1 ANALISIS CITRAAN DAN DIKSI PADA PUISI WAHAI DIRIKU KARYA USTADZ JEFRI AL BUCHORI Andi nova 1,Dainur Putri 2, Gusnetti 2 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia 2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang E-mail: Andi Nova89@yahoo.com ABSTRACT This study aimed to describe the imagery and diction used in the poem "Wahai Diriku" by Ustadz Jefri Al-Buchori. The theory used to analyze the data is the theory proposed by Rachmat Djoko Pradopo. The research is a qualitative research with descriptive method. Based on the research results in a collection of poems was found five images: (1) the imagery of vision contained 20 words, (2) imagery hearing 9 says, (3) imagery palpability 2 words, (4) imagery foretaste 1 word (5) images of motion 13 words, While the olfactory imagery is not found at all. While diction consists of: (1) the connotation of 27 words, (2) denotation 24 words. It can be concluded: the poet on a collection of poems more use of visual imagery with the aim poet wants to describe to the reader how the description of the form submitted by the poet through his work. Key words: analisis imagery and diction the poem PENDAHULUAN Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dengan kehidupannya dan menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi, 1988:8). Salah satu bentuk karya sastra adalah puisi. Menurut Samuel (dalam Pradopo, 1993: 6) puisi adalah salah satu bentuk karya sastra dengan katakata yang terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih puisi itu adalah yang tepat dan disusun secara baik, misalnya seimbang, simestris yang berarti antara unsur dengan unsur lain sangat erat hubungannya. Salah satu unsur kepuitisan di dalam puisi adalah citraan dan diksi. Alternbernd (dalam Pradopo, 1993: 80), mengatakan bahwa citraan adalah gambaran-gambaran angan dalam pikiran dan bahasa yang menggambarkan. Selain itu, Waluyo (1987:78), mengatakan bahwa citraan merupakan kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris, seperti penglihatan, pendengaran dan perasaan. Jadi, citraan merupakan
2 gambaran-gambaran angan dalam pikiran dan menggunakan bahasa berupa kata atau susunan kata-kata yang mengungkapkan pengalaman sensoris (panca indra) tersebut, sedangkan Keraf (2009: 24) mengatakan bahwa diksi adalah pilihan kata. Kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapanungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam situasinya Salah seorang penyair Indonesia telah menulis sastra Jeffri Al-Buchori yang lahir tanggal 12 April 1973 di Jakarta dan meninggal 26 April 2013. Kumpulan sajaknya: Ya Robb, Cinta, Wanita & Keluarga, Wahai Diriku, Manusia, Intropeksi Diri (2013). Salah satu kumpulan puisi Jefri ALbuckori adalah Wahai Diriku. Kumpulan puisi ini belum ada dicetak ulang karena merupakan puisi baru yang terbit Tahun 2013. Pada puisi ini penyair menceritakan tentang cinta terhadap keluarga dan pengalaman pribadinya yang telah dilaluinya semasa beliau masih hidup. Di dalam puisi tersebut terdapat pesan moral dan nasehat-nasehat untuk diri sendiri dan orang lain. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk menganalisis tentang citraan dan diksi yang terdapat dalam puisi Wahai Diriku Karya Ustadz Jeffri Al-Buchori. puisi-puisi itu memiliki daya tarik segi makna, bahasa, citraan dan pilihan katanya. Berdasarkan alasan tersebut, penulis ingin menganalisis puisi tersebut, karena penulis ingin mengetahui citraan dan diksi apa sajakah yang terdapat pada puisi karya sastra Ustadz Jeffri Al-Buchori. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk citraan atau gambaran-gambaran angan yang terdapat dalam kumpulan puisi Wahai Diriku karya Ustadz Jeffri Al-Buchori, dan Penggunaan diksi (pilihan kata) dalam kumpulan puisi Wahai Diriku karya Ustadz Jeffri Al-Buchori. METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Moleong (2010:4) metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode pengumpulan data yang dikumpulkan berupa kata-kata gambar dan bukan angkaangka (Moleong, 2010:6). Sumber Data dan Objek
3 Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah kumpulan puisi Wahai Diriku karya Ustadz Jefri Al Buchori. Objek penelitiannya adalah puisi Wahai Diriku yang terdapat dalam puisi tersebut. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah: (1) membaca puisi yang terdapat dalam Wahai Diriku secara keseluruhan dan menandai objek yang akan di analisis dengan teknik membaca pemahaman, (2) menandai bagian-bagian puisi yang akan menjadi fokus penelitian (3) mencatat hal-hal yang berkaitan dengan topik yang akan diteliti yaitu berupa citraan atau gambarangambaran angan dan diksi yang terdapat pada puisi tersebut, dan (4) mengumpulkan data tang telah ditandai ke dalam bentuk tabel. Teknik Analisis Data Langkah-langkah yang digunakan dalam teknik analisis data adalah: (1) menganalisis semua data yang telah dikelompokkan dan (2) dan dianalisis secara per-baris, sesuai dengan urutan yang terdapat dalam tabel pengumpulan data, dan (3) menyimpulkan hasil penelitian. Teknik