PENENTUAN DAERAH POTENSIAL PENANGKAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) MENGGUNAKAN CITRA SATELIT DI PERAIRAN JAYAPURA SELATAN KOTA JAYAPURA

dokumen-dokumen yang mirip
PENENTUAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis) BERDASARKAN SEBARAN SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR

PENENTUAN DAERAH PENANGKAPAN POTENSIAL IKAN TUNA MATA BESAR DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT DI PERAIRAN LHOKSEUMAWE

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

5 PEMBAHASAN 5.1 Sebaran SPL Secara Temporal dan Spasial

Kata kunci: Citra satelit, Ikan Pelagis, Klorofil, Suhu, Samudera Hindia.

PENGARUH SUHU PERMUKAAN LAUT TERHADAP HASIL TAGKAPAN IKAN CAKALANG DI PERAIRAN KOTA BENGKULU

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

2. TINJAUAN PUSTAKA. sebaran dan kelimpahan sumberdaya perikanan di Selat Sunda ( Hendiarti et

VARIABILITAS SPASIAL DAN TEMPORAL SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KONSENTRASI KLOROFIL-a MENGGUNAKAN CITRA SATELIT AQUA MODIS DI PERAIRAN SUMATERA BARAT

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Distribusi Klorofil-a secara Temporal dan Spasial. Secara keseluruhan konsentrasi klorofil-a cenderung menurun dan

Sebaran suhu permukaan laut dan tracking daerah penangkapan Ikan Cakalang di Perairan Barat Laut Banda

Nadhilah Nur Shabrina, Sunarto, dan Herman Hamdani Universitas Padjadjaran

3. METODE. penelitian dilakukan dengan beberapa tahap : pertama, pada bulan Februari. posisi koordinat LS dan BT.

J. Sains & Teknologi, Agustus 2008, Vol. 8 No. 2: ISSN

KAJIAN HUBUNGAN HASIL TANGKAPAN IKAN CAKALANG

PENDAHULUAN. Pantai Timur Sumatera Utara merupakan bagian dari Perairan Selat

ANALISIS SPASIAL DAN TEMPORAL HASIL TANGKAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DAN THERMAL FRONT PADA MUSIM PERALIHAN DI PERAIRAN TELUK BONE

HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL-A TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN TONGKOL DI TELUK LAMPUNG

Rochmady Staf Pengajar STP - Wuna, Raha, ABSTRAK

PERTEMUAN KE-6 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN HUBUNGAN SUHU DAN SALINITAS PERAIRAN TERHADAP DPI ASEP HAMZAH

PENENTUAN DAERAH POTENSIAL PENANGKAPAN IKAN CAKALANG(Katsuwonus pelamis) BERDASARKAN SEBARAN SPL DAN KLOROFIL DI LAUT FLORES SKRIPSI

KARAKTERISTIK DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG PADA MUSIM BARAT DI PERAIRAN TELUK BONE

FENOMENA UPWELLING DAN KAITANNYA TERHADAP JUMLAH TANGKAPAN IKAN LAYANG DELES (Decapterus Macrosoma) DI PERAIRAN TRENGGALEK

ABSTRAK. Kata kunci: Suhu Permukaan Laut; Klorofil-a; Ikan Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares); Pancing Ulur ABSTRACT

Diterima: 14 Februari 2008; Disetujui: Juli 2008 ABSTRACT

PEMETAAN DAERAH POTENSIAL PENANGKAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DAN TONGKOL (Euthynnus affinis) DI PERAIRAN UTARA NANGGROE ACEH DARUSSALAM

Universitas Sumatera Utara, ( 2) Staff Pengajar Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan Laut di Laut Banda Berdasarkan Data Citra Satelit. Forecasting Fishing Areas in Banda Sea Based on Satellite Data

Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan Di Selat Bali Berdasarkan Data Citra Satelit

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (GIS) DALAM PENENTUAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN TERI (Stolephorus spp) DI PERAIRAN PEMALANG JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Domu Simbolon. Staf pengajar pada Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelauatn Institut Pertanian Bogor

KETERKAITAN VARIBILITAS ANGIN TERHADAP PERUBAHAN KESUBURAN DAN POTENSI DAERAH PENANGKAPAN IKAN DI PERAIRAN JEPARA

Gambar 1. Diagram TS

IDENTIFIKASI DAERAH PENANGKAPAN IKAN PELAGIS BESAR PADA MUSIM TIMUR BERDASARKAN SEBARAN SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN BARAT ACEH ABSTRACT

ANALISIS SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL-A DATA INDERAJA HUBUNGANNYA DENGAN HASIL TANGKAPAN IKAN TONGKOL

