BAB I PENDAHULUAN. karena pendidikan merupakan salah satu modal utama dalam pembangunan. Di

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan aparatur yang profesional seiring. dengan reformasi birokrasi diperlukan langkah-langkah konkrit dalam

BAB I PENDAHULUAN. unggul secara berkelanjutan, tak terkecuali organisasi sektor publik yang bertugas

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman dan tuntutan global,

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. entitas yang memiliki tanggungjawab kepada shareholder, dan stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. maka perusahaan akan mampu bersaing dan berkembang dengan baik. perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi pada periode yang lalu.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Di era globalisasi ini, untuk menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif,

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak dan secara psikologis membantu proses penyembuhan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan nasional merupakan alat untuk meningkatkan kualitas bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Semakin meningkatnya proses globalisasi, menjadikan manajemen suatu

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kinerja usahanya yang dapat bertahan dan menghasilkan keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan utama dari organisasi sektor publik adalah bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era revormasi yang sedang berlangsung dewasa ini, pelaksana

Sistem Manajemen Strategik Balanced Scorecard (BSC) : Memonitor dan Meningkatkan Kinerja Strategis Dan Keberhasilan Reformasi Birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan perekonomian dan dunia usaha akhir ini yang disertai

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis yang ada berubah dari persaingan teknologi atau industrial

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa sangat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Kondisi ini memicu perusahaan-perusahaan untuk terus

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam perusahaan dengan tujuan untuk memotivasi karyawan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi mikro di Indonesia dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. pengelola jasa pelayanan kesehatan. Rumah sakit pemerintah sebagai sarana utama

BAB I PENDAHULUAN. termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari

BAB I PENDAHULUAN. ukur yang telah ditetapkan (Widayanto, 1993). Pengukuran kinerja adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien sehingga visi perusahaan dapat tercapai. Sebagai konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PENGGUNAAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALTERNATIF ALAT UKUR KINERJA BKK KECAMATAN PASAR KLIWON SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS ABULYATAMA

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang bisa mengelola, mempertahankan dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya era pasar bebas membawa dampak persaingan bisnis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya perekonomian, keikutsertaan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pusat. personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. oleh sebuah perusahaan untuk mengelola strategi-strategi perusahaan. Sistem

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk memberdayakan daerah dan mengurangi ketergantungan. daerah terhadap pemerintahan pusat. Dengan demikian pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan dari kinerjanya. Guna mencapai target tersebut perlu adanya

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, 5)

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus

Balanced Scorecard untuk pengukuran kinerja organisasi berdasarkan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam

BAB I PENDAHULUAN. terus belajar (learning organization) yang mampu bertahan dan memenangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh organisasi baik yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia semakin kompetitif yang menuntut setiap

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN. ditunjukkan banyak sekolah swasta yang terakreditasi A. Para pelanggan (orang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya proses globalisasi perusahaanperusahaan. di Indonesia memasuki lingkungan bisnis yang semakin

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada PT. BHANDA GHARA REKSA KANTOR PUSAT JAKARTA)

BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO), TBK CABANG MAKASSAR SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. pengukuran kinerja yang hanya berdasar pada tolak ukur keuangan sudah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma lama dari manajemen pemerintahan yang berfokus pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian sesuai dengan selera konsumen pelanggan Hansen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan lingkungan bisnis di dunia saat ini begitu dinamis. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dan industri yang bergantung pada kepuasan pelanggan atau konsumen,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi tahun 2008 lalu di beberapa negara di Asia, tidak

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. di Bekasi, pada awalnya berdiri adalah sebuah lembaga keuangan dengan nama BPR

alternatif strategi bersaing yang tepat agar rumah sakit mampu bersaing dengan kompetitor lainnya. Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1. Analisis pengukuran..., Gita Dinarsanti, FE UI, 2010.

PENDEKATAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PADA INSTITUSI SEKOLAH. Remon Gunanta Fakultas Ekonomi, Universitas Widyatama

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan

KESIMPULAN DAN SARAN 1 BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Kondisi ini memacu dunia usaha untuk lebih peduli terhadap strategi

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Serikat, yaitu Robert S. Kaplan dan David P. Norton. Saat itu mereka diberikan tugas yang

I. PENDAHULUAN. pangsa pasar dan memenangkan persaingan. lingkungan bisnis yang kompleks dalam rangka mewujudkan visi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi baik itu organisasi bisnis maupun organisasi publik pasti

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

JAMHARI KASA TARUNA NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut, perusahaan harus mempunyai daya

ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali)

SKRIPSI. ANALISIS PENERAPAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus pada PT. Telkom Divisi Consumer Service Barat )

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan tidak pernah terlepas dari kehidupan manusia sehari-hari, karena pendidikan merupakan salah satu modal utama dalam pembangunan. Di Indonesia, pendidikan merupakan suatu bagian yang kualitasnya sangat diperhatikan dan terus menerus ditingkatkan oleh pemerintah. Oleh karena itu, pelaksanaan proses pendidikan memerlukan suatu wadah yang disebut sebagai lembaga pendidikan. Pendidikan sekolah merupakan lembaga pendidikan yang tumbuh dan berkembang dari dan untuk masyarakat serta berperan untuk mencerdaskan dan memajukan masyarakat. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses peningkatan pemahaman dan potensi terhadap individu dalam menghadapi kehidupan ini, oleh karena itu salah satu tugas pendidikan adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (Nurdin, 2011:88). Pendidikan masa depan adalah pendidikan yang tanggap terhadap persaingan dan kerja sama global. Sistem pendidikan Nasional dituntut untuk melakukan perubahan dan penyesuaian sehingga dapat mewujudkan proses pendidikan yang lebih demokratis, memperhatikan keberagaman kebutuhan/keadaan daerah dan peserta didik, serta mendorong peningkatan partisipasi masyarakat. ( Dally,2010:13 ) Institusi pendidikan sebagai bagian dari institusi publik, dituntut untuk menjalankan pengelolaan yang transparan sebagai bentuk akuntabilitas kepada 1

2 stakeholders pendidikan. Hal ini sejalan dengan Rancangan Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan (BHP), yang mengamanatkan bahwa pengelolaan pendidikan pada dasarnya bersifat nirlaba namun, pengelolaanya dilakukan secara korporatif seperti badan usaha. Oleh karena itu lembaga pendidikan menjadi sebuah organisasi yang terkait dengan berbagai kepentingan pengguna pendidikan. Konsekuensinya, lembaga pendidikan harus mandiri dan bisa memanfaatkan sumber daya pendidikan secara efektif. Pemanfaatan sumber daya tersebut perlu terus menerus dievaluasi dan perlu diadakan penilaian terhadap hasil pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawabannya. Pendidikan dapat dikatakan berhasil apabila telah memenuhi tujuan pendidikan nasional. Pendidikan juga dikatakan berhasil apabila proses belajar mengajar dilaksanakan secara efektif dan efisien sehingga hasil belajar dapat dicapai dengan lebih optimal. Untuk mengetahui ketercapaian tingkat keberhasilan pendidikan, maka perlu diadakan evaluasi. Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan peserta didik mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Pendidikan selain mempunyai peranan yang sangat strategis dalam seluruh upaya pembangunan yang dilakukan, juga merupakan suatu keharusan dalam membangun sebuah bangsa untuk berkemampuan dalam menghadapi persaingan global. Dihubungkan dengan kecenderungan globalisasi, dunia pendidikan dituntut untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan baru yang tumbuh dan berkembang dengan pesat. Globalisasi yang meniscayakan restrukturisasi ekonomi, dampaknya

3 sangat besar terhadap bidang-bidang lainnya, termasuk pembangunan sumber daya manusia. (Dally,2010:2) Kenyataan yang dihadapi dewasa ini, harus diakui bahwa manajemen lembaga pendidikan masih memerlukan berbagai upaya pembenahan dan penyempurnaan. Beberapa kekurangan manajemen pendidikan, antara lain belum berakar pada landasan pendidikan yang kokoh dan konseptual. Dari kenyataankenyataan itulah diperlukan pengkajian kembali mengenai sistem manajemen pendidikan. Pengukuran kinerja merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan jangka panjang. Pengukuran kinerja yang digunakan hanya terbatas pada pengukuran kinerja finansial atau keuangan saja. Sehingga terdapat kelemahan dalam mengukur kinerja faktor lain seperti pada perspektif pelanggan, proses bisnis internal, maupun dalam bidang pembelajaran dan pertumbuhan. Sedangkan perkembangan perusahaan menuntut adanya pengukuran yang lebih kompleks. Jadi sistem pengukuran tradisional kurang menyediakan informasi yang dibutuhkan perusahaan untuk mengukur dan mengelola semua kegiatan organisasi yang memicu keunggulan kompetitif perusahaan dalam menghadapi lingkungan bisnis yang selalu dinamis (Prasetiyatno, dkk., 2011:71). Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja organisasi dapat digunakan sebagai dasar untuk merumuskan pengertian kinerja sekolah. Berdasarkan hal tersebut kinerja sekolah dapat didefinisikan sebagai kualitas proses dan hasil kerja yang telah dilakukan oleh sekolah sesuai dengan visi dan misi sekolah. Untuk melakukan penilaian kinerja, maka banyak metode yang dapat digunakan di

