PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS JAGUNG KUNING DAN JAGUNG PUTIH

dokumen-dokumen yang mirip
MUTU FISIOLOGI BENIH JAGUNG (Zea mayzs L.) PADA BEBERAPA PERIODE SIMPAN

MUTU FISIOLOGIS BENIH JAGUNG DARI BEBERAPA UJI PENGECAMBAHAN

Deteksi Dini Mutu dan Ketahanan Simpan Benih Jagung Hibrida F1 Bima 5 Melalui Uji Pengusangan Cepat (AAT)

MUTU BENIH JAGUNG DI TINGKAT PETANI DAN PENANGKAR DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

MUTU BENIH JAGUNG PADA BERBAGAI CARA PENGERINGAN. Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP MUTU BENIH DAN PRODUKTIVITAS JAGUNG. Fauziah Koes dan Rahmawati Balai Penelitian Tanaman Serealia

MUTU FISIOLOGIS BENIH DARI BERBAGAI TINGKAT BOBOT BIJI SELAMA PERIODE SIMPAN. Rahmawati Balai Penelitian Tanaman Serealia

PENGARUH PERLAKUAN MATRICONDITIONING TERHADAP VIABILITAS DAN VIGOR BENIH JAGUNG. Fauziah Koes dan Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia

EVALUASI MUTU BENIH JAGUNG DALAM GUDANG PENYIMPANAN BENIH UPBS. Rahmawati dan Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia

INTERAKSI TAKARAN PUPUK NITROGEN DAN PERIODE SIMPAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG. Oom Komalasari dan Fauziah Koes Balai Penelitian Tanaman Serealia

Mutu fisiologis Benih pada Beberapa Varietas Jagung Selama Periode Simpan

PENGUJIAN MUTU BENIH JAGUNG DENGAN BEBERAPA METODE

PENGARUH WAKTU TANAM INDUK BETINA TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN MUTU BENIH JAGUNG HIBRIDA

MUTU BENIH JAGUNG HASIL TANGKARAN DI KABUPATEN BULUKUMBA DAN WAJO, SULAWESI SELATAN. Rahmawati dan I.U. Firmansyah Balai Penelitian Tanaman Serealia

I. PENDAHULUAN. Benih merupakan salah satu masukan usaha tani yang mempengaruhi tingkat

II. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim

III. BAHAN DAN METODE. dengan Januari Pengujian viabilitas dilakukan di Laboratorium Pemuliaan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboraturium Benih dan Pemuliaan Tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengaruh Pemupukan NPK Majemuk pada Kualitas Benih. Benih bermutu yang dihasilkan dari suatu produksi benih ditunjukkan oleh

HASIL DAN PEMBAHASAN

KUALITAS BENIH JAGUNG DARI BEBERAPA PENANGKAR DAN UPBS BALITSEREAL

Agros Vol.16 No.1 Januari 2014: ISSN

BAHAN DAN METODE. = nilai peubah yang diamati µ = nilai rataan umum

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan

III. BAHAN DAN METODE. dengan Januari Pengujian viabilitas dilakukan di Laboratorium Pemuliaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

PENGARUH PENUNDAAN PENGERINGAN TERHADAP MUTU BENIH SORGUM (Sorghum bicolor L. Moench)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan Teknologi Benih

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman,

BOCORAN KALIUM SEBAGAI INDIKATOR VIGOR BENIH JAGUNG. Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia

II. TINJAUAN PUSTAKA. daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau gejala

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merill) merupakan salah satu komoditas pangan utama

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya yang tinggi. Untuk memenuhi konsumsi dalam negeri,

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Bahan dan Alat Metode Pelaksanaan

BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Bahan dan alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Benih Bermutu Viabilitas dan Vigor benih

