BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini kemajuan IPTEK terus berkembang,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional di Indonesia telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Eka Atika Sari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nelly Fitriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting yang menentukan

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam. Model yang diajarkan disini memakai model Inquiry Based

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraannya, pendidikan di

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran tertentu, dalam interaksi harus ada perubahan tingkah laku. siswa dari tidak tahu menjadi tahu (Slavin, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab II Landasan Teori

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran yang efektif dan menarik merupakan langkah dalam upaya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Belajar dan Hasil Belajar Hakikat Belajar Hasil Belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN TEORITIS. 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Group to Group Exchange. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Laharja Ridwan Mustofa, 2013

Agusnoto. SD Negeri Ketitangkidul, Kab. Pekalongan, Jawa Tengah

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan dasar

I. PENDAHULUAN. Kerja Siswa (LKS). Penggunaan LKS sebagai salah satu sarana untuk

PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan saja tetapi lebih menekankan pada proses penemuan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktif dan pendekatan keterampilan proses, guru berperan sebagai fasilitator dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Agustina,2013

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran secara ilmiah. Hal ini sangat berguna untuk menciptakan siswa untuk

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI MEMAHAMI DAN MENANGKAP PESAN DALAM LAGU MELALUI METODE DEMONSTRASI. Endah Sulistiowati

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam dunia pendidikan, guru mempunyai peranan yang sangat

PENDAHULUAN. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru, sebagai unsur. pendidik, agar mampu melaksanakan tugas profesionalnya adalah memahami

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sudah dapat kita rasakan. Menurut pandangan ini, bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa sehingga pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan ranah pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pembelajaran IPA Pembelajaran merupakan persiapan di masa depan, dalam hal ini masa depan kehidupan anak yang ditentukan orang tua. Oleh karenanya, sekolah mempersiapkan mereka untuk hidup dalam masyarakat yang akan datang. Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan, yang dilaksanakan dengan menuangkan pengetahuan kepada siswa (Oemar Hamalik, 2008: 25). Bila pembelajaran dipandang sebagai suatu proses, maka pembelajaran merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar. Proses tersebut dimulai dari merencanakan progam pengajaran tahunan, semester dan penyusunan persiapan mengajar (lesson plan) berikut persiapan perangkat kelengkapannya antara lain berupa alat peraga dan alat-alat evaluasinya (Hisyam Zaini, 2004). IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan sistematis dan IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsepkonsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Sri Sulistyorini, 2007: 39). 2.1.1.1 Pengertian IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. 6

7 Ilmu pengetahuan alam yang berasal dari kata asing natural science yang artinya ilmiah,berhubungan dengan alam atau paut alam.sedangkan science artinya ilmu pengetahuan, jadi IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam alamsekitar yang bersifat: a. Obyektif:artinya penegtahuan itu sesuai dengan kenyataan dari obyeknya. b. Bersifat sistematik:artinya IPA mempunyai sistem yang teratur. c. Mengandung metode tertentu yaitu ilmiah. 2.1.1.2 Tujuan Pembelajaran IPA Tujuan pemberian mata pelajaran IPA agar mampu memahami dan menguasai konsep-konsep IPA berdasarkan dengan keberadaan, keindahan, keteraturan alam cipta-nya. 1. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari 2. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. 3. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar. 4. Makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya. 2.1.1.3 Fungsi Pembelajaran IPA Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar (Depdikbud 1993/1994:97-98) Mata pelajaran IPA berfungsi untuk: 1. Mengembangkan keterampilan dalam memperoleh, mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep IPA. 2. Memberikan pengetahuan tentang lingkungan alam dan lingkungan buatan dan keterkaitannya dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari,

8 mengembangkan keterampilan proses IPA, mengembangkan wawasan, sikap, nilai, dan keterampilan yang berguna untuk meningkatkan kualitas hidup. 3. Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangaruh lingkungan alam dan lingkungan buatan yang berkaiatan dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari. 4. Mengembangkan keterampilan proses. 5. Mengembangkan kemajuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan teknologi (IPTEK), serta keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari maupaun untuk melanjutkan pendidikannya ketingkat pendidikan yang lebih tinggi. 2.1.1.4 Perlunya IPA dijarkan di SD IPA merupakan mata pelajaran yang sangat penting diajarkan disd sehingga yang disesuaikan dengan perkembangan kognitif siswa yang terstrukturnya berbeda-beda. 1. Dari pembahasan materinya IPA disd membahas tentang tema-tema materi yang bersifat global. 2. Materi yang diajarkan banyak bersinggungan dengan hal-hal yang konkrit, 3. Dalam pembelajaran IPA disd siswa dilibatkan secara aktif karena pembelajaran IPA di SD merupakan wahana untuk membekali siswa dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk melanjutkan pendidikan dan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan di sekelilingnya. 4. Mata pelajaran IPA dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan,karena mata pelajaran ini memiliki nilai-nilai pendidikan yang mempunyai potensi yang bagus.

