BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DKI JAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI MALUKU

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI MALUKU UTARA

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Seuntai Kata. Bengkulu, November 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu. Ir. Dody Herlando, M.Econ.

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI BARAT

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA BARAT

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KALIMANTAN TIMUR BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI UTARA

KALIMANTAN UTARA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI XXXXXXXXXX Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta Telp. : (021) , , , Fax.

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI RIAU

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

Seuntai Kata. Denpasar, November 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Ir. I Gde Suarsa, M.Si.

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA UTARA

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI SELATAN

Seuntai Kata. Jayapura, Desember 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Papua. Ir. Didik Koesbianto, M.Si

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TENGAH

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 DKI JAKARTA (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 DKI JAKARTA

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

Menyediakan Informasi untuk Masa Depan Petani yang Lebih Baik

Seuntai Kata. Bengkulu, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kepahiang Tahun 2013 sebanyak 23,44 ribu rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tangerang Selatan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 KABUPATEN KARANGANYAR (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 KABUPATEN KEBUMEN (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Serang Tahun 2013 Sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Dr. Suryamin, M.Sc.

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bengkulu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (ANGKA SEMENTARA)

Seuntai Kata. Tarempa, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Anamabs. Drs. Bustami

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

Pulang Pisau, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pulang Pisau. Domoy K. Nahan, SE.

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lampung Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BATU BARA

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Jayapura. Muchlis Malik Sotting, B.St

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Propinsi NTB Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Provinsi

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Simeulue Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Drs. Morhan Tambunan, M.Si

ANGKA SEMENTARA HASIL SENSUS PERTANIAN 2013

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sidoarjo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KENDARI Jl. Balai Kota II No. 97, Kendari Homepage :

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Banjarbaru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Kuala Pembuang, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Seruyan. Herry, B.st

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Cirebon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sinjai Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Kota Maba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Halmahera Timur. Ir. Salahuddin

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Poso Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Kasongan, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Katingan. Agie, M.Hum.

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten rumah tangga

Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha. Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor

Kuala Kapuas, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kapuas. Drs. Teras Rumbang, M.Si.

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Barru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO


Seuntai Kata. Semarang, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Semarang. Endang Retno Sri Subiyandani, S.Si

Transkripsi:

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DKI JAKARTA

Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 Tentang Statistik dan mengacu pada sejumlah rekomendasi dari FAO yang menetapkan The World Programme for the 2010 Around Agricultural Censuses Covering Periode 2006-2015. Pelaksanaan ST2013 dilakukan secara bertahap, yaitu pencacahan lengkap usaha pertanian pada Mei 2013, dilanjutkan dengan pendataan rinci melalui Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian pada November 2013 dan Survei Struktur Ongkos Komoditas Pertanian Strategis dalam setiap subsektor pertanian pada Mei-Oktober 2014. Buku Laporan Hasil Sensus Pertanian 2013 (Pencacahan Lengkap) ini merupakan hasil pencacahan lengkap usaha pertanian pada Mei 2013. Buku ini disusun untuk memberikan gambaran rinci mengenai kondisi usaha pertanian Indonesia tahun 2013 menurut subsektor. Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada website http://st2013.bps.go.id. Publikasi ini merupakan persembahan kedua setelah publikasi Hasil Sensus Pertanian 2013 (Angka Sementara) yang sebelumnya dirilis pada awal September 2013. Kami mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya atas bantuan semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah ikut berpartisipasi dalam menyukseskan Sensus Pertanian 2013. Jakarta, November 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta Nyoto Widodo 1

