Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II SDN No. 1 Labean Pada Pembelajaran PKn Melalui Metode Diskusi SYAMSINAR, A.Ma Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Permasalahan yang timbul dari kurang kreatifnya guru menggunakan berbagai metode mengajar pada pembelajaran PKn menyebabkan siswa kurang aktif dalam menerima dan merespon mata pelajaran yang disajikan. Hal ini diakibatkan karena cara mengajar guru hanya menggunakan metode ceramah tanpa memperhatikan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Untuk melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran PKn maka perlu dilakukan pembelajaran dengan metode diskusi agar siswa dapat terlibat secara langsung dalam aktivitas belajar. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas III SDN No. 1 Labean pada Mata Pembelajaran PKn melalui penerapan metode diskusi. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas III SDN No. 1 Labean pada tahun ajaran 2013-2014. Penelitian ini juga memiliki manfaat : bagi siswa yaitu meningkatkan sikap tanggung jawab siswa untuk lebih baik, bagi guru penelitian ini merupakan salah satu strategi pembelajaran yang baik untuk mata pelajaran PKn dan untuk sekolah sebagai bahan masukan tentang pentingnya metode diskusi. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah pada siklus pertama ketuntasan individu 61,6%. Pada siklus kedua ketuntasan individu sebesar 73,6. Hal ini menunjukan bahwa hasil belajar PKn siswa kelas III SDN No. 1 Labean meningkat dengan menerapkan metode diskusi untuk meningkatkan sikap tanggung jawab siswa. Kata Kunci: Hasil belajar; Metode Diskusi;Pembelajaran PKn I. PENDAHULUAN Pembangunan nasional di bidang pendidikan menitik beratkan pada perluasan kesempatan belajar dan peningkatan mutu untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan, termasuk pendidikan dasar. Hal ini selain mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang diamanatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar yang memungkinkan semua warga negara
dapat membangun dirinya sendiri atau secara bersama-sama membangun bangsa dan negaranya. Upaya mewujudkan cita-cita bangsa mencerdaskan kehidupan masyarakat, pihak pemerintah telah melakukan berbagai cara antara lain penyempurnaan kurikulum yang terus dilakukan mengacu pada peningkatan mutu pendidikan. Di samping itu pemerintah telah melaksanakan upaya-upaya peningkatan kemampuan profesionalitas bagi guru ataupun tenaga kependidikan lainnya, baik melalui kegiatan penataran, pelatihan dan sebagainya. Pendidikan di Negara Kesatuan Republik Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan murid menjadi warga negara yang memiliki komitmen yang kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hakekat Negara Kesatuan Indonesia adalah Negara kebangsaan yang modern. Nrgara Kesatuan Indonesia yang modern adalah negara yang pembentukannya didasarkan pada semangat kebangsaan atau nasionalisme yaitu pada tekad suatu masyarakat untuk membangun masa depan bersama di bawah satu cita-cita yang sama walaupun masyarakatnya berbeda suku, agama, ras dan etnik atau golongan. Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, perlu ditingkatkan secara terus menerus untuk memberikan pemahaman yang kuat dan mendalam tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara historis Negara Indonesia telah diciptakan sebagai negara kesatuan dengan bentuk Republik. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa. Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan serta dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (Undangundang Dasar 1945). Indonesia harus menghindari sistem pemerintahan yang otoriter yang memasung hak-hak warga negara untuk menjalankan prinsip demokrasi dalam kehidupamn bermasyarakat, berbangsa dsan bernegara. Kehidupan yang demokratis didalam kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakat,
