BPS PROVINSI JAWA TENGAH

dokumen-dokumen yang mirip
BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN JAWA TENGAH FEBRUARI 2008

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2010

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Tengah Agustus 2017

KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN NUSA TENGGARA TIMUR AGUSTUS 2010

BERITA RESMI STATISTIK

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH

BADAN PUSAT STATISTIK PROPINSI KEPRI

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan

PROVINSI JAWA TENGAH. Data Agregat per K b t /K t

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM

TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang

KONDISI UMUM PROVINSI JAWA TENGAH

Lampiran 1. Data Penelitian No Kabupaten Y X1 X2 X3 1 Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah

KATA PENGANTAR. Demikian Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH kami susun dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

GUBERNUR JAWA TENGAH

Gambar 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah,

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor. pembangunan suatu negara (Maharani dan Sri, 2014).

GUBERNUR JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang. berperan di berbagai sektor yang bertujuan untuk meratakan serta

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

LUAS TANAM, LUAS PANEN DAN PREDIKSI PANEN PADI TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

EVALUASI DAERAH PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH

PENEMPATAN TENAGA KERJA. A. Jumlah Pencari Kerja di Prov. Jateng Per Kab./Kota Tahun 2016

KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPRI, KEADAAN SAMPAI DENGAN FEBRUARI 2009

BAB I PENDAHULUAN. World Bank dalam Whisnu, 2004), salah satu sebab terjadinya kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatan pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) di tingkat

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

PENEMPATAN TENAGA KERJA

KEGIATAN PADA BIDANG REHABILITASI SOSIAL TAHUN 2017 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH

TABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit

RUANG LINGKUP KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH

Keadaan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah April 2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor industri mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2016

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

GUBERNUR JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2015

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH,

BOKS PERKEMBANGAN KINERJA BPR MERGER DI JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2017

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Indikator pembangunan

DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan ke arah desentralisasi. Salinas dan Sole-Olle (2009)

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia. Menurut Rachmat dan Sri (2009) sejak tahun

REKAPITULASI PESERTA PAMERAN SOROPADAN AGRO EXPO 2017 TANGGAL JULI 2017

GUBERNUR JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN KENDAL. 0 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 561.4/52/2008 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009

GUBERNURJAWATENGAH. PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOM0R '2 TAJroJii 2e15 TENTANG

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO AGUSTUS 2016

PEDOMAN PENYUSUNAN JAWABAN TERMOHON TERHADAP PERMOHONAN PEMOHON (PERSEORANGAN CALON ANGGOTA DPD)

KATA PENGANTAR. Semarang, 22 maret 2018 KEPALA STASIUN. Ir. TUBAN WIYOSO, MSi NIP STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beras merupakan komoditi yang penting bagi Indonesia. Hal ini

Transkripsi:

BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 05/01/33/Th.II, 2 Januari 2008 KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2007 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Tengah pada Agustus 2007 adalah 7,70%. Angka ini 0,32% lebih rendah dibandingkan dengan TPT Agustus 2006 yang berada pada angka 8,02%. Bila dibandingkan dengan TPT Februari 2007 yang berada pada tingkat 8,10% maka Pengangguran Terbuka bulan Agustus masih berada di bawahnya juga. Jumlah penganggur terbuka pada bulan Agustus 2007 adalah sebanyak 1.360.219 atau lebih rendah 76.669 orang dibandingkan keadaan Februari 2007, tetapi kurang lebih sama dengan jumlah penganggur pada Agustus 2006 yang berjumlah 1.356.909 Pada Agustus 2007 jumlah angkatan kerja sebanyak 17.664.277 orang. Jumlah yang terserap bekerja sebanyak 16.304.058 orang (92,30%) dan yang tidak terserap sebanyak 1.360.219 orang (7,70%). Sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor pertanian sebanyak 6.147.989 orang atau 37,7%, kemudian sektor Perdagangan yang menyerap 3.417.680 orang atau 21,0% dan sektor Jasa Kemasyarakatan yang menampung 2.765.644 orang atau 17,0% dari orang yang bekerja. Komposisi status pekerjaan pada bulan Agustus 2007 relatif tetap dibandingkan dengan komposisi pada bulan Februari 2007 maupun Agustus 2007. Status buruh/karyawan menduduki peringkat pertama dengan persentase sekitar 25%, kemudian berusaha dibantu buruh tidak tetap berada di urutan ke dua dengan angka sekitar 24%, dan berusaha sendiri dengan persentase sekitar 18% berada di urutan ke tiga. Persentase pekerja tak dibayar tetap diurutan ke empat dengan persentase sebesar 17%. 1