Laporan Hasil Sensus Pertanian 2013

Jumlah Rumahtangga Jumlah Perusahaan Laporan Hasil Sensus Pertanian 2013 Hasil ST2013 menunjukkan bahwa usaha pertanian di DKI Jakarta didominasi oleh rumah tangga. Hal ini tercermin dari besarnya jumlah rumah tangga usaha pertanian jika dibandingkan dengan perusahaan pertanian berbadan hukum atau pelaku usaha lainnya yaitu selain rumah tangga dan perusahaan pertanian berbadan hukum. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di DKI Jakarta Tahun 2013 tercatat sebanyak 12.287 rumah tangga, menurun sebesar 76,63 persen dari tahun 2003 yang tercatat sebanyak 52.583 rumah tangga. Sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Tahun 2013 tercatat sebanyak 48 perusahaan dan pelaku usaha lainnya sebanyak 26 unit. Kota Administrasi Jakarta Barat tercatat sebagai kota dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak di tahun 2013, yaitu sebanyak 3.289 rumah tangga. Sedangkan pada periode yang sama, Kota Administrasi Jakarta Pusat tercatat sebagai kota dengan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terbanyak, sementara Kota Administrasi Jakarta Selatan tercatat sebagai kota dengan jumlah usaha pertanian lainnya terbanyak. Penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbesar terjadi di Kota Administrasi Jakarta Pusat, dengan penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian sebesar 93,38 persen. Gambar 1 Perbandingan Jumlah Usaha Pertanian di DKI Jakarta, Tahun 2003 dan 2013 60.000 60 50.000 40.000 30.000 20.000 10.000 50 40 30 20 10 0 2003 2013 2003 2013 0 Rumahtangga Perusahaan 5

Tabel 1 Jumlah Usaha Pertanian menurut Kabupaten/Kota Adm. dan Pelaku Usaha Tahun 2003 dan 2013 Perusahaan Pertanian Berbadan Rumah Tangga Usaha Pertanian (RT) Usaha Hukum (Perusahaan) No Kabupaten/Kota Adm. Pertanian Pertumbuhan Pertumbuhan 2003 2013 2003 2013 Lainnya Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1 Kepulauan Seribu 4.067 1.264-2.803-68,92 0 2 2 0 0 2 Jakarta Selatan 14.711 1.747-12.964-88,12 16 3-13 -81,25 8 3 Jakarta Timur 12.285 2.841-9.444-76,87 10 10 0 0,00 6 4 Jakarta Pusat 2.717 180-2.537-93,38 0 18 18-1 5 Jakarta Barat 12.638 3.289-9.349-73,98 16 9-7 -43,75 7 6 Jakarta Utara 6.165 2.966-3,199-51,89 6 6 0 0,00 4 DKI Jakarta 52.583 12.287-40.296-76,63 48 48 0 0,00 26 6

Gambar 2 Peta Sebaran Usaha Pertanian, Tahun 2013 7

Jumlah Rumah Tangga Subsektor Hortikultura terlihat mendominasi usaha pertanian di DKI Jakarta. ST2013 mencatat bahwa jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak di DKI Jakarta adalah di Subsektor Hortikultura dan Subsektor Perikanan. Jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Hortikultura adalah sebanyak 5.018 rumah tangga dan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perikanan adalah sebanyak 4.456 rumah tangga. Subsektor Perkebunan ternyata merupakan subsektor yang memilki jumlah rumah tangga usaha pertanian paling sedikit, diikuti oleh Subsektor Kehutanan. Jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan pada tahun 2013 tercatat sebanyak 95 rumah tangga, sedangkan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Kehutanan tercatat sebanyak 98 rumah tangga. Penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian tertinggi antara tahun 2003 sampai tahun 2013 terjadi di Subsektor Perkebunan, yang mengalami penurunan sebesar 97,29 persen. Sedangkan pada periode yang sama, Subsektor Jasa Pertanian mengalami penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian paling rendah, yaitu tercatat sebesar 57,87 persen. Gambar 3 Perbandingan Jumlah Rumah Tangga Pertanian di DKI Jakarta Menurut Subsektor, Tahun 2003 dan 2013 20000 17500 15000 12500 10000 7500 5000 2500 0 Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan Jasa Pertanian 2003 2013 8