pemerintahan dan organisasi-organisasi non kepemerintahan perlu dikenal, dipahami, diinternalisasi dan diterapkan demi terwujudnya pelaksanaan prinsipprinsip demokrasi. Selain itu perlu pula ditanamkan kesadaran bela negara, penghargaan terhadap hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, serta sikap dan perilaku anti korupsi, kolusi dan nepotisme. Mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang bertujuan membentuk warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak kewajiban untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, berkarakter yang diamanatkan oleh Pncasaila dan Undang-undang Dasar 1945. Adapun tujuan pengajaran PKn dalam blog Archive Inisiasi 3 dan 4-PKn SD (Team Teaching) Tutorial Online (2007) Tgl. 28/05/2010 agar pesewrta didik memiliki kemampuan untuk : 1). Berfikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan, 2). Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta anti korupsi, kolusi dan nepotisme, 3). Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya, dan 4). Berintraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi, informasi dan komunikasi. Bagaimana mewujudkan semua itu? Seorang guru di tuntut untuk melakukan pembelajaran yang benar-banar aktif dalam menanamkan hal-hal tersebut di atas, sebagai tujuan mata pelajaran PKn. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dengan berbagai variasi mengajar. Ketercapaian tujuan-tujuan pengajaran PKn pada siswa kelas III SDN No. 1 Labean dapat terdeteksi dari prestasi belajar yang berbentuk hasil belajar atau perolehan nilai PKn, sebagai hasil pembelajaran berdasarkan indikator-indikator yang harus dicapai sebagai tujuan pembelajaran PKn di kelas. Berdasarkan perolehan nilai semester dari 20 siswa terdapat beberapa siswa yang hasil perolehannya masih dibawah ketuntasan yang diharapkan yaitu tuntas secara individu apabila mendapat nilai 7 atau daya serap 70 % pada materi ajar selama
semester berjalan. Demikian halnya dengan ketuntasan klasikal masih mendapat persentase sebesar 650%, sedangkan ketuntasan minimum yang ditentukan oleh sekolah adalah 75%. Rendahnya daya serap hasil belajar dan ketuntasan klasikal disebabkan oleh pengajaran yang didominasi oleh keaktifan guru mengajar tanpa adanya peluang bagi siswa untuk menunjukkan keaktifannya. Siswa lebih diposisikan sebagai penerima informasi berdasarkan pengetahuannya dan pengalamannya. Hal lain juga termasuk metode mengajar guru yang cenderung menggunakan ceramah yang sifatnya mendikte secara teori dari buku-buku sumber dan menghafal, metode ini tidak membuat hasil belajar siswa lebih baik atau meningkat. Hal ini sesuai dengan alasan yang di kemukakan oleh Silberman, M. (2006;116) Yaitu, Pertama, kurangnya pemahaman siswa terhadap teori yang dipelajari karena kurangnya pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari, sehingga ketika siswa diberi tes secara individu, sebagian besar tidak bisa menyelesaikan dengan baik karena mengandalkan hafalan semata atau tingkat pemahamannya terhadap materi pelajaran tersebut masih tergolong rendah. Kedua, saat proses pembelajaran sebagian besar siswa pasif, mengikuti pelajaran tanpa rasa keingintahuan, tidak mengajukan pertanyaan, dan tidak membutuhkan informasi untuk memecahkan masalah. Padahal, pembelajaran aktif terjadi apabila informasi, keterampilan dan sikap berlangsung melalui proses penyelidikan atau proses bertanya dan setiap peserta didik dikondisikan dalam sikap mencari informasi bukan sekedar menerima. Pembelajaran yang berorientasi pada permasalahan di atas dianggap gagal menghasilkan peserta didik yang aktif, kreatif dan inovatif. Peserta didik berhasil mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali peserta didik memecahkan persoalan dalam hidup jangka panjang. Oleh karena itu perlu ada perubahan strategi pembelajaran yang lebih bermakna sehingga dapat membekali peserta didik dalam mendekati permasalahan hidup yang dihadapi sekarang maupun yang akan datang. Pembelajaran yang cocok untuk hal di atas salah satunya adalah pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi.
