BAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan khususnya di bidang ekonomi, dimana negara-negara di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. setelah dua tahun sebelumnya sempat mengalami goncangan akibat krisis ekonomi

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memasuki dekade 10 tahun terakhir, memperlihatkan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian adalah indikator Produk Domestik Bruto (PDB). PDB pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian lndonesia pasca krisis ekonomi masih belum. sepenuhnya pulih, namun berdasarkan Laporan Statistik Perekonomian

I. PENDAHULUAN. Sistem keuangan terdiri dari lembaga keuangan, pasar keuangan, serta

BAB I PENDAHULUAN. supaya produk mereka banyak diminati oleh masyarakat luas, meraka juga

PENDAHULUAN Sesuai dengan perkembangan teknologi sekarang, maka dunia usahapun ikut berkembang pula dengan semakin banyaknya perusahaan yang muncul di

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA 2012

BAB I PENDAHULUAN. suatu bank adalah untuk pencapaian profitabilitas yang maksimal, maka perlu

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan tolak ukur pembangunan nasional. Sektor ekonomi selalu menjadi fokus pemerintah dalam melaksanakan

DAFTAR PERTANYAAN PAPARAN PUBLIK INVESTOR SUMMIT AND CAPITAL MARKET EXPO 2014 TANGGAL 17 SEPTEMBER 2014 PT BANK MANDIRI PERSERO TBK

I. PENDAHULUAN. Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang memegang. peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan. Sedangkan lembaga keuangan non-bank lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari manusia melakukan berbagai transaksi ekonomi, baik transaksi

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

5.1 Kesimpulan. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Tidak hanya berpengaruh terhadap perindustrian di

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk tertinggi ke-4

I. PENDAHULUAN. kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau. dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian

BAB I PENDAHULUAN. mengalokasikan dana dari pihak yang mengalami surplus dana kepada pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. keputusan keuangan yang saling berkaitan yaitu keputusan investasi,

2016 EFFECT OF OPERATING CASH FLOW TO PROFIT GROWTH

1.1. Latar Belakang Industri perbankan Indonesia pada masa pra-krisis merupakan salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan yang pesat antara tahun

BAB I PENDAHULUAN. Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

Meningkatkan Finansial Inklusi Melalui Digitalisasi Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha antar bank syariah yang semakin tajam dewasa ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian yang sangat dinamis seperti sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini telah. mengalami perkembangan yang cukup pesat, ini dibuktikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. fungsi bank sebagai lembaga perantara ( intermediare ) antar pihak-pihak. Nomor 10 tahun 1998 yaitu sebagai berikut :

RINGKASAN EKSEKUTIF WAHYU BINUKO UJANG SUMARWAN KIRBRANDOKO

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan peer countries, dan pada tahun 2014 tercatat tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. pensiun, penyediaan sistem pembayaran dan mekanisme transfer dana.

BAB I PENDAHULUAN. dalam mempertahankan dan mendapatkan pelanggan baru di era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang dijalankan. Bahkan perusahaan-perusahaan terus berupaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era persaingan sekarang ini perusahaan-perusahaan pada suatu industri bersaing

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era perdagangan bebas dewasa ini, menuntut perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. makro ekonomi misalnya Produk Domestik Bruto (PDB), tingkat inflasi, Sertifikat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut baik perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelian rumah bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun kredit.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan lancar. Perusahaan tentu tidak hanya mengharapkan dana dari

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda sebagian kawasan Asia Tenggara pada

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan swasta, maupun perorangan menyimpan danadananya.melalui

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

BAB I PENDAHULUAN. bisnis di setiap perusahaan. Pada masa ini, praktik pemasaran telah berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang masih labil sering menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan usaha perbankan di Indonesia memiliki peran yang penting untuk

I. PENDAHULUAN. Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang memegang. peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam sektor perbankan. Hal ini antara lain dipicu pengalaman negara-negara di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. membuat berjalannya sistem perekonomian. Dalam beberapa tahun terakhir ini,