Jumlah Perusahaan Usaha pertanian ditinjau dari banyaknya perusahaan pertanian berbadan hukum, terlihat didominasi oleh di Subsektor Perikanan, diikuti Subsektor Kehutanan, dan Subsektor Hortikultura. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Perikanan adalah sebanyak 21 perusahaan, sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Kehutanan dan Subsektor Hortikultura masing-masing sebanyak 17 perusahaan dan 8 perusahaan. Subsektor Tanaman Pangan dan Subsektor Peternakan ternyata merupakan subsektor yang memilki jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum paling sedikit. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Tanaman Pangan dan Subsektor Peternakan pada tahun 2013 tercatat masing-masing sebanyak 1 perusahaan. Peningkatan pertumbuhan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum tertinggi antara tahun 2003 sampai tahun 2013 terjadi di Subsektor Perikanan, yang mengalami pertumbuhan sebesar 61,54 persen. Sebaliknya pada periode yang sama, Subsektor Peternakan mengalami penurunan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum paling tinggi, yaitu tercatat sebesar 87,50 persen. Gambar 4 Perbandingan Jumlah Perusahaan Berbadan Hukum di DKI Jakarta Menurut Subsektor, Tahun 2003 dan 2013 25 20 15 10 5 0 Tanaman Pangan Hortikultura Peternakan Perikanan Kehutanan 2003 2013 9

Tabel 2 Jumlah Usaha Pertanian menurut Subsektor dan Pelaku Usaha Tahun 2003 dan 2013 Perusahaan Pertanian Berbadan Rumah Tangga Usaha Pertanian (RT) Usaha Hukum (Perusahaan) No Sektor/Subsektor Pertanian Pertumbuhan Pertumbuhan 2003 2013 2003 2013 Lainnya Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Sektor Pertanian 52.583 12.287-40.296-76,63 48 48 0 0 26 Subsektor 1. Tanaman Pangan 5.729 1.301-4.428-77,29-1 1-1 Padi 3.020 912-2.108-69,80 - - - - - Palawija 3.031 428-2.603-85,88-1 1-1 2. Hortikultura 19.462 5.018-14.444-74,22 15 8-7 -46,67 12 3. Perkebunan 3.508 95-3.413-97,29 - - - - 2 4. Peternakan 19.733 3.637-16.096-81,57 8 1-7 -87,50 3 5. Perikanan 12.611 4.456-8.155-64,67 13 21 8 61,54 17 Budidaya Ikan 7.673 2.386-5.287-68,90 10 4-6 -60,00 17 Penangkapan Ikan 5.078 2.404-2.674-52,66 3 17 14 466,17-6. Kehutanan 666 98-568 -85,29 12 17 5 41,67 1 7. Jasa Pertanian 1.303 549-754 -57,87 - - - - - Usaha pertanian lainnya di Subsektor Perikanan memiliki jumlah usaha pertanian terbanyak pada tahun 2013, yaitu sebanyak 17 usaha, diikuti oleh Subsektor Hortikultura yang tercatat memiliki jumlah usaha pertanian sebanyak 12 usaha. Sedangkan subsektor Tanaman Pangan dan Subsektor Kehutanan pada tahun 2013 merupakan subsektor dengan jumlah usaha pertanian lainnya paling sedikit masing-masing sebanyak 1 usaha. 10

Apabila diklasifikasikan menurut golongan luas lahan, pada tahun 2003 terlihat bahwa jumlah rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan kurang dari 1.000 m2 mendominasi jumlah rumah tangga usaha pertanian di DKI Jakarta. Kondisi yang hampir serupa terjadi pada tahun 2013. Tercatat bahwa pada tahun 2013, jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan <1.000 m2 adalah sebesar 9.483 rumah tangga, mengalami penurunan sebesar 79,51 persen dibandingkan tahun 2003, yang tercatat sebanyak 46.285 rumah tangga. Usaha pertanian dengan luas lahan antara 1.000 1.999 m2 pada tahun 2013 adalah sebanyak 1.055 rumah tangga, menurun sebesar 64,12 persen bila dibandingkan dengan tahun 2003 yang tercatat sebanyak 2.940 rumah tangga. Golongan luas lahan 2.000 4.999 m 2 tercatat mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian sebanyak 837 rumah tangga pada tahun 2013 menurun sebanyak 666 rumah tangga jika dibandingkan tahun 2003 (44,31 persen). Sedangkan untuk golongan luas lahan lebih dari 5.000 m 2 usaha rumah tangga pertaniannya masih tergolong sedikit. Kondisi ini menunjukkan bahwa semakin banyak rumah tangga usaha pertanian yang memiliki luas lahan yang kecil. Gambar 5 Perbandingan Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai, Tahun 2003 dan 2013 46.285 9.483 2.940 1.503 1.055 814 652 837 405 305 188 100 201 102 <1000 1.000 1.999 2.000 4.999 5.000 9.999 10.000 19.999 20.000 29.999 30.000 2003 2013 11