PREDIKSI DAERAH POTENSIAL PENANGKAPAN IKAN PELAGIS BESAR DI PERAIRAN KABUPATEN MAMUJU

APPLICATION HYPERTEXT MARKUP LANGUAGE TO DESIGN ANCHOVY (Stolephorus spp) FISHERIES SYSTEM INFORMATION IN THE GULF OF BONE

Seminar Nasional Penginderaan Jauh ke-4 Tahun Stasiun Klimatologi Kairatu Ambon 2. Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

VALIDASI DAERAH POTENSIAL PENANGKAPAN IKAN PELAGIS KECIL MENGGUNAKAN PURSE SEINEDENGANCITRA SATELITDI PERAIRAN PIDIE JAYA

Safruddin*, Nur Indah Rezkyanti, Angraeni, M. Abduh Ibnu Hajar, St. Aisjah Farhum, Mukti Zainuddin

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga Agustus 2011 dengan

Hubungan Upwelling dengan Jumlah Tangkapan Ikan Cakalang Pada Musim Timur Di Perairan Tamperan, Pacitan

VARIABILITAS SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN PULAU BIAWAK DENGAN PENGUKURAN INSITU DAN CITRA AQUA MODIS

b) Bentuk Muara Sungai Cimandiri Tahun 2009

6 PEMBAHASAN 6.1 Produksi Hasil Tangkapan Yellowfin Tuna

Asia, Jul Manohas, Raman Simanjuntak, Heru Santoso. Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung. Jl. Tandurusa, Po Bok 12 BTG/Bitung Sulawesi Utara

MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES JOURNAL Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 1-8 Online di :

ANALISIS SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL-A DARI CITRA AQUA MODIS SERTA HUBUNGANNYA DENGAN HASIL TANGKAPAN IKAN PELAGIS DI SELAT SUNDA

BAB I PENDAHULUAN. kepulauan terbesar di dunia, dengan luas laut 5,8 juta km 2 atau 3/4 dari total

MASPARI JOURNAL Juli 2015, 7(2):25-32

PETA SEBARAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) BERDASARKAN BEBERAPA PARAMETER LINGKUNGAN DI TELUK BONE DAN LAUT FLORES

4. HUBUNGAN ANTARA DISTRIBUSI KEPADATAN IKAN DAN PARAMETER OSEANOGRAFI

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

VARIABILITY NET PRIMERY PRODUCTIVITY IN INDIAN OCEAN THE WESTERN PART OF SUMATRA

BAB I PENDAHULUAN. jumlah yang melimpah, hal ini antara lain karena usaha penangkapan dengan mencari daerah

Prediksi Zona Tangkapan Ikan Menggunakan Citra Klorofil-a dan Citra Suhu Permukaan Laut Satelit Aqua MODIS di Perairan Pulo Aceh

ANALISA VARIABEL OSEANOGRAFI DATA MODIS TERHADAP SEBARAN TEMPORAL TENGGIRI (Scomberomorus commersoni, Lacépède 1800) DI SEKITAR SELAT KARIMATA

J. Sains & Teknologi, Agustus 2017, Vol. 17 No. 2 : ISSN

Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor

PROFIL SEBARAN HORISONTAL SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL-A PADA DAERAH PENANGKAPAN IKAN TERI DI PERAIRAN KABUPATEN LUWU TELUK BONE

Tengah dan Selatan. Rata-rata SPL selama penelitian di Zona Utara yang pengaruh massa air laut Flores kecil diperoleh 30,61 0 C, Zona Tengah yang

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III BAHAN DAN METODE

ABSTRAK.

PENENTUAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN TONGKOL BERDASARKAN PENDEKATAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN HASIL TANGKAPAN DI PERAIRAN BINUANGEUN, BANTEN TOPAN BASUMA

HUBUNGAN KONSENTRASI KLOROFIL-A DAN SUHU PERMUKAAN LAUT DENGAN HASIL TANGKAPAN IKAN PELAGIS UTAMA DI PERAIRAN LAUT JAWA DARI CITRA SATELIT MODIS

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

Jurnal PERIKANAN dan KELAUTAN 14,2 (2009) :

Deteksi Kesuburan Perairan Aceh Menggunakan Citra Klorofil-A Satelit Aqua Modis

PENENTUAN KARAKTERISTIK HABITAT DAERAH POTENSIAL IKAN PELAGIS KECIL DENGAN PENDEKATAN SPASIAL DI PERAIRAN SINJAI

THERMAL DAN KLOROFIL-A FRONT HUBUNGANNYA DENGAN HASIL TANGKAPAN CAKALANG PADA MUSIM PERALIHAN BARAT TIMUR DI PERAIRAN SERAM

PEMETAAN SEBARAN IKAN TONGKOL

APLIKASI DATA INDERAAN MULTI SPEKTRAL UNTUK ESTIMASI KONDISI PERAIRAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN HASIL TANGKAPAN IKAN PELAGIS DI SELATAN JAWA BARAT

