DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL STATISTIK PENGEMBANGAN PERSUTERAAN ALAM TAHUN 2010 BALAI PERSUTERAAN ALAM BILI-BILI, PEBRUARI 2010
KATA PENGANTAR Buku Statistik Pengembangan Persuteraan Alam 2010 merupakan penerbitan lanjutan tahun-tahun sebelumnya. Dengan adanya kesinambungan penerbitan, diharapkan buku Statistik BPA ini dapat memberikan informasi secara Time Series. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan sehingga buku ini diterbitkan, diucapkan terima kasih. Saran-saran untuk perbaikan pada penerbitan-penerbitan yang akan datang sangat kami harapkan. Harapan kami semoga buku Statistik Pembangunan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Bili-Bili, Pebruari 2010 Kepala Balai Persuteraan Alam Ir. Antonius T. Patandianan, MP NIP. 19620428 199003 1 001 i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... i ii iii I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 2 C. Ruang Lingkup... 2 II. ORGANISASI... 3 A. Visi dan Misi... 3 B. Tugas Pokok dan Fungsi... 3 C. Struktur Organisasi... 4 D. Sumber Daya Manusia... 5 III. KONDISI UMUM WILAYAH KERJA... 7 A. Sebaran Wilayah Persuteraan Alam... 7 B. Potensi dan Pengembangan Usaha Tanaman Murbei... 7 C. Potensi dan Pengembangan Usaha Persuteraan Alam dan Kerajinan... 7 IV. PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PERSUTERAAN ALAM DALAM LIMA TAHUN TERAKHIR (TAHUN 2005 S.D. 2009)... 8 TABEL ii
DAFTAR TABEL Nomor Uraian Tabel Halaman I. KEADAAN UMUM Tabel I.1. Wilayah Kerja BPA... 9 Tabel I.2. Badan Usaha Persuteraan Alam... 10 II. III. IV. KEPEGAWAIAN Tabel II.1. Data PNS berdasarkan Pendidikan dan Kelamin... 11 Tabel II.2. Data PNS berdasarkan Golongan Kelamin... 12 Tabel II.3. Data Pegawai Honorer berdasarkan Pendidikan dan Kelamin... 13 Tabel II.4. Pelatihan / Kursus Petugas... 14 PERENCANAAN Tabel III.1. Penyusunan Kegiatan Bidang Persuteraan Alam... 15 PEMBANGUNAN Tabel IV.1. Rekapitulasi dan Pembuatan dan Pengembangan Persuteraan Alam... 16 Tabel IV.2. dan Pembuatan Model Persuteraan Alam... 19 Tabel IV.3. dan Pengembangan Persuteraan Alam... 22 Tabel IV.4. Produksi dan Penyaluran Telur Ulat Sutera... 25 Tabel IV.5. Penyerapan Telur Ulat Sutera dan Pemeiliharaan Ulat Sutera... 26 Tabel IV.6. Produksi Kokon dan Raw Silk... 28 iii
Nomor Uraian Tabel Halaman V. KELEMBAGAAN V.1. Petani Tabel V.1.1. dan Terbentuknya Kelompok Tani Kegiatan Bidang Persuteraan Alam... 30 Tabel V.1.2. dan Pelatihan Petani Kegiatan Bidang Persuteraan Alam... 32 V.2. Pendamping Kelompok Tani Tabel V.2. dan Pendamping Kelompok Tani Kegiatan Bidang Persuteraan Alam... 33 VI. POTENSI Tabel VI. Keadaan Persuteraan Alam... 34 iv
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persuteraan Alam merupakan kegiatan perhutanan sosial yang ditujukan untuk peningkatan ekonomi kerakyatan, perluasan kesempatan usaha dan kerja, pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat utamanya disekitar kawasan hutan di wilayah hulu melalui usaha pembudidayaan ulat sutera. Budidaya ulat sutera erat kaitannya dan tidak dapat dipisahkan dengan usaha budidaya murbei sebagai pakan ulat sutera. Disamping sebagai pakan ulat, tanaman murbei juga dapat berfungsi sebagai perlindungan tanah dari erosi tanah dan degradasi lahan. Potensi pengembangan usaha persuteraan masih sangat terbuka lebar. Banyak faktor yang mendukung dalam usaha pengembangan persuteraan alam ini, antara lain : tanaman murbei yang produksi utamanya berupa daun sebagai pakan ulat sutera sangat mudah untuk dikembangkan, kegiatan pemeliharaan ulat sutera sendiri yang tidak memerlukan tingkat pengetahuan tinggi serta prospek pengembangan di masa mendatang yang sangat menjanjikan. Dalam statistik Balai Persuteraan Alam ini menguraikan tentang data-data kegiatan persuteraan alam mulai dari sektor hulu sampai hilir dalam wilayah kerja Balai Persuteraan Alam. Data yang disajikan meliputi data tanaman murbei, produksi kokon dan benang sutera, penyerapan telur ulat sutera, sarana prasarana pemeliharaan dan produksi benang/kain, kelembagaan kelompok dan data petani sutera alam. 1
B. Maksud dan Tujuan Maksud penyusunan statistik pembangunan Balai Persuteraan Alam adalah dalam rangka pemutakhiran data dan informasi kaitannya dengan kegiatan persuteraan alam sebagai arahan dalam menyajikan data dan informasi dalam pengembangan persuteraan alam di wilayah Indonesia. Adapun tujuannya adalah untuk mendokumentasikan dan menyajikan data-data perkembangan persuteraan alam di wilayah kerja Balai Persuteraan Alam. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup penyusunan data statistik Balai Persuteraan Alam adalah data-data kegiatan persuteraan alam mulai dari sektor hulu sampai hilir dalam wilayah kerja Balai Persuteraan Alam. 2