1. Angkatan Kerja Jumlah penduduk berusia 15 tahun atau lebih, yaitu penduduk yang termasuk sebagai kelompok usia kerja, pada Agustus 2007 sebanyak 25.178.172 orang, atau bertambah sebanyak 273.367 orang dari jumlah penduduk usia kerja Agustus 2006. Dari kelompok usia kerja tersebut sebanyak 17.664.277 orang tergolong dalam angkatan kerja. Persentase mereka yang berada di angkatan kerja adalah 70.16 % yang selanjutnya biasa disebut sebagai Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja. Kelompok angkatan kerja adalah kelompok orang yang bekerja maupun yang sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan dan sudah diterima kerja tapi belum mulai bekerja. Kelompok yang bekerja pada Agustus 2007 sebanyak 16.304.058 (92.30%) orang dan pengangguran sebanyak 1.360.219 orang atau 7,70%. Persentase ini umum dikenal sebagai Tingkat Pengangguran Terbuka. Sisa dari penduduk usia kerja sebanyak 7.513.895 orang (29,84%) tergolong sebagai bukan angkatan kerja. Bila dibandingkan dengan keadaan Agustus 2006 yang memiliki struktur perbandingan angkatan kerja dan bukan angkatan kerja 68,60% dan 31,40%, maka terlihat telah terjadi perubahan sedikit pada Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Agustus 2007 yang membaik sebesar 1,56% point. Sementara Tingkat Pengangguran Terbuka Agustus 2006 berada pada tingkat 8,02%. Ini berarti Tingkat Pengangguran Terbuka juga menurun sebesar 0,32% point. Bila dibandingkan dengan keadaan Februari 2007, yang mempunyai komposisi 71,22% Angkatan Kerja dan 28,78% Bukan Angkatan Kerja, maka keadaan TPAK Agustus 2007 menurun sebesar 1,06% point. Sedangkan TPT Agustus 2 Berita Resmi Statistik N.07/05/33/Th.1,2 Januari 2008

2007 dibandingkan dengan Februari 2007 mengalami penurunan sebesar 0,40% point. Tabel 1.1 Penduduk 15 tahun ke atas menurut kegiatan terbanyak, Agustus 2006 Agustus 2007, Jawa Tengah Angkatan Kerja Bukan Angkatan Kerja AGT 2006 PEB 2007 AGT 2007 Bekerja 15 567 335 16 300 707 16 304 058 Pengangguran 1 356 909 1 436 888 1 360 219 Total 16 924 244 17 737 595 17 664 277 Sekolah 2 061 028 2 086 347 1 899 719 Mengurus RT 4 062 325 3 715 485 4 156 073 Lainnya 1 621 651 1 365 378 1 458 103 Total 7 745 004 7 167 210 7 513 895 Total Penduduk 15+ 24 669 248 24 904 805 25 178 172 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 68.6 71.22 70.16 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 8.02 8.1 7.7 Setengah Penganggur Terpaksa 2 053 168 2 664 689 2 554 988 Setengah Pengangur Sukarela 2 792 351 2 464 981 2 510 980 Total 4 845 519 5 129 670 5 065 968 Jumlah penduduk yang setengah menganggur meningkat dari 4.845.519 orang pada Agustus 2006 menjadi 5.065.968 orang pada Agustus 2007 atau bertambah 220.449 orang atau setara dengan 31,07% dari jumlah orang yang bekerja.. Namun bila dibandingkan dengan Februari 2007, jumlah setengah penganggur menurun 63.702 orang. Jumlah penduduk penganggur terpaksa, yaitu yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu tetapi masih mencari penghasilan tambahan, naik dari 2.053.168 orang pada Agustus 2006 menjadi 2.554.988 orang pada Agustus 2007 atau bertambah sebanyak 501.820 orang, tetapi penganggur sukarela menurun sebanyak 281.371 3

