BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aris Risyad Ardi, 2015

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

KRITIK TERHADAP PENDEKATAN TRADISIONAL

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini merupakan proses yang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Lapangan

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan olahraga Nasional, seperti tercantum dalam Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Satryandi Ahmad Fauzi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. membawa nama bangsa ke dunia internasional menjadi baik. Mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Donny Suhartono, 2013

2015 MOD IFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI D ALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astri Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Zulia Rachim, 2013

BAB I PENDAHULUAN. fisik melalui mata pelajaran pendidikan jasmani. Hal tersebut bisa dipahami karena mengarahkan

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, maka mereka memiliki fondasi

2015 PENERAPAN BOLA MODIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PASING DALAM PERMAINAN FUTSAL

I. PENDAHULUAN. lempar. Selain dari itu gerakan yang terdapat dalam. mengemukakan bahwa atletik ibu dari semua cabang olahraga.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sebuah upaya sadar yang dikerjakan oleh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus diarahkan pada pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. moral, spiritual, dan lain-lain. Apabila manusia mengalami pendidikan yang baik

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai salah satu komponen pendidikan yang wajib diajarkan di

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. bangsa tersebut. Hal itulah yang merupakan asumsi secara umum terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

GUMELAR ABDULLAH RIZAL,

BAB I PENDAHULUAN. gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cemi Pratama, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PERMAINAN SOFTBALL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dalam arti luas berarti suatu proses untuk mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian

BAB I PENDAHULUAN. laku dalam diri siswa, dan menjadi harapan semua pihak agar setiap siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. dan bahkan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul betul

BAB I PENDAHULUAN. dianggap belum memenuhi tujuan utama pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran dalam pendidikan jasmani tidak hanya untuk

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak positif dalam aspek kehidupan manusia. indonesia perlu memiliki warga yang bermutu atau berkualitas tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Royan Rizalul Fiqri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keterampilan olah raga tetapi pada perkembangan si anak seutuhnya.

2016 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PERMAINAN EFTOKTON TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus diarahkan pada

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman yang melalui proses komunikasi, dalam komunikasi harus ada timbal

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pedidikan jasmani pada dasarnya bagian integral dari pendidikan secara

aktifitas fisik,demikian pula halnya dalam belajar passing dengan kaki bagian

BAB I PENDAHULUAN. Perbedaan Jumlah Wakatu Aktif Belajar Saat Proses Belajar Mengajar Permainan Bola

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

baik dan benar. Para pemain sebaiknya berlatih dengan rutin dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. perhatian, baik pemerintah maupun masyarakat Indonesia. Olahraga ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini berarti bahwa siswa harus belajar sesuatu dari padanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia merupakan perwujudan manusia yang bertujuan

Prima Hendri Cahyono ( /PJKR A o8)

Dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dalam (Haryanto 2012) disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana hanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK MELALUI TAG GAMES

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara terencana akan meningkatkan kebugaran jasmani seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

BAB I PENDAHULUAN. individu secara menyeluruh. Namun, perolehan keterampilan dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran, terjadi kegiatan belajar mengajar. Sagala (2008:61)

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani,

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Syarifuddin (1991, hlm. 5) mengatakan bahwa tujuan Penjas

2016 PENGARUH PERMAINAN BULUTANGKIS TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA SMP NEGERI 6 CIMAHI

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting bagi manusia untuk menunjang dalam