II. ORGANISASI A. Visi dan Misi Visi Balai Persuteraan Alam adalah memberikan pelayanan informasi tentang pengembangan persuteraan alam secara akurat dalam mendukung terciptanya fungsi hutan dan lahan yang optimal dalam rangka peningkatan produksi dan mutu sutera untuk kesejahteraan masyarakat. Misinya adalah : 1. Membudayakan tertib data dan informasi persuteraan alam 2. Meningkatkan pelayanan informasi persuteraan alam 3. Mengembangkan jejaring kerja dengan berbagai pihak 4. Meningkatkan profesionalisme sumberdaya manusia 5. Menjaga kualitas induk ulat sutera 6. Mengembangkan pengujian mutu proses dan hasil persuteraan alam 7. Mewujudkan sistem peredaran telur ulat sutera agar terjaga kualitasnya dan bebas dari penyakit 8. Meningkatkan kemandirian dan mendorong terwujudnya kesejahteraan masyarakat B. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 664/Kpts-II/2002, Balai Persuteraan Alam mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan rencana pengembangan persuteraan alam, pemeliharaan bibit induk ulat sutera, pengujian mutu, sertifikasi dan akreditasi lembaga sertifikasi telur ulat sutera serta pengelolaan sistem informasi persuteraan alam. 3
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Balai Persuteraan Alam menyelenggarakan fungsi : 1. Penyusunan Pengembangan persuteraan alam 2. Pemeliharaan bibit induk ulat sutera 3. Pengujian mutu dan penerapan tehnologi persuteraan alam 4. Pemantauan produksi, peredaran dan distribusi bibit telur ulat sutera 5. Pelaksanaan sertifikasi dan akreditasi lembaga sertifikasi ulat sutera 6. Pengelolaan sistem informasi persuteraan alam 7. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga C. Struktur Organisasi Struktur Organisasi Balai Persuteraan Alam Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 664/Kpts-II/2002, adalah sebagai berikut : KEPALA BALAI SUB BAGIAN TATA USAHA SEKSI PENGUJIAN PERSUTERAAN ALAM SEKSI PEREDARAN PERSUTERAAN ALAM SEKSI INFORMASI PERSUTERAAN ALAM KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Dalam struktur ini tidak nampak keberadaan Kebun Bibit Murbei pada beberapa kabupaten dengan kelengkapan sarana kantor dan kebunsehingga pada pelaksanaan saat ini setiap Kebun Bibit Murbei dikoordinir oleh pejabat fungsional umum yang berada dibawah seksi pengujian. 4
D. Sumber Daya Manusia Pegawai Balai Persuteraan Alam berdasarkan Pendidikan adalah sebagai berikut : No. Tingkat Pendidikan (orang) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Pasca Sarjana Sarjana Teknis Kehutanan Sarjana Teknis Non Kehutanan Sarjana Non Teknis Sarjana Muda Teknis Kehutanan Sarjana Muda Teknis Non Kehutanan Sarjana Muda Non Tehnis SLTA Teknis Kehutanan SLTA Teknis Non Kehutanan SLTA Non Teknis SLTP SD 2 7 3 4-2 2-11 29 16 29 105 Data Pegawai BPA berdasarkan Jabatan No Uraian Jabatan ( Orang ) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Kepala Balai Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kepala Seksi Pengujian Kepala Seksi Peredaran Kepala Seksi Informasi Kelompok Fungsional PEH Staf pada Sub Bag Tata Usaha Staf pada Seksi Pengujian Staf pada Seksi Peredaran Staf pada Seksi Informasi Honorer 1 1 1 1 1 7 32 33 15 8 5 105 5
Data Pegawai BPA berdasarkan Golongan No Golongan ( orang ) 1 2 3 4 IV III II I 1 52 45 7 105 Data Pegawai Berdasarkan Tempat Tugas/Tempat Kedudukan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Tempat Tugas Bili-Bili dan Pakato, Gowa Malino, Gowa Sidrap Wajo Soppeng Enrekang Tana Toraja Polewali Mandar Takalar Maros Barru ( orang ) 71 3 2 4 13 5 1 1 3 1 1 105 Data Pegawai Balai Persuteraan Alam berdasarkan Status PNS dan Honorer : No Status Kepegawaian ( orang ) 1. 2. Pegawai Negeri Sipil Honorer 100 5 105 6
III. KONDISI UMUM WILAYAH KERJA A. Sebaran Wilayah Persuteraan Alam Wilayah kerja Balai Persuteraan Alam berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 664/Kpts-II/2002 adalah Sulawesi dan sekitarnya, namun pada realitanya wilayah kerja Balai Persuteraan Alam adalah seluruh wilayah Indonesia yang memungkinkan untuk pengembangan budi daya ulat sutera. Untuk dapat meng-cover wilayah kerja yang sangat luas ini, maka diperlukan pengembangan kelembagaan institusi Balai Persuteraan alam sehingga secara fungsi dapat mengimplementasikan kegiatannya di lapangan utamanya dalam hal kewenangan insitusi, baik dari aspek teknis maupun manajerial. B. Potensi dan Pengembangan Usaha Tanaman Murbei Sutera Alam merupakan salah satu komoditi yang dapat dikembangkan di daerah melalui kegiatan pembinaan teknis dan pengembangan tanaman murbei baik dalam rangka Rehabilitasi Hutan dan Lahan maupun dalam rangka optimalisasi pemanfaatan lahan dan peningkatan produktivitas lahan serta pemberdayaan masyarakat. Masih terdapat lahan tidur yang dapat dimanfaatkan untuk budi daya tanaman murbei dan ulat sutera, merupakan potensi besar memperluas lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan. C. Potensi dan Pengembangan Usaha Persuteraan Alam dan Kerajinan Persuteraan alam mempunyai potensi dalam rangka pengembangan produk lain selain produksi kokon dan benang sutera. Kegiatan budidaya persuteraan alam sangat memungkinkan dikembangkan oleh masyarakat baik sebagai industri makanan, kosmetik maupun kerajinan tangan. Hasil-hasil tersebut dapat memberikan nilai tambah yang besar apabila dikembangkan dengan intensif. 7