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan

TINJAUAN PUSTAKA. Vigor Benih

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Benih dan Pemuliaan

PENGARUH SORTASI BIJI DAN KADAR AIR SERTA VOLUME KEMASAN TERHADAP DAYA SIMPAN BENIH JAGUNG

HASIL DA PEMBAHASA. Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk dalam jenis tanaman sayuran,

METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri Maulana Malik Ibrahim malang. Pada bulan Desember 2011 sampai

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya sangat tinggi. Kedelai mempunyai kandungan protein yang

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di

I. PENDAHULUAN. setelah beras. Selain itu juga digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

PENGARUH KOMBINASI KADAR AIR BENIH DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP VIABILITAS DAN SIFAT FISIK BENIH PADI SAWAH KULTIVAR CIHERANG

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembuatan Lot Benih

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KONSENTRASI ETANOL DAN LAMA PENDERAAN PADA VIABILITAS BENIH TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) VARIETAS OVAL

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh-tumbuhan. Terkait dengan tumbuh-tumbuhan sebenarnya telah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan kebutuhan akan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi larutan PEG (Polyethylene

PENENTUAN STADIA KEMASAKAN BUAH NANGKA TOAYA MELALUI KAJIAN MORFOLOGI DAN FISIOLOGI BENIH ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri dari 4 taraf perlakuan. Faktor kedua adalah lama perendaman (L) di dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae,

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode

Kajian Daya Simpan Benih Beberapa Varietas Kedelai

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 2. Kondisi Pols (8 cm) setelah Penyimpanan pada Suhu Ruang

PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG MANIS (Zea Mays Sachaarata Strurt) DI PT. SANG HYANG SERI (PERSERO) SUKAMANDI

II. TINJAUAN PUSTAK A. 2.1 Karakteristik dan Komposisi Kimia Benih Kedelai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam al-qur an telah disebutkan ayat-ayat yang menjelaskan tentang

Dosen Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Jl. SiliwangiNo 24 Kotak Pos164 KodePos Tasikmalaya.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Desember 2016 April 2017 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu pada bulan November 2016

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian Pengaruh Lot Benih dan Kondisi Tingkat Kadar Air Benih serta Lama Penderaan pada PCT terhadap Viabilitas

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode

yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu terjadi karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas. (QS. Al-Baqarah : 61)

Uji Daya Tumbuh Benih Padi Lewat Masa Simpan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGERINGAN TERHADAP KUALITAS BENIH KEDELAI (Glycine max (L.) Merr)

Transkripsi:

Fauziah Koes dan Ramlah Arief: Pengaruh Lama Penyimpanan PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS JAGUNG KUNING DAN JAGUNG PUTIH Fauziah Koes dan Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh lama penyimpanan terhadap kualitas benih jagung kuning dan jagung putih. Benih jagung yang digunakan dalam percobaan ini adalah varietas Srikandi Putih, Srikandi Kuning, Sukmaraga, dan Anoman yang telah disimpan selama 24 bulan dan diamati selama enam bulan. Penelitian dilaksanakan di laboratorium pengujian benih dan rumah kaca Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros dari bulan Agustus 2012 sampai dengan Januari 2013. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan 6 ulangan. Setiap bulan dilakukan pengamatan terhadap kadar air, daya berkecambah benih, kecepatan tumbuh, berat kering kecambah, panjang akar dan daya hantar listrik air rendaman benih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara warna kulit benih dengan lama penyimpanan. Benih jagung berwarna kuning dalam hal ini varietas Srikandi Kuning dan Sukmaraga masih mampu mempertahankan daya tumbuh (> 90%), dibandingkan dengan benih jagung putih varietas srikandi putih dan Anoman. Kata kunci: lama penyimpanan, jagung putih dan jagung kuning PENDAHULUAN Salah satu usaha untuk meningkatkan produktivitas jagung adalah menggunakan benih berkualitas tinggi. Ketersediaan benih yang bermutu tinggi merupakan salah satu kunci keberhasilan usaha di bidang pertanian mengingat benih merupakan awal dari proses produksi. Berbagai masalah perbenihan merupakan kendala bagi keberhasilan industri benih yang terpenting adalah kerusakan atau kemunduran benih. Kemunduran benih merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap jenis benih, dapat terjadi segera setelah benih masak dan terus berlangsung selama benih mengalami proses pengolahan, pengemasan, penyimpanan dan transportasi. Proses kemunduran benih tidak dapat dihentikan, namun dengan menerapkan ilmu dan teknologi proses kemunduran benih dapat dikendalikan sehingga berlangsung dengan lambat Pada hakekatnya vigor benih harus relevan dengan tingkat produksi, artinya dari benih yang bervigor tinggi akan dapat dicapai tingkat produksi yang tinggi. Vigor benih yang tinggi dicirikan antara lain tahan disimpan lama, tahan terhadap serangan hama penyakit, cepat dan merata tumbuhnya serta mampu menghasilkan tanaman dewasa yang normal dan berproduksi baik dalam keadaan lingkungan tumbuh yang sub optimal. 512