Tabel 3 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai, Tahun 2003 dan 2013 No. Golongan Luas Lahan (m 2 ) 2003 2013 Pertumbuhan Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 <1.000 46.285 9.483-36.802-79,51 2 1.000 1.999 2.940 1.055-1.885-64,12 3 2.000 4.999 1.503 837-666 -44,31 4 5.000 9.999 814 405-409 -50,25 5 10.000 19.999 652 305-347 -53,22 6 20.000 29.999 188 100-88 -46,81 7 30.000 201 102-99 -49,25 Tabel 3 menunjukkan bahwa golongan luas lahan antara <1.000 m 2 merupakan golongan luas lahan dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, baik di tahun 2003 dan 2013. Pada tahun 2003 tercatat jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan antara <1.000 m 2 adalah sebanyak 46.285 rumah tangga. Pada tahun 2013, terjadi penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan antara <1.000 m 2 sebesar 79,51 persen, yaitu menjadi sebanyak 9.483 rumah tangga. Walaupun seluruh golongan luas lahan yang dikuasai rumah tangga usaha pertanian di DKI Jakarta mengalami penurunan pada tahun 2013 dibanding tahun 2003, ternyata masih dijumpai jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan 30.000 m 2 dan lebih pada tahun 2013 adalah sebanyak 102 rumah tangga, menurun dibandingkan dengan tahun 2003 yang tercatat sebanyak 201 rumah tangga. 12

Gambar 6 Perbandingan Rumah Tangga Pertanian Pengguna Lahan dan Petani Gurem, Tahun 2013 70% 23% 77% 7% Bukan Pengguna Lahan Petani Gurem Pengguna Lahan Petani Non Gurem Rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan ternyata mendominasi rumah tangga usaha pertanian di DKI Jakarta. Dari sebanyak 12.287 rumah tangga usaha pertanian di DKI Jakarta, sebesar 77 persen merupakan rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan (9.515 rumah tangga). Sedangkan rumah tangga usaha pertanian bukan pengguna lahan hanya sebesar 23 persen, atau sebanyak 2.772 rumah tangga. Rumah tangga pertanian pengguna lahan dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu rumah tangga petani gurem (rumah tangga usaha pertanian yang menguasai kurang dari 5.000 m 2 lahan) dan rumah tangga petani non gurem (rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lebih dari atau sama dengan 5.000 m 2 lahan). Hasil ST2013 menunjukkan bahwa rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan masih didominasi oleh rumah tangga petani gurem. Dari sebanyak 9.515 rumah tangga pertanian pengguna lahan di DKI Jakarta, sebesar 70 persen (8.611 rumah tangga) merupakan rumah tangga petani gurem. Sedangkan rumah tangga petani non gurem tercatat sebesar 7 persen, atau sebanyak 904 rumah tangga. 13

Tabel 4 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan dan Rumah Tangga Petani Gurem Menurut Kabupaten/Kota Adm. Tahun 2003 dan 2013 No Kabupaten/Kota Adm. Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan Rumah Tangga Petani Gurem Pertumbuhan Pertumbuhan 2003 2013 Absolut % 2003 2013 Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 Kepulauan Seribu 1.289 91-1.198-92,94 1.257 91-1.166-92,76 2 Jakarta Selatan 14.510 1.642-12.868-88,68 14.287 1.566-12.721-89,04 3 Jakarta Timur 12.088 2.706-9.382-77,61 11.192 2.408-8.784-78,48 4 Jakarta Pusat 2.717 139-2.578-94,88 2.619 120-2.499-95,42 5 Jakarta Barat 12.254 3.159-9.095-74,22 12.058 3.081-8.977-74,45 6 Jakarta Utara 4.404 1.778-2.626-59,63 4.015 1.345-2.670-66,50 DKI Jakarta 47.262 9.515-37.747-79,87 45.428 8.611-36.817-81,04 14