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan zaman dan teknologi yang semakin canggih dewasa ini, orang-orang telah berfikir maju dan memandang sesuatu dengan mudah, maksudnya ingin praktis. Sehingga dengan adanya fikiran tersebut maka masyarakat cenderung kurang melakukan aktifitas gerak fisik yang menyebabkan mudah terserang bebagai penyakit jantung, kolesterol, paru-paru, hipertensi dan berbagai penyakit lainnya. Agar tubuh mencapai keadaan bugar di perlukan aktifitas fisik yang berupa olahraga, kemampuaan fisik yang tinggi diperlukan oleh semua orang diantaranya anak-anak, remaja dan dewasa memiliki kemampuaan yang tinggi, maka mereka akan mampu beraktivitas sehari-hari dengan waktu yang relative lama di bandingkan dengan mereka yang memiliki aktifitas fisik rendah. Pada umumnya setiap orang akan setuju bahwa dalam diri manusia bukan aspek jasmani saja yang berperan, tetapi juga aspek jiwa atau rohani memilki peran dalam hidup manusia. Jasmani manusia dapat dilihat secara jelas atau konkrit, sedangkan jiwa tidak dapat diamati secara langsung. Untuk mengamati aspek jiwa adalah dari perilaku manusia misalnya, seseorang dalam melalukan suatu kegiatan antara lain sungguh-sungguh, semangat, memilki perasaan gembira melalui tertawa dan raut muka yang cerah. Aspek jasmani dan rohani merupakan satu kesatuan dalam diri manusia dalam melakukan suatu kegiatan. Selaras dengan penjelasan Harsono (1988, hlm. 242) sebagai berikut: Manusia adalah kesatuan dari jiwa dan raga, satu psychomatic unity, yang satu dengan yang lainnya selalu akan saling pengaruh mempengaruhi. Pengaruh yang dirasakan oleh jiwa akan pula berpengaruh terhadap raga kita, demikian pula sebaliknya. Salah satu aspek jiwa adalah motivasi yang juga memiliki peranan dalam diri seseorang untuk melakukan satu kegiatan. Seseorang tidak akan bersungguhsungguh dalam melakukan suatu kegiatan tanpa motivasi. Siswa tidak akan belajar secara sungguh-sungguh terhadap suatu bidang pelajaran tanpa minat terhadap

2 bidang pelajaran tersebut. Seseorang dalam melakukan sesuatu tidak akan mencapai tujuan tanpa ada motivasi. Sesuai dengan penjelasan Zuhairini dan Sardjoe (1984, hlm. 35) sebagai berikut: Berhasil tidaknya suatu tujuan yang akan dicapai oleh seseorang bergantung pada ada dan tidaknya minat seseorang. Dalam proses kegiatan ektrakurikuler futsal, pertumbuhan dan perkembangan intelektual, sosial dan emosional siswa sebagian besar terjadi melalui aktivitas gerak atau motorik yang dilakukan siswa. Ekstrakurikuler futsal menekankan aspek pendidikan yang bersifat menyeluruh antara lain kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral, yang merupakan tujuan pendidikan pada umumnya. Menurut Hamalik (2005, hlm. 106) menyatakan bahwa motivasi adalah Suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang ingin dicapainya. Seseorang yang motivasinya besar akan menampakkan minat, perhatian, konsentrasi penuh, ketekunan tinggi, serta berorientasi pada prestasi tanpa mengenal perasaan bosan, jenuh apalagi menyerah. Sebaliknya siswa yang rendah motivasinya akan terlihat acuh tak acuh, cepat bosan, mudah putus asa dan berusaha menghindar dari kegiatan. Berdasarkan pengalaman penulis saat Program Latihan Profesi (PLP) di SMK 3 Bandung. Kegiatan Ektrakurikuler futsal merupakan materi yang kurang diminati oleh siswa, hal itu disebabkan oleh materi aktivitas gerak yang disampaikan oleh guru pendidikan jasmani kurang menarik perhatian siswa, dalam artian siswa cenderung merasa jenuh dan bosan terhadap materi yang diberikan oleh guru pendidikan jasmani di sekolah tersebut. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya inovatif dari pelatih futsal SMK 3 Bandung untuk mengatasi masalah tersebut, agar dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa, karena pada dasarnya manusia adalah makhluk bermain. Modifikasi permainan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi masalah yang dialami siswa SMK 3 Bandung, esensi modifikasi yaitu menganalisa sekaligus mengembangkan materi pembelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar

3 yang potensial dapat memperlancar siswa dalam belajarnya. (Suherman, 1998, hlm. 1). Dari penjelasan diatas maka seorang guru pendidikan jasmani yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang sudah ada tetapi disajikan dengan cara yang semenarik mungkin, sehingga siswa akan merasa senang dan termotivasi dalam mengikuti ektrakurikuler futsal yang diberikan. Pendekatan dengan permainan taktis telah semakin banyak digunakan dalam pengajaran penjas di setiap tingkatan, karena merupakan salah satu pendekataan pengajaran yang menyenangkan dan efektif dalam mengajarkan permainan futsal. Pendekatan pembelajaran taktis dalam permainan memiliki daya tarik yang menyenangkan karena tujuannya yang memuaskan, gerak dinamis serta memiliki tantangan tersendiri dalam konteks pembelajaran. Menurut Tarigan (2001, hlm. 4) tujuan pembelajaran keterampilan taktis adalah: Tujuan utama dari pendekatan taktis dalam permainan futsal adalah meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep bermain dan sekaligus meningkatkan penampilan dilapangan. Pendekatan taktis, berorientasi pada pemberian dorongan kepada siswa agar dapat memecahkan masalah taktik dalam permainan futsal. Dari penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa pendekatan pembelajaran taktis selain meningkatkan pemahaman siswa juga dapat meningkatkan performa siswa dilapangan sehingga siswa mampu memecahkan kesulitan belajar yang dialami selama proses pembelajaran pendidikan jasmani. Dengan demikian, siswa dapat memberikan kesadaran taktis sesuai dengan permainan yang dilakukannya, siswa dapat mengambil keputusan: apa yang seharusnya dilakukan dan bagaimana cara melakukannya, siswa dapat menunjukkan keterampilannya, dan siswa dapat menampilkan kemampuannya. Berkaitan dengan pembelajaran taktis Tarigan (2001, hlm. 4) mengungkapkan: Pada hakikatnya pendekatan taktis berkaitan dengan upaya penerapan keterampilan teknis dalam situasi permainan, sehingga diharapkan para siswa lebih memahami hubungan antara teknik dan taktik dalam permainan futsal. Selain itu pendekatan ini sangat tepat untuk mengajarkan keterampilan bermain yang disesuaikan dengan keinginan siswa. Proses pembelajaran taktis itu sendiri merupakan transfer dari suatu kondisi permainan yang menjadi satu rangkaian taktik dan teknik yang memang saling

4 berkaitan antara satu dengan yang lainnya, Tarigan (2001, hlm. 15) mengungkapkan bahwa faktor yang sangat penting dalam pendekatan taktis adalah membantu siswa untuk mentransfer pemahaman bermain, dari satu permainan ke permainan lainnya, artinya situasi dan kondisi yang berubah-ubah akan membuat siswa menjadi lebih menyenangkan. Kegiatan permainan futsal yaitu mengadakan simulasi permainan berdasarkan mulai dari simulasi sederhana hingga sumulasi yang tingkat kesulitannya lebih tinggi. Dalam setiap simulasi, guru akan mengamati pengetahuan dan kemampuan taktis siswa, mengidentifikasi hal apa yang harus dikembangkan kemudian memutuskan apakah pengajarannya akan terus menggunakan permainan atau dengan bentuk latihan. Menyangkut pembelajaran tersituasi dan pengajaran taktik, Kirk dan MacPhail (2002, hlm. 232) menyatakan Perhatian yang terbuka terhadap perspektif siswa, konsep permainan, berpikir secara strategis, pengenalan isyarat, pemilihan teknik, dan pengembangan skill sebagai pengelompokan strategi dan teknik, dan kinerja tersituasi sebagai partisipasi sekeliling dalam game. Untuk itu dapat disajikan kerangka kerja dan tingkat kompleksitas taktik untuk futsal. Guru harus menjelaskan pentingnya taktik dalam permainan. Selanjutnya, memberikan informasi yang dibutuhkan untuk menggambarkan bentuk permainan atau situasi permainannya (peraturan yang digunakan, permasalahan yang muncul, pemain yang terlibat). Setelah itu bertanya kepada siswa mengenai solusi yang mungkin dapat membantu. Begitu solusi didapatkan, guru akan meminta siswa untuk mempraktekan solusi tersebut dalam permainan dan menilai sejauh mana pemahaman siswa terhadap tugas yang diberikan. Berdasarkan ungkapan di atas bahwa pendekatan taktis memungkinkan peserta didik untuk menyadari keterkaitan antara elemen teknik dan peningkatan performa bermain, artinya pendekatan ini menekankan pada penempatan belajar keterampilan teknik dalam konteks bermain dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melihat relevansi keterampilan teknik pada situasi bermain yang sebenarnya. Hal ini dimaksudkan, agar siswa aktif dalam kegiatan dan juga merangsang siswa agar berfikir bagaimana caranya passing kepada teman tanpa tersentuh oleh lawan. Serta melakukan pengelompokan agar kegiatan menjadi

