BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan arah pembangunan nasional. Salah satunya adalah meningkatkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Jika tubuh tidak cukup mendapatkan zat-zat gizi

JURNAL MEYKE R. DOMILI NIM :

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa pengembangan. intelektual, dikarenakan pada masa itu anak memiliki keinginan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan anak usia sekolah yang optimal tergantung pemberian nutrisi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah merupakan investasi bangsa yang sangat penting, karena

BAB I PENDAHULUAN. zat-zat gizi. Oleh karena itu, manusia dalam kesehariannya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah merupakan sasaran strategis dari peningkatan gizi

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi lemah dan cepat lelah serta berakibat meningkatnya angka absensi serta

BAB I PENDAHULUAN. sebelum berangkat melakukan aktivitas sehari-hari (Utter dkk, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan antara bangun pagi sampai jam 9 (Hardinsyah, 2012). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang memerlukan zat gizi untuk hidup, tumbuh, berkembang, Energi dibutuhkan oleh setiap orang untuk mempertahankan hidup,

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia bagi keberhasilan pembangunan bangsa. Anak sekolah

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Tujuan. penerus harus disiapkan sebaik-baiknya. Salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, masalah gizi perlu mendapatkan perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN. merasa lelah dan sulit untuk berkonsentrasi pada sore harinya, penelitian

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kekurangan gizi muncul karena tidak seimbangnya asupan

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB I PENDAHULUAN. sekolah 6-12 tahun. Anak sekolah mempunyai karakter mudah terpengaruh

I. PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang ditandai dengan pubertas. Remaja yang sehat adalah. remaja yang produktif dan kreatif sesuai dengan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. Titik berat tujuan pembangunan Bangsa Indonesia dalam pembangunan jangka

BAB I PENDAHULUAN. intelektualnya dan keterampilan serta mulai mempunyai kegiatan fisik yang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama

BAB I PENDAHULUAN. makan. Selain itu anak sekolah umumnya tidak pernah lepas dari makanan jajanan, karena anak

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 yang perlu diukur

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Salah satu cara orang untuk bertahan hidup adalah dengan makan.

BAB I PENDAHULUAN. Gizi berasal dari bahasa Arab "ghidzdzi" dan sekarang telah

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SD NEGERI TANGKIL III DI SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini tengah menghadapi beban ganda masalah gizi. Di

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak. perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja dalam masyarakat.

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Oleh karena itu tingkat kesehatannya perlu dibina dan. Gizi menjadi penting bagi anak sekolah karena selain dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga merupakan aktivitas untuk meningkatkan stamina tubuh yang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan aset bangsa. Dari data terbaru yang dikeluarkan United. negara (1). Menurut UNESCO pada tahun 2012, dari 120 negara yang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Sarapan Pagi

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pertumbuhan fisik yang tidak optimal dan penurunan perkembangan. berakibat tingginya angka kesakitan dan kematian.

BAB I PENDAHULUAN. demikian derajat kesehatan di Indonesia masih terhitung rendah apabila

BAB I PENDAHULUAN. melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

Seimbangkan Kadar Gula Darah Anda Sekarang

BAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan penanggulangnya harus melibatkan berbagai sektor terkait.

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas, istilah. pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis.

ISSN Vol 2, Oktober 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional sebagai landasan kemajuan suatu bangsa, salah satu ciri bangsa yang maju adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, cerdas, produktif dan mandiri. Meningkatkan status gizi penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah merupakan Sumber Daya Manusia (SDM) generasi. penerus bangsa yang potensinya perlu terus dibina dan dikembangkan.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya diserap oleh sel dan dioksidasi untuk menghasilkan energi. Bahan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan pada pola hidup individu. Perubahan pola hidup tersebut membawa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lemak, karena itu agar energi tercukupi perlu pemasukan makanan. serta tumbuh kembang anak (Anggaraini, 2003:11).