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul : Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SDN No. 1 Labean pada pembelajaran PKn melalui Metode Diskusi. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskanm permasalahan pada penelitian ini yaitu : Apakah hasil belajar siswa kelas III SDN No. 1 Labedan pada pembelajaran PKn dapat ditingkatkan melalui penerapan metode diskusi? Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini yaitu selain mencapai tujuan pengajaran PKn yang diharapkan, peneliti berharap pelaksanaan pembelajaran merupakan metode diskusi dapat meningkatkan keaktifan murid dalam belajar yang berdampak pada peningkatan prestasi belajar PKn. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa Dapat meningkatkan hasil belajarnya dan dapat mencapai tujuan pengajaran PKn seperti yang tercantum pada latar belakang, yaitu (a) mampu berfikir kritis, rasional dan kreatif, (b) mampu berpartisipasi secara aktif, (c) berkembang secara aktif dan demokratis, dan (d) mampu berinteraksi dengan bangsa lain dalam berbagai aspek kehidupan. 2. Bagi Guru Dapat menjadi acuan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan dalam melakukan pengajaran di dalam kelas, dan dapat dijadikan acuan untuk melakukan perbaikan prestasi atau hasil belajar bagi siswa yang mendapat nilai di bawah indikator keberhasilan yang diharapkan. 3. Bagi Sekolah Dapat memberikan masukan dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan di sekolah. 4. Bagi Peneliti Dapat dijadikan pengalaman untuk mengajarkan biodang studi yang lain dan menambah wawasan dalam pengelolaan pembelajaran dalam kelas terutama untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Batasan Istilah Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 Agar peneliti bisa tuntas dan terfokus, sehingga hasil penelitiannya menjadi akurat, maka pemahaman istilah-istilah akan dibatasi pada hal-hal sebagai berikut: 1) Hasil belajar adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran. 2) Mata pelajaran PKn adalah disiplin ilmu yang merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan kehidupan berbangsa dan bernegara. 3) Diskusi adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh beberapa peserta didik II. yang saling berinteraksi untuk pengambilan sebuah kesimpulan atau pemecahan suatu masalah dalam bimbingan pengawasan guru. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Desain Penelitian Desain atau model penelitian pada penelitian ini adalah menggunakan model desain PTK. Model Kemmis & Mc Taggart dalam Deistamalina (2009:20). Adapun desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut: a. Siklus I 0 b. Siklus II 4 3 a 1 2 8 Keterangan : 0 = Orientasi 1 = Rencana Tindakan Siklus I 2 = Tindakan Siklus I 3 = Observasi Siklus I 4 = Refleksi Siklus I 5 = Rencana Tindakan Siklus II 6 = Tindakan Siklus II 7 = Observasi Siklus II 8 = Refleksi Siklus II 7 b 5 6 a. = Siklus I b. = Siklus II
Gambar 1. Penelitian Tindakan Model Kemmis dan Mc Taggart Seting Subjek dan Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN No. 1 Labean, karena SDN Labean adalah tempat peneliti melakukan penelitian. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas III SDN Labean yang berjumlah 20 siswa, 10 perempuan dan 10 laki-laki dengan informan utama adalah siswa yang memiliki nilai rendah pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas V SDN No. 1 Labean, waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2013. Jenis dan Cara Pengumpulan Data 1. Jenis Data Jenios data pada penelitian ini adalah data kuantitatif yang meliputi hasil belajar siswa dan data kualitatif yang berupa angka-angka perolehan siswa setelah pelaksanaan pembelaran, dan data kualitatif adalah data hasil observasi terhadap aktivitas siswa dan guru pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) 2. Cara Pengumpulan Data a. Data kuantitatif di ambil menggunakan tes hasil belajar siswa pada akhir tindakan. b. Data kualitatif diambil dengan lembar observasi yang digunakan untuk melihat aktivitas siswa dan guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM). Validasi Data Keabsahan data yang digunakan dalam suatu penelitian harus benar-benar akurat, agar hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Olehnya data yang terkumpul harus dicek kebenarannya, Pengecekan keabsahan dilakukan setelah hasil penelitian baik hasil tindakan maupun hasil observasi diperoleh.
Teknik Analisis Data 1. Analisis Data Kualitatif Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 Adapun teknik yang digunakan untuk analisis data dalam lembar observasi sebagai hasil observasi, menggunakan analisis persentase skor. Untuk indicator sangat baik diberi skor 4, baik diberi skor 3, cukup diberi skor 2, dan kurang diberi skor 1. Selanjutnya untuk memperoleh persentase indicator digunakan rumus menurut Hadi dalam Deistamalina (2008:18). Persentase nilai rata-rata (mean) Dengan taraf keberhasilan: 80% < NR 100% = Sangat baik 70% < NR 80% = Baik 60% < NR 70% = Cukup 0% < NR 60% = Kurang Menurut Hadi dalam Deistamalina (2008:18) 2. Analisis Data Kualitatif a. Tuntas Individu (TI) b. Tuntas Klasikal (TK) c. Daya Serap Klasikal (DSK)Depdiknas (2006) Ketuntasan individu yaitu apabila skor yang diperoleh siswa minimal memperoleh nilai 70 dan ketuntasan klasikal apabila jumlah siswa yang tuntas individu mencapai 75% atau lebih.