Gambar 7 Peta Sebaran Rumah Tangga Petani Gurem, Tahun 2013 15

Dilihat dari kondisi demografi petani menurut jenis kelamin, hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah petani dengan jenis kelamin laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan. Kondisi ini terjadi di seluruh subsektor. Subsektor Perikanan dan Hortikultura merupakan subsektor yang memiliki jumlah petani berjenis kelamin laki-laki tertinggi, yaitu sebanyak 5.068 petani untuk Subsektor Perikanan dan sebanyak 5.041 petani untuk Subsektor Hortikultura. Subsektor Perkebunan dan Subsektor Kehutanan merupakan subsektor yang memiliki jumlah petani berjenis kelamin laki-laki terendah, yaitu sebanyak 103 petani untuk Subsektor Perkebunan dan sebanyak 106 petani untuk Subsektor Kehutanan. Gambar 8 Perbandingan Jumlah Petani Menurut Sektor/Subsektor dan Jenis Kelamin Tahun 2013 5.041 5.068 3.680 1.304 239 812 103 10 562 225 106 7 Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan Laki-laki Perempuan 16

Tabel 5 Jumlah Petani Menurut Sektor/Subsektor dan Jenis Kelamin Tahun 2013 No Sektor/Subsektor Laki-laki Perempuan Jumlah Absolut % Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Sektor Pertanian 12.631 89,33 1.508 10,67 14.139 100,00 Subsektor 1. Tanaman Pangan 1.304 84,51 239 15,49 1.543 100,00 2. Hortikultura 5.041 86,13 812 13,87 5.853 100,00 3. Perkebunan 103 91,15 10 8,85 113 100,00 4. Peternakan 3.680 86,75 562 13,25 4.242 100,00 5. Perikanan Budidaya Ikan 2.510 94,33 151 5,67 2.661 100,00 Penangkapan Ikan 2.558 97,19 74 2,81 2.632 100,00 6. Kehutanan 106 93,81 7 6,19 113 100,00 17

Gambar 9 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Kelompok Umur dan jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga Tahun 2013 3491 2677 2859 1754 985 74 2 16 41 144 135 109 15 24 25 34 35 44 45 54 55 64 65+ Laki-Laki Perempuan Kelompok umur 45-54 tahun terlihat mendominasi jumlah kepala rumah tangga usaha pertanian. Tercatat sebanyak 3.635 rumah tangga usaha pertanian pada kelompok umur tersebut. Jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan kelompok umur kepala rumah tangga 15-24 tahun, yaitu sebanyak 76 rumah tangga merupakan jumlah yang terendah, sedangkan jumlah rumah tangga usaha pertanian kelompok umur kepala rumah tangga di atas 65 tahun adalah sebanyak 1.863 rumah tangga. Rumah tangga usaha pertanian dengan kepala rumah tangga laki-laki juga terlihat lebih tinggi jumlahnya jika dibandingkan dengan kepala rumah tangga perempuan. Kecenderungan ini terjadi di masing-masing kelompok umur. Jumlah rumah tangga usaha pertanian kelompok umur 15-24 tahun dengan kepala rumah tangga laki-laki tercatat sebesar 74 rumah tangga, lebih tinggi daripada kepala rumah tangga perempuan yang tercatat sebesar 2 rumah tangga. 18

Tabel 6.a Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga Tahun 2013 Kelompok Umur Kepala Laki-laki Perempuan Jumlah No Rumah Tangga Absolut % Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 <15 0-0 - 2 15 24 74 97,37 2 2,63 3 25 34 985 98,40 16 1,60 4 35 44 2.677 98,49 41 1,51 5 45 54 3.491 96,04 144 3,96 6 55 64 2.859 95,49 135 4,51 7 65 1.754 94,15 109 5,85 0 100,00 76 100,00 1.001 100,00 2.718 100,00 3.635 100,00 2.994 100,00 1.863 100,00 Jumlah 11.840 96,36 447 3,64 12.287 100,00 Hal serupa terjadi di kelompok umur 45 54 tahun. Jumlah rumah tangga usaha pertanian kelompok umur 45 54 tahun dengan kepala rumah tangga laki-laki tercatat sebesar 3.491 rumah tangga, lebih tinggi daripada kepala rumah tangga perempuan yang tercatat sebesar 144 rumah tangga. Untuk kelompok umur lebih dari 64 tahun, kepala rumah tangga laki-laki tercatat sebesar 1.754 rumah tangga, lebih tinggi daripada kepala rumah tangga perempuan yang tercatat sebesar 109 rumah tangga. 19