Pengujian Keabsahan Data Pada penelitian ini, teknik yang digunakan adalah teknik ketentuan pengamatan. Ketentuan pengamatan bermaksud menentukan ciri-ciri dan unsurunsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci (meoleong, 2010:330). Disini, penulis mengamati dengan teliti terhadap objek yang diteliti agar semua pengamatan menjadi jelas. HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian dalam kumpulan puisi ditemukan lima buah citraan: (1) citraan penglihatan terdapat 20 kata, (2) citraan pendengaran 9 kata, (3) citraan perabaan 2 kata, (4) citraan pencecapan 1 kata (5) citraan gerak 13 kata. Sedangkan citraan penciuman tidak ditemukan sama sekali. Sedangkan diksi terdiri dari: (1) konotasi 27 kata, (2) denotasi 24 kata. Diskusi dan Pembahasan Setelah dilakukan analisis dari segi citraan dan diksi berdasarkan teori Rachmad Djoko Pradopo tentang citraan atau gambaran angan yang digunakan pengarang dalam mengungkapkan syairnya dan diksi (pilihan kata), ditemukan bahwa dalam puisi Wahai Diriku, citraan yang paling banyak digunakannya adalah citraan penglihatan, citraan gerak juga banyak banyak digunakan penyair, sedangkan citraan lainnya juga digunakan tetapi tidak sebanyak citraan penglihatan dan citraan gerak, namun citraan penciuman tidak
4 ditemukan pada puisi Wahai Diriku, sedangkan diksi yang digunakan penyair adalah konotasi dan denotasi. Hasil penelitian relevan yang digunakan oleh Rahmat Hari Yeni (2012) skripsinya yang berjudul Citraan dalam kumpulan puisi mencintaimu pagi, siang, malam Karya Andrei Aksana Suatu Analisis Stilistika, Penelitian ini difokuskan pada analisis stilistika yaitu citraan atau gambaran-gambaran angan yang terdapat pada puisi mencintaimu pagi, siang, malam. penelitian yang berhubungan dengan analisis citraan pernah dilakukan oleh Desi Haryanti (2010) skripsinya yang berjudul Citraan Kumpulan Puisi Aku Ini Binatang Jalang Karya Chairil Anwar. Dari hasil penelitian relevan tersebut, penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Penelitian ini adalah citraan dan diksi pada puisi Ustadz Jefri Al-Buchori dalam puisi Wahai Diriku yang difokuskan pada analisis citraan atau gambaran-gambaran angan dan diksi atau pilihan kata yang terdapat pada puisi Wahai Diriku. Dari keseluruhan data yang diperoleh dalam puisi Wahai Diriku Ustad Jefri Al- Buchori yang banyak digunakan penyair adalah citraan penglihatan dan citraan gerak, sedangkan penciuman tidak ditemukan sama sekali. Dan diksi yang digunakan adalah denotasi dan konotasi. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan tentang analisis citraan dan diksi pada puisi Wahai Diriku Karya Ustadz Jefry Al- Bukhori, bahwa bentuk citraan atau gambaran angan-angan dan penggunaan diksi (pilihan kata) dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Bentuk citraan yang terdapat dalam puisi-puisi Wahai Diriku adalah citraan penglihatan, citraan pendengaran, citraan gerak, dan citraan pengecapan, sedangkan pada citraan penciuman tidak satupun kata yang daapat ditemukan. Dengan perincian masing jumlah kata pada pencitraan penglihatan berjumlah 20 kata, untuk citraan pendengaran 2 kata, citraan perabaan juga 2 kata, sedangkan citraan gerak terdapat 13 kata, dan citraan pengecapan 3 kata. 2. Pengunaan diksi (pilihan kata) di dalam kumpulan puisi Wahai Diriku adalah pilihan kata yang bermakna denotatif dan pilihan kata yang bermakna konotatif, pada penggunaan diksi dapat ditemukan
5 kata-kata secara keseluruhan berjumlah 52 kata. Sedangkan secara perincianya dapat dibagi yaitu, diksi denotatif menemukan kata sebanyak 27 dan diksi konotatif menemukan sebanyak 25 kata. Saran Dari kesimpulan di atas disarankan bahwa hasil penelitian ini: 1. Siswa dapat menambah pemahaman sastra khususnya puisi. 2. Guru dan calon guru menjadikan data ini sebagai bahan masukan dalam pengajaran sastra. Penelitian lain, sebagai bahan perbandingan dalam melakukan penelitian sastra yang sejenis dengan objek berbeda. Ucapan Terima Kasih Pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi ini terlaksana atas bimbingan dan bantuan dari berbagai piha. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. Hasnul Fikri, M.Pd. sebagai pembimbing satu dan Ibu Dra. Hj. Syofiani, M.Pd., sebagai pembimbing dua yang telah memberikan arahan, bimbingan, saran, motivasi, dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Atmazaki. 2007. Ilmu Sastra, Teori dan Terapan. Padang : Angkasa Raya. Fananie, Zainuddin. 2002. Telaah Sastra. Surakarta. Perpustakaan RI. keraf, Gorys.2009. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: IKAPI. Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda Karya. Pradopo, Rachmat Djoko. 1993. Pengkajian Puisi. Yogyakarta : FSUGM. Rahmawati, fitri. 2012. Jurus Kilat Menguasai Sastra Indonesia. Jakarta timur : Laskar Aksara Semi, M. Atar. 1988. Anatomi Sastra. Padang: FPBS IKIP.. 2008 Stilistika Sastra. Padang : UNP Pres Waluyo, Herman, J. 1987. Teori dan Apresiasi. Jakarta: Erlangga. DAFTAR PUSTAKA Al-Buchori, Jeffri. 2013. Untaian Hikmah Untukku. Jakarta. Depok kawan Pustaka