BAB I PENDAHULUAN. membawa kehancuran bagi perekonomian negara Indonesia serta akibatnya sangat

BABI PENDAHULUAN Perkembangan dunia dalam berbagai bidang kehidupan telah

BAB I 1. PENDAHULUAN. Pertumbuhan perbankan semakin ketat seiring perdagangan bebas.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari kondisi masyarakat saat ini, jarang sekali orang tidak

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dengan merosotnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini hampir seluruh negara di dunia terlibat dalam kegiatan ekonomi

(Survei terhadap nasabah Bank Rakyat Indonesia) DRAFT SKRIPSI. Untuk memenuhi salah satu syarat penyusunan skripsi guna

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi pada masa yang akan datang. Tujuan utama kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan zaman yang sesuai dengan perkembangan budaya manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan alokasi dana ke dalam berbagai bentuk kesempatan. investasi, memiliki peranan yang sangat besar dalam membentuk

BAB I PENDAHULUAN. dan juga bank konvensional maupun bank syariah. Semua itu tidak terlepas dari

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. melayani pemakai jasa-jasa keuangan. Lembaga keuangan merupakan badan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011)

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KESEHATAN KESEHATAN BANK UMUM SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI METODE RGEC DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. aspek keadilan dalam bertransaksi. Bank berdasarkan prinsip syariah atau

BAB I PENDAHUUAN. Indonesia, sebagai negara dengan bank sebagai basis financial intermediary,

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan perekonomian suatu negara, sehingga dirasa perlu dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, mengahapuskan pagu kredit dan memberi kebebasan bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan berkembang semakin kompleks dengan segala bentuk

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perekonomian suatu negara umumnya diukur oleh beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lebih memperhatikan keserasian, keselarasan dan keseimbangan unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan situasi pasar saat ini telah berubah dengan sangat cepatnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakekatnya adalah proses yang terus menerus, yang

Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan, yang dimaksud lembaga keuangan adalah semua badan yang rnelalui

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar melemah diluar batas

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. pesat menyebabkan ketatnya persaingan diantara produsen-produsen perbankan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia saat ini yang disebut dengan era globalisasi membawa perubahan khususnya di bidang ekonomi, dimana negara-negara di seluruh dunia baik itu negara industri maupun negara yang sedang berkembang mau tidak mau harus bersaing dalam suatu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dan masa dimana batas dunia seakan-akan tidak ada lagi. Hal tersebut dikarenakan apapun mungkin dapat terjadi pada periode saat ini, masalah ruang dan waktu tidak lagi menjadi masalah yang terlalu berarti ketika berada di dunia globalisasi. Globalisasi mengarah pada meningkatnya ketergantungan ekonomi antar negara dalam bentuk barang dan jasa, aliran dana internasional, pengerahan tenaga kerja dan penyebaran teknologi informasi yang sangat cepat, sehingga sederhananya dapat dikatakan bahwa globalisasi secara pasti telah menjadi salah satu kekuatan yang memberi pengaruh terhadap bangsa, masyarakat, kehidupan manusia, lingkungan kerja dan kegiatan usaha di Indonesia. Menurut Rothenberg, L (2003: 115), ekonomi global adalah percepatan dan intensifikasi interaksi dan integrasi antara orang-orang, perusahaan, dan pemerintah dari berbagai negara yang berbeda. Sebuah ekonomi yang mengglobal sebenarnya adalah tentang sebuah kapasitas bekerja sebagai satu unit yang terpadu dan saling terintegrasi dalam satu waktu yang sama atau waktu yang