orang. Dibandingkan dengan Febrauari 2007 jumlah penganggur terpaksa menurun sebanyak 109.701 orang, sementara penganggur sukarela naik sebanyak 45.999 orang. 2. Lapangan Kerja Pada Agustus 2007, Sektor Pertanian menjadi lapangan pekerjaan utama penduduk Jawa Tengah, yaitu menyerap 37,70% tenaga kerja atau sebanyak 6.147.989 orang. Pada Februari 2007 sektor pertanian menyerap sebanyak 6.627.356 orang atau 40,70% dan pada Agustus 2006 menyerap 5.988.914 atau 38.5%. Secara persentase daya serap sektor pertanian pada Agustus 2007 menurun sekitar 0,30% point dari Februari 2007. Penurunan pekerja di sektor ini kemungkinan disebabkan karena semakin sempitnya lahan pertanian sehingga mereka berpindah ke sektor lain atau pada saat survei dilaksanakan sektor pertanian sedang mengalami musim paceklik sehingga tidak banyak pekerjaan yang tersedia. Sektor terbesar kedua yang menyerap tenaga kerja adalah sektor Perdagangan yang menyerap 21,0% tenaga kerja, atau 3.417.680 orang. Sektor perdagangan menambah pekerja sebanyak 8.793 orang dari 3.408.887 orang pada bulan Agustus 2006 atau tumbuh 0,25%. Sektor Perdagangan dikenal dengan ciri-ciri informalitasnya yang memudahkan orang untuk masuk atau keluar, sehingga sektor ini cenderung dipilih untuk mencari penghasilan atau pendapatan. 4 Berita Resmi Statistik N.07/05/33/Th.1,2 Januari 2008

Sektor terbesar ke tiga adalah sektor Industri Pengolahan yang menyerap 2.765.644 orang atau 17,0%. Dibandingkan dengan Agustus 2006 sektor ini menambah tenaga kerja sebanyak 62.230 orang atau tumbuh 2,30%. Perlu dicatat yang dimaksud sebagai Sektor Industri Pengolahan adalah sektor yang mengubah barang mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi dan atau mengubah barang setengah jadi menjadi barang jadi. Dengan demikian Sektor Industri Pengolahan mencakup bukan hanya pabrik-pabrik tetapi juga kerajinan rumahtangga. Tabel 2.1 Penduduk 15+ yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama, Agustus 2006 Agustus 2007, Jawa Tengah Lapangan Pekerjaan Utama AGT 2006 PEB 2007 AGT 2007 Pertanian Orang 5 988 914 6 627 356 6 147 989 % 38.5 40.7 37.7 Pertambangan Orang 113 356 118 207 138 840 % 0.7 0.7 0.9 Industri Orang 2 703 414 2 754 575 2 765 644 % 17.4 16.9 17.0 Listrik, Gas & Air Orang 33 628 29 409 24 916 % 0.2 0.2 0.2 Bangunan Orang 911 843 826 639 1 123 838 % 5.9 5.1 6.9 Perdagangan Orang 3 408 887 3 524 369 3 417 680 % 21.9 21.6 21.0 Angkutan dan Pergudangan Orang 680 223 663 051 738 498 % 4.4 4.1 4.5 Keuangan & Jasa Perusahaan Orang 101 919 137 335 147 933 % 0.7 0.8 0.9 Jasa Kemasyarakatan Orang 1 625 151 1 619 766 1 798 720 % 10.4 9.9 11.0 Total Orang 15 567 335 16 300 707 16 304 058 % 100.0 100.0 100.0 5

Sektor Bangunan dan sektor Angkutan dan Pergudangan mengalami peningkatan baik dalam jumlah orang yang bekerja maupun persentase serapannya. Peningkatan daya serap sektor Bangunan kemungkinan disebabkan oleh pertambahan proyek pembangunan fisik yang umumnya dikerjakan pada saat musim kemarau. Di sisi lain menurunnya bunga pinjaman bank-bank membuat sektor ini semakin berkembang. Sementara sektor Jasa Kemasyarakatan mengalami kenaikan jumlah orang yang bekerja maupun peranan dalam menyerap tenaga kerja. 3. Status Pekerjaan Tabel 3.1 Penduduk 15+ yang bekerja menurut status pekerjaan utama, Agustus 2006 Agustus 2007, Jawa Tengah Status Pekerjaan Utama AGT 2006 PEB 2007 AGT 2007 Berusaha sendiri Orang 2.918.205 2.970.357 2.984.783 % 18,75 18,22 18,31 Berusaha dibantu buruh tidak Orang 3.744.123 3.739.617 3.871.357 tetap/brh tdk dibayar % 24,05 22,94 23,74 Berusaha dibantu buruh Orang 389.223 446.170 425.021 tetap/brh dibayar % 2,50 2,74 2,61 Buruh/karyawan Pek bebas pertanian Pek bebas non pertanian Pek tak dibayar Total Orang 3.780.536 4.065.790 4.000.894 % 24,29 24,94 24,54 Orang 961.226 1.227.004 1.091.136 % 6,17 7,53 6,69 Orang 1.141.351 893.124 1.161.764 % 7,33 5,48 7,13 Orang 2.632.671 2.958.645 2.769.103 % 16,91 18,15 16,98 Orang 15.567.335 16.300.707 16.304.058 % 100,00 100,00 100,00 6 Berita Resmi Statistik N.07/05/33/Th.1,2 Januari 2008

