kantong plastik berbeda warna dan diberi label, kemudian safety box, troli.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa upaya

Pengelolaan Limbah Medis Padat di Rumah Sakit. Umum Daerah Gunungtua Tahun No Item Ya Tidak Skor (%)

Wawancara : belum ada upaya penurunan jumlah timbulan limbah padat B3. Limbah medis masih tercampur dengan limbah non medis

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS PADAT RUMAH SAKIT UMUM (DAERAH LUBUK SIKAPING KABUPATEN PASAMANTAHUN

Pedoman Wawancara. Pelaksanaan Pengelolaan Limbah Padat di Rumah Sakit Umum Cut Meutia. Lhokseumawe Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas pelayanan kesehatan yang setiap pelayanannya menghasilkan limbah

Kata Kunci : Pengelolaan, Limbah Medis Padat

BAB 1 : PENDAHULUAN. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit yang diderita oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI v. HALAMAN JUDUL ii HALAMAN PENGESAHAN DARI FAKULTAS.. iii. KATA PENGANTAR.. iv. DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL xi ABSTRAK xii

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan

MANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA DUMAI. Management of Medical Solid Waste At Dumai Hospital City ABSTRAK

BAB 6 Kesimpulan dan Saran

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam. berhak mendapatkan lingkungan sehat bagi pencapaian derajat kesehatan.

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 6 Ha areal, persawahan dan 2 Ha bangunan gedung. Bolango dengan batas-batas sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. ini mempunyai konsekuensi perlunya pengelolaan limbah rumah sakit sebagai bagian

D. Pertanyaan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian B. Tempat dan Waktu Penelitian C.

ALUR PENCUCIAN KAIN LINEN DI INSTALASI LAUNDRY RS. ROYAL PRIMA KOTA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari

Prosedur pengelolaan limbah ini ditujukan agar petugas laboratorium dapat menjaga dirinya sendiri dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit (RS) merupakan suatu unit yang sangat kompleks. Kompleksitas ini

Teknologi dan Pengelolaan Sampah Padat & Infeksius Rumah Sakit

PERJANJIAN JASA PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS. Pada hari ini,... Dengan

STUDI SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS KEGIATAN IMUNISASI DI PUSKESMAS Se-KOTA GOROTALO. Sity Rahma Junus, Rany A. Hiola, Lia Amalia 1

BAB I PENDAHULUAN. operasi, sisa suntikan, obat kadaluarsa, virus, bakteri, limbah padat dan lain-lain.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUH PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEHTAHUN 2012

KAJIAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT JENIS DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat. Kegiatannya tidak hanya berdampak positif bagi masyarakat

PENGOLAHAN DAN PEMUSNAHAN LIMBAH LABORATORIUM

ANALISIS PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT PUSKESMAS RAWAT INAP DI KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2016

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 2. Kurang dari separuh responden ibu yang memiliki anak berusia 12-23

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia senantiasa berupaya meningkatkan kualitas hidupnya.

EVALUASI PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH SAKIT UMUM SUMENEP

GAMBARAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS DI RUMAH SAKIT TK.II KARTIKA HUSADA KABUPATEN KUBU RAYA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah di laksanakan di sembilan puskesmas se-kota Gorontalo

BAB III KERANGKA KONSEP. Kerangka konsep dalam penelitian ini menggambarkan hubungan antara variabelvariabel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan luas terbesar adalah kecamatan Kota barat. Secara astronomis, Kota

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. yang dilaksanakan oleh BPPLH Kota Bandar Lampung belum berjalan optimal

BAB 7 PENUTUP. Mochtar Bukittinggi sudah diterapkan semenjak tahun 2014, namun belum. berjalan sebagaimana mestinya, sehingga menyebabkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap

POLA PENYEBARAN LIMBAH PADAT DAN B3 DARI FASILITAS KESEHATAN DI SURABAYA SELATAN. Rizka Firdausi Pertiwi L/O/G/O

7. Berapa biaya insentif petugas pengelola limbah? 10. Apakah pendidikan petugas pengangkut limbah padat?

BAB I PENDAHULUAN. tempat praktik dokter saja, tetapi juga ditunjang oleh unit-unit lainnya,