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KONSUMSI ZAT GIZI DENGAN STATUS GIZI DAN STATUS GIZI DENGAN AKTIVITAS FISIK POLISI DALMAS DI POLRES WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. mampu berperan secara optimal dalam pembangunan. Karena peranan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kecerdasan anak. Pembentukan kecerdasan pada masa usia

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Untuk mencapai SDM

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Periode remaja adalah periode transisi dari anak - anak menuju dewasa, pada

Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan Pagi Dengan Prestasi Belajar Siswa Sdn Sawahan I/340 Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN PERILAKU SARAPAN PADA SISWA(I) SMU. 1. Apakah yang saudara ketahui tentang gizi seimbang?

BAB I PENDAHULUAN.

PENINGKATAN PENGETAHUAN GIZI MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN DAN LATIHAN

BAB I PENDAHULUAN. berakhir pada usia 19 tahun (Proverawati, 2010) Remaja adalah kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

BAB I PENDAHULUAN. memberikan asupan energi dan zat gizi lain bagi anak-anak usia sekolah.

BAB I. antara asupan (intake dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan. pengaruh interaksi penyakit (infeksi). Hasil Riset Kesehatan Dasar pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI, DAN VITAMIN C DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI KELURAHAN SEMANGGI DAN SANGKRAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada

BAB 1 : PENDAHULUAN. nasional, karena masalah kesehatan menyentuh hampir seluruh aspek kehidupan manusia. (1)

BAB I PENDAHULUAN. kebersamaan termasuk pola makannya. Pola makan dalam keluarga mempunyai. ada pengaruh yang dapat mengubahnya (Arisman, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu aset sumber daya manusia dimasa depan yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia diciptakan mempunyai kreatifitas yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional mengarah kepada peningkatan kulitas sumber

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana pembangunan kesehatan mengarah pada pembangunan kesehatan sesuai dengan arah pembangunan nasional. Salah satunya adalah meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) yang sehat, cerdas dan produktif. Kualitas SDM mempunyai peran penting dalam pembangunan bangsa. Hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan pendidikan, yaitu meningkatkan kecerdasan dan keterampilan setiap penduduk sehingga dapat terwujud pendidikan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan 1. Salah satu masalah pembangunan nasional adalah rendahnya kualitas SDM. Masalah ini dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti gizi makanan, sikap masyarakat terhadap pendidikan, dan sistem pendidikan termasuk sarana dan prasarana pendidikan yang dirasakan masih kurang khususnya di daerah pedesaan. Masalah tersebut telah menjadi perhatian bangsa dengan adanya upaya pengembang SDM sedini mungkin secara terarah, terpadu, dan menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif oleh seluruh komponen bangsa (GBHN, 1999). Penegasan tersebut menempatkan pendidikan sebagai salah satu komponen yang strategis dalam pembangunan nasional. Meskipun demikian, pendidikan tidak luput dari berbagai masalah seperti keterbatasan pemahaman masyarakat akan arti pentingnya pendidikan 1 Sibuea P, Perbaikan Gizi Anak Sekolah Sebagai Investasi SDM, tanggal akses 20 maret 2011, http://www.kompas.com 1

