BAB V PENUTUP. Religusitas yang ditandai dengan belief dan ritual miliki. kategori yang baik. Namun religiusitas dan cultural belief yang baik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengetahui berbagai faktor yang. juga pendekatan sosiologi, antropologi dan agama. Hasil dari

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PADA MAHASISWA DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Biro Bina Sosial, Sekretariat Daerah Propinsi Sumatera Barat

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan I - 1

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai subyek, menjadi pelaku dalam kegiatan atau peristiwa yang digerakkannya,.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan mampu menghasilkan produk-produk yang unggul, maka mutu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Jika terjadi yang sebaliknya efisiensinya berarti rendah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Tujuan pendidikan nasional yaitu Pendidikan nasional berfungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemikiran mengenai corporate governance berkembang dengan bertumpu pada teori

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

BAB I PENDAHULUAN. prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan

I. PENDAHULUAN. karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMPLB TUNAGRAHITA

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMPLB AUTIS

NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati

BAB IV PENUTUP. ekonomi dan karena kurangnya perhatian dari orang tua. memahami lagi falsafah adat yang ada di Minangkabau Adat Basandi

BAB I PENDAHULUAN. demokratis senantiasa memberi perhatian terhadap pendidikan melalui regulasi yang mengatur

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMPLB TUNADAKSA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat diandalkan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sesuai dengan moral dan cara hidup yang diharapkan oleh ajaran

BAB V VISI, MISI DAN TUJUAN PEMERINTAHAN KABUPATEN SOLOK TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. didik. Tujuan yang diharapkan dalam pendidikan tertuang dalam Undang-undang

III. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN IPA. A. Identitas Program Studi

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan media strategis dalam meningkatkan kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mencapai kesejahteraan.

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

KELAS: X. 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman membuat manusia harus bisa beradaptasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH PROVINSI BANTEN TAHUN

BAB V PENUTUP. Simpulan yang dapat ditarik pada penelitian ini adalah: perhatian pada pengikut (House, 1996). Visi, hope/faith, dan altruistic love

II. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN BIOLOGI. A. Identitas Program Studi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum.

PROGRAM STUDIS1 TEKNOLOGI PANGAN SIKAP

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. pribadi atau Badan) oleh negara atau institusi yang fungsinya setara dengan negara

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL SIKAP

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

PEDOMAN ETIKA BISNIS & PERILAKU (CODE OF CONDUCT)

Disertasi. Religiusitas dan Cultural Belief dalam Perilaku Ekonomi Muslim Minangkabau di Sumatera Barat. Oleh : Asyari NIM.

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMALB TUNAGRAHITA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bab 5 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

VISI, MISI, TUJUAN, dan TOPIK BAHASAN PAI

BAB I PENDAHULUAN. rohani, dan proses ini merupakan usaha pendidik membimbing anak didik agar

Disampaikan pada Pembekalan Mikro teaching Mahasiswa PGSD-UAD RINI NINGSIH, M.Pd.

BAB 2 LANDASAN TEORI

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMPLB TUNANETRA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada dua teori etika yang dikenal sebagai deontologi dan teleologi.

PROGRAM STUDI S1 PETERNAKAN SIKAP

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

PROGRAM STUDIS1 TEKNIK KOMPUTER SIKAP

I. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN MATEMATIKA. A. Identitas Program Studi

Biro Bina Sosial, Sekretariat Daerah Propinsi Sumatera Barat

BAB I PENDAHULUAN. didik kurang inovatif dan kreatif. (Kunandar, 2007: 1)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM SIKAP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan para mahasiswa yang tanggap akan masalah, tangguh, dapat di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak-anak merupakan buah kasih sayang bagi orang tua, sumber

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS MELALUI PROGRAM PAGI SEKOLAH

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) / MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. begitu, seorang guru pendidikan agama Islam harus mampu mendidik. keselamatan dunia maupun di akhirat kelak.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan global, Indonesia memerlukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan dalam mengembangkan sumberdaya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena berkaitan erat dengan corporate governance, sehingga sering

pada posisi diakui dan dapat diikutsertakan dalam musyawarah (dapek dilawan baiyo)

25. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SD

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PADANG PARIAMAN

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIAH (SMP/MTs)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI SIKAP

BAB I PENDAHULUAN. setempat sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Selanjutnya UU Nomor 32

BAB IV ANALISIS PERSEPSI REMAJA TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA DI DESA PEGUNDAN KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. vokasional, terlebih lagi di lembaga pendidikan yang berbasis agama. Sebab tanpa

PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI PUBLIK SIKAP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta

Transkripsi:

BAB V PENUTUP 5. 1. Kesimpulan Orang Minangkabau terkenal memiliki identitas budaya dan agama yang kuat perlu diuji secara akademik. Penelitian ini telah mengungkap religiusitas dan cultural belief dalam masyarakat Muslim Minangkabau di Sumatera Barat yang dikenal taat menjalankan ajaran agama yang dianut dan diyakini serta loyal pada ajaran adat. Religusitas yang ditandai dengan belief dan ritual miliki kategori yang baik. Namun religiusitas dan cultural belief yang baik tersebut tidak menghasilkan perilaku ekonomi yang terdiri dari perilaku produksi dan konsumsi yang sesuai perintah agama. Religiusitas dan Cultural belief tidak hadir dan membumi dalam kehidupan nyata Muslim Minangkabau di Sumatera Barat terutama dalam lapangan ekonomi. Dalam perspektif Teori Keagenan (Agency), perilaku ekonomi Muslim Minangkabau di Sumatera Barat tidak optimal. Sebagai agent, Muslim Minangkabau tidak berperilaku sebagaimana yang diperintahkan atau ditetapkan oleh Tuhan, sebagai principal. Religiusitas dan cultural belief yang baik di kalangan Muslim Minangkabau di Sumatera Barat tidak membawa mereka taat pula pada aturan agama dalam perilaku produksi dan konsumsi. Religiusitas dan cultural belief yang baik tidak dapat mendorong Muslim Minangkabau taat pada aturan Tuhan dalam perilaku ekonomi.

Secara kuantitatif, religiusitas yang ditandai oleh keyakinan Tuhan Maha Melihat dan Mengawasi segala aktivitas dan frekuensi melaksanakan ibadah sholat dan cultural belief yang ditandai oleh rasa malu jika melanggar ketentuan agama dan adat memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku produksi dan namun sebagian pada perilaku konsumsi Muslim Minangkabau di Sumatera Barat. Bagi yang memiliki pengaruh itu pun tidak besar. Hal ini membuktikan terdapat faktor selain religiusitas dan cultural belief mempengaruhi perilaku produksi dan konsumsi Muslim Minangkabau di Sumatera Barat. Kondisi optimal dan pengaruh ditemui berbeda pada masingmasing lokasi penelitian terpilih. 6.3. Implikasi Hasil Penelitian Belum ada penelitian yang menguji secara akademik tentang agama dan adat dalam perilaku Muslim Minangakabu di Sumatera Barat. Banyak ahli menyatakan bahwa orang Minangkabau taat dalam melaksanakan ajaran agama dan di waktu bersamaan loyal pada ajaran adat (Abdullah,1972., Syarifuddin,1983., Navis,1984., Ramayulis, 2010). Temuan penelitian ini memperjelas bentuk ketaatan tersebut terhadap ajaran agama dan mengungkap wajah identitas Orang Minangkabau yang dikenal kuat memegang ajaran agama tersebut khususnya dalam perilaku ekonomi yang belum diunggkap peneliti sebelumnya. Penelitian ini telah memberikan informasi bagaimana kualitas implementasi agama dan adat dalam perilaku ekonomi Muslim

Minangkabau. Penelitian ini juga telah melakukan pengembangan terhadap model principal-agent; manusia sebagai agent dan Tuhan sebagai principal. Dengan mengunakan asumsi-asumsi yang sesuai dengan dengan model principal-agent yang dikembangkan maka model ini merupakan tambahan dan perluasan dari model principal agent dalam teori kontraktual dan solusi masalah keagenan (agency problem), seperti pernah dikemukakan oleh Klapper dan Love, (2002), Aviram, (2003), Anderson dan Bandiera, (2001), Gabre- Madhin, (1999), Greif, (1997), Milgrom, North dan Weigast, (1999), Okazaki, (2001), J.Parks, (1988), Amihud &B, (1981), Jensen, (1983), Mandelker, (1987), Anderson, (1985), KM.Eisenhardt, (1989), Kiser, (1999) Nelson, (2009), Bergen, (1992) Ismail, (2013), La Rosa,(2011). Penelitian ini memberikan penguatan kepada penelitian-penelitian yang mengusung tema yang sama dan sekaligus memperbanyak literartur tentang pengaruh religiusitas dan cultural belief dalam perilaku produksi dan konsumsi. Selain itu, secara khusus penelitian memberikan tambahan informasi bahwa pengaruh tersebut untuk masing-masing lokasi akan ditemukan beragam meskipun masih berada dalam daerah dengan karakteritik agama dan budaya sama. Penelitian terdahulu yang mengunakan Teori Keagenan (Agency Theory) lebih banyak menganalisis ketaatan pada aturan atau kontrak yang dibuat. Penelitian ini melakukan pengembangan analisis dengan melakukan adopsi teori keagenan dalam melihat apakah religiusitas dan cultural belief mendorong atau menjadikan Muslim dalam menjalan perintah Tuhan pada lapangan ekonomi yang