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis sistem..., Dian Fitri Arestria, FKM UI, Universitas Indonesia

Pengelolaan Limbah Medis Padat Puskesmas Se-Kota Pekanbaru The Medical Waste Management in Health Centers as the City of Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO, 2010) melaporkan limbah yang. sebesar 1%, limbah kimia dan farmasi 3%, dan limbah genotoksik dan

AUDIT LINGKUNGAN RUMAH SAKIT (sesi 2)

PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA & BERACUN (B3)

BAB I PENDAHULUAN I-1. Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru Provinsi Riau

Epifani Ardysta Paraningrum, IDAA Warmadewanthi *

BAB 6 HASIL PENELITIAN

NOMOR RESPONDEN : PUSKESMAS :.. TGL. SURVEY :. A. IDENTITAS RESPONDEN

BAB I. KESELAMATAN KERJA, KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA (K3)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

ABSTRAK MANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS DI PRAKTIK DOKTER GIGI KABUPATEN TABANAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya

Visi dan Misi. Sumber Sampah % Komposisi Sampah %

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit termasuk pelayanan laboratorium didalamnya oleh WHO

Sirait., A.A.F.D, Mulyadi., A, Nazriati., E 2015:9 (2)

MANAJEMEN LIMBAH MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU

MEDICAL WASTE ANALYSIS IN PUBLIC HEALTH CENTER. Anita Dewi Moelyaningrum Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.

Penyimpanan Obat. Standar penyimpanan obat yang sering di gunakan adalah sebagai berikut :

Kuesioner Penelitian

Adrian., Thamrin A., Copriady., J 2016 : 10 (1) IMPLEMENTASI MANAJEMEN OPERASIONAL LIMBAH MEDIS PADAT DI RUMAH SAKIT PT. CHEVRON PACIFIK INDONESIA

Kedaruratan Penanganan Limbah Medis RS dan Rekomendasi Solusinya PERSI PERHIMPUNAN RUMAH SAKIT SELURUH INDONESIA

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS PADA RSUD DR.SOEDONO MADIUN

Nazila et al., Analisis Pengelolaan Sampah 317

PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. AGOESDJAM KETAPANG

PENGELOLAAN LIMBAH B3 MEDIS RUMAH SAKIT KHUSUS DI SURABAYA TIMUR. Oleh: Idkha Anggraini Pramesti

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Pembangunan nasional bangsa Indonesia adalah pembangunan

UJIAN TENGAH SEMESTER MANAJEMEN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT PJMA: Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. Waktu Ujian:

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan juga merupakan bagian yang takterpisahkan dari pembangunan, karena

BAB I PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan

ABSTRAK STUDI TENTANG SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NENE MALLOMO KABUPATEN SIDRAP

AUDIT SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT Pradnya Paramita Adji Boesono Universitas Negeri Surabaya, Indonesia

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI

SOP PENGAMBILAN SAMPEL AIR UNTUK UJI BAKTERIOLOGIS No. Dokumen 60/L/PL/2013

SKRIPSI. EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT PADA PELAYANAN KESEHATAN MANDIRI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Tembok Dukuh Surabaya)

PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK PADAT BERAKTIVITAS RENDAH DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2007

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit pada dasarnya merupakan organisasi layanan (Service. Organization) bidang kesehatan, yang memerlukan manajemen untuk

PENGUJIAN ALAT INCINERATOR UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH PADAT RUMAH SAKIT TANPA MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR MINYAK DAN GAS

BAB V PENUTUP. 1. Pelaksanaan pengolahan limbah rumah sakit umum daerah Gambiran Kediri

-14- TATA CARA PENYIMPANAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DARI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B3 TERHADAP INDEKS PROPER DI RSPI PROF. DR. SULIANTI SAROSO

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari. tujuan nasional (Depkes RI, 2009).

