BAB I PENDAHULUAN. penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Cara pandang masyarakat

dokumen-dokumen yang mirip
KANDUNGAN KLOROFIL TANAMAN KACANG HIJAU

1. PENDAHULUAN. pokok masyarakat Indonesia dan komoditas agrikultur yang memiliki nilai

Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan

I. PENDAHULUAN. tanaman kedelai secara signifikan. Perbaikan sistem budidaya kedelai di Indonesia,

I. PENDAHULUAN. Yogyakarta memiliki lahan pasir pantai seluas sekitar hektar atau

BAB I PENDAHULUAN. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan makhluk hidup

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan merupakan komoditi tanaman pangan kedua setelah padi. Akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi cukup, nilai ekonomis tinggi serta banyak digunakan baik untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat dibedakan dengan habitat yang lain. Ciri yang mencolok. pada daerah pesisir pantai antara lain :

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) sampai saat ini masih merupakan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. di lahan sawah terus berkurang seiring perkembangan dan pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh penghasilan dengan waktu yang cukup pendek. tanpa diikuti upaya pemulihan kesuburannya. Pengusahaan lahan yang terus

I PENDAHULUAN. Masyarakat mulai menyadari bahaya memakan makanan yang. mengandung bahan-bahan kimia sintetis terutama sayur-sayuran yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Tanah marginal merupakan tanah yang memiliki mutu rendah karena

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

PEMANFAATAN JERAMI PADI DAN PENAMBAHAN KOTORAN AYAM SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

Pupuk organik cair termasuk dalam salah satu pupuk organik yang memiliki manfaat memperbaiki sifat fisik tanah, membantu pembentukan klorofil daun,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

II. TINJAUAN PUSTAKA. dari umbi. Ubi kayu atau ketela pohon merupakan tanaman perdu. Ubi kayu

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. karena memiliki luas laut dan jumlah pulau yang besar. Panjang pantai Indonesia

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

sebagai sumber pendapatan masyarakat. Indonesia mempunyai potensi sumber memberikan kontribusi yang besar bagi rakyatnya.

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Daftar Isi. III. Pengelolaan Tanah Masam Pengertian Tanah Masam Kendala Tanah Masam Mengatasi Kendala Tanah Masam 84

PENGARUH KOMPOS PAITAN (Tithonia diversifolia) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KAILAN (Brassica oleraceae)

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tanaman padi salah satunya yaitu pemupukan. Pupuk merupakan salah satu faktor

I. PENDAHULUAN. keharusannya memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Berdasarkan Sensus

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Kebutuhan jagung dunia mencapai 770 juta ton/tahun, 42%

POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING

PENANGANAN LAHAN PANTAI BERPASIR DENGAN TANAMAN TANGGUL ANGIN CEMARA LAUT Oleh : Beny Harjadi Peneliti Madya Bidang Pedologi dan Penginderaan Jauh

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan bagian komoditi ekspor yang strategis dan sangat

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tanah Ultisol mencakup 25% dari total daratan Indonesia. Penampang tanah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum) merupakan komoditas sayuran yang memiliki nilai

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

I. PENDAHULUAN. dibutuhkan secara berkesinambungan, karena merupakan bahan pangan yang

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang tidak baik bagi manusia. Tumpukan sampah. tersebut jika dibiarkan dapat menimbulkan pencemaran, penyakit serta

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

I. PENDAHULUAN. jagung juga digunakan sebagai bahan baku industri, pakan ternak dan industri

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan,

TINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan sumber bahan makanan ketiga setelah padi dan jagung.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

I. PENDAHULUAN. dibudidayakan karena padi merupakan tanaman sereal yang paling banyak

I. PENDAHULUAN. dan jagung. Menurut Irwan (2005), kedelai mengandung protein 30-50%, lemak

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis substrat. Substrat yang umum dapat ditumbuhi lumut adalah pada

BAB I PENDAHULUAN. menikmati dan melestarikan hasil pembangunan. disebabkan oleh beberapa kendala yaitu:

II. TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan pengelolaan yang memperhatikan kendala yang ada. Beberapa kendala

BAB I PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan produksi padi dipengaruhi

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.4

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. potensial. Berdasarkan hasil analisis ekonomi, komoditas ini memiliki nilai

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati dan banyak manfaatnya bagi masyarakat. Lingkungan

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Bobot isi tanah pada berbagai dosis pemberian mulsa.