ANALISIS DAERAH PENANGKAPAN IKAN MADIDIHANG (Thunnus albacares) BERDASARKAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN SEBARAN KLOROFIL-A DI PERAIRAN PROVINSI ACEH

KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN MELALUI PUKAT CINCIN (Purse Seine) TAHUN DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) LAMPULO, KOTA BANDA ACEH

Musim Ikan Di Perairan Laut Jawa Kabupaten Jepara dan Prediksi Lokasi Fishing ground-nya

Relation Analysis of Sea Surface Temperature And Chlorophyll-a Againts Yellowfin (Thunnus albacares)

Pengaruh Sebaran Konsentrasi Klorofil-a Berdasarkan Citra Satelit terhadap Hasil Tangkapan Ikan Tongkol (Euthynnus sp) Di Perairan Selat Bali

3. METODOLOGI Waktu dan Lokasi Penelitian. Lokasi pengamatan konsentrasi klorofil-a dan sebaran suhu permukaan

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman Online di :

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

3. METODOLOGI. Gambar 7 Peta lokasi penelitian.

Daerah penangkapan tuna hand liners yang mendaratkan tangkapannya di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung

HUBUNGAN VARIABEL SUHU PERMUKAAN LAUT, KLOROFIL- a DAN HASIL TANGKAPAN KAPAL PURSE SEINE YANG DIDARATKAN DI TPI BAJOMULYO JUWANA, PATI

KAJIAN SEBARAN SPASIAL PARAMETER FISIKA KIMIA PERAIRAN PADA MUSIM TIMUR DI PERAIRAN TELUK SEMARANG

Keberadaan sumber daya ikan sangat tergantung pada faktor-faktor. yang sangat berfluktuasi dari tahun ke tahun. Kemungkinan ini disebabkan karena

Arum Sekar Setyaningsih Sudaryatno, Wirastuti Widyatmanti

KETERKAITAN PARAMETER DAERAH PENANGKAPAN TERHADAP UPAYA PENANGKAPAN IKAN PELAGIS BESAR DI SAMUDERA HINDIA OLEH HARRY AGUSTIAN

Pengaruh warna umpan pada hasil tangkapan pancing tonda di perairan Teluk Manado Sulawesi Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Migrasi Ikan Tuna (Thunnus sp) secara Spasial dan Temporal di Laut Flores, Berbasis Citra Satelit Oseanografi

TINJAUAN PUSTAKA. Keadaan Umum Perairan Pantai Timur Sumatera Utara. Utara terdiri dari 7 Kabupaten/Kota, yaitu : Kabupaten Langkat, Kota Medan,

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Letak Geografis dan Kondisi Umum Perairan Mentawai

PENGARUH SUHU PERMUKAAN LAUT TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI PELABUHAN LAMPULO BANDA ACEH. Oleh:

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Torani (Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan ) Vol. 23 (3) Desember 2013: ISSN:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pola Sebaran Suhu Permukaan Laut dan Salinitas pada Indomix Cruise

Transkripsi:

PENENTUAN DAERAH POTENSIAL PENANGKAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) MENGGUNAKAN CITRA SATELIT DI PERAIRAN JAYAPURA SELATAN KOTA JAYAPURA THE DETERMINATION OF POTENTIAL FISHING AREA OF SKIPJACK TUNA (Katsuwonus pelamis) USING SATELLITE IMAGERY IN THE WATERS OF SOUTH JAYAPURA, JAYAPURA CITY Yulianti Elisabeth Demena, Edy Miswar, Musri Musman* Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh *Corresponding author email: musrimusman@gmail.com ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan daerah penangkapan ikan cakalang yang potensial dengan menggunakan citra satelit di perairan Jayapura Selatan Kota Jayapura. Pengambilan data jumlah hasil tangkapan dan koordinat daerah penangkapan ikan dilaksanakan pada bulan et sampai April 2016. Data suhu permukaan laut dan klorofil-a diunduh pada situs http://oceancolorgsfc.nasa.gov.. Hasil penelitian diperoleh bahwa sebaran klorofil-a di perairan Jayapura Selatan pada bulan et sampai April 2016 berkisar antara 0,24 mg/m³ sampai 0,31 mg/m³ dengan sebaran klorofil-a rata-rata adalah 0,29 mg/m³. Daerah penangkapan yang potensial diidentifikasi selama penelitian diperairan Jayapura Selatan ada dua, yaitu 1) pada daerah penangkapan dengan koordinat 01⁰09'511"LU-140⁰07'107"BT dengan jumlah hasil tangkapan sebesar 6.325 kg serta klorofil-a 0,29 mg/m³ dan 2) pada koordinat 01⁰09'511"LU- 140⁰07'107"BT dengan jumlah hasil tangkapan 15.250 kg dengan sebaran klorofil-a 0,31 mg/m³. Kata kunci: klorofil-a, daerah penangkapan ikan cakalang, perairan Jayapura Selatan ABSTRACT The aim of this study was to determine the potential fishing area of skipjack tuna using satellite imagery in the waters of South Jayapura, Jayapura City. The collection of data such as the number of catches and the coordinates of the fishing ground was held from ch to April 2016. The sea surface temperature and chlorophyll-a were obtained from http://oceancolorgsfc. nasa.gov. The results showed that the distribution of temperature range between 28.67 C-31 C and distribution of chlorophyll-a range between 0.24 mg/m³-0.31 mg/m³ in the waters of South Jayapura from ch to April 2016 with the average distribution of sea surface temperature were 29⁰C and the average distribution of chlorophyll-a was 0.29 mg/m³. There are two potential fishing areas identified during the study in the waters of South Jayapura, i.e. 1) in the fishing area with coordinate 01⁰09'511"N-140⁰07'107"E with catches of 6,325 kg and chlorophyll-a 0.29 mg/m³ and 2) at the coordinates 12