2 telah ditentukan sebelumnya. Oleh karena itu hal ini mengharuskan perusahaan bekerja lebih efisien dan dapat mengelola informasi yang update setiap waktu. Pada saat sekarang perusahaan tidak hanya dituntut untuk sekedar memproduksi barang dan jasa saja, karena jika dilihat di Indonesia khususnya sudah banyak perusahaan-perusahaan yang tumbuh dan memiliki potensi besar untuk memunculkan produk dan jasa baru dengan kualitas dan harga yang bersaing sehingga konsumen saat ini lebih leluasa untuk memilih karena sudah begitu banyak pilihan yang tersedia dengan harga dan kualitas yang relatif sama. Oleh karena itu, perusahaan harus lebih pintar dalam mengambil hati konsumen dengan cara yang kreatif dan mampu mempengaruhi konsumen untuk lebih memilih produknya dibandingkan dengan produk-produk sejenis dari perusahaan kompetitor lainnya. Sejalan dengan membaiknya ekonomi nasional secara umum, performa perusahaan di Indonesia juga menunjukkan peningkatan. Forbes Global 2000 list, yang merupakan daftar 2000 perusahaan paling besar di dunia yang dirilis secara tahunan oleh majalah Forbes, mencatat 10 perusahaan Indonesia ke dalam list perusahaan paling sukses di dunia pada tahun 2011. Dari 10 perusahaan tersebut, 5 diantaranya merupakan perusahaan dari sektor perbankan, dan 3 diantaranya merupakan BUMN (terdapat 3 bank BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia), seperti yang tercantum pada tabel berikut:

3 Tabel 1.1 10 Perusahaan Indonesia yang masuk Forbes 2000 Rank Company Market Value 479 Bank Rakyat Indonesia (BRI) $18,4 bilion 488 Bank Mandiri $17,6 bilion 700 Bank Central Asia (BCA) $21,1 bilion 726 Telkom Indonesia $14,9 bilion 969 Bank Negara Indonesia (BNI) $7,8 bilion 1351 PGN $10,1 bilion 1399 Gudang Garam $11,5 bilion 1636 Bank Danamon Indonesia $4,6 bilion 1674 Semen Gresik $8,1 bilion 1898 Bumi Resources $5,4 bilion Sumber: diolah penulis dari Forbes Global 2000 list 2011 Dari data di atas terlihat bagaimana ketatnya persaingan bisnis khususnya di sektor perbankan yang dihuni oleh bank-bank dengan market value yang tinggi dan juga memiliki sumber daya yang memadai untuk mengembangkan potensi pasarnya. Tabel berikut menguraikan perbandingan pendapatan operasional bersih bank BUMN tahun 2005-2010.

4 Tabel 1.2 Perbandingan Pendapatan Operasional Bersih Perbankan BUMN No BANK BUMN Tahun Pendapatan Operasional Bersih (jutaan rupiah) Peningkatan Pendapatan Operasional Bersih (%) 1 PT. Bank Mandiri 2005 11.277.915 - (Persero) Tbk. 2006 12.831.335 13,8% 2007 15.518.033 20,9% 2008 19.452.627 25,4% 2009 22.261.478 14,4% 2 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 2010 28.504.338 28,0% 2005 13.161.556-2006 15.278.809 16,1% 2007 18.518.273 21,2% 2008 22.186.290 19,8% 2009 26.318.189 18,6% 3 PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 2010 38.450.855 46,1% 2005 9.146.029-2006 10.237.806 11,9% 2007 11.597.147 13,3% 2008 13.460.772 16,1% 2009 15.428.153 14,6% 4 PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 2010 18.781.770 21,7% 2005 1.551.891-2006 1.793.574 15,6% 2007 1.975.759 10,2% 2008 2.195.411 11,1% 2009 2.581.943 17,6% 2010 3.884.355 50,4% Sumber: Laporan Pengawasan Perbankan

