahun 2008 UHH penduduk

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan penyakit dan pelayanan kesehatan mengakibatkan. meningkatnya usia harapan hidup manusia (life expectancy).

BAB I PENDAHULUAN. fisilogis organ tubuhnya (Wahyunita, 2010). Banyak kelainan atau penyakit

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik secara berulang-ulang dalam waktu yang relatif lama tanpa

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan baik secara formal maupun informal. menjaga kondisi fisik pada saat belajar di sekolah, maupun pada saat

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepakbola adalah suatu permainan yang dimainkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus. mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental sosial dan

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AGAMA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia

, 2015 PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS X SMAN 1 SOREANG

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tentunya akan mengalami yang namanya penuaan. Secara. kronologi, manusia dapat dikatakan lanjut usia apabila umurnya sudah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia. Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara Indonesia selalu menempati

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 yang perlu diukur

KONSEP OLAHRAGA DALAM KESEHATAN

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN LANSIA MENGENAI SENAM LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI PERTIWI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aktivitas olahraga merupakan pilihan banyak orang untuk tetap menjaga

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari masyarakat yang sedang aktif dalam melakukan pembangunan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dijadikan sebagai sarana atau media untuk berekreasi, mata pencaharian, pendidikan, kesehatan,

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan.

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR JENIS KELAMIN DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI DESA LUWANG, GATAK, SUKOHARJO SKRIPSI

INSTRUMENT INVENTARISASI PEMBERDAYAAN PENGUNGSI

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan telah

BAHAN PENATARAN DI BPMD. OLEH: DRA. Hj. TITE JULIANTINE M.Pd

1. Futsal mengasah teknik pemain 2. Futsal mengasah fisik pemain 3. Futsal mengasah pengetahuan taktis pemain 4. Futsal mengasah mental pemain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. gerak. Penguasaan kemampuan gerak dasar akan mendasari keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Prestasi belajar siswa Sekolah Menengah Atas. mengalami penurunan beberapa tahun terakhir.

BAB I PENDAHULUAN. remote control, komputer, lift, escalator dan peralatan canggih lainnya

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan, maka kebugaran jasmani sangat perlu dipelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup umur untuk bisa menghasilkan keturunan atau hamil. Usia normal wanita

BAB I PENDAHULUAN. Siti Nur Kholifah, 2014

TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

Menurut UU No. 13 Th.1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia yang dimaksud Lanjut Usia adalah seseorang yang berusia 60 tahun ke atas.

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

BAB I PENDAHULUAN. sudah berkembang luas. Masing-masing individu dituntut untuk bertanggung jawab

2015 DERAJAT KEBUGARAN JASMANI ANGGOTA KOMUNITAS PELESTARI PERMAINAN TRADISIONAL HONG KOTA BANDUNG

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Mulai di usia 30-an, efektifitas berbagai fungsi fisiologik mulai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. digemari oleh kalangan remaja pada saat ini. Dalam permainan sepakbola

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesegaran jasmani merupakan modal dasar bagi seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Panti Asuhan adalah suatu lembaga usaha sosial yang mempunyai

OLAHRAGA DAN OLAHRAGA KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berkala, enyahkan asap rokok, rajin senam osteoporosis, diet sehat dan seimbang,

BAB I PENDAHULUAN. Lansia yang berhenti bekerja, umumnya menderita post power. syndrome, kehilangan kepercayaan diri karena berkurangnya peran

BAB I PENDAHULUAN. bersiap-siap mengakses dan menangani klien-klien lansia. Terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gerak adalah mempertahankan hidup, meningkatkan kemampuan gerak adalah. kesegaran jasmani, dan prestasi (Nala, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population) karena jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia yang sehat mempunyai aktivitas masing-masing sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. alami yang dialami oleh semua makhluk hidup. Di Indonesia, hal-hal yang

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Individu pada hakikatnya selalu mengalami proses pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia olahraga khususnya pada olahraga prestasi saat ini semakin

`BAB I PENDAHULUAN. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah topik yang hangat dikalangan

BAB I PENDAHULUAN. tubuh agar tetap sehat. Olahraga mempunyai peranan yang penting dalam

PRINSIP-PRINSIP LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya (Potter & Perry,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kelangsungan hidup sebuah bangsa ditentukan oleh generasi penerusnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin lama mendapat tempat di dunia kesehatan sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penuaan merupakan proses normal perubahan yang berhubungan dengan waktu,

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan untuk mendapatkan pemain melalui jaringan orang tua dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Studi penelitian yang dilakukan oleh lembaga demokrafi Universitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO usia tahun adalah usia pertengahan, usia tahun