9 Sebagian besar pembelajaran di SD masih menggunakan objek-objek yang ada dilingkungan sekitar, karena dengan hal itu siswa dapat memahami secara langsung mengenai pelajaran yang diajarkan serta berkenaan dengan memori anak yang masih sangat kuat. 2.1.2 Model Student Fasilitator and Explaining Model Student fasilitator and Explaning merupakan suatu model yang memberikan kesempatan kepada siswa atau perserta didik untuk mempresentasikan ide atau pendapat pada rekan atau siswa lainnya(warock:2008).model student fasilitator and explaining mempunyai kelebihan yaitu diajak untuk menerangkan kepada siswa lain,siawa dapat mengeluarkan ide ide yang ada dipikirannya sehingga lebih dapat memahami materi. Dan model pembelajaran student fasilitator and explaining merupakan model pembelajaran dimana siswa belajar mempersentasikan pendapat kepada siswa yang lain,dan model pembelajaran ini efektif. Model student fasilitator and explaining merupakan suatu metode dimana siswa mempresentasikan ide atau pendapat pada siswa lainnya Febriani (2008).. Langkah-langkah pembelajaran dengan model student fasilitator and explaining yaitu guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, guru menyajikan materi, memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya baik melalui bagan atau peta konsep maupun yang lainnya, guru menyimpulkan ide atau pendapat dari siswa, guru menjelaskan semua materi yang disajikan pada saat itu dan penutup. Dalam Model pembelajaran Student Fasilitator and Explaining merupakan model pembelajaran dimana siswa atau peserta didik belajar mempresentasikan ide atau pendapat pada rekan peserta didik lainnya. Model pembelajaran ini efektif untuk sendiri. Model pembelajaran Student Fasilitator and Explaining, adalah model pembelajaran dimana siswa mempresentasekan ide atau pendapat pada siswa lain.

10 Melalui model pembelajaran ini, memberikan kebebasan pada siswa untuk menuangkan ide, gagasan, pendapat tentang suatu permasalahan yang berhunungan dengan pemahaman konsep maupun penerapan dalam kehidupan sehari-hari (Depdiknas, 2006).Aktifitas siswa dalam menemukan dan membangun pengetahuan sangat menentukan kemampuan terhadap konsep tertentu yang dipelajarinya. Keberhasilan yang didapat dengan membangun pengetahuan sendiri akan bersifat tahan lama dan menumbuhkan rasa percaya diri dan pandangan positif terhadap materi pembelajaran. Siswa termotivasi ketika mereka melakukan pembelajaran dengan menemukan sesuatu oleh mereka sendiri daripada mendengarkan saja. Siswa belajar untuk memanipulasi lingkungan mereka menjadi lebih aktif. 2.1.2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Student fasilitator and Explaining 1. Langkah-langkah pembelajaran model pembelajaran Student Fasilitator and Explaining Selanjutnya dalam menerapkan model pembelajaran Student Fasilitator and Explaining harus memperhatikan beberapa langkah-langkah yaitu sebagai berikut: a. guru menyampaikan indikator hasil belajar yang akan dicapai. b. guru menjelaskan apa yang perlu dilakukan oleh siswa, untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. c. guru membagi kelompok dengan tingkat kemampuan akademik yang merata. d. siswa dipersilahkan membuat karya tulis ilmiah mengenai topik yang menjadi tugas mereka. e. siswa dipersilahkan mempresentasikan hasil diskusi kepada siswa lain yang berbeda kelompok. f. guru menyimpulkan pendapat siswa. 2. Kelebihan model Student Fasilitator and Explaining a. Siswa diajak untuk dapat menerangkan kepada siswa lain.

11 b. Dapat mengeluarkan ide-ide yang ada dipikirannya sehingga lebih dapat memahami materi tersebut. c. Dapat mendorong tumbuh kembagnya potensi berpikir kritis siswa secara optimal. d. Melatih siswa aktif,kreaktif,dalam menghadapi permasalahan. e. Mendorong tumbuhnya tenggang rasa, mau mendengar dan menghargai pendapat orang lain. Melihat dari kelebihan diatas,bahwa menggunakan model Student Fasilitator and Explaing,siswa mampu mengeluarkan pendapat/ide-ide kepada siswa yang lain. 2.1.2.2 Penerapan model Student Fasilitator and Explaining Pada Pembelajaran IPA di SD Model student fasilitator and explaining siswa mempresentasekan ide atau pendapat pada siswa lain.hal ini merupakan cara menerapkannya kepada siswa,maka guru hanya sebagai fasilitator, hal yang harus dilakukan oleh guru serta melibatkan siswa,yaitu: 1. Guru menyampaikan indikator hasil belajar yang akan dicapai. 2. Guru menjelaskan apa yang perlu dilakukan oleh siswa, untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. 3. Guru membagi kelompok dengan tingkat kemampuan akademik yang merata. 4. Siswa dipersilahkan membuat karya tulis ilmiah mengenai topik yang menjadi tugas mereka. 5. Siswa dipersilahkan mempresentasikan hasil diskusi kepada siswa lain yang berbeda kelompok. 6. Guru menyimpulkan pendapat siswa.