IV. PELAKSANAAN PENGEMBANGAN PERSUTERAAN ALAM DALAM LIMA TAHUN TERAKHIR (TAHUN 2005 S/D 2009) Pelaksanaan pembangunan kehutanan di bidang persuteraan alam sampai sejauh ini masih belum optimal mengingat produksi benang dalam negeri belum mampu mencukupi kehutuhan industri pertenunan dalam negeri, dan kualitas benang yang dihasilkan masih rendah. Melihat kondisi tersebut pengembangan persuteraan alam di tanah air masih sangat potensial untuk dikembangkan lebih lanjut guna memperluas lapangan kerja bagi masyarakat di pedesaan. Kualitas mutu kokon dan benang perlu ditingkatkan sesuai standar internasional agar mampu bersaing dengan produksi benang dari negara lain. Upaya peningkatan kualitas tersebut dapat dilaksanakan dengan langkah berupa : tata cara pembudidayaan ulat sutera dan kebun murbei dilakukan secara intensif dan mengikuti standar teknis pembudidayaan yang baik. Pemintalan kokon menjadi benang benang sutera harus memperhatikan standar dan kriteria yang dibutuhkan bagi industri pertenunan. Pelaksanaan pengembangan persuteraan alam di wilayah Indonesia dalam buku statistik ini menguraikan data kegiatan persuteraan alam mulai dari budidaya murbei, pemeliharaan ulat sutera, kondisi sarana dan prasarana pemeliharaan dan pemintalan dan pertenunan dalam skala rumah tangga, produksi telur bibit ulat sutera F1 dan kondisi petani budidaya ulat sutera beserta kelompok taninya. Data pelaksanaan pengembangan persuteraan alam mulai tahun 2005 s/d 2009 disajikan dalam tabel pada halaman selanjutnya. 8
Tabel I.1. Wilayah Kerja Balai Persuteraan Alam Sulawesi Selatan Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 664/Kpts-II/2002 tanggal 7 Maret 2002, wilayah kerja Balai Persuteraan Alam meliputi Sulawesi dan sekitarnya, pada tabel di bawah ini disajikan data wilayah yang telah mengembangkan persuteraan alam No Propinsi Kabupaten/Kota Keterangan 1 2 3 4 1 Sulawesi Selatan Soppeng, Wajo, Enrekang, Tana Toraja, Sidrap, Barru Gowa, Maros, Sinjai, Luwu Timur, Bulukumba 2 Sulawesi Barat Polewali Mandar 3 Sulawesi Tenggara Kolaka 4 Sulawesi Tengah Poso, Donggala 5 Sulawesi Utara Bitung, Minahasa 6 Nusa Tenggara Timur Timur Tengah Selatan 7 Nusa Tenggara Barat Lombok Barat, Lombok Tengah 8 Bali Bangli, Gianyar, Tabanan 9 Jawa Tengah Pati, Jepara, Temanggung, Wonosobo, Banyumas Purworejo, Cilacap, Klaten, Grobogan, Kendal 10 D I Yogyakarta Sleman, Bantul 11 Jawa Barat Tasikmalaya, Garut, Majalengka, Bandung, Cianjur Purwakarta, Bogor, Sukabumi, Sumedang 12 Lampung Lampung Barat 13 Sumatera Selatan Musi Banyuasin, Pagar Alam, OKI, OKU 14 Sumatera Barat Limapuluh Koto, Tanah Datar 15 Sumatera Utara Tapanuli Tengah, Simalungun, Tapanuli Selatan 16 Kalimantan Timur Kutai Kartanegara 17 Jawa Timur Magetan, Surabaya 9
Tabel 1.2 Badan Usaha Bidang Persuteraan Alam di Wilayah Kerja Balai Persuteraan Alam Sulawesi Selatan 2009 Badan Usaha dan Kegiatan Usaha Bidang Persuteraan Alam No. Propinsi / Kabupaten / Kota BUMN BUMD BUMS (Buah) Kegiatan Usaha (Buah) Kegiatan Usaha (Buah) Kegiatan Usaha 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Sulawesi Selatan - Soppeng 1 produksi telur ulat sutera - Enrekang 1 tenun kain sutera - Wajo 1 pemintalan 5 tenun kain sutera - Sidrap 1 pemintalan - Luwu Timur 1 pemintalan, tenun kain sutera 2 Jawa Tengah - Temanggung 1 produksi telur ulat sutera - Pati 1 pemintalan 3 DI Yogyakarta - Sleman 1 sutera alam terpadu 4 Jawa Barat - Tasikmalaya 2 pemintalan, tenun kain sutera 1 sutera alam terpadu - Sukabumi 3 pemintalan, tenun kain sutera 1 sutera alam terpadu - Bogor 1 sutera alam terpadu - Cianjur 1 sutera alam terpadu - Purwakarta 1 pemintalan, tenun kain sutera - Garut 7 pemintalan, tenun kain sutera 1 sutera alam terpadu - Bandung 5 Pemintalan, tenun kain sutera 5 Nusa Tenggara Barat - Lombok Barat 1 Budidaya sutera alam Pemintalan 6 Bali 1 Pemintalan - Denpasar Pertenunan 10
Tabel II.1 Data Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Pendidikan dan Kelamin Balai Persuteraan Alam Sulawesi Selatan Setiap Selama Lima Terakhir No Tingkat Pendidikan 2005 2006 2007 Kelamin Kelamin Kelamin L P L P L P L 2008 Kelamin P L 2009 Kelamin P 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 S3 0 0 2 S2 1 1 1 1 2 3 S1 a. Teknis - Kehutanan 3 2 5 3 2 5 5 1 6 5 2 7 6 1 7 - Non Kehutanan 5 5 2 0 2 2 1 3 1 1 2 b. Non Teknis 2 0 2 2 0 2 2 0 2 3 0 3 3 1 4 4 D3/Sarjana Muda a. Teknis - Kehutanan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - Non Kehutanan 4 4 2 0 2 2 0 2 1 0 1 b. Non Teknis 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 2 5 SLTA a. Teknis - Kehutanan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - Non Kehutanan 58 51 14 0 14 12 0 12 10 1 11 b. Non Teknis 0 0 24 16 40 22 14 35 18 12 30 6 SLTP 21 16 16 16 16 0 16 15 1 16 7 SD 36 35 28 6 34 27 6 29 22 3 25 5 2 131 5 2 118 94 23 117 90 24 109 78 22 100 11