TEKNOLOGI PEMANFAATAN LAHAN MARGINAL KAWASAN PESISIR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis (Zea mays saccarata L.) atau yang lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

I. PENDAHULUAN. ini. Beras mampu mencukupi 63% total kecukupan energi dan 37% protein.

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

I. PENDAHULUAN. kedudukannya di Indonesia. Potensi sumber daya alam di Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang terletak di daerah tropis dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Cara pandang masyarakat terhadap pertanian berubah menjadi industri karena kemajuan IPTEK sehingga lahan pertanian menjadi sempit. Jumlah penduduk yang bertambah juga membawa pengaruh bagi kondisi masyarakat itu sendiri. Pertambahan jumlah penduduk yang tidak diikuti dengan perluasan wilayah mengakibatkan banyak areal pertanian diubah menjadi daerah pemukiman. Untuk mengatasi semakin menyempitnya lahan pertanian serta kebutuhan pangan semakin meningkat maka diperlukan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu solusinya adalah dengan pemanfaaatan lahan pasir yang belum optimal sebagai lahan pertanian. Walaupun lahan pasir pantai cukup luas, tetapi pemanfaatan lahan pasir pantai masih banyak ditemukan permasalahan. Berbagai permasalahan yang dapat terjadi pada lahan pasir yaitu lahan pasir memiliki beberapa keterbatasan diantaranya kemampuan menahan airnya sangat rendah, miskin akan zat hara, daya ikat antar partikel juga rendah, intensitas cahaya matahari dan kadar garam juga sangat tinggi. Berkaitan dengan permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan cara memanipulasi pada lahan pasir. Cara manipulasi yang dapat dilakukan dengan pengairan yang cukup, penambahan bahan organik berupa pupuk kompos, pemberian plastik sebagai alas dasar atau

penggunaan polibag sehingga di dalam lahan pasir terdapat penampungan air serta pemilihan jenis tanaman yang tahan terhadap kondisi lingkungan yang ekstrim. Kawasan pantai selatan Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki lahan yang cukup luas. Lahan berpasir di bagian selatan wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki panjang kira-kira 60 km dan lebar 1-1,5 km yang merupakan 13 % dari luas total wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Pantai Pandansari yang berlokasi di Kabupaten Bantul merupakan salah satu pantai di Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki kondisi mikroklimat dan edafik yang sangat khas. Seluruh area kawasan pantai merupakan lahan berpasir dengan topografi yang tidak rata. Kawasan ini mendapatkan pemanasan langsung, suhu udara yang tinggi, kelembaban udara rendah, angin yang kencang dan membawa uap garam sehingga berakibat pada kandungan garam dalam tanah (Sri Handayani, 2005: 3). Melihat kondisi mikroklimat dan edafik kawasan pantai tersebut mengakibatkan lahan berpasir di kawasan pantai ini mempunyai beberapa kelemahan jika digunakan untuk bercocok tanam. Kelemahan itu antara lain lahan pasir memiliki kemampuan menahan air sangat kecil. Selain itu tanah pasir di daerah pantai cenderung bersifat basa karena kandungan garamnya yang tinggi dan kurangnya bahan organik. Berdasarkan penelitian tim Fakultas Pertanian UGM bekerjasama dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi DIY (2000) diketahui bahwa tanah di kawasan pantai didominasi fraksi pasir yang mencapai 95 %. Kandungan lempung, debu dan zat hara sangat minim. Akibatnya, tanah pasir

mudah mengalirkan air sekitar 150 cm/jam. Sebaliknya kemampuan tanah pasir menyimpan air sangat rendah yaitu 1,6-3 % dari total air yang tersedia. Pemberian perlakuan mulsa, pupuk kandang dan penyerap air, hasilnya menyebutkan bahwa tanah berpasir dapat menjadi lahan pertanian sayur - mayur dan produktivitasnya tidak jauh berbeda dibandingkan sawah (Budi Arwana, 2003: 33). Kacang hijau merupakan tanaman Leguminoceae peringkat ketiga setelah kacang kedelai dan kacang tanah yang dikembangkan di Indonesia. Tanaman ini lebih banyak hidup di dataran rendah hingga 500 m di atas permukaan laut. Tanaman ini mempunyai potensi pasar yang cukup menjanjikan karena masih dapat dikembangkan lebih lanjut. Bentuk komoditasnya sebagai biji merupakan salah satu keuntungan yang bisa disimpan dengan mudah dan tahan lama. Permintaan kacang hijau terus meningkat dari tahun ke tahun sementara lahan untuk kacang hijau tidak begitu berkembang pesat (Andrianto dan Indarto, 2004: 98). Penambahan kompos dimaksudkan untuk memperbaiki struktur tanah dan dapat menyebabkan tanah berpasir menjadi lebih pekat. Tanah akan lebih banyak menahan air dan zat-zat yang terkandung dalam tanah tidak mudah tercuci. Selain itu juga dapat menambah kandungan bahan organik tanah yang dapat meningkatkan kesuburan tanah itu sendiri. Adanya peningkatan bahan organik tersebut akan berpengaruh terhadap khemis tanah yaitu menurunkan keasaman tanah sehingga tanah tersebut menjadi lingkungan yang baik bagi tanaman (Mul Mulyani Sutejo,