01⁰09'511" N-140⁰07'107"E with catches of 15,250 kg and distribution of chlorophyll-a 0.31 mg/m³. Keywords : Chlorophyll-a, fishing areas of skipjack tuna, the waters of South Jayapura PENDAHULUAN Potensi sumberdaya perikanan dan kelautan yang dimiliki Indonesia sangat besar. Namun, potensi ini belum dikelola dan dimanfaatkan secara benar, bertanggung jawab dan berkelanjutan (Kartika, 2009). Salah satu sumberdaya perikanan yang dimiliki Indonesia adalah ikan-ikan pelagis. Salah satu spesies ikan pelagis yang memiliki nilai ekonomi tinggi adalah ikan cakalang Katsuwonus pelamis (Azwir et al., 2004)). Papua memiliki sumberdaya ikan ikan cakalang yang cukup potensial (Bambang, 2004). Ikan ini merupakan produk perikanan tangkap yang dominan di Jayapura Selatan Kota Jayapura. Upaya penentuan daerah penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan pada umumnya masih bersifat tradisional, sehingga kurang efektif. Penentuan daerah penangkapan ikan hanya berdasarkan pengalaman turun-temurun dari zaman dahulu hingga sekarang dengan melihat tanda-tanda alam, seperti ada tidaknya kawanan burung di permukaan laut, buih-buih di permukaan laut dan lain-lain. Ketidakpastian hasil tangkapan disebabkan karena nelayan belum mengetahui lokasi yang potensial untuk menangkap ikan, sehingga harus menjelajah mencari tanda-tanda alam tersebut menyebabkan biaya operasional penangkapan menjadi tinggi akibat dari tingginya biaya BBM kapal (Muchlisin et al., 2012). Spesies ikan yang hidup di laut sebagian besar mempunyai suhu optimum untuk kehidupannya. Suhu optimum dari suatu spesies ikan jika diketahui keberadaannya maka ikan target dapat ditentukan daerah penangkapannya (Laevastu dan Hela, 1970). Tingkat kesuburan perairan dapat ditunjukkan dengan adanya kandungan klorofil-a yang terdapat di suatu perairan, dimana menjadi sumber makan bagi ikanikan. Kehidupan ikan tidak bisa dipisahkan dari adanya pengaruh berbagai kondisi lingkungan perairan. Parameter oseanografi seperti suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil-a, mempengaruhi berbagai aktivitas ikan seperti pertumbuhan ikan, pemijahan, metabolisme, dan aktivitas lainnya. Hal ini berarti bahwa keberadaan ikan dan penentuan daerah penangkapan ikan yang potensial sangat dipengaruhi oleh parameter oseanografi perairan (Basuma, 2009). Tingkat kesuburan suatu perairan dapat ditunjukkan dengan konsentrasi klorofila yang terdapat di suatu perairan, sehingga dapat menjadi daya tarik bagi ikan-ikan pelagis yang bersifat plankton feeder. Effendie (2002) menyatakan bahwa saat terjadi proses fotosintesis, fitoplankton menghasilkan zat asam yang berguna bagi ikan, oleh karena itu fitoplankton berperan sebagai penghasil pertama dalam rantai makanan di perairan. Fitoplankton selanjutnya akan dimakan oleh pemakan pertama (primary consumer) dan pemakan selanjutnya. Umumnya ikan-ikan pelagis kecil berada pada tingkat pertama (primary consumer), yaitu pemakan plankton. Suhu permukaan laut dan klorofil-a diukur menggunakan citra satelit dengan teknologi penginderaan jarak jauh. Peta suhu permukaan laut dan klorofil-a dapat digunakan untuk menentukan daerah penangkapan ikan, sehingga memberikan 13