Tabel 6.b Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Petani Utama Tahun 2013 Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah No Petani Utama Absolut % Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 <15 3 100,00 0 0,00 3 100,00 2 15 24 95 95,96 4 4,04 99 100,00 3 25 34 1.048 98,87 12 1,13 1.060 100,00 4 35 44 2.704 97,72 63 2,28 2.767 100,00 5 45 54 3.428 95,59 158 4,41 3.586 100,00 6 55 64 2.826 95,67 128 4,33 2.954 100,00 7 65 1.722 94,72 96 5,28 1.818 100,00 Jumlah 11.826 96,25 461 3,75 12.287 100,00 Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin petani utama, terlihat bahwa jumlah petani utama laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan. Konsep petani utama dimaksud disini adalah petani yang mempunyai penghasilan terbesar dari seluruh petani yang ada di rumah tangga usaha pertanian. Sama halnya bila dirinci menurut kelompok umur kepala rumah tangga, kelompok umur petani utama 45-54 tahun terlihat mendominasi jumlah rumah tangga usaha pertanian. Tercatat sebanyak 3.586 rumah tangga usaha pertanian yang kelompok umur petani utamanya antara 45-54 tahun. Jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan kelompok umur petani utama kurang dari 15 tahun, yaitu sebanyak 3 rumah tangga, sedangkan jumlah rumah tangga usaha pertanian kelompok umur petani utama di atas 64 tahun adalah sebanyak 1.818 rumah tangga. Rumah tangga usaha pertanian dengan petani utama laki-laki juga terlihat lebih tinggi jumlahnya jika dibandingkan dengan petani utama perempuan. Kecenderungan ini terjadi di masing-masing kelompok umur. Jumlah rumah tangga usaha pertanian kelompok 15-24 tahun dengan petani utama laki-laki tercatat sebesar 95 rumah tangga, lebih tinggi daripada petani utama perempuan yang tercatat sebesar 4 rumah tangga. 20

Gambar 10 Jumlah Sapi dan Kerbau Menurut Jenis Kelamin, Tahun 2013 2.500 2.000 1.500 1.000 500 0 Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Jantan Betina Jumlah sapi dan kerbau pada tahun 2013 tercatat sebanyak 4.997 ekor, terdiri dari 2.686 ekor sapi perah, 2.108 ekor sapi potong, dan 203 ekor kerbau. Jumlah sapi potong dan kerbau jantan lebih tinggi bila dibandingkan dengan jumlah sapi potong dan kerbau betina, dan sebaliknya untuk sapi perah jumlah sapi betina lebih tinggi dibandingkan dengan sapi jantan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah sapi dan kerbau betina sebanyak 2.508 ekor dan jumlah sapi dan kerbau jantan sebanyak 2.489 ekor. Kabupaten/kota dengan jumlah sapi dan kerbau terbanyak adalah Kota Administrasi Jakarta Selatan, dengan jumlah sapi dan kerbau sebanyak 2.244 ekor. Sedangkan Kota Administrasi Jakarta Pusat adalah kota administrasi dengan jumlah sapi dan kerbau paling sedikit (63 ekor). Jumlah sapi potong terbanyak terdapat di Kota Administrasi Jakarta Timur, yaitu sebanyak 738 ekor, dan jumlah sapi perah terbanyak adalah Kota Administrasi Jakarta Selatan, dengan jumlah sapi perah sebanyak 1.469 ekor. 21