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan kondisi kesegaran jasmani yang baik dan prima. Tingkat kesegaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan yang mengandung berbagai macam zat yang dibutuhkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia memerlukan gerak dalam kehidupannya sebagai pertanda kehidupan, bergerak dalam hal kegiatan sehari-hari merupakan serangkaian aktivitas jasmani seperti berjalan, berlari dan melompat. Kegiatan jasmani yang dilakukan berbeda sesuai dengan usia, dimana tahapan usia dimulai yang dari anak-anak hingga masa lansia. Pada masa anak-anak aktivitas berlari atau bermain adalah hal yang biasa. Berbeda dengan remaja yang lebih banyak melakukan aktivitas berkelompok dan berpetulang seperti berolahraga dalam bentuk kelompok misalkan sepakbola, bermain futsal atau melakukan cross country. Perubahan aktivitas akan berbeda jika seseorang memiliki usia lanjut yang akan memilih olahraga yang aman seperti berjalan kaki, senam atau olahraga yang tidak menimbulkan gangguan terutama pada persendian. Maka setiap aktivitas jasmani itu berbeda-beda sesuai dengan karakteristik usia. Usia memiliki hubungan dengan aktivitas jasmani, kegiatan jasmani itu sendiri ditujukan untuk meningkatkan kualitas kesehatan atau meningkatkan kebugaran dan prestasi. Inti kegiatan jasmani adalah menjaga kesehatan atau meningkatkan kualitas kehidupan. Aktivitas jasmani manusia yang mengalami masa peningkatan dari masa anak-anak menuju dewasa kemudian mengalami penurunan pada saat memasuki masa lansia. Setiap orang memiliki kebutuhan berbeda terhadap kegiatan jasmani sesuai dengan usia yang dimiliki. Tingkat kebutuhan terhadap aktivitas jasmani manusia itu sendiri dibutuhkan guna menunjang kegiatan dalam kehidupan yang dapat dilakukan secara teratur. Kegiatan jasmani yang dilakukan secara teratur seperti berjalan kaki secara teratur, berlari, bersepeda, senam atau berenang penting dilakukan untuk menjaga kesehatan. Tanpa adanya kegiatan olahraga sulit untuk menjaga kesehatan atau sebaliknya orang yang sehat mampu melakukan kegiatannya dengan baik. 1

2 Aktivitas jasmani akan membuat kehidupan menjadi bermakna dan sebaliknya bila aktivitas jasmani kurang baik maka aktivitas menjadi terhambat dan kualitas hidup sebagai manusia berkurang maka dari itu kesehatan sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup manusia Dengan adanya kegiatan olahraga dan asupan gizi serta beristirahat yang teratur maka kesehatan akan terjaga yang akhirnya memberi kebaikan pada kualitas kehidupannya. Begitupun sebaliknya, rendahnya kesehatan akan mengurangi kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas jasmani khususnya pada para lansia. Pola hidup yang sehat seperti rutin berolahraga akan menunjang tingkat kemampuan aktivitas jasmani para lansia, dengan kesehatan yang baik maka akan menunjang kegiatan jasmani dapat dilakukan secara teratur. Kegiatan jasmani bagi para lansia dilakukan dengan memperhatikan kondisi fisik maupun mental para lansia. Kegiatan jasmani yang dipilih adalah kegiatan yang aman dan menyenangkan terutama untuk menghindari perasaan sepi misalkan jarang berinteraksi dengan keluarga, hanya tinggal berdua dengan istri di rumah bahkan seorang diri ditemani pembantu. Pada saat yang sama tubuh tidak lagi memiliki sistem kekebalan atau kondisi fisik yang biasa melakukan kegiatan layaknya individu yang berusia lebih muda. Para lansia perlu menjaga kesehatannya agar tidak tergantung kepada orang lain serta mampu melakukan aktivitas jasmaninya secara teratur. Berbeda dengan seseorang yang masih berusia muda, para lansia sangat rentan dengan masalah kesehatan, oleh karena itu pemeliharaan kesehatan di kalangan lansia merupakan faktor yang sangat penting diperhatikan. Kebutuhan terhadap kesehatan baik jasmani dan rohani perlu mendapatkan perhatian penuh karena disisi lain kehidupan para lansia tampaknya mulai merasa terasing dari kehidupan karena sudah tua, merasa tidak berdaya dan hanya bergantung kepada yang lebih muda. Pemeliharaan kesehatan melalui aktivitas jasmani pada lansia adalah memelihara dan/atau meningkatkan kemandirian dalam peri kehidupan didalam biopsikososialnya, dimana biopsikososial itu adalah pendekatan yang berpendapat bahwa biologis,psikologis dan faktor sosial berperan dalam kontek penyakit yaitu