Tabel II.2 Data Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Golongan dan Kelamin Balai Persuteraan Alam Sulawesi Selatan Setiap Selama Lima Terakhir No Tingkat Golongan 2005 2006 2007 Kelamin Kelamin Kelamin L P L P L P L 2008 Kelamin P L 2009 Kelamin P 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 Golongan IV d 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 c 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 b 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 a 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2 Golongan III d 5 4 3 0 3 3 0 3 2 0 2 c 2 2 3 0 3 3 0 3 2 0 2 b 19 28 20 8 28 21 8 29 27 10 37 a 36 26 14 9 23 13 9 22 7 5 12 3 Golongan II d 8 3 3 0 3 1 0 1 2 1 3 c 8 6 5 2 7 4 2 6 8 2 10 b 10 11 10 0 10 10 0 10 4 0 4 a 20 32 28 7 35 26 5 31 22 4 26 4 Golongan I d 18 3 3 0 3 2 0 2 2 0 2 c 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 b 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 a 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 129 0 0 116 90 27 117 84 25 109 78 22 100 12
Tabel II.3 Data Pegawai Honorer Berdasarkan Pendidikan dan Kelamin Balai Persuteraan Alam Sulawesi Selatan Setiap Selama Lima Terakhir No Tingkat Pendidikan 2005 2006 2007 Kelamin Kelamin Kelamin L P L P L P L 2008 Kelamin P L 2009 Kelamin P 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 S3 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 2 S2 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 3 S1 a. Teknis - Kehutanan - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - Non Kehutanan - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 b. Non Teknis - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 4 D3/Sarjana Muda a. Teknis - Kehutanan - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - Non Kehutanan - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 b. Non Teknis 5 SLTA a. Teknis - Kehutanan - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - Non Kehutanan 1 1 2 1 1 2 - - 0 - - 0 - - 0 b. Non Teknis 2 1 3 2 1 3-1 1-1 1-1 1 6 SLTP - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 7 SD - 7 7-6 6 4-4 4-4 4-4 3 9 12 3 8 11 4 1 5 4 1 5 4 1 5 13
Tabel II.4 Pelatihan / Kursus Petugas Balai Persuteraan Alam No Pelatihan 2005 2006 2007 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 2008 2009 1 Pelatihan Petugas Teknis Persuteraan 160 160 80 80 80 0 60 60 60 60 440 360 Alam 2 Pelatihan Manajemen Usaha 0 0 0 0 0 0 0 0 40 40 40 40 dan Pengembangan Kelembagaan Persuteraan Alam 160 160 80 80 80 0 60 60 100 100 480 400 14
Tabel III Penyusunan Bidang Persuteraan Alam di Wilayah Kerja Balai Persuteraan Alam Sulawesi Selatan Setiap Selama Lima Terakhir No Instansi Penyusun Lokasi Satuan Volume 2005 2006 2007 2008 2009 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 Balai Persuteraan Alam Makro Prop. Jawa Barat Paket 1 1 1 1 2 Balai Persuteraan Alam Makro Prop. Jawa Tengah Paket 1 0 1 0 3 Balai Persuteraan Alam Makro Prop. Sulsel Paket 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 3 2 15
Tabel IV.1 Rekapitulasi dan Pembuatan dan Pengembangan Persuteraan Alam di Wilayah Kerja Balai Persuteraan Alam Sulawesi Selatan Setiap Selama Lima Terakhir No Propinsi / Kabupaten / Kota Sumber Dana Penanaman Murbei Luas Tanaman 2005 Kegiatan Bangunan Pemeliharaan Ulat Kecil Ulat Besar Kegiatan Lainnya 2006 Kegiatan Penanaman Murbei Bangunan Pemeliharaan Luas Ulat Kecil Ulat Besar Tanaman Kegiatan Lainnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 1 Sul Sel - Enrekang 300 173,75 - Tana Toraja - Soppeng - Wajo - Sinjai 2 Jawa Barat - Bandung APBD I 25 25 1 1 - Garut APBD I 96 96 2 2 12 12 48 24 - Sumedang - Sukabumi - Cianjur 0 121 121 2 2 13 13 0 0 348 197,75 0 0 0 0 0 0 16
No Propinsi / Kabupaten / Kota Sumber Dana 2007 2008 Kegiatan Kegiatan Penanaman Murbei Bangunan Pemeliharaan Penanaman Murbei Bangunan Pemeliharaan Kegiatan Lainnya Luas Ulat Kecil Ulat Besar Luas Ulat Kecil Ulat Besar Tanaman Kegiatan Lainnya Tanaman 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 1 Sul Sel - Enrekang APBN 100 51,5 - Tana Toraja APBN 100 100 - Soppeng APBN 100 60,75 - Wajo APBN 100 73 - Sinjai APBN 100 100 2 Jawa Barat - Bandung - Garut APBD I 100 100 - Sumedang 10 10 1 1 2 2 - Sukabumi 5 5 - Cianjur 95 52,1 3 3 7 7 0 600 485,25 0 0 0 0 0 0 110 67,1 4 4 9 9 0 0 17