5 45000000 40000000 35000000 30000000 25000000 20000000 15000000 Mandiri BRI BNI BTN 10000000 5000000 0 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Gambar 1.1 Grafik Perbandingan Pendapatan Operasional Bersih Perbankan BUMN Periode 2005-2010 Jika dilihat dari perbandingan pendapatannya terlihat bahwa pendapatan operasional bersih PT Bank Rakyat Indonesia Tbk terus meningkat tajam dibandingkan dengan bank-bank BUMN lainnya. Dari tabel dan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa dari 4 perusahaan perbankan BUMN ini, Bank Rakyat Indonesia yang memiliki peningkatan pendapatan operasional bersih paling tinggi dari rentang tahun 2005-2010. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan perbankan yang ada di benua Asia Tenggara Bank Rakyat Indonesia masih jauh tertinggal baik secara peringkat maupun market value serta pendapatan yang masih di bawah rata-rata bank yang ada di benua Asia Tenggara, seperti yang tercantum pada tabel berikut:

6 Tabel 1.3 5 Perbankan Asia Tenggara yang masuk Forbes 2000 Rank Company Pendapatan Market Value Operasional 316 DBS Group (Singapore) $7,2 bilion $27,5 bilion 366 MayBank (Malaysia) $7,2 bilion $22 bilion 399 Oversea-Chinese Banking $5,8 bilion $24,6 bilion (Singapore) 403 United Overseas Bank $5,9 bilion $23,2 bilion (Singapore) 479 PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (Indonesia) $5,9 bilion $18,4 bilion Sumber: diolah penulis dari Forbes Global 2000 list 2011 Dari data di atas terlihat bahwa PT Bank Rakyat Indonesia Tbk masih kalah bersaing dengan bank-bank yang ada di benua Asia Tenggara baik dilihat dari market value maupun pendapatan operasional bank meskipun PT Bank Rakyat Indonesia Tbk menempati urutan paling atas di Indonesia, namun jika dibandingkan dengan 5 perbankan Asia Tenggara yang masuk Forbes 2000 terlihat bahwa bank Rakyat Indonesia merupakan bank yang berada di urutan terakhir. Urutan atas masih di dominasi oleh bank-bank Singapore dan Malaysia. Berdasarkan data Wordpress, Singapore yang terletak di kawasan Asia Tenggara merupakan negara pulau kecil, luas daerahnya hampir setara dengan ibukota Jakarta. Luas Singapore hanya 699 kilometer persegi, sedangkan luas Jakarta 661 kilometer. Akan tetapi, total produk domestik bruto Singapore sebesar US$ 181 miliar pada akhir 2008. Singapore mengandalkan pendapatan sebagai pusat jasa dan layanan finansial di Asia bahkan banyak orang kaya Asia, termasuk Indonesia yang menyimpan dananya di negara Singapore dan Malaysia juga hampir sama dengan Singapore, negara yang luas daerahnya tidak begitu besar akan tetapi memiliki PDB yang tinggi dibandingkan Indonesia. Dampaknya

7 terhadap bank BRI adalah akan sulit bersaing dengan bank-bank tetangga yang mempunyai market yang menyebar ke berbagai negara yang tentunya dikhawatirkan pada zaman globalisasi ini tidak menutup kemungkinan bahwa bank-bank besar dari negara tetangga akan menjadi ancaman terbesar terhadap pendapatan bank BRI dimasa yang akan datang. Kemudian berdasarkan CIA World Factbook, Indonesia menempati urutan 155 dari 227 negara yang terdaftar dalam perbandingan GDP per kapita antar negara. Indonesia yang memiliki $4.000 GDP per kapita masih berada jauh di bawah negara tetangga Singapore (rank 8 dengan $50.300 GDP per kapita) dan Malaysia (rank 77 dengan $14.800). Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa luas daerah dan banyaknya penduduk tidak dapat menjamin bahwa negara akan maju dan berkembang pesat dibandingkan dengan negara-negara yang lebih kecil, ada banyak faktor salah satunya adalah kegiatan ekonomi masyarakat dan industri yang maju akan mendukung perekonomian negara yang tentunya juga akan berdampak terhadap mobilitas perekonomian di suatu negara yang secara tidak langsung mempengaruhi pendapatan bank. Menurut Kasmir (2002: 120), pendapatan bank yang diperoleh atas produk dan jasa yang diberikan kepada masyarakat dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu pendapatan bunga (interest income) dan pendapatan non bunga (fee based income).