Proporsi terbesar pekerja di Jawa Tengah adalah Buruh/Karyawan. Pada Agustus 2007 mencapai 24,54%, kemudian berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar sebesar 23,74% disusul berusaha sendiri sebesar 18,31%. Komposisi status pekerjaan pada Agustus 2006 hampir sama dengan Agustus 2007. 7

JUMLAH SAMPEL SAKERNAS AGUSTUS 2007 Kabupaten/Kota Target Sampel Blok Sensus Rumahtangga (1) (2) (3) 01 Kab. Cilacap 52 832 02 Kab. Banyumas 52 832 03 Kab. Purbalingga 44 704 04 Kab. Banjarnegara 44 704 05 Kab. Kebumen 46 736 06 Kab. Purworejo 42 672 07 Kab. Wonosobo 42 672 08 Kab. Magelang 46 736 09 Kab. Boyolali 46 736 10 Kab. Klaten 50 800 11 Kab. Sukoharjo 44 704 12 Kab. Wonogiri 46 736 13 Kab. Karanganyar 42 672 14 Kab. Sragen 46 736 15 Kab. Grobogan 50 800 16 Kab. Blora 46 736 17 Kab. Rembang 42 672 18 Kab. P a t I 50 800 19 Kab. Kudus 42 672 20 Kab. Jepara 46 736 21 Kab. Demak 46 736 22 Kab. Semarang 46 736 23 Kab. Temanggung 42 672 24 Kab. Kendal 46 736 25 Kab. Batang 42 672 26 Kab. Pekalongan 42 672 27 Kab. Pemalang 48 768 28 Kab. Tegal 50 800 29 Kab. Brebes 54 864 71 Kota Magelang 38 608 72 Kota Surakarta 40 640 73 Kota Salatiga 38 608 74 Kota Semarang 52 832 75 Kota Pekalongan 38 608 76 Kota Tegal 38 608 Jumlah 1 578 25 248 8 Berita Resmi Statistik N.07/05/33/Th.1,2 Januari 2008

TABEL 2 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS MENURUT KABUPATEN/KOTA DAN KEGIATAN TERBANYAK, JAWA TENGAH AGUSTUS 2007 KABUPATEN/ KOTA Bekerja ANGKATAN KERJA Pengangguran Jumlah BUKAN ANGKATAN KEERJA Mengurus Sekolah Rumahtangga Lainnya Jumlah Total Penduduk 15 th + Kab. Cilacap 717 158 93 016 810 174 97 494 247 384 93 974 438 852 1 249 026 Kab. Banyumas 663 991 58 273 722 264 98 595 263 853 88 852 451 300 1 173 564 Kab. Purbalingga 391 558 32 008 423 566 33 599 121 648 41 127 196 374 619 940 Kab. Banjarnegara 448 081 30 563 478 644 29 982 100 190 37 959 168 131 646 775 Kab. Kebumen 583 982 45 193 629 175 71 045 148 633 53 158 272 836 902 011 Kab. Purworejo 369 993 21 257 391 250 41 029 91 426 34 117 166 572 557 822 Kab. Wonosobo 386 257 23 258 409 515 28 699 97 595 27 865 154 159 563 674 Kab. Magelang 636 038 42 462 678 500 53 628 116 743 36 359 206 730 885 230 Kab. Boyolali 530 864 41 517 572 381 52 024 79 891 38 920 170 835 743 216 Kab. Klaten 584 022 52 113 636 135 81 200 136 279 72 239 289 718 925 853 Kab. Sukoharjo 426 623 44 532 471 155 66 372 92 458 35 030 193 860 665 015 Kab. Wonogiri 539 364 29 563 568 927 48 921 132 278 56 815 238 014 806 941 Kab. Karanganyar 434 400 30 840 465 240 69 299 96 007 29 852 195 158 660 398 Kab. Sragen 472 881 31 318 504 199 50 466 92 992 55 943 199 401 703 600 Kab. Grobogan 728 345 45 080 773 425 66 483 152 420 37 455 256 358 1 029 783 Kab. Blora 470 679 19 185 489 864 35 583 94 826 46 111 176 520 666 384 Kab. Rembang 295 457 17 844 313 301 26 364 87 864 25 850 140 078 453 379 Kab. Pati 608 257 55 607 663 864 64 826 161 406 59 711 285 943 949 807 Kab. Kudus 413 132 31 246 444 378 62 044 85 566 20 305 167 915 612 293 Kab. Jepara 538 251 33 031 571 282 49 238 133 193 54 870 237 301 808 583 Kab. Demak 529 853 40 154 570 007 66 654 101 176 36 738 204 568 774 575 Kab. Semarang 471 179 48 661 519 840 49 299 100 406 33 158 182 863 702 703 Kab. Temanggung 395 799 28 732 424 531 32 148 69 464 14 175 115 787 540 318 Kab. Kendal 529 205 30 327 559 532 32 892 103 694 32 599 169 185 728 717 Kab. Batang 348 619 30 843 379 462 24 441 92 694 20 712 137 847 517 309 Kab. Pekalongan 415 685 35 802 451 487 36 659 101 901 31 308 169 868 621 355 Kab. Pemalang 597 939 55 792 653 731 72 166 210 380 76 544 359 090 1 012 821 Kab. Tegal 668 440 69 196 737 636 78 726 183 128 75 761 337 615 1 075 251 Kab. Brebes 818 710 81 094 899 804 68 605 255 714 74 633 398 952 1 298 756 Kota Magelang 55 670 7 855 63 525 13 180 22 900 5 201 41 281 104 806 Kota Surakarta 260 680 26 770 287 450 59 138 70 142 17 967 147 247 434 697 Kota Salatiga 76 775 9 833 86 608 18 562 23 593 7 346 49 501 136 109 Kota Semarang 663 053 85 249 748 302 182 772 199 024 66 789 448 585 1 196 887 Kota Pekalongan 125 564 13 399 138 963 21 015 47 812 8 398 77 225 216 188 Kota Tegal 107 554 18 606 126 160 16 571 41 393 10 262 68 226 194 386 TOTAL 16 304 058 1 360 219 17 664 277 1 899 719 4 156 073 1 458 103 7 513 895 25 178 172 9