bagi anak, masalah kesehatan, dan gizi keluarga yang dapat berpengaruh terhadap intelegensi dan prestasi belajar siswa 2. Siswa sekolah merupakan sasaran strategis dalam perbaikan gizi masyrakat, hal ini menjadi penting karena siswa sekolah merupakan generasi penerus bangsa dan potensi sumber daya manusia bagi masa depan bangsa. Selain itu anak sekolah sedang mengalami pertumbuhan fisik dan mental yang sangat diperlukan untuk menunjang kehidupannya dimasa yang akan datang. 3 Keadaan kesehatan dan gizi anak sekolah sangat erat kaitannya dengan konsumsi makanan dan zat gizi yang terkandung didalamnya. Pada saat usia sekolah kekurangan zat gizi akan mengakibatkan anak menjadi lemah, cepat lelah dan sakit sakitan karenanya anak sering sekali mengalami kesulitan untuk mengikuti dan memahami pelajaran. 4 Konsumsi makanan salah satunya didapat dari sarapan pagi atau makan pagi. Sarapan meruapakan salah satu pesan dari 13 Pesan Umum Gizi Seimbang (PUGS). 5 Begitu pentingnya arti sarapan bagi setiap orang yang memerlukannya. Melewatkan sarapan pagi akan menyebabkan tubuh kekurangan glukosa dan hal ini menyebabkan tubuh lemah dan kurang konsentrasi karena tidak adanya suplai energi. 6 Glukosa yang terdapat dalam sarapan pagi sangat terlihat dalam mekanisme daya ingat kognitif (memori) seseorang meski tidak mempengaruhi tingkat kecerdasan. Hal ini dikarenakan gula darah merupakan sumber energi 2 Anwar, Pelaksanaan Program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah Dasar di Kabupaten Kendari, Tanggal Akses 20 maret 2011, http://www.depdiknas.go.id 3 Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Perbaikan Gizi Anak Sekolah, Jakarta,2001 4 Aryanti, Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kebiasaan Sarapan Pagi pada Siswa Sekolah Dasar di SDN Limus Nunggal III Cileungsi-Bogor, SKRIPSI FKM UI, Depok, 2005 5 Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang,Direktorat Jenderal Binkesmas, 1996 6 Khomsan Ali,Pangan dan Gizi untuk Kesehatan, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta 2002 2

utama otak. Bila terjadi keterlambatan masukan zat gizi misalnya gula ke dalam sel darah. Dampak negatifnya adalah ketidakseimbangan syaraf pusat yang diikuti dengan rasa pusing, badan gemetar atau rasa lelah, lemas, mengantuk. Dalam keadaan demikian anak akan sulit menerima pelajaran dengan baik, gairah belajar dan konsentrasi belajar menurun. 7 Waktu bangun pagi kadar glukosa didalam darah sudah berkurang. Hal ini terbukti dengan rasa lapar pada waktu pagi hari. Untuk menaikan kadar gula darah, maka tubuh mengambil cadangan hidrat arang dan jika ini habis, maka cadangan lemaklah yang diambil. Dalam keadaan ini pasti tubuh tidak dapat melakukan pekerjaan dengan baik. Bagi anak sekolah sarapan pagi dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan menyerap pelajaran sehingga prestasi belajar menjadi lebih baik. Melupakan sarapan pagi tidak akan mampu berkonsentrasi, kerja, belajar kurang cermat, cepat marah dan kurang bisa mengontrol emosi diri. 8 Menurut survey sebuah LSM Kusuma Buana di Jakarta tahun (2001/2002) yang bergerak dibidang kesehatan, cukup banyak anak yang berangkat ke sekolah tanpa sarapan sebanyak 591 siswa (16,9%) dari 3495 siswa yang diteliti. Hasil penelitian yang dilakukan tahun 2002/2002 di SD di Jakarta. Didapat bahwa kesibukan orang tua di pagi hari atau belum adanya 7 Maharizul Syafnida, Hubungan Kebiasaan Sarapan Pagi dengan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas IV dan V di SDN Beiji Depok Tahun 2007, SKRIPSI FKM UI, Depok, 2007 8 Nur Ichsan Irma Sputro, Hubungan Asupan Energi, Protein, dan Zat Besi (Fe) Sarapan Pagi dengan Tingkat Konsentrasi pada Mahasiswa Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan Jakarta II, Karya Tulis Ilmiah, Jurusan Gizi, Jakarta 2008 3