Tabel 7 Jumlah Sapi dan Kerbau Menurut Kabupaten/Kota Adm. dan Jenis Kelamin, Tahun 2013 No Kabupaten/ Kota Adm. Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Jumlah Sapi dan Kerbau Jantan Betina Jumlah Jantan Betina Jumlah Jantan Betina Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 Kepulauan Seribu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 Jakarta Selatan 717 25 742 224 1.245 1.469 32 1 33 2.244 3 Jakarta Timur 738 9 747 84 1.070 1.154 53 11 64 1.965 4 Jakarta Pusat 4 0 4 6 53 59 0 0 0 63 5 Jakarta Barat 508 24 532 0 0 0 55 29 84 616 6 Jakarta Utara 64 19 83 0 4 4 4 18 22 109 DKI Jakarta 2.031 77 2.108 314 2.372 2.686 144 59 203 4.997 22

Gambar 11 Peta Sebaran Jumlah Sapi dan Kerbau Menurut Jenis Kelamin, Tahun 2013 23

Hasil Sensus Pertanian 2013 (ST2013) wilayah provinsi DKI Jakarta rata-rata luas lahan yang dikuasai per rumah tangga usaha pertanian sebesar 1.660,44 m 2, rata-rata luas lahan pertanian yang dikuasai terbesar di Kota Administrasi Jakarta Utara sebesar 2.463,97 m 2 dan yang terkecil di Kabupaten Kepulauan Seribu, ratarata lahan yang dikuasai sebesar 124,51 m 2. Apabila lahan pertanian dikelompokkan menurut jenis lahan sawah dan bukan sawah, maka rata-rata luas lahan bukan sawah yang dikuasai per rumah tangga usaha pertanian lebih tinggi dibandingkan rata-rata luas lahan sawah. Tercatat rata-rata luas lahan sawah yang dikuasai per rumah tangga usaha pertanian adalah sebesar 499,00 m 2, sedangkan rata-rata luas lahan bukan sawah yang dikuasai per rumah tangga usaha pertanian adalah sebesar 1.025,47 m 2. Gambar 12 Rata-rata Luas Lahan yang Dikuasai per Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Kabupaten/Kota Adm. dan Jenis Lahan, Tahun 2013 2000 1800 1600 1400 Sawah Bukan Sawah Bukan Pertanian 1200 1000 800 600 400 200 0 Kep. Seribu Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Pusat Jakarta Barat Jakarta Utara 24

Tabel 8 Rata-rata Luas Lahan yang Dikuasai per Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Kabupaten/Kota Adm. dan Jenis Lahan Tahun 2003 dan 2013 (m 2 ), Tahun 2013 No Kabupaten/Kota Adm. Lahan Bukan Pertanian 2003 2013 Jenis Lahan Lahan Pertanian Lahan Bukan Lahan Sawah Jumlah Sawah 2003 2013 2003 2013 2003 2013 Lahan yang dikuasai (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1 Kepulauan Seribu 64,38 106,17 2,65 0,00 5,70 18,34 8,35 18,34 124,51 2 Jakarta Selatan 116,57 193,00 0,00 107,59 7,79 1.738,75 7,79 1.846,34 2.039,34 3 Jakarta Timur 91,64 181,76 15,96 769,90 10,01 1.010,24 25,97 1.780,15 1.961,91 4 Jakarta Pusat 61,30 115,69 0,01 662,50 19,15 1.115,74 19,16 1.778,24 1.893,94 5 Jakarta Barat 68,79 122,77 3,59 133,64 6,19 795,24 9,78 928,88 1.051,65 6 Jakarta Utara 59,18 87,11 12,65 1.077,92 10,26 1.298,94 22,91 2.376,86 2.463,97 DKI Jakarta 81,95 135,98 7,09 499,00 9,41 1.025,47 16,49 1.524,46 1.660,44 25