TABEL 3 TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) MENURUT KABUPATEN/KOTA, JAWA TENGAH AGUSTUS 2007 KABUPATEN/KOTA TPAK TPT Kab. Cilacap 64.86 11.48 Kab. Banyumas 61.54 8.07 Kab. Purbalingga 68.32 7.56 Kab. Banjarnegara 74.00 6.39 Kab. Kebumen 69.75 7.18 Kab. Purworejo 70.14 5.43 Kab. Wonosobo 72.65 5.68 Kab. Magelang 76.65 6.26 Kab. Boyolali 77.01 7.25 Kab. Klaten 68.71 8.19 Kab. Sukoharjo 70.85 9.45 Kab. Wonogiri 70.50 5.20 Kab. Karanganyar 70.45 6.63 Kab. Sragen 71.66 6.21 Kab. Grobogan 75.11 5.83 Kab. Blora 73.51 3.92 Kab. Rembang 69.10 5.70 Kab. Pati 69.89 8.38 Kab. Kudus 72.58 7.03 Kab. Jepara 70.65 5.78 Kab. Demak 73.59 7.04 Kab. Semarang 73.98 9.36 Kab. Temanggung 78.57 6.77 Kab. Kendal 76.78 5.42 Kab. Batang 73.35 8.13 Kab. Pekalongan 72.66 7.93 Kab. Pemalang 64.55 8.53 Kab. Tegal 68.60 9.38 Kab. Brebes 69.28 9.01 Kota Magelang 60.61 12.37 Kota Surakarta 66.13 9.31 Kota Salatiga 63.63 11.35 Kota Semarang 62.52 11.39 Kota Pekalongan 64.28 9.64 Kota Tegal 64.90 14.75 TOTAL 70.16 7.70 10 Berita Resmi Statistik N.07/05/33/Th.1,2 Januari 2008

Konsep Definisi Penduduk usia kerja Penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas. Bekerja Kegiatan bekerja didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi dengan menghasilkan barang atau jasa yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit satu jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pula kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu usaha atau kegiatan ekonomi. Pengangguran Pengangguran meliputi penduduk yang sedang mencari pekerjaan, atau mempersiapkan suatu usaha, atau merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, atau sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Tingkat partisipasi angkatan kerja adalah ukuran yang menggambarkan perbandingan jumlah angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja dan dihitung dari jumlah angkatan kerja dibagi jumlah penduduk 15 tahun ke atas dikali 100. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) TPT adalah angka yang menunjukkan banyaknya pengangguran, terhadap 100 penduduk yang masuk kategori angkatan kerja. Setengah Pengangguran Penduduk yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu). Setengah Penganggur Terpaksa adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu), dan masih mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan Setengah Penganggur Sukarela adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal ( kurang dari 35 jamseminggu), tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain (sebagian pihak menyebutkan sebagai pekerja paruh waktu/part time worker) 11