Seminar Nasional Serealia, 2013 Daya simpan benih beragam antar varietas dan bergantung pada vigor awal pada saat mulai disimpan (Delouche 1973). Benih yang vigor awalnya tinggi dapat disimpan lebih lama bila dibandingkan benih yang vigor awalnya rendah. Tujuan utama penyimpanan benih adalah untuk mempertahankan viabilitas benih dalam periode simpan yang selama mungkin dan yang dipertahankan adalah viabilitas maksimum benih yang tercapai pada saat benih masak fisiologis (Sutopo 1998). Bila dilihat dari viabilitasnya secara umum benih dibedakan antara berdaya simpan baik, sedang dan jelek. Umur simpan benih sangat dipengaruhi oleh sifat benih, kondisi lingkungan dan perlakuan manusia. Berapa lama benih dapat disimpan sangat tergantung pada kondisi benih dan lingkungannya sendiri. Beberapa tipe benih tidak mempunyai ketahanan untuk disimpan dalam jangka waktu yang lama atau sering disebut benih rekalsitran. Sebaliknya benih ortodoks mempunyai daya simpan yang lama dan dalam kondisi penyimpanan yang sesuai dapat membentuk cadangan benih yang besar di tanah (Schmidt 2000). Pada umumnya semakin lama benih disimpan maka viabilitasnya semakin menurun. Mundurnya viabilitas benih merupakan proses yang berjalan bertingkat dan kumulatif akibat perubahan yang diberikan kepada benih (Widodo 1991). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh lama penyimpanan terhadap kualitas benih jagung kuning dan jagung putih. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di laboratorium pengujian benih dan rumah kaca Balitsereal dari bulan Agustus 2012 sampai Januari 2013. Benih yang digunakan adalah benih yang berwarna putih (varietas Srikandi putih dan Anoman) dan benih yang berwarna kuning (varietas Srikandi kuning dan Sukmaraga) yang telah disimpan selama 24 bulan di gudang penyimpanan UPBS Balitsereal. Pengujian viabilitas dan vigor benih berdasarkan indikasi fisiologi dan biokimia untuk setiap varietas yang diamati setiap periode 1 bulan selama 6 bulan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 ulangan. Adapun parameter pengamatan yaitu Indikasi fisiologi meliputi kadar air, daya berkecambah benih, kecepatan tumbuh, keserampakan tumbuh, dan panjang akar primer dilakukan pada setiap periode periode 1 bulan selama 6 bulan. Indikasi biokimia meliputi daya hantar listrik. 513

