BAB VI PENUTUP. 1. Pelaksanaan pengajian kitab-kitab akhlak di MA Ma arif NU Kota

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN. Pembahasan hasil temuan penelitian yang berjudul Implementasi. Program Pembelajaran Pesantren Terpadu Dalam Membentuk Akhlak Mulia

BAB IV HASIL PENELITIAN. program pembelajaran pesantren terpadu yang beralamat di jalan. Ciliwung nomor 56 Kelurahan Kepanjen Kidul Kota Blitar.

Media, 2006), h UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: Kemendiknas)

LEMBAR EVALUASI AMALIYAH RAMADHAN DAN SYAWWAL 1437 H. Nama Siswa : Kelas :

LEMBAR EVALUASI AMALIYAH RAMADHAN DAN SYAWWAL 1438 H.

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan data dan analisis penelitian pada bab-bab sebelumnya dalam

LEMBAR EVALUASI AMALIYAH RAMADHAN DAN SYAWWAL 1438 H.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. (punishment) sebagai ganjaran atau balasan terhadap ketidakpatuhan agar

BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN. Tulungagung, di dapatkan hasil wawancara sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. bab-bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

BAB V PENUTUP. salat siswa kelas IV melalui sistem pembelajaran fullday school, maka. melalui penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

(Tabel diambil dari Dokumentasi di Wisata Hati Semarang tanggal 13 Januari 2013).

BAB IV PENUTUP. kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis Pesantren di Sekolah Dasar Al- Ahmadi Surabaya peneliti dapat menyimpulkan :

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian ini dapatlah disimpulkan bahwa penalaran dan kontekstualisasi ibadah

BAB V PEMBAHASAN. Uraian pembahasan dari hasil penelitian merupakan muatan pada bab ini.

BAB III AKTIVITAS DAKWAH KARYAWAN PT. PUSTAKA RIZKI PUTRA SEMARANG. 3.1 Gambaran Umum PT. Pustaka Rizki Putra Semarang

BAB V PEMBAHASAN. hasil penelitian. Sehingga pembahasan ini akan mengintegrasikan hasil penelitian

BAB V PEMBAHASAN. lanjut. Rekapitulasi data hasil penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 5.1 rekapitulasi Data Hasil Penelitian Pengujian Hipotesis

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Manusia hidup di dunia pada dasarnya untuk beribadah kepada Allah

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan Sesuai dengan penyajian hasil laporan sebelumnya dalam penelitian ini

Hasil Observasi Lapangan di Pondok pesantren al-madani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III PROFIL PONDOK PESANTREN QOSIM AL HADI

BAB VI PENUTUP. Menanamkan nilai mahabbatulloh dapat meningkatkan keimanan yang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN MADRASAH TARBIYAH ISLAMIAH TG BERULAK KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendefinisian manusia dinyatakan Allah Swt. dalam Al-Qur an dengan

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA

Seorang wanita memiliki kesempatan dan potensi yang lebih. besar untuk berperan secara langsung dalam pendidikan anak, terlebih

BAB IV ANALISIS INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AL-HIKMAH 2 BENDA SIRAMPOG BREBES

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. 1. Penerapan ta zir dalam meningkatkan kedisiplinan santri di Pondok. Pesantren Ma hadul Ilmi wal Amal (MIA) Tulungagung.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh,

BAB V PENUTUP. memadukan antara aql dan naql, namun pada dasarnya pemikiran. Muhammad Abduh lebih cenderung kepada aql daripada naql.

BAB V PEMBAHASAN. A. Bentuk-Bentuk Hukuman di Pondok Pesantren Al-Mursyid Ngetal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III PENYAJIAN DATA. Peran Pembimbing dalam Menanamkan Norma-norma Kehidupan bagi. Anak Asuh di Panti Asuhan As-Shahwah Kecamatan Tampan Kota

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Dengan melaksanakan shalat,

INSTRUMEN PENELITIAN. Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Religius Siswa Di MTs Nurul Huda Dempet Demak

BAB I PENDAHULUAN. kepada anak didik untuk menjadikan putra-putrinya sebagai manusia yang

BAB IV ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR AN DI PONDOK PESANTREN RAUDLATUL FALAH BERMI GEMBONG PATI

KUESIONER Kepada Yth. Alumni Mahasantri/wati Program Pembinaan UPT. Ma had Al-Jami ah IAIN Antasari Banjarmasin di Tempat.