1995: 60). Bahan organik dalam tanah akan diuraikan oleh organisme tanah melalui proses mineralisasi yang akhirnya dapat meningkatkan dan menyediakan unsur hara dalam bentuk tersedia. Unsur tersebut dapat diserap langsung oleh akar tanaman dan dimanfaatkan untuk pertumbuhan. Penambahan mulsa bermanfaat untuk menurunkan suhu media tanam, meningkatkan ketersediaan air dalam tanah dan menghalangi pertumbuhan gulma (Andry Harits Umboh, 2002: 9). Selain itu, mulsa juga berfungsi memperbaiki sifat kimia tanah, misalnya yaitu mengurangi kehilangan bahan organik akibat erosi. Ini dapat diperoleh dari hasil pelapukan mulsa organik misalnya jerami padi, alang-alang dan sisa tanaman-tanaman lain yang dapat menambah kadar bahan organik dalam tanah. B. Identifikasi Masalah Melihat banyaknya kendala yang harus dihadapi dalam bercocok tanam di lahan berpasir seperti yang telah disebutkan di atas, maka lahan berpasir ini perlu dilakukan beberapa manipulasi lingkungan. Salah satunya dengan penyiraman yang cukup karena kemampuan tanah pasir dalam menahan air sangat kecil. Di samping itu, tanah berpasir juga perlu dilakukan penambahan bahan organik lebih banyak. Prinsip dalam pengolahan lahan pasir yaitu dengan memperbaiki kemampuan lahan mengikat air dan mengikat bahan organik sehingga mampu memberikan dukungan bagi kehidupan tanaman yang akan dibudidayakan. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan menambahkan pupuk

kompos dan mulsa jerami. Kompos Biologi Pro Alam (BioPA) merupakan bahan organik yang berasal dari daun-daun tanaman dari sekitar green house Biologi Universitas Negeri Yogyakarta yang dikomposkan dengan metode indore heap. Kompos ini berfungsi untuk membantu mengikat air dalam tanah. Mulsa merupakan penutup tanah yang diletakkan di atas permukaan tanah yang berfungsi mencegah penguapan sehingga kelembaban media tanam lebih tinggi. Mulsa organik lebih baik digunakan daripada mulsa anorganik karena penggunaan mulsa organik dapat menambah bahan organik tanah (Andry Harits Umboh, 2002: 2). Mulsa jerami menjadi alternatif yang dapat digunakan sebagai mulsa pada lahan pasir yang miskin unsur hara. Selain itu penggunaan mulsa akan menurunkan suhu dan menambah kelembaban tanah sehingga tanah pasir menjadi ideal untuk pertanian. Langkah yang perlu diperhatikan dalam bercocok tanam di lahan pasir yaitu pemilihan tanaman-tanaman yang (toleran) terhadap uap garam dan mampu bertahan pada kondisi yang ekstrim. Di kawasan pantai Pandansari Bantul banyak dijumpai tanaman orok-orok (Crotalaria juncea). Tanaman ini menghasilkan bintil pada akarnya. Kebanyakan tanaman yang berbintil akar lebih tahan terhadap lahan yang tandus. Kacang hijau termasuk tanaman yang memiliki bintil sehingga dapat bertahan hidup di daerah berpasir (Sri Handayani, 2005: 3). Selain itu kacang hijau termasuk tanaman yang mudah ditumbuhkan karena tanaman ini tidak terlalu menuntut tanah yang khusus. Kacang hijau dapat tumbuh di berbagai macam tanah yang penting tanah itu dapat menyerap dan menyimpan air dengan baik seterusnya mengalirkannya