3 secara biologis menjadi (lebih) mampu menjalani kehidupannya secara mandiri, tidak tergantung pada bantuan orang lain. Kemandirian tidak lagi mudah untuk dicapai sebagaimana layaknya masa muda. Kemampuan fisik berkurang dan sangat membutuhkan bantuan orang lain dalam hal tertentu, kemandirian tersebut dibutuhkan oleh para lansia dan kemudian tidak akan terlalu membebani orang lain karena lansia itu sendiri mampu melakukan aktivitasnya di kesehariannya dalam hal tertentu tanpa adanya bantuan orang lain. Secara psikologik dilihat dari usianya sebagai lansia, para lansia membutuhkan kegiatan jasmani yang berbeda. Ditambah dengan berbagai macam beban psikologis misalnya post-power syndrome terutama pada saat memasuki masa pensiun. Setelah tidak bekerja para lansia mengalami masa yang cukup berat terlebih bagi para lansia terutama yang sebelumnya memiliki jabatan tinggi atau memiliki kekuasaan baik dalam pekerjaan maupun dalam kegiatan organisasi. Melalui kegiatan jasmani seperti berjalan santai, senam, berbaur dengan sesama lansia mampu menumbuhkan rasa percaya diri dan membuat para lansia tidak merasa terasing. Sebenarnya para lansia lebih mampu bersosialisasi dengan masyarakat lingkungannya sehingga masih dapat menyumbangkan manfaat dari pengetahuan dan pengalaman hidupnya, bukannya menjadi beban bagi keluarga dan/atau masyarakatnya. Seperti dinyatakan Walgito (2002, hlm.40) bahwa: dalam lingkungan masyarakat ini adanya interaksi individu satu dengan lain akan berpengaruh terhadap perkembangan individu. Lansia yang sehat mampu melakukan kegiatan jasmani begitupun sebaliknya, kegiatan jasmani akan membuat badan, jiwa dan secara sosial menjadi lebih baik. Para lansia memiliki waktu luang cukup untuk berinteraksi dan berbagi pengalaman dan dengan interaksi yang dilakukan dalam masyarakat akan mendorong sosialisasi pengalaman para lansia yang sangat berharga untuk diberikan kepada generasi yang lebih muda. Berbagi pengalaman melalui kegiatan jasmani akan menempatkan para lansia sebagai bagian penting dalam struktur masyarakat. Para lansia diharapkan memiliki jadwal atau kegiatan olahraga yang rutin dilakukan, selain bermanfaat dari sisi jasmani, olahraga rutin akan bermanfaat bagi perkembangan rohani terutama dalam membangun biopsikososial seperti

4 kemandirian secara fisik, tumbuhnya rasa percaya diri dan kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan.kegiatan olahraga tidak dapat dilakukan seorang diri karena bisa berbahaya atau justru menambah rasa sepi. Olahraga bagi lansia biasanya dilakukan bersama komunitas. Hal ini umumnya ditujukan agar para lansia dapat bertemu dan saling berkomunikasi satu sama lain. Olahraga bagi lansia berbeda baik tujuan maupun prosesnya para lansia (usia 60 tahun keatas) tidak boleh melakukan gerakan-gerakan maksimal atau gerakan eksplosif maksimal karena lansia rawan cedera, biasanya olahraga yang dilakukan adalah berjalan kaki hal ini dapat dilakukan oleh lansia atau senam dengan durasi waktu dan jarak yang ditempuh atapun kegiatan lainnya seperti berlari/jogging. Hasil observasi terhadap kegiatan olahraga yang dilaksanakan bagi para lansia pada kelompok lansia di gasibu terdapat beberapa hal yang menjadi perhatian mengenai bagaimana kondisi biopsikososial para lansia yang mengikuti olahraga secara rutin di gasibu. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa hanya sebagian kecil para lansia yang mengikuti olahraga secara rutin minimal 3x hingga 5x dalam seminggu. Hal ini terjadi karena jadwal kegiatan rutin bagi para lansia terbatas akan tetapi bagi para lansia yang mampu mengikuti kegiatan tersebut secara rutin merupakan sebuah kegiatan yang menjadi bagian dari kesehariannya. Evaluasi terhadap kegiatan olahraga belum dilakukan secara berkala serta bagaimana hubungannya terhadap kondisi biopsikososial terutama dalam kehidupan sehari-hari. Para lansia terkadang terisolir dan merasa depresi karena memiliki ketergantungan terhadap lingkungannya. Berdasarkan data yang dilansir oleh Departemen Kesehatan RI pada tahun 2012 menunjukan bahwa kesehatan lansia merupakan salah satu prioritas dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Studi epidemiologi tentang depresi diantara lansia komunitas melaporkan tingkat yang sangat bervariasi mulai 2% hingga 44%. Gejala-gejala depresi dialami hampir 5-10% dari semua orang yang berumur lebih dari 60 tahun. Gejala depresi muncul akibat keterlambatan penyesuaian terhadap kehilangan baik pekerjaan, penghasilan, pasangan hidup, kemampuan fungsi fisik dan melemahnya silaturahmi dengan keluarga (http://klinikberjalan.blogspot.com/2013/06 diakses 8 juli2013).