informasi kepada nelayan dalam menentukan daerah penangkapan ikan yang potensial. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan et sampai April 2016, di perairan Jayapura Selatan, dengan Tempat Pendaratan Ikan (TPI) yang berada di Kampung Hamadi Kecamatan Jayapura Selatan Kota Jayapura (Gambar 1). Pengambilan Data Gambar 1. Peta lokasi penelitian Data yang digunakan yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil survei lapangan, diantaranya jumlah hasil tangkapan dan koordinat daerah penangkapan yang diperoleh dari buku catatan nelayan. Data diperoleh dari satu kapal KMN. Air Langga 01 yang target tangkapannya adalah ikan pelagis, salah satunya adalah ikan cakalang (Katsuwonus pelamis). Sebaran suhu permukaan laut dan klorofil-a diperoleh dengan cara mengunduh hasil citra satelit yang telah tersedia pada situs http://oceancolorgsfc.nasa.gov. Citra satelit diolah dengan menggunakan software SeaDas 7.3, dan data sekunder lainnya diperoleh dari studi literatur. Analisis Data Hasil tangkapan Data hasil tangkapan dianalisis dengan cara deskriptif dan disajikan dalam bentuk grafik. Hasil tangkapan yang diperoleh selama penelitian di analisis dengan jumlah hasil tangkapan berdasarkan daerah hasil tangkapan dan waktu operasi penangkapannya. Suhu permukaan laut dan klorofil-a Data suhu permukaan laut dan klorofil-a yang telah di-download tersebut diolah untuk memperoleh nilai dan gambaran sebaran suhu permukaan laut dan 14

klorofil-a. Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengolah data citra adalah sebagai berikut: (a) Nilai suhu permukaan laut rata-rata dan klorofil-a rata-rata dibaca menggunakan software SeaDAS 7.3, (b) Pembuatan peta sebaran suhu permukaan laut, klorofil-a dan peta daerah potensial penangkapan ikan cakalang menggunakan software ArcGIS 10.3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tangkapan Ikan Cakalang Data hasil tangkapan ikan cakalang (Gambar 2) dikumpulkan selama penelitian pada bulan et sampai April 2016 dari KMN.Air Langga 01 pada setiap daerah penangkapan ikan cakalang. Jumlah hasil tangkapan mingguan (Tabel 1) pada bulan et sampai April 2016 dapat dilihat pada Tabel 3, hasil tangkapan ikan cakalang oleh KMN. Air Langga 01 pada minggu kedua bulan et mulai menurun dan pada minggu ketiga bulan et 2016 hasil tangkapan ikan cakalang mulai meningkat pada akhir bulan et hingga bulan April 2016. Tabel 1. Hasil Tangkapan Mingguan KMN. Air Langga 01 Waktu DPI Koordinat Hasil Tangkapan (Kg) Minggu 1 A 01⁰25'769"LT 140⁰09'397"BB 5.425 Minggu 2 B 01⁰31'605"LT 140⁰00'359"BB 5.175 Minggu 3 C 01⁰42'895"LT 139⁰50'236"BB 6.325 Minggu 1 D 01⁰41'895"LT 141⁰00'177"BB 8.700 Minggu 2 E 01⁰26'277"LT 140⁰21'994"BB 10.025 Minggu 3 F 01⁰30'960"LT 140⁰41'165"BB 11.350 Minggu 4 G 01⁰09'511"LT 140⁰07'107"BB 15.250 Suhu Permukaan Laut (SPL) Hasil penelitian suhu permukaan laut mingguan di perairan Jayapura Selatan pada bulan et sampai April 2016 berkisar antara 28,67 C-31 C (Tabel 2), ini menunjukan bahwa dengan suhu tersebut cukup ikan cakalng masih dapat beradaptasi pada suhu 31 C. Kodisi ini juga sesuai dengan hasil penelitian Gunarso (1985) suhu yang ideal untuk ikan cakalang antara 26⁰C-32⁰C. Hasil penelitian Leavastu dan Hela (1970) juga menunjukkan bahwa pola penyebaran suhu untuk ikan pelagis di perairan bebas, seperti ikan tuna mata besar mempunyai kisaran suhu 22 C-28 C, ikan tuna albakora mempunyai kisaran suhu 23 C, ikan cakalang menyukai kisaran suhu 23 C-28 C, dan kisaran suhu untuk ikan tuna sirip kuning yaitu 24 C-28 C, dan ikan tuna kecil mempunyai kisaran suhu 23 C-28 C. Namun, rata-rata ikan tertangkap pada kisaran suhu 28 C-32 C. 15