Sterilisasi menggunakan Sterilisator Ozon & IM

DAFTAR ITEM KEGIATAN PENANGANAN SEDIAAN SITOSTATIKA Rini Noviyani 1, Siti Khoiriyatussolehah 1, Ni Nyoman Ayu Suastiti 1, A.A.

PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS MONCEK

PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS SAMBALIUNG

1. Produktivitas a. Input Sumber Daya Manusia No Informan Wawancara Observasi Dokumentasi Kesimpulan 1 Cik Ali Ayub, S.Sos,MM,

Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

Hazardouz Medical Waste Management of Speciality Hospital in Central and South Surabaya

Transkripsi:

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Komponen Input Ada 4 variabel penelitian dalam Komponen Input terkait pengelolaan limbah medis a. Kebijakan Rumah sakit telah memili SOP sedangankan untuk izin dari inseneraor masih dalam tahap proses. b. Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia yang dibutuhkan telah mencukupi, dengan petugas kebersihan yang bertugas disetiap runagn sebanyak 2 orang dalam 1 shift yang berada dibawah pihak ketiga Pihak Ketiga. Sedangkan petugas yang melakukan pemusnahan limbah medis padat berjumlah 2 orang yang juga berada dibawah pihak ketiga. Untuk proses pengangkutan ditempatkan 4 orang petugas pengangkut untuk 2 shift pengangkutan dimana dibagi menjadi pengangkut limbah medis dan non medis. c. Dana Rumah sakit telah memiliki anggaran dana untuk pengelolaan limbah medis padat yang bersumber dari rumah sakit. d. Sarana dan Prasarana RSUD Arifin Achmad Rumah sakit telah memiliki sarana dan prasarana penunjang yaitu wadah untuk penampungan limbah medis yang telah diberi kantong plastik berbeda warna dan diberi label, kemudian safety box, troli.

6.1.2 Komponen Input Ada 4 variabel penelitian dalam Komponen Input terkait pengelolaan limbah medis a. Kebijakan Rumah sakit telah memili SOP sedangankan untuk izin dari inseneraor masih dalam tahap proses. b. Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia yang dibutuhkan telah mencukupi, dengan petugas kebersihan yang bertugas disetiap runagn sebanyak 2 orang dalam 1 shift yang berada dibawah pihak ketiga Pihak Ketiga. Sedangkan petugas yang melakukan pemusnahan limbah medis padat berjumlah 2 orang yang juga berada dibawah pihak ketiga. Untuk proses pengangkutan ditempatkan 4 orang petugas pengangkut untuk 2 shift pengangkutan dimana dibagi menjadi pengangkut limbah medis dan non medis. c. Dana Rumah sakit telah memiliki anggaran dana untuk pengelolaan limbah medis padat yang bersumber dari rumah sakit. d. Sarana dan Prasarana RSUD Arifin Achmad Rumah sakit telah memiliki sarana dan prasarana penunjang yaitu wadah untuk penampungan limbah medis yang telah diberi kantong plastik berbeda warna dan diberi label, kemudian safety box, troli atau sulo untuk pengangkut, insenerator untuk pembakaran, 1 buah mesin penghancur botol, 5 mesin penghancur jarum suntik, dan 1 timbangan. Tempat penyimpanan abu sisa pembakaran ada hanya saja sudah tidak memadai karena sudah banyaknya abu yang dihasilkan.