Fauziah Koes dan Ramlah Arief: Pengaruh Lama Penyimpanan Kadar air benih (berdasarkan basis basah) Diamati pada setiap periode pengamatan, dengan menggunakan pemanasan oven pada suhu 105 O C.selama 2 x 24 jam. Daya berkecambah benih Sebanyak 50 butir benih dari setiap ulangan ditanam pada media pasir halus. Pengamatan dilakukan pada hari ke tiga, empat dan lima setelah tanam. Selain untuk pengujian daya berkecambah benih, perlakuan ini juga digunakan untuk tolok ukur kecepatan tumbuh benih. Pengamatan dilakukan atas dasar kriteria kecambah normal, abnormal dan mati. Kecambah normal dikelompokkan menjadi dua yaitu kecambah normal kuat dan normal lemah. Jumlah kecambah normal pada hari ke 4 (kumulatif), merupakan data keserempakan tumbuh benih. Kecepatan tumbuh benih Data diperoleh dari substrat pengujian daya berkecambah benih. Setiap kali pengamatan, jumlah persentase kecambah normal dibagi dengan etmal (24 jam). Nilai etmal kumulatif diperoleh dari saat benih ditanam sampai dengan waktu pengamatan. Rumus yang digunakan adalah sbb: KT = (Xi-X i-1 ) Ti KT Xi Ti = Kecepatan tumbuh (%/etmal) = Persentase kecambah normal pada etmal ke i = waktu pengamatan dalam (etmal) Bobot Kering Kecambah (g) Bobot kering kecambah dilakukan dengan menggunakan kecambah yang diperoleh pada uji daya tumbuh benih dikeringkan dalam oven pada suhu 60 o C selam 3 x 24 jam, setelah itu dimasukkan ke dalam desikator dan ditimbang setelah dingin. Panjang Akar Primer (cm) Panjang akar primer kecambah diambil dari 10 kecambah pada setiap ulangan pada pengujian di rumah kaca. Kemudian diukur panjang akar primernya, dan dihitung nilai rata-ratanya 514

Seminar Nasional Serealia, 2013 Daya hantar listrik (DHL) DHL diamati dengan alat konduktometer tipe Methron E 38. Benih sebanyak 5 g diambil secara acak, masing-masing direndam pada air bebas ion selama 24 jam dengan volume air 50 ml di dalam botol gelas, kemudian diukur pada alat konduktometer. Sebagai blanko digunakan air bebas ion yang juga telah disimpan di dalam botol-botol gelas selama 24 jam. HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar air pada setiap periode pengamatan menunjukkan varietas srikandi putih memiliki persentase kadar air yang paling cepat meningkat dibanding varietas yang lainnya yaitu sekitar 12,80%. Kadar Air merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap penyimpanan benih, khususnya yang termasuk dalam benih ortodoks seperti benih jagung. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan teori Harrington yang mengatakan bahwa kadar air benih merupakan faktor dominan dalam proses kemunduran benih, menyusul suhu ruang simpan. Harrington (1972) mengemukakan kaidah (rule of thumbs) sebagai berikut: (1) setiap 1% penurunan kadar air benih, jangkauan hidup benih menjadi dua kali lipat, dan (2) setiap 5 o C penurunan suhu ruang simpan benih maka masa hidup benih menjadi dua kali lipat. Kaidah tersebut hanya berlaku pada kadar air benih 5-14%. Karena itu, manipulasi kadar air lebih mudah dilakukan dibanding manipulasi suhu ruang penyimpanan. Peningkatan kadar air selama penyimpanan relatif lambat, kondisi ini disebabkan karena tiap-tiap varietas secara genetik mempunyai kandungan air yang berbeda-beda dan mempunyai kemampuan menahan air yang berbeda-beda. Selain itu biji jagung yang disimpan dalam karung plastik tersebut senantiasa berusaha menyesuaikan diri pada kondisi lingkungan yang seimbang sehingga mengakibatkan peningkatan kadar air yang berbeda-beda pada berbagai kondisi lingkungan. Tabel 1. Kadar air jagung kuning (Sukmaraga dan Srikandi Kuning) dan jagung putih (Anoman dan Srikandi Putih) pada setiap periode 1 bulan selama 6 bulan. Maros, 2012 Varietas Kadar Air (%) Periode Pengamatan (bulan) 1 2 3 4 5 6 Sukmaraga 11,5 b 10,3 d 11,5 b 11,6 c 11,7 c 11,0 tn Srikandi Kuning 11,8 ab 10,5 c 11,8 ab 11,3 d 11,5 c 10,9 Anoman 12,1 ab 11,1 b 12,1 ab 12,0 b 12,4 b 12,7 Srikandi Putih 12,2 a 11,6 a 12,2 a 12,8 a 12,8 a 12,8 Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada 0,05 uji Duncan tn = tidak nyata 515

