STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DAN MAKE A MATCH TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBASIS KARTU DOMINO TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP HITUNG CAMPURAN

PERBEDAAN PENGARUH ANTARA MODEL KOOPERATIF TIPE TPS DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP IPS PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN

PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN LEARNING CELL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP KENAMPAKAN ALAM

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN

PENGARUH MODEL KOOPERATIF CONCEPT SENTENCE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA SEKOLAH DASAR

PENGARUH METODE PICTURE AND PICTURE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL

STUDI KOMPARASI PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DENGAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Dosen Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

Pengaruh Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition Terhadap. apabila hasil belajar Bahasa Indonesia

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CONCEPT MAPPING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TENTANG PERKEMBANGAN TEKNOLOGI

PERBANDINGAN MODEL MAKE A MATCH DAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA PADA MATERI PELUANG

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK TALK WRITE DAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECKS BERBANTUAN KARTU DOMINO DENGAN MELIHAT KEMAMPUAN AWAL SISWA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI THE LEARNING CELL TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP GLOBALISASI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENGARUH MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP N 3 JETIS

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT, SNOWBALL THROWING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATERI SEGITIGA SISWA KELAS VII

PENGARUH METODE INQUIRY DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 RANAH PESISIR ABSTRACT

Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif, Group Investigation (GI), hasil belajar IPA, Science Learning Result

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS KONSEP SIFAT BANGUN DATAR

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) MATERI PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian eksperimen.

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA MELALUI STRATEGI THINK-PAIR-SQUARE DAN EXPLICIT INSTRUCTION

STUDI KOMPARASI ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECK DAN ARTIKULASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN SOAL CERITA DALAM MATEMATIKA

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA TIPE JIGSAW DAN TIPE STAD PADA SISWA KELAS VIII

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 31 PADANG

Jurnal Matematika Ilmiah STKIP Muhammadiyah Kuningan Vol. 2 No.2 November 2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen semu (quasi

Abstrak. Kata kunci: model pembelajaran NHT, model pembelajaran TPS, fungsi, prestasi belajar matematika

Mugiyanto Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Abstrak

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil SMP

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 7 SALATIGA JURNAL

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200

Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS ANTARA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS DENGAN TPS

Journal of Mechanical Engineering Learning

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA KELAS VII TAMAN DEWASA JETIS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 28 Bandar Lampung.

KOMPARASI ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF

: model pembelajaran, pemahaman konsep matematis, tutor sebaya

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TYPE MAKE A MATCH DAN TALKING STICK

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE BERBANTU KARTU MASALAH DAN THINK PAIR SHARE BERBANTU KARTU MASALAH DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin

HASIL BELAJAR KIMIA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN METODE THINK-PAIR-SHARE DAN METODE EKSPOSITORI

PENGARUH PENGGUNAAN GAMES METHOD OF ENVIRONMENT (GMOE) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA

1) Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret 2) Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 1 No. 1 Februari 2017

PENGARUH TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA SD JURNAL. Oleh ANGGA FITRA KUSUMA SARENGAT A. SUDIRMAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA-LEMBAGA PEMERINTAHAN PUSAT MENGGUNAKAN METODE SNOWBALL DRILLING

PENERAPAN MODEL COURSE REVIEW HOREY PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS X SMA NEGERI 13 PADANG

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECK DAN THINK PAIR SHARE MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2017 UIN Raden Intan Lampung 6 Mei 2017

Nadia Cahyadi*, Zulfitri Aima**, Ainil Mardiyah**

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

Key Word: Conceptual Understanding, Numbered Heads

THE INFLUENCE OF THE INPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE MAKE A MATCH TOWARD STUDENTS MATHEMATICAL COCEPTUAL UNDERSTANDING

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN CLASSROOM MEETING DIKOMBINASIKAN MAKE A MATCH TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN HYPNOTEACHING DAN EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI LIMIT FUNGSI

STUDI PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN TGT DENGAN MODEL DISKUSI DALAM KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

BAB III METODE PENELITIAN

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN TPS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

ARTIKEL. Oleh : RINI MELIA SARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Jurnal Buana Pendidikan Tahun XIII, No. 24. Oktober 2017

Oleh: Sumaji. Kata kunci : Pembelajaran Matematika, Group Investigation, Aktivitas Belajar.