III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 Penelitian dilaksanakan selama dua siklus. Tiap siklus dilaksanakan selama dua kali tatap muka, tatap muka pertama melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) dan pertemuan/tatap muka kedua, melakukan evaluasi akhir tindakan. Evaluasi dilakukan untuk melihat dampak dari penerapan metode diskusi dalam pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan siklus I, peneliti melakukan pratindakan dengan memberikan tes awal, untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa pada materi/pokok bahasan yang sudah diajarkan sebelumnya, oleh guru mata pelajaran atau guru kelas. Hasil tes awal diperiksa dan dianalisis dengan perolehan rata-rata 6,11, daya serap individu 61,11% dan ketuntasan klasikal hanya mencapai 50% atau hanya 10 siswa yang tuntas dari 20 orang siswa kelas III. Kesepuluh siswa yang belum tuntas pada tes awal dijadikan sebagai subjek penelitian atau informan penelitian untuk melihat lebih jauh pengaruh atau dampak positif dari pelaksanaan pembelajaran yang merupakan metode diskusi. Hasil Tindakan Siklus I Berdasarkan perencanaan yang sudah disusun, yaitu melakukan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), melakukan observasi aktivitas guru dan siswa yang dibantu oleh teman sejawat, dan melaksanakan evaluasi diperoleh hasil masing-masing kegiatan tersebut yaitu: Hasil Tindakan Siklus II Tindakan siklus II dilakukan berdasarkan pencapaian hasil pada tindakan siklus I, pada pelaksanaan tindakan siklus II diharapkan terjadi peningkatan yang optimal terhadap aktivitas siswa dan guru, serta hasil perolehan skor pada evaluasi akhir tindakan. Berikut akan dipaparkan hasil observasi aktivitas guru dan siswa siklus II. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian baik aktivitas guru dan siswa maupun hasil evaluasi akhir tindakan dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siswa kelas III SDN No. 1 Labean selama ini berfokus pada kegiatan guru sebagai
informasi dan tanpa memperhatikan bahwa banyak ide/pemikiran yang ternyata mempu membangkitkan keaktifan siswa dalam belajar, behkan dengan diskusi bersama teman sekelompok siswa lebih semangat dalam belajar. Fenomenafenomena inilah yang perlu diperhatikan agar pemahaman dan pengetahuan siswa pada materi ajar dapat terus ditingkatkan dengan baik dan pengetahuan siswa pada materi ajar dapat terus ditingkatkan dengan baik dan matri ajar lebih muda diserap dan tertanam dalam diri siswa sebagai siswa juga narasumber. Karena pengalaman belajar dan perubahan perilaku dapat tanam dalam diri siswa bjika pada saat pembelajaran siswa dijadikan narasumber bukan hanya sebagai sebatas penerima informasi. Tetapi informasi-informasi berdasarkan pengalaman siswa berupa pengungkapan ide-ide dan pemikiran pada forum diskusi menimbulkan keberanian dan keterbukaan pikiran-pikiran siswa untuk lebih mudah dikembangkan berdasarkan pada pokok materi yang diajarkan. Penerapan metode diskusi dapat dijadikan motivasi belajar bagi siswa baik untuk lebih bebas mengutarakan pendapatnya bahkan memperoleh solusi pada pemikiran-pemikiran yang belum terjawab pada benak siswa melalui tukar pendapat dengan teman-teman kelompoknya. Terutama dengan teman-teman yang kemampuan berfikirnya lebih tinggi. Pengalaman belajar yang menyenangkan akan merubah perilaku belajar bahkan hasil belajar siswa ke tingkat yang lebih baik. Berdasarkan perolehan-perolehan pada hasil penelitian terjadi peningkatan pelaksanaan aktivitas baik guru dan siswa maupun hasil evaluasi. Pelaksanaan tindakan siklus I mencapai perolehan ketuntasan 72,22% dan terus meningkat pada pelaksanaan evaluasi siklus II mencapai persentase 100%. Adapun kesalahan-kesalahan menjawab soal sudah dapat diminimalisirkan. Hal ini terlihat dari terus menurunnya persentase jumlah siswa yang tidak tuntas. Oleh sebab itu penelitian ini dapat dijelasakan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan metode diskusi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Pelaksanaan aktivitas belajar siswa agar tercapai hasil yang maksimal seperti yang diungkapkan oleh para ahli di bab sebelumnya ada dua kategori strategi yang digunakan yaitu: 1) strategi yang berpusat pada aktivitas guru, dalam