No Propinsi / Kabupaten / Kota Sumber Dana Penanaman Murbei Luas Tanaman 2009 Kegiatan Bangunan Pemeliharaan Ulat Kecil Ulat Besar Kegiatan Lainnya Penanaman Murbei Luas Tanaman Kegiatan Bangunan Pemeliharaan Ulat Kecil Ulat Besar Kegiatan Lainnya 1 2 3 40 41 42 43 44 45 46 47 48 40 41 42 43 44 45 46 47 48 1 Sul Sel - Enrekang APBN M.Indica 8 8 33 33 0 0 1 1 - Tana Toraja 244 220 2 2 12 12 - Soppeng 10 10 1 1 2 2 - Wajo 5 5 0 0 0 0 - Sinjai 95 52,1 0 3 7 7 - Sidrap APBN M.Indica 4 4 4 4 0 0 0 0 2 Jawa Barat - Bandung 0 0 0 0 0 0 - Garut 0 0 0 0 0 0 - Sumedang 0 0 0 0 0 0 - Sukabumi 0 0 0 0 0 0 - Bogor APBN 8 8 8 8 0 0 0 0 - Cianjur 0 0 0 0 0 0 20 20 0 399 332,1 3 6 22 22 0 0 18
Tabel IV.2 dan Pembuatan Model Persuteraan Alam di Wilayah Kerja Balai Persuteraan Alam Sulawesi Selatan Setiap Selama Lima Terakhir No Propinsi / Kabupaten / Kota Sumber Dana Penanaman Murbei Tanaman Luas 2005 Pembuatan Model Kegiatan Bangunan Pemeliharaan Ulat Kecil Ulat Besar 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Kegiatan Lainnya Penanaman Murbei Tanaman Luas 2006 Pembuatan Model Kegiatan Bangunan Pemeliharaan Ulat Kecil Ulat Besar Kegiatan Lainnya 1 SulSel - Soppeng APBN - Enrekang APBN 1 1 3 3 1 1 1 1 0 0 - Gowa - Bulukumba 2 Jawa Barat - Sumedang 3 Bali - Bangli 4 NTB - Lombok Barat 1 1 8 8 0 1 0 1 1 1 0 3 3 1 1 1 1 0 0 1 1 0 8 8 0 1 0 1 0 0 19
No Propinsi / Kabupaten / Kota Sumber Dana 2007 2008 Pembuatan Model Pembuatan Model Kegiatan Kegiatan Penanaman Murbei Bangunan Pemeliharaan Kegiatan Penanaman Murbei Bangunan Pemeliharaan Luas Ulat Kecil Ulat Besar Lainnya Luas Ulat Kecil Ulat Besar Tanaman 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Tanaman Kegiatan Lainnya 1 SulSel - Soppeng APBN 1 1 4 4 1 1 1 1 - Enrekang - Gowa APBN 1 1 4 4 1 1 1 1 - Bulukumba APBN 1 1 4 4 1 1 1 1 2 Jawa Barat - Sumedang 1 1 10 10 1 1 2 2 3 Bali - Bangli APBN 1 1 10 10 0 1 0 1 4 NTB - Lombok Barat APBN 4 4 0 22 22 3 4 3 4 0 0 1 1 0 10 10 1 1 2 2 0 0 20
No Propinsi / Kabupaten / Kota Sumber Dana 2009 Pembuatan Model Kegiatan Penanaman Murbei Bangunan Pemeliharaan Kegiatan Luas Ulat Kecil Ulat Besar Lainnya Tanaman Pembuatan Model Kegiatan Penanaman Murbei Bangunan Pemeliharaan Luas Ulat Kecil Ulat Besar 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Tanaman Kegiatan Lainnya 1 SulSel - Soppeng 1 1 4 4 1 1 1 1 - Enrekang 1 1 3 3 1 1 1 1 - Gowa 1 1 4 4 1 1 1 1 - Bulukumba 1 1 4 4 1 1 1 1 2 Jawa Barat - Sumedang 1 1 0 10 10 1 1 2 2 3 Bali - Bangli 1 1 0 10 10 0 1 0 1 4 NTB - Lombok Barat 1 1 0 8 8 0 1 0 1 7 7 0 43 43 5 7 6 8 0 0 21
Tabel IV.3 dan Pengembangan Persuteraan Alam di Wilayah Kerja Balai Persuteraan Alam Sulawesi Selatan Setiap Selama Lima Terakhir No Propinsi / Kabupaten / Kota Sumber Dana Penanaman Murbei Luas Tanaman 2005 Kegiatan Bangunan Pemeliharaan Ulat Kecil Ulat Besar Kegiatan Lainnya 2006 Kegiatan Penanaman Murbei Bangunan Pemeliharaan Luas Ulat Kecil Ulat Besar Tanaman Kegiatan Lainnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 1 Sul Sel - Enrekang 300 173,75 - Tana Toraja - Soppeng - Wajo - Sinjai 2 Jawa Barat - Bandung APBD I 25 25 1 1 - Garut APBD I 96 96 2 2 12 12 48 24 - Sumedang - Sukabumi - Cianjur 0 121 121 2 2 13 13 0 0 348 197,75 0 0 0 0 0 0 22
No Propinsi / Kabupaten / Kota Sumber Dana Penanaman Murbei Luas Tanaman 2007 Kegiatan Bangunan Pemeliharaan Ulat Kecil Ulat Besar Kegiatan Lainnya 2008 Kegiatan Penanaman Murbei Bangunan Pemeliharaan Luas Ulat Kecil Ulat Besar Tanaman 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Kegiatan Lainnya 1 Sul Sel - Enrekang APBN 100 51,5 - Tana Toraja APBN 100 100 - Soppeng APBN 100 60,75 - Wajo APBN 100 73 - Sinjai APBN 100 100 2 Jawa Barat - Bandung - Garut APBD I 100 100 - Sumedang 10 10 1 1 2 2 - Sukabumi 5 5 - Cianjur 95 52,1 3 3 7 7 0 600 485,25 0 0 0 0 0 0 110 67,1 4 4 9 9 0 0 23
No Propinsi / Kabupaten / Kota Sumber Dana 2009 Kegiatan Penanaman Murbei Bangunan Pemeliharaan Luas Ulat Kecil Ulat Besar Tanaman Kegiatan Lainnya Kegiatan Penanaman Murbei Bangunan Pemeliharaan Luas Ulat Kecil Ulat Besar Tanaman Kegiatan Lainnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 1 Sul Sel - Enrekang APBN M.Indica 8 8 408 233,25 0 0 0 0 - Tana Toraja 100 100 0 0 0 0 - Soppeng 100 60,75 0 0 0 0 - Wajo 100 73 0 0 0 0 - Sinjai 100 100 0 0 0 0 - Sidrap APBN M.Indica 4 4 4 4 0 0 0 0 2 Jawa Barat - Bandung 25 25 0 0 1 1 - Garut 244 220 2 2 12 12 - Sumedang 10 10 1 1 2 2 - Sukabumi 5 5 0 0 0 0 - Bogor APBN 8 8 8 8 0 0 0 0 - Cianjur 95 52,1 3 3 7 7 0 1199 891,1 6 6 22 22 0 0 24