Tabel 2. Suhu permukaan laut mingguan Waktu DPI Koordinat Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Suhu Permukaan Laut (⁰C) A 01⁰25'769"LT 140⁰09'397"BB 28,67 B 01⁰31'605"LT 140⁰00'359"BB 28 C 01⁰42'895"LT 139⁰50'236"BB 29 D 01⁰41'895"LT 141⁰00'177"BB 29 E 01⁰26'277"LT 140⁰21'994"BB 29,52 F 01⁰30'960"LT 140⁰41'165"BB 30,23 G 01⁰09'511"LT 140⁰07'107"BB 31 Suhu permukaan laut (SPL) termasuk salah satu faktor penting untuk kehidupan biota laut. Suhu sangat mempengaruhi aktivitas metabolisme maupun perkembangbiakan organisme yang ada di suatu perairan. Suhu permukaan laut yang optimum untuk penangkapan ikan cakalang bisa bervariasi tergantung perubahan waktu dan tempat. Penyebaran ikan cakalang di suatu perairan secara dominan dipengaruhi oleh suhu permukaan laut Hela dan Leavestu (1970). Untuk menentukan penilaian suatu daerah penangkapan ikan (Fishing Ground), dimana hal tersebut tidak hanya ditentukan oleh suhu semata, akan tetapi juga oleh perubahan suhu. Selain itu, menurut Gunarso (1985) suhu yang ideal untuk ikan cakalang antara 26⁰C-32⁰C. Fluktuasi suhu dan perubahan geografis merupakan faktor penting dalam merangsang dan menentukan konsetrasi gerombolan ikan. Suhu memegang peranan dalam penentuan daerah penangkapan ikan, akan tetapi penyebaran ikan cakalang juga dipengaruhi oleh faktor oseanografi lain (Rais, 2009) Hasil penelitian ini yang dilaksanakan pada bulan et sampai bulan April di perairan Jayapura Selatan menunjukkan bahwa ikan cakalang ditemukan pada kisaran suhu permukaan laut 28 C-31 C, ini menunjukkan bahwa ikan cakalang masih dapat beradaptasi pada suhu permukaan laut sampai 31 C. Hasil penelitian Laevastu dan Hela (1970) juga menunjukkan bahwa pola penyebaran suhu untuk ikan pelagis di perairan bebas, seperti ikan tuna mata besar mempunyai kisaran suhu 22 C-28 C, ikan tuna albakora mempunyai kisaran suhu 23 C, ikan cakalang menyukai kisaran suhu 23 C-28 C, dan kisaran suhu untuk ikan tuna sirip kuning yaitu 24 C-28 C, dan ikan tuna kecil mempunyai kisaran suhu 23 C-28 C. Namun, rata-rata ikan tertangkap pada kisaran suhu 28 C-32 C. Hasil penelitian rais (2009) menjelaskan bahwa ikan cakalang dominan tertangkap pada kisaran suhu permukaan laut 28-31 o C. 16

Gambar 2. Jumlah Hasil Tangkapan Ikan Cakalang 12

(a) (b) Gambar 2. (a) Citra SPL et, dan (b) Citra SPL April 2016. Klorofil-a Perairan yang subur mengandung konsentrasi klorofil-a yang tinggi, karena klorofil-a merupakan salah satu indikator kesuburan di suatu perairan. Konsentrasi kandungan klorofil-a juga sangat dipengaruhi oleh arus di perairan tersebut. Penyebaran konsentrasi klorofil-a menurut waktu dan tempat penelitian di perairan Jayapura Selatan Kota Jayapura berkisar mulai dari 0,24 mg/m³ sampai 0,31 mg/m³. Klorofil-a digunakan sebagai indikator kelimpahan fitoplankton di suatu perairan dan merupakan salah satu parameter yang berpengaruh dalam menentukan produktivitas primer di perairan. Tinggi rendahnya konsentrasi klorofil-a di perairan sangat tergantung dengan kondisi oseanografi suatu perairan. Beberapa parameter yang mempengaruhi dan mengontrol sebaran klorofil-a adalah intensitas cahaya dan nutrien (Ayuningtyas, 2006). Faktor yang dapat meningkatkan konsentrasi klorofil-a di suatu perairan salah satunya adalah dengan adanya upwelling yang disebabkan oleh sistem angin muson. Rendahnya konsentrasi klorofil-a dipengaruhi oleh kurangnya konsentrasi nutrien yang disebabkan karena upwelling tidak terjadi dalam skala besar (Nontji, 1993). 194