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DITINJAU DARI KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

Transkripsi:

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DAN MAKE A MATCH TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN Muhammad Rifa i 1), Riyadi 2), Matsuri ). PGDS FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Slamet Riyadi No. 449, Surakarta 57126 email: Rifaimuhammad68@yahoo.co.id Abstract: The purpose of this research was to know which of the learning model between cooperative learning model Think Pair Share type or Make a Match can provide better concept understanding of addition and subtraction of franction. The research used the quasi experimental. The research draft were Randomized Control Group Pretest-Posttest Design. Based on this research result found that t obs > t (0,975;52) (2,004 > ), so H 0 was rejected. The conclusion of this research was the cooperative learning model Think Pair Share type resulted in better concept understanding of addition and subtraction of franction than the cooperative learning model Make a Match type. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model pembelajaran manakah yang dapat memberikan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan lebih baik antara model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share atau Make a Match. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental semu. Rancangan penelitian ini yaitu Randomized Control Group Pretest-Posttest Design. Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh t obs > t (0,975;52) (2,004 > ), sehingga H 0 ditolak. Simpulan penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share memberikan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. Kata kunci: Model pembelajaran kooperatif, Think Pair Share, pemahaman konsep, Make a Match. Dalam kurikulum sekolah dasar, salah satu mata pelajaran penting yang diajarkan a- dalah matematika. Matematika diajarkan mulai dari tingkatan dasar seperti SD/MI sampai tingkat atas seperti SMA/SMK. Objek kajian yang terdapat dalam pembelajaran matematika bersifat kompleks dan abstrak. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Soedjaji dalam (Heruman, 2008: 1) bahwa hakikat matematika yaitu memiliki objek tujuan abstrak yang bertumpu pada kesepakatan, serta pola pikir yang deduktif. Berbagai materi yang diajarkan dalam pembelajaran matematika membutuhkan pemahaman konsep secara mendasar dan mendalam, salah satu materi tersebut adalah materi mengenai penjumlahan dan pengurangan pecahan. Kenyataan yang terjadi di lapangan, pada Gondangrejo Kabupaten Karanganyar menunjukkan bahwa pemahaman konsep siswa terutama materi yang berhubungan dengan pecahan masih rendah. Perolehan data nilai siswa kelas V pada tahun 201, sebagian besar nilai siswa masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dari tiga SDN responden terdapat sekitar 50,94% yang memperoleh nilai di bawah KKM (64), yaitu 1) Mahasiswa Program Studi PGSD UNS 2,) Dosen Program Studi PGSD UNS 27 siswa yang belum mencapai nilai KKM dari jumlah keseluruhan, yaitu 5 siswa. Beberapa faktor penyebab mengenai rendahnya pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan antara lain adalah: (1) Materi bersifat abstrak dan kompleks sehingga sulit dipahami oleh siswa (2) Dalam pembelajaran guru terlalu mendominasi dengan masih menggunakan pola metode dan model-model yang konvensional sehingga pemikiran siswa sulit berkembang () proses pembelajaran kurang menarik, dan berpusat pada guru (Teacher Centered) sehingga siswa kurang aktif, cenderung merasa bosan dan kurang termotivasi untuk belajar. Terdapat berbagai macam model pembelajaran inovatif, namun tidak semua model pembelajaran cocok untuk setiap topik atau mata pelajaran. Menurut Sugiyanto (2009: ) ada berbagai hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih model pembelajaran, yaitu: tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, sifat bahan ajar, kondisi siswa, serta ketersediaan sarana dan prasarana belajar. Salah satu model pembelajaran inovatif adalah pembelajaran kooperatif. Suprijono (2012: 54) menyatakan model pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk

bentuk-bentuk yang lebih dipimpin dan diarahkan oleh guru. Model pembelajaran kooperatif yang bisa diterapkan dalam pembelajaran mengenai materi pecahan diantaranya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dan Make a Match. Model pembelajaran Think Pair Share merupakan model pembelajaran yang dapat digunakan secara efektif untuk mengarahkan siswa dalam mempelajari sebuah materi pelajaran. Think Pair Share memperkenalkan gagasan tentang waktu tunggu atau berpikir pada elemen interaksi pembelajaran kooperatif yang saat ini menjadi salah satu faktor ampuh dalam meningkatkan respons siswa terhadap pertanyaan (Huda, 201: 206). Think Pair Share dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu thinking (berpikir secara individu), pairing (berdiskusi dengan pasangan), dan sharing (berbagi dengan teman). Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share memiliki berbagai keunggulan dan manfaat. Menurut Huda (201: 206) manfaat TPS antara lain adalah: 1) memungkinkan siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain; 2) mengoptimalkan partisipasi siswa; dan ) memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain. Selain model Think Pair Share, model kooperatif lain yang bisa diterapkan dalam pembelajaran pecahan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. Make a Match dikembangkan oleh Larana Curran pada tahun 1994 memiliki berbagai keunggulan. Menurut Sugiyanto (2009: 49) Salah satu keunggulan dari model ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. model ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Berdasarkan beberapa hal di atas, tujuan penelitian yang hendak dicapai peneliti a- dalah untuk mengetahui model pembelajaran manakah yang memberikan pemahaman penjumlahan dan pengurangan pecahan lebih baik antara model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share atau Make a Match bagi Gondangrejo Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 201/2014. METODE Penelitian ini dilaksanakan di SDN se- Dabin IV Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 201/2014. Populasi penelitian ini adalah seluruh Gondangrejo Kabupaten Karanganyar. Sampel penelitian ini adalah sebagian siswa kelas V SD se-dabin IV Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar dengan rincian yaitu, SD Negeri 01 Wonosari sebagai kelompok eksperimen 1 dengan jumlah siswa yaitu 0 siswa, dan SD Negeri 02 Wonosari sebagai kelompok eksperimen 2 dengan jumlah siswa 24 siswa. Di samping itu, SD Negeri 02 Jeruk Sawit sebagai kelompok uji coba test dengan jumlah siswa yaitu 0 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah cluster random sampling. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu atau quasi experimental research karena peneliti tidak dapat mengontrol variabel-variabel yang ada. Menurut Suwarto dan Slamet (2007: 42), Tujuan penelitian semu adalah untuk memperoleh perkiraan informasi melalui eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti untuk mengontrol semua variabel yang ada. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik tes. Teknik tes digunakan untuk mengukur pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan siswa. Bentuk tes yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa tes obyektif. Validasi instrumen menggunakan uji validitas isi dengan (tiga) orang ahli atau yang dikenal dengan istilah expert judgement. Berdasarkan hasil uji validitas instrumen, semua soal dinyatakan valid sehingga dapat digunakan dalam pelaksanaan tes. Uji validitas dilanjutkan dengan analisis butir soal yang di dalamnya mencakup uji daya beda soal dan uji taraf kesukaran, kemudian dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Reliabilitas instrumen menggunakan rumus K-R. 20. Instrumen dikatakan reliabel jika koefisien reliabilitasnya lebih besar atau sama dengan 0,7 (r11 0,7). Berdasarkan hasil uji reliabilitas, instrumen pretest dan posttest dinyatakan reliabel karena r11 ma-

sing-masing instrumen adalah 0,75 dan 0,75 sehingga r11 0,7. Oleh karena itu, instrumen dapat digunakan dalam pelaksanaan tes. Tahap analisis data dalam penelitian ini terdiri atas (tiga) tahap, yaitu uji prasyarat, uji keseimbangan dan uji hipotesis. Uji prasyarat terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Lilliefors. Sedangkan uji homogenitas menggunakan metode Bartlett. Uji keseimbangan dilakukan menggunakan uji-t. Data yang diuji keseimbangannya adalah nilai kemampuan awal siswa. Berdasarkan uji keseimbangan, diperoleh hasil tobs= 0,7422 dengan DK = {t t < -2,008 atau t > 2,008}, oleh karena itu tobs DK, sehingga H0 diterima. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa sampel kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 berasal dari populasi yang memiliki kemampuan awal yang sama atau seimbang. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t, adapun data yang diuji adalah nilai posttest pemahaman konsep siswa. HASIL Setelah pemberian perlakuan pembelajaran pada kelompok eksperimen 1 dan eksperimen 2 selesai, maka langkah selanjutnya adalah pengumpulan data nilai siswa hasil posttest. Berikut sajian hasil pemahaman konsep dari masing-masing kelompok penelitian. Berdasarkan hasil posttest kelompok eksperimen 1, diperoleh nilai terendah adalah 55, nilai tertinggi adalah 100, dengan ratarata 75,167, dan simpangan baku 12,51. Sebaran data dapat dilihat pada Tabel 1 mengenai hasil pe-mahaman konsep kelompok eksperimen 1, sebagai berikut: Tabel 1. Data Distribusi Hasil Pemahaman Konsep Kelompok Eksperimen 1 Data nilai siswa f Persentase 5-60 61-68 69-76 77-84 85 92 5 11 5 16,7% 10% 6,6% 10% 16,7% 9 100 10% Jumlah 0 100% Berdasarkan hasil posttest kelompok eksperimen 2, diperoleh nilai terendah adalah 45, nilai tertinggi adalah 95, dengan ratarata 66,667, dan simpangan baku 14,79. Sebaran data dapat dilihat pada Tabel 2 berikut: Tabel 2. Data Distribusi Hasil Pemahaman Konsep Kelompok Eksperimen 2 Data nilai siswa f Persentase 45 5 4 16,7% 54 62 6 71 72 80 81 89 90 98 6 6 2 25% 25% 12,5% 12,5% 8,% Jumlah 24 100% Berikut hasil uji normalitas kedua kelompok pada Tabel di bawah ini: Tabel. Hasil Uji Normalitas Variabel Lobs L(α;n) Keputusan Eksperimen 1 0,17 0,1618 Ho diterima Eksperimen 2 0,1688 0,1764 Ho diterima Berdasarkan Tabel di atas, diperoleh sampel kelompok eksperimen 1 Lobs < L(0,05;0) yaitu 0,17 < 0,1618, maka Lobs DK sehingga H0 diterima. Pada sampel kelompok eksperimen 2 Lobs < L(0,05;24) yaitu 0,1688 < 0,1764, sehingga Lobs DK maka H0 diterima. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Hasil uji homogenitas data pemahaman konsep dapat dilihat pada Tabel 4 berikut: Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas Variabel χ 2 obs χ 2 (0,95;1) Keputusan Eksperimen 1 Eksperimen 2 0,879,841 Ho diterima Berdasarkan Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa 2 obs < 2 (0,95;1) yaitu 0,879 <,84, sehingga 2 obs DK maka H0 diterima. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang mempunyai variansi homogen. Uji hipotesis dilakukan terhadap data pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Hasil uji hipo-