kembali dengan lancar. Selain itu tanaman kacang hijau merupakan tanaman yang berumur pendek sehingga masa panennya cukup singkat (Andrianto dan Indarto, 2004: 99). Pemberian mulsa jerami dan variasi proporsi penambahan kompos BioPA yang berbeda-beda akan mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas tanaman kacang hijau. Permasalahan yang muncul karena kondisi tersebut diantaranya adalah masalah pertumbuhan dan produktivitas tanaman kacang hijau sendiri. Berdasarkan uraian di atas muncul beberapa permasalahan di antaranya: 1. Bagaimana pertumbuhan tanaman kacang hijau yang ditanam pada lahan berpasir dengan pemberian kompos dan mulsa jerami yang ditanam di kawasan pantai Pandansari Bantul? 2. Bagaimana pengaruh pemberian kompos dan mulsa jerami terhadap serapan hara Na dan Mg ditanam di kawasan pantai Pandansari Bantul? 3. Bagaimana kandungan klorofil pada tanaman kacang hijau yang ditanam dilahan pasir dengan variasi pemberian kompos dan mulsa jerami sebagai media tanamnya? C. Pembatasan Masalah Mengingat kompleksnya masalah yang ada, maka dilakukan berbagai upaya-upaya untuk mengatasi yaitu dengan melakukan budidaya

tanaman. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana respon fisiologis yang terjadi pada tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus L.), kaitannya dengan cara adaptasi fisiologis terhadap kondisi ekstrim dilahan pasir kawasan pantai dengan cara memberikan perlakuan proporsi penambahan kompos BioPA dan mulsa jerami padi. Proses fisiologis yang dikaji dibatasi pada serapan hara Na dan Mg serta klorofil daun tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus L.). D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan yang hendak diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh proporsi penambahan kompos BioPA terhadap serapan hara Na, Mg serta kandungan klorofil daun tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) yang ditanam pada lahan pasir di kawasan pantai Pandansari, Bantul? 2. Bagaimana pengaruh pemberian mulsa jerami padi terhadap serapan hara Na, Mg serta kandungan klorofil daun tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) yang ditanam pada lahan pasir di kawasan pantai Pandansari, Bantul? 3. Adakah efek interaksi antara proporsi penambahan kompos BioPA dan mulsa jerami padi terhadap serapan hara Na, Mg serta kandungan klorofil daun tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) yang ditanam pada lahan pasir di kawasan pantai Pandansari, Bantul?

E. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pengaruh proporsi penambahan kompos BioPA terhadap serapan hara Na, Mg serta kandungan klorofil daun tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) yang ditanam pada lahan pasir di kawasan pantai Pandansari, Bantul 2. Mengetahui pengaruh pemberian mulsa jerami padi terhadap serapan hara Na, Mg serta kandungan klorofil daun tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) yang ditanam pada lahan pasir di kawasan pantai Pandansari, Bantul 3. Mengetahui interaksi antara proporsi penambahan kompos BioPA dan mulsa jerami padi terhadap serapan hara Na, Mg serta kandungan klorofil daun tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) yang ditanam pada lahan pasir di kawasan pantai Pandansari, Bantul F. Manfaat Penelitian 1. Memberikan kontribusi terhadap ilmu fisiologi tumbuhan dengan memberikan tambahan informasi dalam khasanah pengetahuan khususnya bidang ilmu biologi sehingga mendukung perkembangan ilmu tersebut. 2. Menambah pengetahuan bagi peneliti dan peneliti lain untuk pengembangan penelitian lebih lanjut pada permasalahan ini sehingga memberikan kontribusi yang lebih besar lagi.

3. Memberikan informasi kepada masyarakat, khususnya pada petani berkaitan dengan alternatif lahan yang berpotensi sebagai lahan pertanian dan penambahan kompos serta mulsa jerami. G. Batasan Operasional 1. Proporsi Penambahan Kompos BioPA : Kompos BioPA yang ditambahkan ke dalam pasir. Proporsi yang digunakan yaitu : kompos:pasir = 0:1, 1:1, 2:1 dan 3:1. 2. Kompos BioPA : Salah satu pupuk organik hasil pengomposan yang saat ini sedang dikembangkan di pusat pengolahan sampah FMIPA UNY yang berupa zat akhir suatu proses fermentasi tumpukan sampah atau seresah tanaman dari lingkungan sekitar UNY. 3. Kandungan klorofil adalah kandungan klorofil total baik klorofil a maupun klorofil b daun yang dinyatakan dalam mg/gr 4. Kandungan Na dan Mg adalah jumlah total Na dan Mg dalam jaringan daun yang dinyatakan dalam persen (%). 5. Kawasan pantai : kawasan daratan di pantai dari batas pasang tertinggi sampai daerah daratan yang normal (sangat jarang terkena gelombang dan air laut pasang).