dicerminkan pada perilaku ekonomi yang terdiri perilaku produksi dan konsumsi. Penelitian telah menemukan bahwa Muslim Minangkabau tidak optimal dalam menjalankan perintah Tuhan pada perilaku ekonomi. Religuisitas dan Cultural belief yang baik tidak menjadikan Muslim taat pada perilaku ekonomi mereka. Religiusitas dan Cultural Belief yang baik tidak tembus pada perilaku. Dalam konteks teori keagenan (agency theory), religiusitas dan cultural belief bukan faktor yang mendorong Muslim taat pada aturan agama dan patuh pada komitmen agama. Untuk mendorong Muslim Minangkabau di Sumatera Barat taat pada ajaran agamanya dalam bidang ekonomi maka religiusitas dan cultural tidak kurang dapat diandalkan sebagai variabel dalam kebijakan menjadi perilaku ekonomi sesuai syariah. Hasil penelitian memiliki implikasi bagi kebijakan ekonomi yang berkembangan baik di tingkat lokal dan nasioanl. Dalam RPJP 2005-2025, dijelaskan bahwa tata kehidupan yang akan diwujudkan di Sumatera Barat adalah kehidupan yang harmonis, agamis, beradat dan berbudaya berdasarkan falsafah Adat Basandi Syarak Syarak basandi Kitabullah (ABS-SBK). Ciri kehidupan tersebut adalah taat beragama, berakhlak mulia, jujur, dan peduli sesama. Strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan ini adalah meningkatkan kualitas pendidikan, pelayanan rumah ibadah, meningkatkan kapasitas lembaga adat dan budaya daerah, peningkatan peran pemangku adat. Dengan hasil penelitian ini maka pihak pengambil kebijakan harus terus memberikan penguatan pada lembaga adat dan agama untuk meningkatkan kualitas kehidupan beradat

dan beragama di kalangan Muslim Minangkabau Sumatera Barat sehingga agama dan adat dapat berperan meningkatkan kesejahateraan kehiduapan ekonomi. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) dijelaskan bahwa visi pembangunan Indonesia adalah Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur. Visi ini diwujudkan dengan 8 misi yang salah satunya adalah mengwujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, berbudaya dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila, mengembangkan modal sosial dan menerapkan kebudayaan. Agama dan budaya sebagai modal sosial memiliki peran penting untuk mewujudkan visi bangsa. Melalui hasil penelitian ini, pemahaman, pengalaman dan penghayatan masyarakat terhadap modal sosial harus terus ditingkatkan agar keduaya dapat menjadi kekuatan untuk mengwujudkan visi yang diinginkan. pemahaman, pengalaman dan penghayatan masyarakat. 6.4. Keterbatasan Penelitian Selain berkontribusi operesional dan teoritis, penelitian ini tidak sunyi dari keterbatasan, diantara keterbatasan itu adalah: 1 kegiatan produksi yang dijadikan fokusi penelitian adalah produksi pertanian. Banyak kegiatan produksi lainnya yang tentu memiliki karakteristik perilaku yang berbeda dengan produksi pertanian. 2. hasil penelitian ini mengungkap bahwa religiusitas dan cultural belief memiliki pengaruh secara umum dalam perilaku produksi dan konsumsi Muslim Minangkabau di Sumatera Barat. Namun setelah dilihat per lokasi diperoleh hasil

yang beragam; ada yang berpengaruh signifikan dan ada yang tidak. Penelitian ini belum sampai membicarakan kenapa hasilnya beragam per lokasi. 3. Wilayah kultural Minangkabau lebih luas dari daerah administrasi Sumatera Barat. Artinya Etnis Minangkabau ada juga mendiami daerah-daerah di luar Sumatera Barat. Penelitian ini hanya dibatasi pada daerah administrasi Sumatera Barat. 7. Saran Semua keterbatasan yang dimiliki penelitian ini ke depan dibutuhkan penelitian yang dapat menjangkau wilayah etnis Minangkabau lebih luas di luar Sumatera Barat. Kedepan perlu dilakukan kajian/ penelitian untuk pengujian variabel yang diteliti ini pada lokasi daerah lain yang berada di luar Sumatera Barat namun masyarakatnya Etnis Minangkabau. Kegiatan produksi yang dijadikan fokusi penelitian adalah produksi pertanian. Banyak kegiatan produksi lainnya yang tentu memiliki karakteristik perilaku yang berbeda dengan produksi pertanian. Penelitian menambah informasi perubahan sosial yang terjadi di bidang ekonomi, namun penelitian ini belum mengungkap apa faktor penyebab perubahan ini terjadi. Apakah perubahan yang terjadi karena dorongan perubahan dari masyarakat pemiliki budaya atau disebabkan oleh faktor-faktor luar. Ini merupakan pertanyaan yang penting untuk dijawab dan sebagai agenda penelitian berikut.