5 Aktivitas jasmani dalam bentuk olahraga secara rutin bagi para lansia sangat penting dan berpengaruh positif terhadap kesehatannya. Sebaliknya dengan dimilikinya kesehatan yang baik, para lansia dapat melakukan kegiatan jasmani secara teratur dan sesuai dengan kebutuhannya. Seperti dinyatakan oleh komariah (2004, hlm.48) bahwa : dengan melakukan olahraga kesehatan, maka perbaikan akan terlihat pada mobilitas, gerakan-gerakan tangan, serta pola dan kemampuan berjalan. Perbaikan juga dijumpai dalam tingkat sejahtera rohani yang diukur dari optimism, sikap moral, rasa keberdayaan diri, dan mampu mandiri dalam kehidupan sehari-hari secara bio-psiko-sosiologik Secara umum tujuan olahraga bagi lansia adalah pemeliharaan dan peningkatan kemandirian dan mobilitas dalam peri kehidupan bio-psikososial sehari-hari, pencegahan dan penyembuhan penyakit non-infeksi, pengendalian berat badan dan pengaturan diet, peningkatkan semangat dan kualitas hidup. Tujuan tersebut akan sulit dicapai tanpa adanya kegitatan aktivitas jasmani/olahraga dan kurangnya kesehatan yang dimiliki. Olahraga dengan intensitas yang teratur yang sesuai dengan kondisi para lansia agar tujuan dapat tercapai. Para lansia yang sehat mampu melakukan kegiatan jasmani seperti berjalan mengelilingi lapangan atau berlari tanpa khawatir cedera atau kelelahan. Kegiatan jasmani dan kesehatan biopsikososial memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Kehidupan sosial maupun kondisi biopsikososial para lansia jarang diungkap sebagai kajian ilmiah dan keadaan tersebut harus diobservasi secara mendalam agar dapat diungkapkan bagaimana gambaran biopsikososial para lansia terutama dalam kehidupan sehari-hari. Gambaran yang jelas akan memberikan pengetahuan untuk mendorong kesadaran masyarakat mengenai keadaan para lansia dan meningkatkan kesadaran bahwa para lansia tetap bisa produktif dan tetap bisa berkarya. Kajian mengenai tingkat biopsikososial di Kota Bandung merupakan bagian dari upaya mengembangkan ilmu tentang aktivitas jasmani bagi kesehatan dalam bentuk biopsikososial bagi lansia yang masih kurang.

6 Hasil penelitian yang dilakukan Wulandari pada tahun 2011 (undip.ac.id/32877/1/ayu_fitri.pdf diakses 8 juli 2013 ) terhadap kejadian dan tingkat depresi terhadap usia lanjut studi perbandingan di panti wreda dan komunitas menunjukan bahwa terdapat perbedaan kejadian dan tingkat depresi pada lanjut usia yang tinggal di panti wreda dan komunitas. Partisipasi sosial kurang, partisipasi sosial cukup, gangguan fungsional sedang berhubungan dengan kejadian depresi pada lanjut usia di panti wreda. Komunitas usia lanjut memiliki pengaruh terhadap rendahnya kejadian dan tingkat depresi. Berdasarkan latar belakang tersebut serta pentingnya penelitian mengenai dampak olahraga terhadap kehidupan sosial para lansia serta permasalahan yang umum terjadi pada program lansia maka peneliti mengambil judul penelitian: Hubungan Aktivitas Jasmani dan Kondisi Biopsikososial pada Kelompok Usia lanjut Gasibu B. Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka yang menjadi masalah penelitian adalah: 1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan Aktivitas Jasmani dan Kondisi Biopsikososial (Biophysical-Psychosocial) pada Kelompok Usia Lanjut di Gasibu )? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah yang diajukan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Hubungan Aktivitas Jasmani dan Kondisi Biopsikososial pada Kelompok Usia Lanjut di Gasibu D. Manfaat Penelitian Penulis berharap semoga dari penelitian yang dilakukan ini, dapat bermanfaat.

7 1. Secara teoritis, dapat dijadikan sumbangan informasi dan keilmuan mengenai olahraga dan dampaknya terhadap perkembangan biopsikososial para lansia yang mengikuti kegiatan jasmani secara rutin terutama dalam kehidupan sehari-hari atau turut mengembangkan ilmu tentang Geriatri. 2. Secara praktis, dapat dijadikan acuan bagi para pelatih atau penyusun program olahraga rutin dikalangan lansia serta menjadi salah satu acuan bagi masyarakat untuk mengembangkan olahraga bagi para lansia dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan para lansia. Bagi para lansia hasil penelitian dapat dijadikan dasar untuk meningkatkan kesadaran pentingnya berolahraga secara rutin dalam rangka meningkatkan kondisi biopsikososial.