tesis menggunakan uji-t dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini: Tabel 5. Hasil Uji Hipotesis dengan t test Variabel tobs t(0,975;52) Keputusan Eksperimen 1 Eksperimen 2 2,004 2,008 Ho ditolak Berdasarkan Tabel 5 di atas, menunjukkan bahwa tobs = 2,004 dan t(0,975;52) = 2,008 sehingga tobs > t(0,975;52) atau 2,004 > 2,008, maka tobs DK yang mengakibatkan H0 ditolak. Berdasarkan hasil analisis diperoleh rata-rata nilai pemahaman konsep siswa yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share yaitu 75,167, lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata siswa yang diberi perlakuan tipe Make a Match yaitu 66,667. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share lebih besar dibandingkan dengan yang diajar tipe Make a Match. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan peneliti bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share memberikan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan yang lebih baik dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. Hal ini dikarenakan, bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share lebih efektif dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk berpikir secara individu dan kelompok dalam membangun suatu ide, gagasan, maupun pemikiran mereka. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share, tingkat partisipasi siswa menjadi lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Lie dalam (Thobroni & Mustofa, 201: 01) yang menjelaskan Think Pair Share memiliki keunggulan dalam optimalisasi partisipasi siswa. Dengan metode klasikal yang memungkinkan hanya satu siswa yang maju dan membagikan hasilnya ke seluruh kelas, model Think Pair Share memberikan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasinya di depan orang lain. Dengan optimalisasi partisipasi siswa yang lebih tinggi membuat siswa menjadi aktif, memiliki motivasi, semangat dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran matematika. Pada pembelajaran ini siswa mengalami langsung dan terlibat aktif dalam pembelajaran sesuai dengan materi penjumlahan dan pengurangan pecahan. Lain halnya dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share, model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match yang diterapkan memiliki tingkat kelemahan yang lebih tinggi. Pada pembelajaran kooperatif tipe Make a Match kondisi kelas cenderung lebih gaduh, karena pada dasarnya model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match merupakan model pembelajaran yang berbasis permainan edukatif yang pelaksanaannya dengan cara mencari pasangan. Jika pembelajaran tidak dipersiapkan secara matang, guru akan sulit mengkondisikan kelas. Selain itu, siswa akan sulit memaknai pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Erfachianda (201), yang menjelaskan bahwa kekurangan model Make a Match salah satunya adalah siswa kurang menyerapi makna pembelajaran yang ingin disampaikan karena siswa hanya merasa sekedar bermain saja. Huda (201: 252) menjelaskan bahwa salah satu kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match adalah jika guru kurang mengarahkan siswa dengan baik, banyak siswa yang akan kurang memperhatikan pada saat presentasi pasangan. SIMPULAN Berdasarkan hasil uji hipotesis H0 ditolak, sehingga pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan siswa yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share berbeda dengan siswa yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. Nilai rata-rata siswa yang diberi perlakuan tipe Think Pair Share yaitu 75,167 lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata siswa yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match yaitu 66,667.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share memberikan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. DAFTAR PUSTAKA Erfachianda. (201). Model Pembelajaran Make a Match. Diperoleh 2 Januari 2014 dari http://coretanpencianda.wordpress.com/201/02/10model-pembelajaran-make-a-match Heruman, (2008). Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.. Huda, M. (201). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Thobroni, M & Mustofa, A. 201. Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Sugiyanto. (2009). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 11 Surakarta. Suprijono, A. (2012). Cooperative Learning Teori Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Suwarto & Slamet. (2007). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif. Surakarta: UNS Press.