Fauziah Koes dan Ramlah Arief: Pengaruh Lama Penyimpanan Penurunan daya berkecambah seiring dengan lamanya penyimpanan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2 bahwa varietas jagung putih lebih cepat menurun daya berkecambahnya setelah periode pengamatan ke enam dibandingkan dengan varietas jagung yang bijinya berwarna kuning. Kuswanto (1997) menyatakan bahwa benih dikatakan berkecambah jika dari benih tersebut telah muncul plumula dan radikula dari embrio. Menurut Justice dan Louis (1990), pada uji daya kecambah, benih dikatakan berkecambah bila dapat menghasilkan kecambah dengan bagian-bagian yang normal atau mendekati normal. Tabel 2. Daya berkecambah jagung kuning (Sukmaraga dan Srikandi Kuning) dan jagung putih (Anoman dan Srikandi Putih) pada setiap periode 1 bulan selama 6 bulan. Maros, 2012 Daya Berkecambah (%) Varietas Periode Pengamatan 1 2 3 4 5 6 Sukmaraga 94,7 tn 93,3 ab 94,7tn 94,7 tn 94,7 ab 94,0 a Srikandi Kuning 94,7 96,0 a 97,3 94,0 98,7 a 93,3 c Anoman 94,7 93,3 ab 94,7 94,0 87,3 b 81,0 b Srikandi Putih 97,3 92,7 b 94,7 93,3 90,0 b 82,5 b Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada 0,05 uji Duncan tn = tidak nyata Perubahan katabolik terus berlangsung sejalan dengan semakin tuanya benih dan kemampuan benih untuk berkecambah juga menurun. Penurunan daya kecambah yang terukur, tidak segera terjadi setelah kemasakan tercapai. Pada kondisi penyimpanan yang menguntungkan, awal kemunduran mungkin terjadi beberapa bulan atau beberapa tahun, tergantung pada kondisi penyimpanan, macam benih, serta kondisi penyimpanan sebelumnya. Perkecambahan benih merupakan salah satu kriteria yang berkaitan dengan kualitas benih dan di pihak lain perkecambahan benih juga merupakan salah satu tanda dari benih yang telah mengalami proses penuaan (Kuswanto, 1997). 516