Tabel IV.4 Produksi dan Penyaluran Telur Ulat Sutera F1 dari Wilayah Balai Persuteraan Alam Sulawesi Selatan Setiap Selama Lima Terakhir Produksi Telur Ulat Sutera F1 PenyaluranTelur Ulat Sutera F1 No Propinsi / Kabupaten / Kota Nama Perusahaan / Kelompok Tani 2005 2006 2007 2008 2009 Nama Perusahaan / 2005 2006 2007 2008 2009 (Boks) Kelompok Tani (Boks) (Boks) (Boks) (Boks) (Boks) (Boks) (Boks) (Boks) (Boks) (Boks) (Boks) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 Sulawesi Selatan - Soppeng KPSA Soppeng 16.218,00 14.102,00 12.849,00 8.690,00 4.612,00 56.471,00 KPSA Soppeng 14.495,00 11.510,25 12.849,00 7.454,00 4.672,00 50.980,25 2 Jawa Tengah - Temanggung PPUS Candiroto - - 2.182,00 1.933,05 1.267,00 5.382,05 PPUS Candiroto - - 2.025,00 1.817,00 1.177,00 5.019,00 16.218 14.102 15.031 10.623,05 5.879,00 61.853 14.495 11.510 14.874 9.271 5.849,00 55.999,25 Ket : Untuk telur produksi PPUS Candiroto mulai disertifikasi oleh BPA pada tahun 2006 25
Tabel IV.5 Penyerapan Telur Ulat Sutera dan Pemeliharaan Ulat Sutera di Wilayah Balai Persuteraan Alam Sulawesi Selatan Setiap Selama Lima Terakhir 2005 2006 2007 2008 2009 No Propinsi / Kabupaten / Kota Penyerapan Telur Ulat (Boks) Penyerapan Telur Ulat (Boks) Pemeliharaan Ulat Kecil (Boks) Besar (Boks) Penyerapan Telur Ulat (Boks) Pemeliharaan Ulat Kecil (Boks) Besar (Boks) Penyerapan Telur Ulat (Boks) Pemeliharaan Ulat Kecil (Boks) Besar (Boks) Penyerapan Telur Ulat (Boks) Pemeliharaan Ulat Kecil (Boks) Besar (Boks) Penyerapan Telur Ulat (Boks) Pemeliharaan Ulat Kecil (Boks) Besar (Boks) Penyerapan Telur Ulat (Boks) Pemeliharaan Ulat Kecil (Boks) Besar (Boks) 1 2 3 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 Sulawesi Selatan - Tana Toraja 481,00 481,00 481,00 254,00 254,00 378,00 378,00 217,50 217,50 148,50 148,50 1.479,00 1.479,00 - Enrekang 8.098,00 8.098,00 8.098,00 6.741,00 6.741,00 9.125,00 9.125,00 4.546,00 4.546,00 2.641,00 2.641,00 31.151,00 31.151,00 - Sidrap 77,00 77,00 77,00 34,00 34,00 19,50 19,50 1,00 1,00 8,00 8,00 139,50 139,50 - Soppeng 3.146,00 3.146,00 3.146,00 2.244,00 2.244,00 2.011,75 2.011,75 2.190,00 2.190,00 698,00 698,00 10.289,75 10.289,75 - Wajo 2.446,00 2.446,00 2.446,00 2.044,75 2.044,75 1.196,25 1.196,25 1.321,00 1.321,00 562,25 562,25 7.570,25 7.570,25 - Barru 48,50 48,50 48,50 13,00 13,00 12,00 12,00 0,50 0,50 3,50 3,50 77,50 77,50 - Maros 36,50 36,50 36,50 6,00 6,00 0,00 42,50 42,50 - Gowa 86,00 86,00 86,00 70,00 70,00 1,00 1,00 3,00 3,00 0,75 0,75 160,75 160,75 - Sinjai 19,00 19,00 19,00 18,00 18,00 20,00 20,00 20,00 20,00 9,00 9,00 86,00 86,00 - Bone 5,50 5,50 5,50 - - - - - - - - - - - Luwu Timur 13,00 13,00 19,00 19,00 2,00 2,00 34,00 34,00 - Bulu kumba - - - - - - 2,00 2,00 2,00 2,00 2 Sulawesi Barat - Polmas 51,50 51,50 51,50 85,50 85,50 72,50 72,50 82,50 82,50 28,50 28,50 320,50 320,50 3 Sulawesi Tenggara - Kolaka 10,00 10,00 10,00 10,00 4 Sulawesi Utara - Bitung 0,00 0,00 - Minahasa Utara 60,00 60,00 290,00 290,00 357,00 357,00 707,00 707,00 - Tomohon 2,00 2,00 2,00 2,00 5 Sulawesi Tengah - Donggala 16,00 16,00 4,00 4,00 20,00 20,00 - Poso 6 Jawa Barat - Bogor 7,00 7,00 282,00 282,00 38,00 38,00 1,00 1,00 328,00 328,00 - Cianjur 7,00 7,00 233,00 233,00 133,00 133,00 180,00 180,00 553,00 553,00 - Sukabumi 22,00 22,00 240,00 240,00 53,00 53,00 59,00 59,00 374,00 374,00 - Bandung 300,00 300,00 22,00 22,00 9,00 9,00 331,00 331,00 - Purwakarta 16,00 16,00 8,00 8,00 15,00 15,00 39,00 39,00 - Garut 61,00 61,00 15,00 15,00 150,00 150,00 14,00 14,00 240,00 240,00 - Tasikmalaya 45,00 45,00 20,00 20,00 65,00 65,00 - Majalengka 1,00 1,00 10,00 10,00 1,00 1,00 12,00 12,00 7 Jawa Tengah 0,00 0,00 - Wonosobo 10,00 10,00 7,00 7,00 1,00 1,00 18,00 18,00 - Temanggung - - - - 2,00 2,00 6,00 6,00 2,00 2,00 - Banyumas 18,00 18,00 18,00 18,00 26
1 2 3 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 - Kendal 8,00 8,00 2,00 2,00 10,00 10,00 - Klaten 0,00 0,00 - Cilacap 0,00 0,00 - Pati 1.104,00 1.104,00 2.055,00 2.055,00 313,00 1.044,00 1.044,00 4.203,00 0,00 - Jepara 10,00 10,00 7,00 7,00 17,00 7,00 - Blora 1,00 1,00 1,00 1,00 8 DI Yogyakarta - Sleman 74,00 74,00 95,00 95,00 1,00 1,00 170,00 1,00 9 NTT - TTS 6,00 6,00 14,00 14,00 10,00 6,00 6,00 26,00 6,00 10 Bali - Badung 3,00 3,00 4,00 12,50 12,50 15,50 12,50 - Gianyar 2,00 0,00 0,00 - Bangli - Tabanan - Singaraja 11 NTB - Lombok Barat 18,00 18,00 6,50 18,00 0,00 12 Sumatera Barat - Tanah Datar 4,00 13,00 13,00 13,00 13,00 13 Jawa Timur - Surabaya 1,00 1,00 1,00 1,00 - Magetan 2,00 2,00 2,00 2,00 14 Sumatera Utara - Tapanuli Selatan 4,00 4,00 4,00 4,00 14.495,00 14.495,00 0,00 14.495,00 12.014,25 1.194,00 12.014,25 14.886,00 2.185,00 13.692,00 11.339,50 339,50 9.154,50 5.829,00 1.044,00 4.785,00 58.552,25 54.129,25 27