8 Pendapatan dari hasil bunga merupakan pendapatan terbesar bank yang diperoleh dari pendapatan bunga kredit, call money atau dari hasil penanaman uang pada obligasi, surat pengakuan utang dan penanaman sejenis, misalnya Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Pendapatan non bunga (fee based income) diperoleh dari provisi dan komisi, transaksi devisa, komisi dari pemasaran produk maupun transaksi jasa perbankan dan pendapatan rupa-rupa lainnya. Perbankan sebagai salah satu fungsi intermediasi, berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan memperluas kesempatan kerja melalui penyediaan sejumlah dana pembangunan dan dunia usaha. Penyaluran dana oleh pihak perbankan harus didukung oleh ketersediaan jumlah dana pada perbankan. Ketersediaan jumlah dana perbankan tersebut diperoleh dari kegiatan penghimpunan dana masyarakat, dalam bentuk simpanan berupa tabungan dan deposito. Penghimpunan dana masyarakat diperlukan agar bank memperoleh dana segar yang dapat diputarkan untuk meningkatkan pendapatan perbankan dan perekonomian daerah. Pendapatan operasional bersih perbankan dipengaruhi oleh 2 faktor utama, yaitu faktor dari dalam bank itu sendiri dan faktor dari luar bank. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Rangkuti (2011) dalam bentuk bagan sebagai berikut:

9 Kondisi Keuangan SDM Faktor Internal Kegiatan Operasional Beban Pemasaran Faktor Eksternal 1. Minat Masyarakat 2. Kondisi Pasar 3. Daya Beli Masyarakat 4. Kondisi perekonomian Global 5. Kebijakan Pemerintah Naik/Turunnya Pendapatan Gambar 1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan Salah satu faktor yang mempengaruhi pendapatan operasional bersih bank adalah beban promosi. Beban promosi merupakan faktor internal, oleh karena itu bank lebih mudah mengendalikannya dibanding faktor eksternal yang tidak bisa dikendalikan oleh bank. Untuk dapat bertahan dalam dunia bisnis dengan kondisi persaingan yang terus meningkat, maka suatu perusahaan dituntut untuk dapat menguasai pasar dengan menggunakan produk yang dihasilkan. Dengan kemampuan menguasai pasar yang ada, dapat memungkinkan suatu perusahaan memperoleh pendapatan untuk membiayai kegiatan operasinya, pengembangan dan faktor lainnya. Salah satu cara perusahaan dalam memasarkan produknya adalah dengan promosi.

10 Promosi merupakan bagian dari sistem pemasaran yang bertujuan untuk memperkenalkan produk yang dihasilkan sehingga mencapai tujuan yang diinginkan, tetapi dalam proses promosi tentu membutuhkan pengorbanan ekonomis yang dikenal sebagai beban, sehingga timbul beban promosi. Pengertian beban menurut Weygrandt, J.J., Kieso, D.E. & Kimmel, P.D (2008: 331) sebagai berikut : Expense are the decreases in owner s equity that result from operating the business. They are the cost of assets consumed or services used in the process of earning revenue. Expenses represent actual or expected cash out flows (payments). Berdasarkan konsep di atas, pengertian beban adalah penurunan ekuitas pemilik yang diakibatkan oleh kegiatan bisnis. Beban adalah biaya asset yang dikonsumsi atau jasa yang digunakan dalam proses menghasilkan pendapatan. Beban merupakan kas yang sebenarnya dikeluarkan (dibayarkan), maka dapat disimpulkan bahwa beban promosi adalah biaya asset yang digunakan untuk memperkenalkan, membujuk, dan mengingatkan tentang produk yang dihasilkan kepada konsumen dalam upaya untuk menghasilkan pendapatan. Penelitian ini sebelumnya telah dilakukan secara empiris oleh beberapa peneliti, akan tetapi terdapat perbedaan hasil penelitian antara penulis yang satu dengan yang lain. Di bawah ini hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Roulina tahun 2006, melakukan penelitian dengan judul pengaruh Biaya Pemasaran terhadap Pendapatan Operasional pada PT Ultra Jaya Milk Industry dan Trading. Hasil penelitiannya adalah variabel biaya pemasaran berpengaruh positif terhadap pendapatan, dengan tingkat hubungan yang tinggi. Adapun nilai