Seminar Nasional Serealia, 2013 Tabel 3. Kecepatan Tumbuh Jagung Kuning (Sukmaraga dan Srikandi Kuning) dan Jagung Putih (Anoman dan Srikandi Putih) pada setiap periode 1 bulan selama 6 bulan. Maros, 2012 Varietas Kecepatan Tumbuh (%/etmal) Periode Pengamatan (bulan) 1 2 3 4 5 6 Sukmaraga 26, 9 tn 25,0 b 26,1 tn 26,2 tn 26,0 tn 26,2 tn Srikandi Kuning 26,4 26,56a 26,4 25,7 25,6 26,3 Anoman 26,5 25,7 ab 26,5 25,9 25,7 22,5 Srikandi Putih 26,1 24,8 b 26,1 26,2 25,7 21,5 Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada 0,05 uji Duncan tn = tidak nyata Kecepatan tumbuh terlihat bahwa varietas srikandi putih (21,5% etmal) dan Anoman (22,5 % etmal) memiliki kecepatan tumbuh yang paling rendah dibandingkan varietas dari jagung kuning yaitu Sukmaraga dan Srikandi Kuning (Tabel 3). Kecepatan tumbuh berhubungan erat dengan vigor benih, benih yang kecepatan tumbuhnya tinggi, tanaman yang dihasilkan cenderung lebih tahan terhadap keadaan lingkungan yang sub optimum. Kecepatan tumbuh dan kualitas kecambah dipengaruhi oleh letak kerusakan dan kerusakan pada embrio yang paling sensitif ialah pada bagian tengah embrio (Black and Bewley 2000). Kerusakan kecil tidak langsung berpengaruh terhadap viabilitas benih tetapi dapat menyebabkan penurunan vigor kecambah dan makin banyaknya kecambah abnormal. Bobot kering kecambah selama periode simpan pada semua varietas mengalami fluktuasi penurunan berat kering seiring dengan lamanya penyimpanan, terutama pada varietas Srikandi Putih dan Anoman (Gambar 1). Pada varietas Sukmaraga dan Srikandi Kuning juga memperlihatkan penurunan bobot kering kecambah, tapi tidak setajam penurunan berat kering kecambah Srikandi Putih dan Anoman. Bobot kering kecambah mencerminkan adanya perbedaan bobot biji (kandungan bahan kering biji sebagai salah satu ukuran masak fisiologis) dari benih yang dihasilkan. 517

Fauziah Koes dan Ramlah Arief: Pengaruh Lama Penyimpanan Gambar 1. Berat kering kecambah (g) Jagung Kuning (Sukmaraga dan Srikandi Kuning) dan Jagung Putih (Anoman dan Srikandi Putih) pada setiap periode 1 bulan selama 6 bulan. Maros, 2012 Pengamatan panjang akar primer untuk semua varietas mengalami penurunan yang lebih stabil (Gambar 2). Panjang akar primer pada benih Sukmaraga selama periode simpan berkisar dari 18,67 15,27 cm, ini terlihat jelas panjang akar primer mengalami penurunan nilai panjang akar. Sama dengan tiga varietas lainnya yaitu Srikandi Kuning (17,67 14,09 cm), Anoman (15,33 10,95 cm) dan Srikandi Putih (13,23 10,18 cm). Panjang akar primer dapat menjadi indikator kemunduran mutu suatu benih. Mugnisyah dan Nakamura (1984) mengatakan panjang akar primer dan panjang hipokotil dapat digunakan untuk menilai vigor kecambah benih. Panjang akar berpengaruh terhadap kemampuan suatu tanaman dalam menyerap unsur hara. Penyerapan hara yang tidak sempurna, terutama N menyebabkan terjadinya gangguan pada metabolisme tanaman terutama pada proses fotosintesis, sehingga proses pertumbuhan tanaman akan terganggu dan umumnya gejala ditunjukkan dengan pertumbuhan tanaman yang kerdil dan daunnya menguning lebih awal. 518

Seminar Nasional Serealia, 2013 Gambar 2. Panjang akar primer (cm) jagung kuning (Sukmaraga dan Srikandi Kuning) dan jagung putih (Anoman dan Srikandi Putih) pada setiap periode 1 bulan selama 6 bulan. Maros, 2012 Daya hantar listrik merupakan salah satu indikator yang bisa digunakan untuk mengetahui kemunduran benih. Daya hantar listrik ini berbanding terbalik dengan daya berkecambah benih, dimana dengan semakin meningkatnya nilai daya hantar listrik maka nilai daya berkecambah benih akan menurun. Tabel 4 terlihat bahwa varietas Anoman dan Srikandi putih pada akhir periode pengamatan memperlihatkan nilai yang paling tinggi dibanding varietas Sukmaraga dan Srikandi Kuning. Nilai daya hantar listrik untuk varietas Srikandi Putih berkisar 28,93 µs/cm 2 /g, hal ini bisa dijadikan dasar bahwa vigor tanaman akan rendah (Standard International Seed Asc). Dalam acuan tersebut dinyatakan bahwa nilai daya hantar listrik lebih kecil atau sama dengan 25 µs/cm/g berarti vigor benihnya sangat tinggi, sedang kalau nilainya lebih besar dari 43 µs /cm/g berarti vigor benihnya sangat rendah dan tidak dapat lagi digunakan sebagai benih (Milosevic et al. 2010). Peningkatan daya hantar listrik air rendaman benih pada jagung kuning (Sukmaraga dan Srikandi Kuning) sebesar 7,7% dan 9,3% dibandingkan Anoman dan Srikandi Putih yang meningkat sebesar 46,3% dan 46,5% sampai pada periode pengamatan ke 6 (enam). 519