selera makan dipagi hari menjadi alas an anak berangkat sekolah tanpa sarapan. 9 Gizi anak sekolah merupakan hal penting yang harus perhatikan, karena pada dasarnya anak sekolah berada pada masa pertumbuhan yang cepat dan aktif. Pada umumnya, anak sekolah tidak hanya sibuk dengan aktifitas sekolahnya tetapi juga dengan kegiatan ektrakurikuler. Oleh karena itu anak sekolah perlu ditunjang dengan pangan dan gizi yang cukup berkualitas untuk menjaga staminanya. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Babelan Kota 01 yang terletak di Desa Babelan Kota, kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat. SDN Babelan Kota 01 merupakan sekolah dasar negeri tertua di Kecamatan Babelan, didirikan tahun 1925. Seiring dengan perjalanan waktu, saat ini SDN Babelan Kota 01 telah mengalami banyak perubahan Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SDN Babelan Kota 01 pada murid kelas V, didapat beberapa anak kelas V yang tidak sarapan pagi terlihat secara fisik lemas, pucat, berkeringat, dan seperti tidak bersemangat untuk belajar. Karena dilihat bahwa sarapan pagi akan mempengaruhi kadar glukosa darah yang mempunyai hubungan dengan konsentrasi belajar sehingga mempengaruhi prestasi belajar, dengan masalah tersebut perlu diteliti apakah benar rendahnya kadar gula darah sewaktu pada siswa sekolah dasar di SDN Babelan Kota 01 di wilayah Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi dapat mempengaruhi konsentrasi belajarnya. 9 Ismi Kautsari, Hubungan Kebiasaan Jajan dengan Status Gizi Anak Sekolah Dasar Negeri Percontohan 12 Pagi kelas IV dan V Tanjung Priok, Karya Tulis Ilmiah, Jurusan Gizi, Jakarata,2008 4

1.2 Identifikasi Masalah. Suasana lingkungan kelas seperti kebersihan dapat membuat siswa merasa nyaman dalam belajar, bila suasanya nyaman maka konsentrasi dalam belajar pun baik, di SDN Babelan Kota 01 di adakan piket kelas yaitu membersihkan kelas sebelum jam masuk sekolah dimulai. Faktor faktor yang lain yaitu jumlah siswa perkelas, jika jumlah siswa terlalu banyak maka dalam proses belajar pun akan terganggu. Jumlah siswa perkelas di SDN Babelan Kota 01 kurang lebih 43 orang, walaupun jumlah tersebut tidak terlalu banyak tetapi terkadang pada beberapa siswa tidak dapat menerima materi yang diberikan guru karena ada siswa yang senang bercanda sehingga menimbulkan suara bising pada waktu proses belajar mengajar. Selain itu sebagian siswa di SDN Babelan Kota 01 ada yang masuk sekolahnya pada waktu jam pagi dan ada yang masuk sekolahnya pada waktu jam siang, biasanya berdasarkan observasi bila siswa yang masuk siang cendrung jarang melakukan sarapan pagi dikarenakan memiliki waktu sedikit, berbeda dengan siswa yang masuk pada siang hari, pada pagi harinya bisa melakukan sarapan pagi sebelum berangkat sekolah. Sarapan pagi akan mempengaruhi kadar gula dalam darah, glukosa merupakan sumber energi utama bagi otak dan sel darah merah. Menurut Colby, Diane S (1988), Suatu faktor penting dalam siklus penyimpanan bahan bakar yang disimpan merupakan syarat pokok kebutuhan jaringan tertentu akan glukosa. Sel darah merah tidak mempunyai mitokondria, oleh karena itu hanya dapat menggunakan glukosa sebagai bahan bakar. Dalam keadaan normal, otak secara keseluruhan juga tergantung pada suplai glukosa yang 5

kontinyu karena otak tidak dapat mengambil asam lemak dan hanya dapat mengabsorpsi benda keton setelah beberapa hari puasa bila konsentrasi benda keton telah mencapai konsentrasi yang tinggi dalam darah. Bila konsentrasi glukosa darah turun dibawah 1,5 mmol/l, otak tidak cukup disuplai oleh bahan bakar, kadar ATP otak mulai turun, dan fungsi otak terganggu. Kondisi seperti itu itu dapat menyebabkan konsentrasi belajar terganggu karena suplai glukosa ke otak berkurang. 1.3 Pembatasan Masalah Didapat banyaknya faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar juga karena terbatasnya sumber daya, tenaga, waktu, dan biaya maka dalam penelitian ini hanya membatasi hubungan kadar gula darah sewaktu (GDS) dengan konsentrasi belajar pada siswa sekolah dasar (SD). 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan masalah, dan masalah yang akan dikaji dapat dirumuskan adalah apakah ada hubungan antara kadar gula darah sewaktu (GDS ) dengan konsentrasi belajar pada siswa sekolah dasar? 1.5 Tujuan Penelitian 1.5.1 Tujuan Umum Mengetahui hubungan kadar gula darah sewaktu dengan tingkat konsentrasi belajar murid kelas V di SDN Babelan Kota 01 Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi. 6