BAB V PENUTUP. analisis bahasan utama pada tesis ini ada tiga hal yaitu: 1. Bagaimana

BAB III GAMBARAN UMUM PON-PES DARUL MA ARIF III SINTANG KALIMANTAN BARAT DAN MASYARAKAT SEKITARNYA SERTA DAKWAHNYA

I. PENDAHULUAN. karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

BAB V PEMBAHASAN. A. Program Kegiatan Ekstrakurikuler PAI Pada Sekolah Menengah Atas

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB V PEMBAHASAN. A. Strategi Kyai dalam menciptakan budaya religius pada masyarakat. melalui kegiatan pengajian kitab kuning

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang belum beragama. Dakwah yang dimaksud adalah ajakan kepada

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENUTUP. Pada bab penutup ini akan disampaikan kesimpulan, implikasi. pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan, sebagai berikut:

Nomor : 888 /Dj.I/DT.I.II./3/HM.01/05/2016 Jakarta, 30 Mei 2016 Lamp : 1(satu) set Perihal : Panduan Ibadah Ramadhan SMP

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pihak yang terkait agar pendidikan dapat berlangsung. sekolah, maupun di lingkungan masyarakat. Pendidikan yang terjadi

BAB III PELAKSANAAN TERAPI PSIKORELIGIUS TERHADAP PECANDU NARKOBA DI PP. REHABILITASI AT-TAUHID SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB VI PENUTUP. Pada bab ini akan dikemukakan mengenai A) Kesimpulan; B) Implikasi; dan C) Saran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung

BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 6 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB V PENUTUP. pengetahuan. Kesadaran yang harus kembali kepada Al-Qur an sebagai

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat dan martabatnya. Seiring dengan perputaran waktu. normatif yang lebih baik dan mampu menjawab tantangan zaman.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan menjadi faktor paling penting bagi karakteristik dan

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan. diluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013.

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BAB I PENDAHULUAN. Amzah, 2007), hlm. 55. Pemikiran dan Kepribadian Muslim, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 150.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNAGRAHITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia sangat diperlukan untuk menunjang

BAB III PELAKSANAAN EVALUASI RANAH AFEKTIF DAN PROBLEMATIKANYA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NASIMA SEMARANG

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Metode Pembelajaran Guru Fiqih Dalam Pembentukan Nilai-Nilai. Tanggung Jawab Siswa di MTsN Karangrejo Tulungagung.

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2

Rapat rutin ranting Muhammadiyah Desa Temuwangi mantapkan pengajian tarjih, sementara PCM genjot pimpinan ikuti Baitul Arqam di Kaliurang Jogja

DOKUMENTASI. Ket: Wawancara dengan ustadz tahfizh dan santri di Pesantren Tahfizh. Qur an Yatim Nurani Insani.

BAB V PENUTUP. Kuikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama di SMP Al-Falah Assalam Tropodo Waru

PERGURUAN DINIYYAH PUTERI PADANG PANJANG ISLAMIC BOARDING SCHOOL FOR YOUNG MUSLIMAH

BAB V PEBAHASAN HASIL PENELITIAN

QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR AN (TPA)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN

Lampiran (Pedoman dan Jadwal Wawancara,Observasi,Dokumentasi PEDOMAN PENGUMPULAN DATA PENELITIAN DI PONDOK

Visi : Mewujudkan Generasi Qurani yang Berwawasan global dan Mandiri

BAB III METODE PENELITIAN. nilai yang berbeda-beda. Menurut Sugiyono (2003), variabel adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,

BAB V PEMBAHASAN. menganalisa data-data yang sudah terkumpul. Hal itu dilakukan agar dapat

Transkripsi:

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pelaksanaan pengajian kitab-kitab akhlak di MA Ma arif NU Kota Blitar dan SMA Mambaus Sholihin Kabupaten Blitar sangat efektif sebagai upaya menanamkan nilai-nilai akhlak mulia kepada peserta didik. Pada prinsipnya pelaksanaan pengajian kitab-kitab akhlak dikedua sekolah tersebut adalah sama, akan tetapi pada pelaksanaannya memiliki sedikit perbedaan. Pelaksanaan pengajian kitab-kitab akhlak di MA Ma arif NU Kota Blitar dilaksanakan dengan metode bandongan atau wetonan dengan satu ustadz/kyai yang diikuti oleh peserta didik dengan skala besar. Dengan jumlah peserta didik dengan skala besar dan waktu yang relatif singkat tetapi dapat menyampaikan materi yang banyak. Berbeda dengan pelaksanaan pengajian kitab-kitab akhlak di SMA Mambaus Sholihin. Pelaksanaan pengajian tersebut dengan sistem klasikal, peserta didik dibagi per kelas sesuai dengan jenjang masing-masing. Sehingga peserta didik bisa optimal mengikuti pengajian kitab-kitab akhlak dan peserta didik juga diberi kesempatan untuk menanyakan secara langsung kepada ustadz-ustadzah yang mengajar terkait dengan hal-hal yang belum dimengerti. 166