Tabel IV.6 Produksi Kokon dan Raw Silk di Wilayah Balai Persuteraan Alam Sulawesi Selatan Setiap Selama Lima Terakhir No Propinsi / Kabupaten / Kota Kokon (Kg) 2005 Raw Silk (Kg) Kokon 2006 2007 2008 (Kg) Raw Silk (Kg) Kokon (Kg) Raw Silk (Kg) Kokon (Kg) Raw Silk (Kg) Kokon (Kg) 2009 Raw Silk (Kg) Kokon (Kg) Raw Silk (Kg) 1 2 3 5 6 8 9 11 12 14 15 17 18 20 1 Sulawesi Selatan - Tana Toraja 18.777,00 2.398,00 7.620,00 1.018,00 14.462,90 1.822,00 8.616,70 1.087,50 4.137,00 642,70 53.613,60 6.968,20 - Enrekang 249.046,00 35.652,00 195.811,00 28.481,00 289.222,00 41.484,20 136.994,00 19.379,40 66.363,90 11.324,18 937.436,90 136.320,78 - Sidrap 1.724,00 226,00 1.036,00 130,00 495,25 70,78 34,50 5,69 209,70 18,97 3.499,45 451,44 - Soppeng 77.461,00 10.795,00 49.689,25 6.762,00 49.670,97 7.079,75 56.203,80 7.352,18 16.175,93 2.128,84 249.200,95 34.117,77 - Wajo 64.071,00 8.999,00 45.843,00 6.389,00 27.267,15 3.895,00 35.141,60 3.570,40 12.104,80 1.644,00 184.427,55 24.497,40 - Barru 1.237,00 158,00 302,00 43,00 355,00 51,00 50,00 6,00 51,00 7,00 1.995,00 265,00 - Maros 912,00 109,00 129,00 14,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1.041,00 123,00 - Gowa 2.966,00 326,00 2.710,00 260,00 25,00 3,50 35,00 4,70 37,20 0,00 5.773,20 594,20 - Sinjai 417,00 63,00 483,00 68,00 575,00 76,07 389,00 50,86 239,00 32,00 2.103,00 289,93 - Bone 160,00 23,00 0,00 0,00 160,00 23,00 - Luwu Timur 371,00 52,00 665,00 88,67 46,00 5,75 1.082,00 146,42 - Bulukumba 43,20 5,40 5,40 5,40 2 Sulawesi Barat - Polmas 1.505,00 200,00 2.034,00 342,00 2.260,00 388,70 2.877,94 424,59 277,50 37,00 8.954,44 1.392,29 3 Sulawesi Tenggara - Kolaka 270,00 28,50 270,00 28,50 4 Sulawesi Utara - Bitung 0,00 0,00 - Minahasa Utara 741,00 8.700,00 1.242,86 8.907,50 1.113,44 18.348,50 2.356,30 - Tomohon 20,00 20,00 0,00 5 Sulawesi Tengah - Donggala 480,00 68,57 98,70 10,97 578,70 79,54 - Poso 6 Jawa Barat - Bogor 140,00 7.755,00 1.107,00 1.240,00 177,14 25,30 3,16 9.160,30 1.287,30 - Cianjur 147,00 6.966,00 967,00 3.595,00 513,57 4.470,00 557,60 15.178,00 2.038,17 - Sukabumi 550,00 7.200,00 1.028,00 782,12 111,73 1.422,00 178,80 9.954,12 1.318,53 - Bandung 7.500,00 1.071,00 392,00 56,00 210,00 25,70 8.102,00 1.152,70 - Purwakarta 480,00 0,00 225,00 30,00 300,00 20,00 1.005,00 50,00 - Garut 2.440,00 332,00 500,00 71,40 5.250,00 750,00 336,00 41,50 8.526,00 1.194,90 - Tasikmalaya 1.352,00 189,20 600,00 85,71 1.952,00 274,91 - Majalengka 280,00 40,00 24,70 3,20 304,70 43,20 7 Jawa Tengah - Wonosobo 460,00 69,00 280,00 35,00 32,00 4,00 772,00 108,00 - Temanggung 162,00 21,00 162,00 21,00 - Banyumas 540,00 81,00 540,00 81,00 28
1 2 3 5 6 8 9 11 12 14 15 17 18 20 - Kendal 51,00 6,38 51,00 6,38 - Klaten 0,00 0,00 - Cilacap 0,00 0,00 - Pati 17.327,30 1.147,28 57.382,00 6.451,40 9.390,00 1.712,00 16.731,00 1.323,75 100.830,30 10.634,43 - Jepara 171,50 24,50 171,50 24,50 8 DI Yogyakarta - Sleman 2.446,00 342,40 2.375,00 244,00 24,00 3,10 4.845,00 589,50 9 NTT - TTS 145,00 24,00 330,00 55,00 300,00 42,86 156,00 19,50 931,00 141,36 10 Bali - Badung 75,00 9,40 100,00 16,67 83,33 7,80 258,33 33,87 - Gianyar 50,00 8,33 50,00 8,33 - Bangli 0,00 0,00 - Tabanan 0,00 0,00 - Singaraja 0,00 0,00 11 NTB - Lombok Barat 405,00 50,60 162,50 27,80 0,00 0,00 567,50 78,40 12 Sumatera Barat - Tanah Datar 100,00 14,29 90,00 8,00 190,00 22,29 13 Sumatera Utara - Tapanuli Selatan 98,00 12,00 112,00 14,00 210,00 26,00 418.276,00 58.949,00 338.593,55 46.573,68 469.819,27 65.194,50 272.827,16 36.864,52 132.792,26 19.212,23 1.632.270,44 226.793,93 29
Tabel V.1.1. Terbentuknya Kelompok Tani Dalam Kegiatan Bidang Persuteraan Alam di Wilayah Balai Persuteraan Alam Sulawesi Selatan Setiap Selama Lima Terakhir No Propinsi / Kabupaten / Kota 2005 Kegiatan 2006 2007 2008 2009 (Klpk) (KK) (Klpk) (KK) (Klpk) (KK) (Klpk) (KK) (Klpk) (KK) (Klpk) (KK) (Klpk) (KK) (Klpk) (KK) (Klpk) (KK) (Klpk) (KK) (Klpk) (KK) (Klpk) (KK) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 1 Sulawesi Selatan - Tana Toraja Sutera Alam 192 192 15 265 14 356 14 266 0 0 43 1271 - Enrekang Sutera Alam 1372 1372 33 1441 40 1543 27 1558 0 0 100 7286 - Sidrap Sutera Alam 51 51 2 26 3 56 1 10 0 0 6 194 - Soppeng Sutera Alam 625 625 22 758 22 758 22 758 0 0 66 3524 - Wajo Sutera Alam 373 373 23 442 25 506 23 448 0 0 71 2142 - Barru Sutera Alam 42 42 1 17 3 21 3 21 0 0 7 143 - Maros Sutera Alam 26 26 0 2 2 0 0 0 0 0 56 - Gowa Sutera Alam 35 35 6 71 4 93 4 93 0 0 14 327 - Sinjai Sutera Alam 62 62 8 165 9 166 9 166 0 0 26 621 - Bone Sutera Alam 14 14 0 0 0 0 0 28 - Luwu Timur Sutera Alam 0 0 4 32 4 32 4 32 0 0 12 96 - Bulukumba Sutera Alam 0 0 1 25 1 25 1 25 3 75 2 Sulawesi Barat - Polmas Sutera Alam 119 119 4 95 4 120 4 120 0 0 12 573 3 Sulawesi Tenggara - Kolaka 1 10 1 10 0 0 2 20 - Pomalaa 2 4 Sulawesi Utara - Bitung 0 0 0 0 - Minahasa Utara 22 1 22 0 0 1 44 - Tomohon 22 0 0 0 22 5 Sulawesi Tengah - Donggala 1 25 1 25 - Poso 6 Jawa Barat - Bogor 1 30 2 20 2 20 0 0 5 70 - Cianjur 1 56 10 78 10 78 0 0 21 212 - Sukabumi 1 12 3 51 3 51 0 0 7 114 - Bandung 7 120 8 160 8 160 0 0 23 440 - Purwakarta 1 20 1 87 1 87 0 0 3 194 - Garut 6 75 30 420 30 420 0 0 66 915 - Tasikmalaya 2 48 3 49 3 49 0 0 8 146 - Majalengka 0 78 3 30 3 30 0 0 6 138 - Sumedang 1 50 1 50 0 0 2 100 30