strategi ini guru yang cenderung aktif, dan sebaliknya siswa pasif yang disebut ekspositorik dan 2) strategi belajar berpusat pada aktivitas siswa dalam strategi ini siswa yang aktif dalam pembelajaran, sementara guru sekedar memberi stimulus yang nantinya dapat direspon siswa atau disebut neurestik. Pada penelitian ini menerapkan strategi yang kedua yang dijabarkan pada pelaksanaan metode diskusi yang menempatkan guru sebagai pembimbing dan pendidik untuk hidup dalam suasana yang penuh tanggung jawab, setiap siswa yang berbicara atau berhak mengemukakan pendapatnya berdasarkan prinsip-prinsip tertentu dan dapat dipertanggung jawabkan. Siswa dapat menerima informasi pendapat orang lain, menerima pendapat yang benar dan dapat berdemokrasi serta melatih kemampuan berbicara agar suasana belajar aktif dapat dicapai. Penerapan metode diskusi dapat menambah pengetahuan baru bukan hanya pada siswa tetapi juga pada guru. Pengalamanpengalaman menyenangkan dalam berdialog dengan siswa dapat dirasakan oleh sebab itu penerapan metode diskusi diharapkan dapat dikembangkan terusmenerus baik pada pelajaran PKn maupun pelajaran lainnya. Perbandingan hasil belajar yang signifikan siklus I dan siklus II penerapan metode diskusi dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Data Analisis Tes Awal No. Aspek Perolehan Hasil 1 Tuntas 8 2 Tidak Tuntas 12 3 Presentase daya serap klasikal 61,5% 4 Presentase ketuntasan klasikal 40%
Tabel 2. Data Penilaian Motivasi Siswa Pada Siklus I No. Aspek Perolehan Hasil 1 Tuntas 14 2 Tidak Tuntas 6 3 Presentase daya serap klasikal 66% 4 Presentase ketuntasan klasikal 70% Tabel 3. Data Penilaian Motivasi Siswa Pada Siklus I No. Aspek Perolehan Hasil 1 Tuntas 18 2 Tidak Tuntas 2 3 Presentase daya serap klasikal 72% 4 Presentase ketuntasan klasikal 90% Keterangan tabel di atas diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas III SDN No. I Labean pada mata pelajaran PKn dapat ditingkatkan dengan penerapan metode diskusi kelompok. IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian dilaksanakan selama 2 (dua) siklus dengan menerapkan metode diskusi pada setiap pelaksanaan tindakan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, pada penelitian ini dapat diberikan simpulan yaitu: 1. Melalui metode diskusi diperoleh hasil observasi guru tindakan siklus I 89,77% (baik) dan aktivitas siswa 67,86% (cukup), tes akhir tindakan siklus I rata-rata 7,22 daya serap klasikal 72,22%. Ketuntasan klasikal 72,22%, sedangkan hasil observasi siklus II aktivitas siswa meningkat menjadi 96,43%, evaluasi tindakan pada siklus II meningkat menjadi rata-rata kelas 9,97 daya serap individu 99,97% dan ketuntasan klasikal mencapai 100%.
2. Melalui metode diskusi terjadi peningkatan perilaku belajar PKn pada pokok Saran bahasan sistem pemerintahan kabupaten/kota dan propinsi pada siklus kelas III SDN No.1 Labean. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data serta kesimpulan di atas, maka ada beberapa saran yang perlu untuk pihak pihak lain yang terkait dalam melakukan proses pembelajaran, yakni sebaiknya metode diskusi dapat dilakukan secara kontinyu dan sangat perlu diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar khususnya pelajaran PKn dan mata pelajaran lain pada umumnya. DAFTAR PUSTAKA Deistamalina. 2009. Menggunakan Model pembelajaran Tipe STAD dalam Meningkatkan pemahaman Konsep Bilangan Bulat Siswa Kelas V Mis Sis Aljufrie Palu. Skripsi FKIP UNTAD. Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006. Tentang Standar Isi. Jakarta. Kemmis dan Teggart. 1988. The Action Research Planner.Deakin Univercity. Online Tutorial, 2007. Tanggal 2/05/2010. Silberman, M. 2006. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung Nusamedia. Suciati, 1990. Belajar dan Pembelajaran SD. Jakarta Depdiknas. Syamsudin AR dan Vismaia S. Damaianti. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Tim Penyusun, 2006. KTSP Mata Pelajaran SD. Jakarta Depdiknas.