4 antaranya dengan pendekatan perbandingan, pendekatan atribut, pendekatan perilaku, dan pendekatan hasil. Penilaian kinerja tersebut tidak bisa menilai kinerja secara komprehensif, hanya bisa melakukan penilaian satu jenis kinerja saja misalnya kinerja sumber daya manusia. Penilaian kinerja pada sekolah perlu dilakukan sebagai sarana evalusi atas semua keputusan-keputusan strategik yang telah dilaksanakan. Keputusan strategik menjadi langkah dalam mancapai tujuan strategik yang ditetapkan oleh tingkat pusat. Penilaian itu diarahkan untuk menemukan lagging dan leading indicator pada tujuan-tujuan strategik, agar sekolah dapat menyimpulkan keberhasilan kinerja sebagai pendorong perubahan dan perbaikan berkelanjutan. Penilaian pada institusi sekolah perlu dilakukan mengingat semakin meningkatnya tuntutan pada guru, karyawan dan siswa untuk semakin berkualitas. Tuntutan kepada guru dan karyawan untuk semakin profesional dan mempunyai semangat kerja yang tinggi. Wahyudi Prakarsa dalam Yulianto (2008:12) memaparkan bahwa suatu sistem pengukuran kinerja dikatakan efektif jika memenuhi syarat-syarat: a. Didasarkan pada masing-masing aktivitas dan karakteristik organisasi itu sendiri sesuai perspektif pelanggan. b. Evaluasi berbagai aktivitas, menggunakan ukuran-ukuran kinerja yang customer validated c. Sesuai dengan seluruh aspek kinerja aktivitas yang mempengaruhi pelanggan, sehingga menghasilkan penilaian yang komprehensif d. Memberikan umpan balik untuk membantuk seluruh anggota organisasi mengenali masalah-masalah yang ada kemungkinan perbaikan.

5 Model penilaian yang masih dilakukan pemerintah saat ini dilakukan oleh BNSP adalah model Akreditasi. Hasil analisis telaah dari Kemendiknas (2011) yang tertuang dalam Kajian Analisis Akreditasi Sekolah telah membahas beberapa kelemahan yang ditemukan pada penilaian kinerja dengan sistem Akreditasi, yaitu: 1) Tidak adanya integritas dengan layanan lainnya, 2) Pengulangan pekerjaan, 3) Kompleksitas Pekerjaan, 4) Panjangnya alur kerja dalam proses akreditasi, 5) Pelaksanaan tugas yang bersifat manual. Konsep balanced scorecard dirancang untuk diterapkan pada organisasi profit, namun tidak menutup kemungkinan untuk diterapkan pada institusi pendidikan. Lembaga pendidikan juga mempunyai empat aspek tipikal yang menjadi kajian esensial balanced scorecard untuk mengukur kinerja suatu organisasi. Balanced scorecard merupakan alat potensial untuk mendukung perubahan dan perbaikan berkelanjutan di dalam dunia pendidikan. Berkaitan dengan penilaian pada lembaga pendidikan atau sekolah pendekatan balanced scorecard mengukur hal penting pada indikator penyelenggaraan sekarang, pengendalian penyelenggaraan di masa yang akan datang dan urusan pembiayaan. Karakteristik pengukuran dengan pendekatan balanced scorecard yaitu mengukur kesatuan dari misi dan strategi yang secara ekplisit didesain untuk menyajikan dan mendorong hasil kinerja yang telah dicapai (Gunanta, 2013; 276) Yuksel dan Caskum (2013) menyatakan bahwa Balanced Scorecard tidak hanya baik dalam monitoring dan evaluasi kinerja institusi pendidikan tetapi juga sangat baik untuk mencapai suatu peningkatan kinerja terbaik. Implementasi Balanced Scorecard di institusi pendidikan dapat memberikan internal stakeholder