11 korelasi person product moment (r) sebesar 0,975 dan koefisien determinasi (Kd) sebesar 95,6%. Hari Nur Aliman tahun 2007, melakukan penelitian dengan judul pengaruh Biaya Pemasaran terhadap pendapatan pada PT Tunas Wangi Jaya Cilegon. Hasil penelitiannya adalah biaya pemasaran berpengaruh positif terhadap pendapatan, dengan tingkat hubungan yang sedang. Adapun nilai korelasi product moment (r) sebesar 0,584 dan Koefisien Determinasi (KD) sebesar 34,1%. Berdasarkan penelitian terdahulu dinyatakan bahwa beban promosi berpengaruh positif terhadap pendapatan. Oleh karena itu, penulis mencoba mengangkat kembali masalah tersebut untuk mengetahui pengaruh beban promosi terhadap pendapatan operasional bersih perusahaan. Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa perbankan yang tidak lepas juga dari kegiatan pemasaran dalam rangka untuk meningkatkan nasabah guna mengembangkan sayap-sayap bisnisnya adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. Perusahaan ini dalam memenuhi aktivitasnya memerlukan manajemen yang baik sehingga dapat mencapai tujuan sesuai dengan yang diinginkan. Sistem atau teknik yang harus diutamakan dalam kaitannya dengan produk baik itu barang maupun jasa adalah promosi. Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk, serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Menurut Shimp (2003: 41), istilah promosi umum digunakan dalam mendeskripsikan komunikasi dengan pelanggan maupun calon pelanggan yang menjadi sumber pemasukan perusahaan (pendapatan).

12 Dari penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul Pengaruh beban promosi terhadap pendapatan operasional bersih Perusahaan Perbankan BUMN di Indonesia (Studi kasus pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk). 1.2 Rumusan Masalah Sehubungan dengan hal tersebut, rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran beban promosi pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. 2. Bagaimana gambaran pendapatan operasional bersih pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. 3. Bagaimana pengaruh beban promosi terhadap pendapatan operasional bersih pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Penelitian ini bermaksud untuk menggambarkan pengaruh dari beban promosi yang dikorbankan perusahaan terhadap dampak kenaikan atau penurunan pendapatan bersih operasional perusahaan. Setiap kegiatan pasti mempunyai kepentingan dan tujuan tertentu yang pastinya ingin dicapai sebab tujuan itu dapat menjadi patokan atau arah kemana kita akan melangkah dalam menempuh jalan menuju tujuan tersebut. Maka tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah :

13 1. Untuk mengetahui gambaran beban promosi pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. 2. Untuk mengetahui gambaran pendapatan operasional bersih pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. 3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh beban promosi terhadap pendapatan operasional bersih pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. 1.4 Kegunaan Penelitian manfaat yaitu: Dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan 1. Manfaat Teoritis : Bagi kepentingan pendidikan, untuk menambah pengetahuan khususnya dalam analisis perusahaan perbankan BUMN dan untuk lebih memahami konsep dan teori pengaruh beban promosi tersebut terhadap peningkatan pendapatan. 2. Manfaat Praktis : Bagi perusahaan, hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan dalam informasi, dan menjadi pertimbangan mengenai kebijakan promosi dilihat dari aspek keuangannya.