167 2. Pelaksanaan shalat berjamaah di MA Ma arif NU Kota Blitar dan SMA Mambaus Sholihin pada prinsipnya sama, seluruh pesera didik dikedua sekolah tersebut wajib mengikuti kegiatan shalat maktubah dengan berjamaah. MA Ma arif NU Kota Blitar juga mewajibkan seluruh peserta didiknya untuk mengerjakan shalat sunah rawatib baik qabliyah maupun ba diyah secara berjamaah. Setelah selesai mengerjakan jamaah shalat ashar dan subuh semuanya wajib tadarus Al-Qur an selama 15 menit. Begitu juga pelaksanaan shalat jamaah di SMA Mambaus Sholihin, peserta didik juga diharuskan untuk melaksanakan shalat sunah qabliyah dan ba diyah. Setelah jamaah selesai, khusus setelah jamaah shalat ashar, maghrib dan isya ada wirid-wirid khusus yang harus diamalkan peserta didik. Selain shalat maktubah yang harus dilaksanakan dengan berjamaah, shalat malam dan shalat dhuha di MA Ma arif NU Kota Blitar dan SMA Mambaus Sholihin juga wajib dikerjakan dengan berjamaah. a. Pelaksanaan shalat malam yang menjadi identitas kegiatan kepesantrenan dimasing-masing sekolah yaitu MA Ma arif NU Kota Blitar dan SMA Mambaus Sholihin selalu dilaksanakan dengan berjamaah. Di MA Ma arif NU Kota Blitar, pengasuh dibantu dengan para muraqib untuk mengawal pelaksanaan shalat malam peserta didik. Begitu juga yang dilaksanakan di SMA Mambaus Sholihin, dalam mengawal peserta didik melaksanakan shalat malam pengasuh dibantu oleh para mulahid. Sehingga

168 pelaksanaan shalat malam dikedua sekolah tersebut bisa terlaksana dengan tertib dan khusyu ditambah dengan pelaksanaan wiridwirid yang diijazahkan oleh pengasuh. b. Shalat dhuha di MA Ma arif NU Kota Blitar dan SMA Mambaus Sholihin selalu dilaksanakan dengan berjamaah sehingga lebih tertib dan disiplin. Peserta didik di MA Ma arif NU Kota Blitar wajib mengerjakan shalat dhuha setelah pengajian kitab-kitab akhlak selesai yang dipimpin langsung oleh ustadz/kyai yang pada pagi itu mengisi pengajian kitab akhlak. Sedangkan shalat dhuha yang terlaksana di SMA Mambaus Sholihin dialokasikan pada waktu jam pelajaran formal, shalat dhuha dilaksanakan ketika pergantian pelajaran jam ke-5 sekitar pukul 09.40-10.30 WIB. Pelaksanaan shalat dhuha di SMA Mambaus Sholihin diawali dengan kegiatan pembacaan asmaul husna dan dilanjutkan dengan pembacaan surat-surat pilihan seperti surat waqiah, surat arrahman, surat al-mulk dan surat-surat pilihan lainnya. Setelah rangkaian kegiatan tersebut selesai baru kemudian shalat dhuha didirikan, dalam pelaksanaannya shalat dhuha di SMA Mambaus Sholihin dipimpin langsung oleh pengasuh pesantren sehingga lebih khusu dan tertib. 3. Pembiasaan akhlak mulia kepada guru oleh peserta didik di MA Ma arif NU Kota Blitar dan SMA Mambaus Sholihin diimplementasikan dalam kegiatan sehari-hari peserta didik.