6 seperti staf guru dan pekerja merasa bangga dengan apa yang dikerjakan. Data survey yang dilakukan oleh Sugeng (2010) di Kota Malang menunjukan bahwa lembaga sekolah umumnya baru mampu merealisasikannya dalam perencanaan strategis sekolah. Hansen dan Mowen dalam Ali 2012 menyatakan penggunaan Balanced Scorecard dapat menterjemahkan visi, misi, dan stratego sekolah ke dalam tujuan dan ukuran operasional yaitu perspektif keungan, pelanggan, proses bisnis internalm dan pembelajaran dan pertumbuhan. Chugach School District, merupakan sekolah kecil di Alaska yang memiliki banyak permasalahan, skor tes prestasinya terendah di California. Dengan mengembangkan visi bersama sesuai prinsip-prinsip Balanced Scorecard. Akhirnya setelah sepuluh tahun secara terus menerus dan konsisten mengimplementasikan Balanced Scorecard, Chugach School District memenangan The Baldrige National Quality Program dan menjadikan sekolah tersebut sebagai sekolah model. Joko Pramono (2014) melakukan penelitian pada SMK Negeri 6 Surakarta. Penelitian tersebut meneliti pengukuran kinerja sekolah dengan mendekatkan pada Manajemen berbasis sekolah pada implementasi Balanced Scorecard. Hasil penelitian menunjukan bahwa dilihat dari empat perspektif kinerja sekolah menunjukan hasil sangat baik. Pada penelitian tersebut juga menuangkan sebuah tindakan lanjutan (Action Plan) dari setiap penemuan permasalahan yang ada, guna untuk mendapatkan kinerja sekolah yang lebih optimal. Balanced Scorecard digunakan pada organisasi publik dalam hal ini adalah sekolah, ada beberapa perubahan yang dilakukan dalam konsep balanced scorecard. Perubahan yang terjadi antara lain: Perubahan framework dimana yang

7 menjadi driver dalam balanced scorecard, untuk organisasi publik adalah misi untuk melayani masyarakat, Perubahan posisi antara perspektif finansial dan perspektif pelanggan, Perspektif customers menjadi perspektif customers & stakeholders,perubahan perspektif learning dan growth menjadi perspektif employess and organization capacity. Perspektif customers & stakehoders mengambarkan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Perspektif financial mengidentifikasikan pemberian pelayanan yang efiesien. Perspektif internal business process menggambarkan proses-proses yang penting bagi organisasi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Perspektif employees & organization capacity mengambarkan kompetensi dan kemampuan semua anggota organisasi. Oleh karena itu untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan harus memperhitungkan keseimbangan antara pencapaian kinerja keuangan dan non keuangan, kinerja jangka pendek dan jangka panjang, serta yang bersifat internal dan eksternal. Selain itu, memandang perusahaan dari empat perspektif, yaitu perspektif finansial, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang menghubungkan pengendalian operasional jangka pendek ke dalam visi dan strategi bisnis jangka panjang selanjutnya manajemen didorong untuk memfokuskan diri pada rasio-rasio kunci yang kritis dan strategis (Prasetiyatno dkk., 2011:72). SMK Negeri 49 Jakarta merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan yang berada di Jakarta Utara. Sekolah ini terletak di Jalan Sarang Bango No. 1