Jumlah Rumah Tangga Gambar 13 Perbandingan Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian Menurut Sub Sektor, Tahun 2013 300 250 200 150 100 50 0 Tanaman Pangan Hortikultura Peternakan Perikanan Kehutanan Subsektor Hortikultura merupakan subsektor yang memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian terbanyak. Hasil ST2013 mencatat bahwa jumlah rumah tangga jasa pertanian subsektor Hortikultura tahun 2013 adalah sebesar 249 rumah tangga. Sedangkan jumlah rumah tangga jasa pertanian paling sedikit tercatat pada subsektor Kehutanan, yaitu sebanyak 10 rumah tangga jasa pertanian. Subsektor perkebunan di DKI Jakarta tidak ada rumah tangga jasa pertaniannya, sedangkan subsektor peternakan, tanaman pangan, dan perikanan memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian masing-masing sebanyak 149, 100, dan 69 rumah tangga. Apabila dikaji per kabupaten/kota adm, terlihat bahwa Kota Administrasi Jakarta Selatan merupakan kota administrasi dengan jumlah rumah tangga jasa pertanian terbanyak, sedangkan Kota Administrasi Jakarta Pusat merupakan kota administrasi dengan jumlah rumah tangga jasa pertanian paling sedikit. Khusus untuk Kabupaten Kepulauan Seribu tidak mempunyai rumah tangga jasa pertanian. 26

Tabel 9 Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian Menurut Kabupaten/Kota Adm. dan Sub Sektor, Tahun 2013 No Kabupaten/Kota Adm. Jumlah Ruta Jasa Pertanian Tanaman Pangan Jumlah Ruta Jasa Pertanian Subsektor Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Kepulauan Seribu 0 0 0 0 0 0 0 2 Jakarta Selatan 146 9 88 0 44 18 0 3 Jakarta Timur 132 53 33 0 39 0 9 4 Jakarta Pusat 9 0 2 0 4 3 0 5 Jakarta Barat 124 10 96 0 24 0 0 6 Jakarta Utara 138 28 30 0 38 48 1 DKI Jakarta 549 100 249 0 149 69 10 27

28 Gambar 14 Peta Sebaran Usaha Pertanian Rumah Tangga Jasa Pertanian, Tahun 2013

Jumlah Rumah Tangga Gambar 15 Perbandingan Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian Menurut Sub Sektor, Tahun 2013 140 120 100 80 60 40 20 0 Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Subsektor Hortikultura dan Subsektor Perikanan merupakan subsektor yang memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian terbanyak. Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian subsektor Hortikultura dan Subsektor Perikanan tahun 2013 tercatat masing-masing sebesar 120 rumah tangga. Sedangkan jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian paling sedikit tercatat pada subsektor Perkebunan, yaitu sebanyak 6 rumah tangga. Subsektor Tanaman Pangan tercatat memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian sebanyak 42 rumah tangga, sedangkan subsektor Peternakan memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian sebanyak 82 rumah tangga. 29

No Tabel 10 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian Menurut Kabupaten/Kota Adm. dan Subsektor, Tahun 2013 Kabupaten/ Kota Adm Jumlah Rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian Tanaman Pangan Jumlah Ruta Jasa Pertanian Subsektor Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Kepulauan Seribu 79 0 12 0 0 69 2 Jakarta Selatan 66 6 37 2 27 1 3 Jakarta Timur 81 30 29 2 27 0 4 Jakarta Pusat 4 0 1 0 2 1 5 Jakarta Barat 44 1 37 1 6 0 6 Jakarta Utara 79 5 4 1 20 49 DKI Jakarta 353 42 120 6 82 120 30

Gambar 16 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian, Tahun 2013 31

S etiap pembangunan, termasuk pula pembangunan di bidang pertanian, bila diharapkan berhasil baik maka memerlukan perencanaan yang matang dan teliti serta didasarkan atas angka-angka statistik khususnya di bidang pertanian yang lengkap, aktual, dan dapat dipercaya. Oleh karena itu, dengan dilaksanakannya Sensus Pertanian 2013 ini, diharapkan dapat memberi solusi dan pencerahan dari berbagai kalangan baik pemerintah maupun swasta sebagai bahan untuk membuat kebijakan dan evaluasi program pembangunan pertanian. Semoga dengan tema Menyediakan Informasi untuk Masa Depan Petani yang Lebih Baik, kiranya dapat menjadi penyemangat bagi semua kalangan pengambil kebijakan demi terwujudnya masa depan petani yang lebih baik. 32

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DKI JAKARTA Jl. Letjen R. Suprapto Kav.3 Gedung BIPI lantai 3-4 Jakarta 10510 Telp. : (021) 48277301, Fax. : (021) 42877350 Homepage : http://jakarta.bps.go.id E-mail : bps3100@bps.go.id