6.1.3 Komponen Proses Ada 3 variabel penelitian dalam Komponen Proses terkait pengelolaan limbah medis a. Pemilahan atau penampungan RS X Provinsi Riau telah melakukan pemilahan atau penampungan terhadap limbah medis padat yang dihasilkan dengan menempatkan limbah medis padat sesuai dengan wadah yang telah disediakan. Untuk limbah farmasi telah dilakukan pemilahan antara obat kadaluarsa dan tidak. b. Pengangkutan Dalam proses pengangkutan petugas yang berjumlah 4 orang yang telah dibagi dalam 2 shift dibagi lagi menjadi pengangkut limbah medis dan non medis. Pengangkutan dilakukan menggunakan troli atau sulo tertutup dengan kondisi baik dan anti bocor. Akan tetapi masih ada dijumpai petugas pengangkut yang menggabungkan limbah medis dan non medis kedalam 1 sulo pada sekali pengankutan. Ruamh sakit juga belum mempunyai jalur khusus untu proses pengangkutan, hanya saja untuk gedung bertingkat telah memiliki prosotan akan tetapi belum berjalan sebagaimana mestinya. Untuk pengangkutan limbah benda tajam langsung diangkut oleh petugas ruangan apabila telah terisi 2/3 tanpa menggunakan troli atau sulo. c. Pemusnahan Pemusnahan limbah medis padat di RS X Provinsi Riau menggunakan insnerator, mesin penghancur botol dan mesin penghancur jarum suntik. Pemusnahan dilakukan oleh petugas berjumlah 2. Masih terjadi penumpukan limbah medis padat disekitar insenerator karena pemusnahan bergantung pada ketersediaan bahan bakar yang ada, bahkan sempat ada 10 hari penundaan pemusnahan limbah medis padat. Limbah medis padat yang banyak dijumpai penumpukannya adalah

botol. Pemusnahan limbah medis padat mengggunakan insenerator dilakukan 3 kali dalam sehari dengan sekali pembakaran 150 Kg, sedangkan untuk jarum suntik sekali pemusnahan 3 sampai 5 terhantung ukuran jarum suntik dalam waktu 15 menit. Abu sisa pembakaran tidak mendapatkan penanganan semenjak 1 tahun terakhir sehingga terjadi penumpukan disekitar insenerator. 6.1.4 Komponen Output a. Pengelolaan limbah medis padat di RS X Provinsi Riau Pengelolaan limbah medis padat di RS X Provinsi Riau masih belum sesuai dengan Kepmenkes 1204 tahun 2004 menegenai pengelolaan limbah medis padat di rumah sakit yaitu pemilahan atau penampungan, pengangkutan dan pemusnahan dikarenakan masih ditemukannya beberapa permasalahan yang pelaksanaannya belum sesuai dengan aturan yang ada. 6.2 Saran 1. Diharapkan agar pihak rumah sakit lebih mengawasi tenaga medis yang ada diruangan dan melakukan sidak agar tidak ada lagi terjadi pencampuran limbah medis padat yang dilakukan oleh tenaga medis apalahi untuk limbah benda tajam. 2. Diharapkan agar pihak rumah sakit bisa melakukan pelatihan untuk seluruh petugas yang berhubungan dengan sistem pengelolaan limbah medis padat di RS X Provinsi Riau 3. Diharapkan agar pihak rumah sakit segera menyeediakan jalur khusus untuk pengangkutan limbah medis padat di RS X Provinsi Riau 4. Diharapkan agar pihak rumah sakit memaksimalkan penggunan prosotan pada gedung bertingkan terkait pengangkutan limbah medis padat 5. Diharapkan pihak rumah sakit bisa menyegerakan proses perizinan insenerator yang dimiliki di rumah sakit

6. Diharapkan agar pihak rumah sakit lebih tegas dan melakukan monitoring evaluasi terkait pemusnahan limbah medis padat agar limbah medis padat yang menumpuk segera dimusnahkan dan tidak lagi terjadi penumpukan 7. Diharapkan kepada pihak rumah sakit membuat lebih menegaskan kepada pihak ketiga terkait ketersediaan bahan bakar agar tidak terjadi lagi penundaan pemusnahan limbah medis padat 8. Diharapkan kepada pihak rumah sakit melakukan tindakan atas abu sisa pembakaran limbah medis padat yang tidak mendapatkan penanganan selama 1 tahun terakhir 9. Diharapkan kepada pihak rumah sakit mempertagas penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) kepada seluruh petugas pengelola limbah medis padat. Diharapkan agar pihak rumah sakit bisa selalu melakukan pengawasan agar limbah medis padat dimusnahkan setiap hari oleh pihak ketiga, karena menurut Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1204 tahun 2004, waktu maksimal penyimpanan limbah medis padat adalah 1x24 jam.