8 Marunda Cilincing Jakarta Utara. Salah satu faktor penting di SMK Negeri 49 Jakarta adalah guru. Berikut ini merupakan data guru di SMK Negeri 49 Jakarta: Tabel 1.1 Data Statistik Guru SMK Negeri 49 Jakarta No Keterangan Jumlah Total 1 Status Kepegawaian PNS Non PNS 2 Pendidikan Terakhir S2 S1 D3 SMA sederajat Lainnya Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa terdapat 64 pegawai di SMK Negeri 49 Jakarta. Terdapat 29 pegawai yang berstatus PNS, dan 35 pegawai yang berstatus non PNS. Berdasarkan pendidikan terakhir, terdapat 5 lulusan S2, 38 pegawai lulusan S1, 1 pegawai lulusan D3, sebanyak 13 pegawai lulusan SMA sederajat dan lainnya sebanyak 4 pegawai. Dalam pandangan masyarakat secara umum, sekolah SMK Negeri 49 Jakarta cukup bagus. Hanya saja, sepanjang pengamatan yang sudah penulis lakukan sebagai alumni dan sekarang menjadi guru di SMK Negeri 49 Jakarta ini, maka penulis melihat jika kinerja SMK Negeri 49 Jakarta belum dapat dikatakan bagus. Hal ini dikarenakan masih adanya guru yang kurang disiplin, intensitas tatap muka di kelas masih belum optimal, juga ada beberapa masalah terkait dengan prosedur ISO yang masih belum dapat dijalankan secara maksimal. Selain itu, SMK Negeri 49 juga merupakan sekolah yang di tunjuk sebagai sekolah sasaran dalam penerapan Kurikulum 2013, dimana saat ini periode 2015-2016 SMK Negeri 29 35 5 41 1 13 4 64 64

9 49 secara penuh melaksanakan pedoman pelaksanaan pembelajaran Kurikulum 2013. Dimana sebelumnya pada tingkat kelas XII masih menggunakan KTSP. Mengingat bahwa SMK Negeri 49 Jakarta berusaha untuk menyelenggarakan pendidikan yang bermutu dan ditunjang dengan aktivitas proses belajar mengajar yang berlandaskan Iman dan Taqwa, berorientasi pada penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi akan menghasilkan lulusan yang berkemampuan personal, sosial, akademis dan vokasi bagi pengembangan diri tamatan yang professional dan mandiri, sehingga tercapai kepuasan pelanggan maka penulis yang sekaligus guru di SMK Negeri 49 Jakarta ingin melihat kinerja SMK Negeri 49 Jakarta dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard Sekolah. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian terkait dengan sejauh mana tingkat kinerja SMK Negeri 49 Jakarta dengan menggunakan konsep Balanced Scorecard. Dimana konsep penilaian yang ada saat ini di SMK Negeri 49 adalah berupa Akreditasi, Monitoring Evaluasi, dan Standar ISO 2008. Pada penilaian tersebut rata-rata penilaian tidak secara keseluruhan dilakukan dalam aspek lingkup sekolah, penilaian yang ada biasanya hanya di tekankan pada prosedur penilaian yang ditentukan saja oleh SOP masingmasing kriteria penilaian. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap SMK Negeri 49 dengan berpedoman kepada empat perspektif yaitu Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan, Perspektif Bisnis Internal, dan Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran. Adapun judul penelitian ini adalah,

10 Analisis Pengukuran Kinerja Sekolah SMK Negeri 49 Jakarta Utara dengan Pendekatan Balanced Scorecard (Studi Kasus pada SMK Negeri 49 Jakarta) B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas permasalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah kinerja SMK Negeri 49 berdasarkan perspektif keuangan, perspektif peserta didik, perspektif proses internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, dalam konsep Balanced Scorecard? 2. Bagaimana Tindakan lanjutan dari analisis kinerja sekolah SMKN 49 berdasarkan pendekatan Balanced Scorecard? C. Tujuan Penelitian dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah: a. Mendeskripsikan kinerja SMK Negeri 49 Jakarta dilihat dari Perspektif Keuangan, perspektif peserta didik, perspektif proses internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, dalam konsep Balanced Scorecard b. Merumuskan rencana tindakan operasi untuk meningkatkan kinerja SMK Negeri 49 Jakarta Utara.

11 2. Kontribusi Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Kontribusi teori Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu kajian kinerja organisasi. b. Kontribusi praktik - Bagi SMK Negeri 49 Jakarta, Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat sehingga dapat memberikan pertimbangan dalam membuat strategi organisasi yang akan digunakan dalam mencapai tujuan perusahaan serta mengevaluasi kinerja SMK Negeri 49 Jakarta - Bagi penulis, Penelitian ini merupakan kesempatan yang bagus untuk mengaplikasikan teori yang pernah dipelajari, khususnya dalam penilaian kinerja suatu organisasi dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard untuk diterapkan dalam dunia nyata. - Bagi pihak lain, Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan tentang pengukuran kinerja organisasi dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard. c. Kontribusi kebijakan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan di sekolah khususnya sebagai upaya peningkatan kualitas kinerja sekolah.