12 2.1.3 Pengertian belajar Belajar merupakan proses internal, proses internal tersebut adalah seluruh mental yang meliputi ranah-ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Proses belajar yang mengaktualisasikan ranah-ranah tersebut tertuju pada bahan ajar tertentu Siswa yang belajar berarti memperbaiki kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, maupun psikomotorik.dengan meningkatnya kemampuankemampuan tersebut maka keinginan, kemauan, atau perhatian pada lingkungan sekitarnya makin bertambah. Slameto (2003: 2) berpendapat bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu. Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui Berbagai pengalaman Menurut Sudjana(2000:28). Menurut Skinner di dalam Dimyati dan Mudjiono (2002: 9), belajar adalah proses interaksi antara suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun. 2.1.3.1 Hasil belajar Menurut Hamalik (2002: 155): tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap tidak sopan menjadi sopan dan sebagainya.

13 Menurut Dimyati (2002: 3): Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Salah satu upaya mengukur hasil belajar siswa dilihat dari hasil belajar siswa itu sendiri. Bukti dari usaha yang dilakukan dalam kegiatan belajar dan proses belajar adalah hasil belajar yang biasa diukur melalui tes. 2.1.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu: 1. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya, motivasi belajar,minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. 2. Faktor datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas pengajaran. 2.2 Kajian Yang Relevan Penelitian terdahulu pernah dilakukan oleh Yustini dan Mariani N.(2005) dengan judul Upaya meningkatan Hasil Belajar IPA melalui Pembelajaran model student Fasilitator and explaining menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 76,19% dan aktivitas siswa mengalami peningkatan.dengan demikaian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model student fasilitator and explaning dalam pembelajaran IPA di SD dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peneliti Lisdiana (2006) Upaya meningkatan Hasil Belajar IPA melalui Pembelajaran model student Fasilitator and explaining menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 86,21% dengan KKM 65 pada siswa.

14 Joko, S.M. 2009. Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui model Student Fasilitator and explaining pada siswa kelas 5 SD Negeri Jokyakarta. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa dengan KKM 65, siswa dikatakan tuntas jika siswa sudah mencapai nilai KKM. Indikator kinerja yang ditentukan oleh Joko S.M adalah 80% siswa harus tuntas dengan KKM 65.Diperoleh hasil belajar siswa pada siklus I yaitu 60% atau sekitar 15 siswa yang mencapai KKM dan Siklus II 84% atau sekitar 21 siswa mencapai KKM. Penelitian Joko S.M berhasil karena ketuntasan yang diperoleh telah memenuhi Indikator kinerja yang Joko S.M harapkan yaitu 80% sedangkan hasil prosentase siswa yang tuntas pada penelitiannya adalah 84%. Melalui melalui model Student Fasilitator and explaining pada siswa kelas 5 SD Negeri Jokyakarta. 2.3 Kerangka Pikir Pada penelitian ini, materi yang akan dibahas yaitu tentang Bumi dan Alam Semesta merupakan salah satu pokok bahasan dalam pembelajaran IPA yang dibahas dikelas 5 Semester ganap yang memiliki standar kompentensi sebagai berikut: Mengidentifikasikan peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi mahluk hidup dan lingkungan.salah satu tujuan penelitian ini untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas 5 mata pelajaran IPA Berdasarkan fakta ini, maka diperlukan metode pembelajaran lain, yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 pada mata pelajaran IPA. Melalui penelitian tindakan ini, peneliti menawarkan model student fasilitator and explaining sebagai alternatif. Pembelajaran. Diharapkan dengan model student fasilitator and explaining, hasil belajar siswa dapat meningkat. Penerapan metode ini menggunakan siklus yaitu siklus I dan siklus II. Artinya, setelah pembelajaran melalui tindakan pada siklus I dan siklus II dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 pada mata pelajaran IPA. Adapun kerangka tersebut digambarkan pada skema kerangka berpikir berikut ini:

15 Kondisi awal Guru : Mengajar dengan model ceramah Siswa : Hasil belajar siswa rendah Tindakan Menerapkan model student fasilitator and explaining Siklus I: Menerapkan model student fasilitator and explaining Siklus II:. Menerapkan model student fasilitator and explaining Kondisi Akhir Melalui penerapan pembelajaran model student fasilitator and explaining dalam pembelajaran hasil siswa kelas 5 SD Negeri Kalibeji 01 dalam pembelajaran IPA menjadi meningkat.

16 2.4 Hipotesis tindakan Hipotesis yang diajukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: Menggunakan model student fasilitator and explaining dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam di kelas 5 SD Negeri kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten semarang semester II Tahun pelajaran 2012/2013.