Konsentrasi klorofil-a lebih tinggi pada bulan April dibandingkan dengan bulan et yaitu sebesar 0,31 mg/m³. Gambar citra klorofil-a pada bulan et dan April dapat dilihat pada Gambar 3 Tabel. 3 Klorofil-a Mingguan Waktu DPI Koordinat Klorofil-a mg/m³ Minggu 1 01⁰25'769"LT A 140⁰09'397"BB 0,26 Minggu 2 01⁰31'605"LT B 140⁰00'359"BB 0,24 Minggu 3 01⁰42'895"LT C 139⁰50'236"BB 0,29 Minggu 1 01⁰41'895"LT D 141⁰00'177"BB 0,29 Minggu 2 01⁰26'277"LT E 140⁰21'994"BB 0,3 Minggu 3 01⁰30'960"LT F 140⁰41'165"BB 0,3 Minggu 4 01⁰09'511"LT G 140⁰07'107"BB 0,31. (a) (b) Gambar 3. (a) Citra klorofil-a et dan (b) Citra klorofil-a April 2016. Konsentrasi klorofil-a di perairan memiliki nilai yang berbeda, karena dipengaruhi oleh faktor faktor oseanografi seperti suhu permukaan laut, angin dan arus. Penyebaran konsentrasi klorofil-a di laut pada umumnya memiliki perbedaan 195

berdasarkan waktu, dan suatu saat ditemukan konsentrasi maksimum klorofil-a di dekat permukaan, namun di lain waktu mungkin lebih terkonsentrasi di bagian bawah kedalaman eufotik (Parsons et al, 2013). Konsentrasi klorofil-a terendah pada bulan et 2016 terdapat pada koordinat 01⁰31'605"LT-140⁰00'359"BB dengan jumlah klorofil-a sebanyak 0,24 mg/m³ dan konsentrasi klorofil-a tertinggi berada pada koordinat 01⁰09'511"LT-140⁰07'107"BB dengan kandungan klorofil-a sebanyak 0,31 mg/m³. Pada Bulan April diperoleh konsentrasi klorofil-a terendah 0,29 mg/m³ terdapat pada koordinat 01⁰41'895"LT- 141⁰00'177"BB dan jumlah konsentrasi klorofil-a tertinggi terdapat pada koordinat 01⁰09'511"LT-140⁰07'107"BB adalah 0,31 mg/m³. Pengaruh SPL dan Klorofil-a Terhadap Hasil Tangkapan Suhu permukaan laut dan klorofil-a merupakan dua indikator yang sangat mempengaruhi keberadaan ikan di perairan khususnya ikan cakalang, karena ikan cakalang ialah ikan yang suka melakukan imigrasi untuk kelangsungan hidupnya. Setiap spesies ikan memiliki kemampuan beradaptasi pada habitat dan kondisi lingkungan yang berbeda-beda. Hasil penelitian diperoleh bahwa ikan cakalang masih ditemukan pada kisaran suhu permukaan laut 28 C-31 C. Gambar 4 menyatakan bahwa hasil tangkapan di suatu perairan dipengaruhi oleh suhu permukaan laut. Pada grafik dibawah terlihat bahwa jumlah hasil tangkapan ikan cakalang dan suhu permukaan laut tanpak searah, dimana ketika suhu permukaan laut tinggi, jumlah hasil tangkapan ikan cakalang juga meningkat. Nontji (1987) menjelaskan bahwa suhu merupakan suatu parameter oseanografi yang umum sangat berpengaruh terhadap kehidupan sumberdaya hayati dan khususnya pada kehidupan ikan di perairan. Fluktuasi suhu permukaan laut sangat dipengaruhi oleh jumlah panas yang diberikan oleh matahari (Wely, 1970). Konsentrasi klorofil-a juga mempengaruhi keberadaan ikan di perairan Jayapura Selatan Kota Jayapura, ikan cakalang banyak tertangkap pada kisaran konsentrasi klorofil-a sebesar 0,31 mg/m³. Gambar 5 menunjukkan pengaruh konsentrasi klorofil-a terhadap hasil tangkapan ikan cakalang. Grafik di bawah ini menunjukan bahwa konsentrasi klorofil-a dan jumlah hasil tangkapan ikan cakalang memiliki hubungan searah, hal ini dapat dilihat dari jumlah hasil tangkapan meningkat apabila konsentrasi klorofil-a meningkat, begitu juga sebaliknya. Faktor yang dapat meningkatkan konsentrasi klorofil-a di suatu perairan salah satunya adalah dengan adanya upwelling yang disebabkan oleh sistem angin muson. Rendahnya konsentrasi klorofil-a dipengaruhi oleh kurangnya konsentrasi nutrien yang disebabkan karena upwelling tidak terjadi dalam skala besar (Nontji, 1993). Konsentrasi klorofil-a di perairan memiliki nilai yang berbeda, karena dipengaruhi oleh faktor faktor oseanografi seperti suhu permukaan laut, angin dan arus. Penyebaran konsentrasi klorofil-a di laut pada umumnya memiliki perbedaan berdasarkan waktu, dan suatu saat ditemukan konsentrasi maksimum klorofil-a di dekat permukaan, namun di lain waktu mungkin lebih terkonsentrasi di bagian bawah kedalaman eufotik (Parsons et al, 2013). 196