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 7 Jawa Tengah - Wonosobo 1 35 6 28 6 28 0 0 13 91 - Temanggung 1 22 0 0 1 22 - Banyumas 2 8 0 0 2 8 - Kendal 0 0 5 131 5 31 0 0 10 162 - Klaten 0 0 11 138 11 138 0 0 22 276 - Cilacap 0 0 3 125 3 125 0 0 6 250 - Pati 0 300 27 166 27 166 0 0 54 632 - Jepara 2 25 5 48 5 48 0 0 12 121 8 DI Yogyakarta - Sleman 2 60 3 134 3 134 0 0 8 328 9 NTT - TTS 6 129 12 170 12 170 0 0 30 469 10 Bali - Badung 1 11 - Gianyar 1 11 2 29 0 0 3 40 - Bangli 1 47 1 47 0 0 2 94 - Tabanan 1 4 2 22 0 0 3 26 - Singaraja 1 3 - Jembrana 1 1 11 NTB - Lombok Barat 1 15 12 Sumatera Barat - Tanah Datar 2 31 0 0 2 31 13 Sumatera Utara - Tapanuli Selatan 2 22 0 0 2 22 0 0 0 2.911 0 0 33 3.951 0 0 119 3.339 0 0 271 5.714 257 5.490 0 0 674 21.323 31
Tabel V.1.2 dan Pelatihan Petani Dalam Bidang Kegiatan Persuteraan Alam di Wilayah Balai Persuteraan Alam Sulawesi Selatan Setiap Selama Lima Terakhir No Propinsi / Kabupaten / Kota Pelatihan 2005 2006 2007 2008 2009 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 Sulawesi Selatan Pelatihan Teknis Petani 80 80 80 80 150 150 80 80 60 60 450 450 Makassar Persuteraan Alam 2 Bali Mobile Training 0 0 0 0 0 0 0 0 40 40 40 40 Petani Sutera Alam 80 80 80 80 150 150 80 80 100 100 490 490 32
Tabel V.2 dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pendamping Kelompok Tani Kegiatan Bidang Persuteraan Alam di Wilayah Balai Persuteraan Alam Sulawesi Selatan Setiap Selama Lima Terakhir 2005 2006 2007 2008 2009 No Propinsi / Kabupaten / Kota Kegiatan (LSM) (LSM) Nama LSM (LSM) (LSM) Nama LSM (LSM) (LSM) Nama LSM (LSM) (LSM) Nama LSM (LSM) (LSM) Nama LSM 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 Sulawesi Selatan - Luwu Timur Pembinaan Petani Sutera 1 1 LETWANAS 1 1 LETWANAS 1 1 LETWANAS 1 1 LETWANAS 1 1 LETWANAS 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 33
Tabel VI. Keadaan Persuteraan Alam di Wilayah Balai Persuteraan Alam Sulawesi Selatan 2009 No Propinsi / Kabupaten / Kota Luas Tanaman Murbei Kebun Bibit Murbei Model / Unit Percont ohan Ulat Kecil Ulat Besar Rumah Pemeliharaan Kolong rumah Penyerapan Telur Ulat Sutera (Boks) Kapasitas Produksi Kokon (Kg) Produksi Benang (Kg) Petani Terlibat (Klpk) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 (KK) Otomatis Alat Pemintalan Semi Otomatis Tradisiona l ATM Alat Tenun ATBM Gedogan BUMN (Buah) Unit Usaha BUMS (Buah) Koperasi (Buah) Keterangan 1 Sulawesi Selatan - Tana Toraja 215,55 2 2 248 148,50 4.137,00 642,70 14 356 1 4 2 4 - Enrekang 937,25 1 10 411 1.242 2.641,00 66.363,90 11.324,18 40 1.543 4 562 12 1 1 - Sidrap 21,25 5,50 3 1 11 8,00 209,70 18,97 3 56 14 17 1 - Soppeng 610,75 2,50 3 28 75 643 698,00 16.175,93 2.128,84 21 758 1 191 8 1 - Wajo 312,50 1,50 2 3 410 562,25 12.104,80 1.644,00 25 506 1 10 360 60 1.246 2.078 1 5 - Barru 5,75 1 7 3,50 51,00 7,00 3 21 4 1 - Maros 2,00 0,00 0,00 2 - Gowa 46,75 31,50 1 1 3 31 0,75 37,20 0,00 4 93 1 69 - Sinjai 152,00 8 5 9,00 239,00 32,00 9 166 4 1 - Bone 4,00 1 1 1-0,00 0,00 1 25 Areal Model BPA - Luwu Timur 27,00 32 2,00 46,00 5,75 4 32 4 2 - Bulukumba 3,50 2,00 43,20 5,40 KBM 2 Sulawesi Barat - Polewali Mandar 52,00 1,50 95 28,50 277,50 37,00 4 120 66 13 95 3 Sulawesi Tenggara - Kolaka 3,00 1 1 10 - Pomalaa 1,75 2 4 Sulawesi Utara - Bitung - Minahasa Utara 246,00 357,00 8.907,50 1.113,44 22 1 - Tomohon 5 Sulawesi Tengah - Donggala 24,50 4,00 98,70 10,97 1 25 - Poso 20,00 6 Jawa Barat - Bogor 22,00 1 21 1,00 25,30 3,16 2 20 1 4 1 - Cianjur 129,10 3 7 180,00 4.470,00 557,60 10 78 2 1 1 - Sukabumi 35,00 2 5 59,00 1.422,00 178,80 3 51 3 2 1 - Bandung 59,00 3 12 9,00 210,00 25,70 8 160 9 6 40 5 - Purwakarta 45,00 1 5 1 87 1 10 1 - Garut 228,00 8 18 14,00 336,00 41,50 30 420 12 150 8 - Tasikmalaya 35,00 1 3 3 49 6 4 38 2 1 - Majalengka 45,00 5 14 1,00 24,70 3,20 3 30 - Sumedang 10,00 1 1 2 1 50 34
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 7 Jawa Tengah - Wonosobo 20,00 2 1,00 32,00 4,00 6 28 2 2 1 - Temanggung 28,50 6,00 162,00 21,00 1 - Banyumas - - Kendal 28,50 2,00 51,00 6,38 5 131 - Klaten 21,00 11 138 - Cilacap 25,00 3 125 - Pati 139,00 1 9 1.123,00 16.731,00 1.323,75 27 166 12 - Jepara 11,00 7,00 171,50 24,50 5 48 - Blora 1,00 26,00 3,50 8 DI Yogyakarta - Sleman 19,00 1 1 1,00 24,00 3,10 3 134 9 NTT - TTS 96,50 2 2 6,00 156,00 19,50 12 170 2 12 10 Bali - Badung 9,80 1 1 12,50 62,50 7,80 1 11 2 - Gianyar 3,25 1 11 - Bangli 10,40 1 1 1 1 47 - Tabanan 2,50 1 4 - Singaraja 2,50 1 3 - Jembrana 4,00 1 1 11 NTB - Lombok Barat 12,00 1 1 1 1 15 2 4 12 Sumatera Barat - Tanah Datar 8,00 13,00 90,00 8,00 13 Sumatera Utara - Tapanuli Selatan 10,00 1 1 4,00 112,00 14,00 2 14 Jawa Timur - Surabaya 1,00 0,00 0,00 - Magetan 2,00 49,00 5,90 15 Lampung - Lampung Barat 25,00 6 3 1 2 3.766,10 46,00 9 86 646 2.692 5.908,00 132.846,43 19.221,63 272 5.714 2 71 1.193 70 1.551 2.276 5 25 5 35