5 lebih aktif dan efektif, agar siswa tidak merasa jenuh sehingga diharapkna dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler futsal. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan suatu penelitian pendidikan yang berjudul Upaya Meningkatakan Bermain Futsal Melalui Implementasi Pendekatan Taktis di SMK 3 Bandung. B. Identifikasi Masalah Mengacu pada pembahasan latar belakang masalah, maka penulis dapat mengidentifikasi berbagai macam permasalahan yang terkait dengan masalah penelitian, identifikasi masalah tersebut antara lain: 1. Kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran aktivitas futsal. 2. Metode yang digunakan oleh guru monoton, selalu berpusat pada guru itu sendiri tidak melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. 3. Kurangnya minat siswa untuk mengikuti ekstrakuliluler futsal dikarnakan siswa SMK 3 Bandung kebanyakan perempuan dan cendrung lebih banyak mengikuti ekstrakulikuler yang lain. 4. Siswa SMK 3 Bandung masih kurangnya menguasai keterampilan bermain futsal. C. Rumusan Masalah Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, pengamatan dan observasi di lapangan, isu-isu yang terjadi maka rumusan masalah yang penulis ajukan adalah sebagai berikut: 1. Rumusan Masalah Apakah pendekatan taktis dapat meningkatkan keterampilan bermain futsal? 2. Rencana Pemecahan Masalah Cara pemecahan masalah yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penerapan pendekatan taktis dalam permainan futsal. Dengan pendekatan taktis permainan ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan bermain pada siswa ekstrakulikuler futsal SMK 3 Bandung.

6 D. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini, sesuai dengan permasalahan yang telah tersusun, maka penulis memiliki beberapa tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan bermain melalui implementasi pendekatan taktis pada siswa ekstrakulikuler futsal SMK 3 Bandung. E. Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini penulis mengharapkan adanya manfaat, baik bagi penulis maupun bagi pembaca. Adapun kegunaan dalam penelitian ini adalah: 1. Secara teoritis dapat memberikan sumbangan teori konseptual untuk memecahkan masalah mengenai kurangnya keterampilan bermain futsal dan minat siswa pada ekstrakulikuler futsal SMK 3 Bandung. 2. Secara praktis dapat dijadikan sumbangan keilmuan bagi guru olahraga dan pelatih ataupun pembina ekstrakulikuler futsal dalam membina siswa atau atlitnya khususnya dalam meningkatkan keterampilan futsal. F. Struktur Organisasi Skripsi Struktur Organisasi Skripsi terdiri atas lima bab, yaitu : BAB I Pendahuluan: berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, organisasi skripsi. BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian: Penjabaran kajian pustaka terdiri dari: Hakekat permainan olahraga futsal, karakteristik olahraga futsal, peraturan permainan futsal, hakekat kepercayaan diri, pengertian kepercayaan diri, kepercayaan diri wasit futsal, hakekat perwasitan futsal, pengertian wasit, tugas dan kewenangan wasit futsal, syarat menjadi wasit futsal, faktor-faktor penunjang dalam perwasitan, menjadi wasit ideal, hakikat keberhasilan, pengertian keberhasilan, keberhasilan bagi seorang wasit. BAB III Metode Penelitian: Berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk beberapa komponen berikut: Metode penelitian, lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain Penelitian, metode penelitian, definisi oprasional, instrument Penelitian, analisis data. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan: terdiri dari dua hal utama, yakni : Pengolahan atau analisis data,

7 pembahasan atau analisis temuan. BAB V Kesimpulan dan Saran: Menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadaphasil analisis temuan penelitian.