Gambar 4. Grafik hubungan SPL dengan hasil tangkapan. Gambar 5. Grafik hubungan klorofil-a dengan hasil tangkapan 197

Daerah Potensial Penangkapan Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) Daerah penangkapan ikan adalah suatu tempat yang dapat digunakan untuk mengoperasikan alat tangkap yang digunakan oleh nelayan. Pada penelitian ini penentuan suatu daerah penangkapan ikan cakalang ditentukan berdasarkan tiga indikator, yaitu jumlah hasil tangkapan, suhu permukaan laut (SPL) dan kandungan klorofil-a yang terdapat di perairan tersebut. Gambar 12. Peta Daerah Potensial Penangkapan Ikan Cakalang Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian daerah potensial penangkapan ikan cakalang pada bulan et sampai April 2016 di perairan Jayapura Selatan Kota Jayapura terdapat pada koordinat 01⁰09'511"LT-140⁰07'107"BB dengan jumlah hasil tangkapan sebanyak 6.325 kg dan pada koordinat 01⁰09'511"LT-140⁰07'107"BB dengan jumlah hasil tangkapan sebanyak 15.250 kg. DAFTAR PUSTAKA Ayuningtyas, A. 2006. Kajian perubahan konsentrasi klorofil a dan suhu permukaan laut di Barat Laut perairan Aceh sebelum dan sesudah tsunami dengan menggunakan citra satelit aqua modis. [Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Keluatan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Azwir., Z.A. Muchlisin, I. Ramadhani. 2004. Studi isi lambung ikan cakalang (Karsuwonus pelamis) dan ikan tongkol (Auxis thazard). Jurnal Natural, 4(2): 20-23. 198

Bambang Winarso. 2004, analisis manajemen waktu pada usaha penangkapan ikan tuna atau cakalang dengan sistem rumpon di kawasan timur perairan indonesia. ICASERD WORKING PAPER No. 30. Basuma, T. 2009. Penentuan Daerah Penangkapan Ikan Tongkol Berdasarkan Pendekatan Suhu Permukaan Laut dan Hasil Tangkapan di Perairan Binuangeun, Banten. [Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Edmondri. 1999. Studi Daerah Penangkapan Ikan Cakalang dan Madidihang di Perairan Sumatera Barat pada Musim Timur. [Skripsi] (Tidak Dipublikasikan). Bogor: Jurusan Pemanfaatn Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. 48 hal. Fatma, E. 2006. Pendugaan sebaran suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil di Perairan Selat Jawa menggunakan Citra Satelit Terra Modis. [Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Gunarso, W. 1985. Tingkah Laku Ikan dalam Hubungannya dengan Alat, Metode dan Taktik Penangkapan. Bogor: Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor. 149 hal. Kartika. 2009. Mengembangkan Papua yang kaya. Kementerian Kelautan dan Perikanan. Laevastu, T., Murray L. dan Hayes. 1981. Fisheries Oceanography and Ecology. England: Fishing News Book Ltd. Farnham-Surrey.199 hal. Laevastu, T dan Hela, I. 1970. Fisheries Oceanography. Fishing News Book Ltd. London. Muchlisin, Z.A., N. Fadli, A.M. Nasution, R. Astuti, zuki., D. Musni. 2012. Analisis subsidi bahan bakar minyak (BBM) solar bagi nelayan di Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Depik, 1(2): 107-113. Muslim T, 2005. Analisis daerah penangkapan ikan cakalang (katsuwonus pelamis) dan madidihang (Thunus albacores) dengan menggunakan data satelit di perairan kabupaten wakatobi selawesi tenggara. [Tesis]. Sekolah Paskasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Nontji A. 1993. Laut Nusantara. Jakarta: Penerbit Djambatan.368 hal. Presetiahadi. K, 1994. Kondisi Oseonografi Perairan Selat Makassar Pada Juli 1992 (Musim Timur). [Skripsi]. Program Studi Ilmu dan Tegnologi Kelautan. Fakultas Perikanan dan Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Parson RT, Takeshi M dan Hargrave B. 2013. Biological Oceanography Process. Elsevier. Rais, M, 2009. Pemetaan Daerah Penangkapan Ikan Tuna (Thunnus Albacores) Dan Cakalang(Katsuwonus Pelamis) Di Perairan Teluk Bone. Skripsi. Program studi PSP. Jurusan perikanan. Fakultas ilmu kelautan dan perikanan. UNHAS. Makassar. Tampubolon, N. 1990. Suatu Studi Tentang Perikanan Cakalang dan Tuna Serta Kemungkinan Pengembangannya di Pelabuhanratu, Jawa Barat. [Skripsi] (Tidak Dipublikasikan). Bogor: Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor. Weyl, P.K. 1970. Oceanography An Introduction to the ine Environment. John Wiley & Sons Inc. NewYork. 199