Fauziah Koes dan Ramlah Arief: Pengaruh Lama Penyimpanan Tabel 4. Daya Hantar Listrik Jagung Kuning (Sukmaraga dan Srikandi Kuning) dan Jagung Putih (Anoman dan Srikandi Putih) pada setiap periode 1 bulan selama 6 bulan. Maros, 2012 Varietas Daya Hantar Listrik (µs/cm 2 /g) Periode Pengamatan 1 2 3 4 5 6 Sukmaraga 16,9 tn 15,8 tn 15,5tn 16,6 b 16,3 b 18,3 b Srikandi Kuning 15,8 17,0 15,8 17,2 ab 16,3 b 17,4 b Anoman 15,5 16,1 15,5 18,5 a 27,5 a 28,9 a Srikandi Putih 15,5 16,4 16,9 16,6 b 27,0 a 28,9 a Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada 0,05 uji Duncan tn = tidak nyata KESIMPULAN Jagung kuning Sukmaraga dan Srikandi Kuning lebih tahan disimpan dibanding jagung putih Anoman dan Srikandi Putih ditinjau dari parameter daya berkecambah, kecepatan tumbuh, panjang akar primer dan daya hantar listrik rendaman benih. Penurunan daya berkecambah jagung varietas Sukmaraga dan Srikandi Kuning hanya 0,7% dan 1,4% dibanding varietas Anoman dan Srikandi Putih 16,9% dan 18% sampai pada periode pengamatan ke-6. DAFTAR PUSTAKA Black, M., and J.D. Bewley. (ed.) 2000. Seed technology and its biological basis. CRC Press, Boca Raton, FL. Delouche, J.C. 1973. Precepts of seed storage. Seed technology laboratory. Miss. State University, USA. 27p. Harrington, J.F. 1972. Seed storage and longevity. In: T.T. Kozlowski (Ed.). Seed Biology Vol. III. Academic Press. New York. p. 145-245. Milosevic, M., M. Vujakovic, and D. karagic. 2010. Vigor test as indicators of seed viability. Genetica. Vol. 42 No. 1 : 103-118 Mugnisyah, W.Q and S. Nakamura. 1984. Vigor of soybean seed production produced from different nitrogen and phosphorus fertilizer application. Seed Sci. Technol. 12:475-482 Schmidt, L. 2000. Pedoman Penanganan Benih Hutan Tropis dan Sub Tropis. Direktorat Jendral Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial. Departemen Kehutanan. Jakarta 520

Seminar Nasional Serealia, 2013 Sutopo L., 1998. Teknologi Benih. Rajawali Press, Jakarta Widodo, W. 1991. Pemilihan Wadah Simpan dan Bahan Pencampur pada Penyimpanan Benih Mahoni. Balai Teknologi Benih. Bogor Justice, O.L., dan Louis, N.B. 1990. Prinsip Dan Praktek Penyimpanan Benih. Rajawali, Jakarta. 446 hal. Kuswanto, H. 1997. Analisis Benih. Andi, Yogjakarta.140 hal. 521