169 Pembiasaan akhlak mulia kepada guru di MA Ma arif NU Kota Blitar dan SMA Mambaus Sholihin diimplementasikan melalui pembiasaan berbahasa krama inggil kepada guru, menundukkan pandangan dan merunduk ketika lewat dihadapan guru, saat berpapasan dengan guru peserta didik dibiasakan untuk mengucapkan salam dan bersalaman, didukung juga dengan internalisasi nilai-nilai akhlak mulia peserta didik kepada guru melalui pengajian kitab ta limul mut alim, kitab al-akhlak li albanin, kitab adabu alim wa muta alim, kitab bidayatul hidayah dan kitab-kitab diniah lainnya. 4. Penanaman akhlak mulia kepada lingkungan di MA Ma arif NU Kota Blitar dan SMA Mambaus Sholihin dilaksanakan melalui berbagai macam program diantara dengan menanamkan pemahaman dan menambah wawasan peserta didik untuk peduli kepada lingkungan melalui pelaksanaan wiyata mandala dan pengajian kitab-kitab akhlak yang bisa menumbuhkan rasa peduli terhadap lingkungan. Peserta didik juga dibiasakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan yang menunjukkan kecintaannya terhadap lingkungan seperti pembiasaan kegiatan ro an kebersihan, kegiatan piket kelas maupun piket asrama, wiyata mandala dan kegiatan bakti sosial untuk membersihkan musholamushola atau masjid yang berada disekitar sekolah.

170 B. Implikasi Penelitian ini mendukung teori pendidikan akhlak Ahmad Amin, secara garis besar implikasi dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu implikasi secara teoritis dan praktis: 1. Implikasi Teoritis a. Penelitian ini secara khusus mengkaji tentang pembentukan akhlak melalui penerapan program pembelajaran pesantren terpadu. berbagai program pembelajaran tersebut meliputi kegiatan pengajian kitab-kitab akhlak, kegiatan shalat berjamaah, pembiasaan akhlak mulia kepada guru dan pembiasaan akhlak mulia kepada lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. b. Pembentukan akhlak mulia dapat diupayakan dengan internalisasi nilai-nilai akhlak mulia melalui pengajian kitab-kitab akhlak (memperluas wawasan/lingkungan berfikir), pembiasaan untuk selalu mengerjakan perbuatan-perbuatan positif yang mengandung nilai-nilai akhlak mulia baik yang berhubungan dengan Allah SWT (hablun min Allah), dengan sesama manusia (hablun min al-nas) dan kepada lingkungan (hablun min al-alam). 2. Implikasi Praktis a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan literatur dalam pembentukan akhlak mulia peserta didik dengan mengimplementasikan program pembelajaran pesantren terpadu.

171 b. Keseimbangan dan kesempurnaan kehidupan jasmani-rohani, dunia-akhiran serta hablun min Allah, hablun min-al-nas dan hablun min al-alam dapat membentuk insane kamil yang berakhlak mulia dan patut untuk menyandang predikat khalifah fil ardh. c. Penelitian ini memberikan kontribusi bahwa proses pembentukan akhlak mulia selain yang sudah dikemukakan oleh Ahmad Amin, dapat ditunjang melalui pembiasaan akhlak mulia baik kepada sesama manusia (hablun min al-nas) maupun kepada lingkungan (hablun min al-alam). C. Saran-saran 1. Bagi pengasuh/kyai/ustadz-ustadzah di MA Ma arif NU Kota Blitar dan SMA Mambaus Sholihin Kabupaten Blitar. Karena MA Ma arif NU Kota Blitar dan SMA Mambaus Sholihin merupakan lembaga pendidikan Islam swasta favorit yang ada diwilayah Blitar maka perlu kiranya untuk lebih mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan-kegiatan keagamaan yang sudah diprogramkan supaya penanaman akhlak mulia pada setiap peserta didik dapat mencapai hasil yang maksimal, sehingga lulusan dari MA Ma arif NU Kota Blitar dan SMA Mambaus Sholihin menjadi insan kamil yang bermutu dan berakhlak mulia. 2. Bagi peserta didik di MA Ma arif NU Kota Blitar dan SMA Mambaus Sholihin supaya mengikuti seluruh program pembelajaran dan kegiatan-kegiatan pembiasaan dengan optimal sehingga kegiatan pembelajaran yang telah diprogramkan dapat berhasil sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan.

172 3. Bagi pengelola lembaga pendidikan Islam yang menerapkan program pembelajaran pesantren terpadu agar supaya mengevaluasi setiap program pembelajarannya. Setelah dievaluasi baru kemudian dipilih dan ditetapkan sesuai dengan karakteristik peserta didik. Dengan demikian, program pembelajaran yang diimplementasikan kepada peserta didik akan tepat guna dan tepat sasaran. 4. Bagi peneliti dimasa yang akan datang, penelitian ini tentunya masih banyak kekuranga dan jauh dari kesempurnaan, sehingga perlu dilakukan penelitian yang komprehensif dalam rangka untuk menemukan permasalahan yang realistis dilapangan dan dicarikan solusinya.