1.5.2 Tujuan Khusus. a. Mengidentifikasi kadar gula darah sewaktu (GDS) siswa sekolah dasar kelas v di SDN Babelan Kota 01 Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi b. Mengidentifikasi IMT siswa sekolah dasar kelas v di SDN Babelan Kota 01 Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi. c. Mengidentifikasi sarapan pagi siswa sekolah dasar kelas v di SDN Babelan Kota 01 Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi. d. Mengidentifikasi konsentrasi belajar siswa sekolah dasar kelas v di SDN Babelan Kota 01 Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi. e. Menganalisis hubungan antara IMT dengan asupan energi siswa sekolah dasar kelas v di SDN Babelan Kota 01 Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi. f. Menganalisis hubungan IMT dengan sarapan pagi siswa sekolah dasar kelas v di SDN Babelan Kota 01 Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi. g. Menganalisis hubungan IMT dengan gula darah sewaktu siswa sekolah dasar kelas v di SDN Babelan Kota 01 Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi. h. Menganalisis hubungan antara kadar gula darah sewaktu dengan sarapan pagi siswa sekolah dasar kelas v di SDN Babelan Kota 01 Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi. 7

i. Menganalisis hubungan antara kadar gula darah sewaktu dengan asupan energi siswa sekolah dasar kelas v di SDN Babelan Kota 01 Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi. j. Menganalisis hubungan antara konsentrasi belajar dengan IMT siswa sekolah dasar kelas v di SDN Babelan Kota 01 Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi. k. Menganalisis hubungan antara konsentrasi belajar dengan sarapan siswa sekolah dasar kelas v di SDN Babelan Kota 01 Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi. l. Menganalisis hubungan konsentrasi belajar dengan konsetrasi asupan siswa sekolah dasar kelas v di SDN Babelan Kota 01 Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi. m. Menganalisis hubungan antara konsentrasi belajar dengan gula darah sewaktu siswa sekolah dasar kelas v di SDN Babelan Kota 01 Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi. 1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Bagi Peneliti a. Menambah wawasan, pengetahuan di bidang penelitian mengenai hubungan antara kadar gula darah sewaktu dengan konsentrasi belajar pada murid kelas V SDN Babelan Kota 01 Wilayah Kecamatan Babelan Kota Bekasi. 8

b. Dapat memperluas ilmu pengetahuan yang diperoleh, agar lebih peka dalam melihat dan menjawab permasalahan status kesehatan terutama masalah status gizi yang sedang terjadi dalam perkembangan anak. 1.6.2 Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan a. Sebagai tambahan pengetahuan yang dapat dijadikan acuan dalam peneitian yang lain. b. Menambah bahan referensi kepustakaan Universitas Esa Unggul, yang nantinya dapat bermanfaat bagi para pembaca. 1.6.3 Bagi Institusi Tempat Penelitian a. Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai masukan dalam kurang gizi bagi siswa sekolah dasar bagi pihak di lingkungan sekolah sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar selama kegiatan atau proses belajar yang dilakukan terutama kebiasaan sarapan pagi pada anak sekolah. b. Dapat mengembangkan kemitraan antara instansi-instasi yang berkaitan atau terlibat dalam pelaksanaan skripsi ini denga Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, khusunya Jurusan Ilmu Gizi, baik untuk kegiatan penelitian maupun pengembangan keilmuan. c. Dapat meningkatkan kualitas pendidikan guna menyetarakan sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam pembangunan kesehatan. 9