MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI SKRIPSI

2015 PENERAPAN MODEL INQUIRY PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

Peningkatan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V Dengan Menggunakan Metode Inkuiri. Zaiyasni PGSD FIP UNP Padang

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli

PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Inkuiri dalam Pembelajaran IPA. menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

Shanty Della Setiasih¹, Regina Lichteria Panjaitan², Julia³. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurahman No.

NASKAH PUBLIKASI. Oleh : SRI MUJAYANTI A54A100126

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIB SMPN 3 PARINGIN PADA MATERI POKOK CAHAYA MELALUI PENDEKATAN GUIDED INQUIRY

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENERAPAN METODE INQUIRY PADA MATERI ORGANISASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI KUTA BAK MEE ACEH BESAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No.

Menurut Wina Sanjaya (2007 : ) mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri utama dari metode inkuiri, yaitu :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA GESEK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI PANAS

Dwi Ambarwati 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum di Sekolah Dasar (SD) yang digunakan saat ini yaitu

Rinendah Sihwinedar 16

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan lulusan yang cakap dalam fisika dan dapat menumbuhkan kemampuan logis,

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode Demonstrasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 16 PADANG

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SD Negeri 20 Ampana pada Pembelajaran IPA melalui Metode Inquiry

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Pendekatan Inquiri Tentang Perubahan Sifat Benda Dalam Pembelajaran IPA di Kelas IV SDN Siniu

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah proses penemuan

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpres Matamaling

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

Oleh: KOMAROSIDAH Guru SD Negeri Buahkapas Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

A. Latar Belakang. Ratih Leni Herlina, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Agustina,2013

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVII/Nopember 2013

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Manggalai Dalam Pembelajaran IPA Khususnya Materi Gaya Melalui Pendekatan Inkuiri

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 2 ISSN X. Lisnawati, Achmad Ramadhan, dan Bustamin

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 19 ayat (1) tentang Standar Proses, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebaiknya

Yusuf Gafur Guru Biologi, SMP Negeri 2 Sano Nggoang -

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATERI GAYA

Penerapan Metode Eksperimen pada Materi Sifat Cahaya Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 1 Balukang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

I. PENDAHULUAN. jenjang pendidikan menengah, sehingga tanggung jawab para pendidik di

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

Theresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SAINS PADA MATERI SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD SUATU BENDA MELALUI PENERAPAN METODE DISCOVERY LEARNING

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Mengunakan Metode Inkuiri Pada Siswa Kelas V SDN No 1 Balukang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan

Reny Tri Setia Ningsih. Universitas PGRI Yogyakarta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

BAB I PENDAHULUAN. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami dan menemukan sendiri apa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING PADA HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA KELAS VII A SMPN 3 TANJUNG DALAM KONSEP EKOSISTEM

BAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

Keywords: guided inquiry, science

Kata kunci: RRB (Round Robin Brainstorming), Mind Mapping, Hasil belajar

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA KONSEP ENERGI PANAS DAN BUNYI MELALUI KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN MAKE A MATCH

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REDOKS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat diamati oleh panca indera maupun yang tidak dapat diamati oleh panca indera. Karena IPA

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Penerapan Metode Inquiry Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SDN 3 Siwalempu

Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 3 No. 2 Januari-Juni 2017

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam,

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan Sekolah Dasar adalah memberikan bekal pengetahuan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PROSES DAUR AIR

Transkripsi:

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING Fatmawaty Sekolah Dasar Negeri Hikun Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA materi gaya magnet melalui penerapan metode inkuiri terbimbing di kelas Va SDN 2 Hikun. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya aktivitas dan hasil belajar IPA materi gaya magnet siswa kelas Va SDN 2 Hikun. Metode inkuiri merupakan metode yang mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat sesuatu yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan lain, membandingkan sesuatu yang ditemukannya dengan yang ditemukan siswa lain. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas Va SDN 2 Hikun yang berjumlah 27 orang siswa. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Desain penelitian yang digunakan adalah model Kemmis dan Mc. Taggart yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, serta refleksi. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas guru dan siswa, dan hasil belajar siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil analisis data pada siklus I pertemuan 1 aktivitas siswa menunjukkan 6% dan nilai rata-rata hasil belajarnya sebesar 6 dengan ketuntasan klasikal 52%, pertemuan 2 aktivitas siswa 68% dan nilai rata-rata sebesar 64 dengan ketuntasan klasikal 63%. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus I yaitu pada aspek orientasi, merumuskan hipotesis sederhana, dan merumuskan kesimpulan, aktivitas siswa mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil analisis data siklus II pertemuan 1 aktivitas siswa 76% dan nilai rata-rata hasil belajarnya 79 dengan ketuntasan klasikal 81%, pertemuan 2 aktivitas siswa 86% dan nilai rata-rata sebesar 84 dengan ketuntasan klasikal 93%. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA materi gaya magnet di kelas Va SDN 2 Hikun. Peningkatan aktivitas siswa meliputi aspek orientasi, merumuskan hipotesis sederhana, mengumpulkan data, dan merumuskan kesimpulan Kata Kunci: aktivitas, hasil belajar, gaya magnet, metode inkuiri terbimbing PENDAHULUAN Keberhasilan pembelajaran tidak terlepas dari pemilihan metode yang tepat. Metode pembelajaran merupakan cara guru menyampaikan materi pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kriteria yang digunakan dalam pemilihan metode antara lain: kesesuaiannya dengan tujuan, kondisi kelas/sekolah, tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa, kemampuan guru dalam menggunakan metode, dan alokasi waktu yang tersedia. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai salah satu mata pelajaran yang mengantarkan siswa dalam proses perubahan perilaku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu diperlukan adanya partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran sebagai upaya untuk memperoleh pengalaman. Sri Sulistyorini dan Supartono (27: 8) menyatakan konsep pendidikan dalam pembelajaran IPA yaitu pendekatan atau metode pembelajaran harus memberi kemungkinan agar siswa dapat menunjukkan keaktifan penuh dalam belajar (active learning). Selain itu proses pendidikan yang diciptakan dari suatu metode harus menciptakan suasana menyenangkan bagi siswa sehingga siswa dapat belajar secara nyaman dan gembira (joyfull learning). Namun berdasarkan data yag diperoleh pada tahun pelajaran yang lalu dalam ISSN. 2355-8911 www.rumahjurnal.net 7

pembelajaran IPA di kelas Va SDN 2 Hikun, proses pembelajaran tidak berlangsung sebagaimana mestinya. Kegiatan pembelajaran hanya melibatkan siswa tertentu yang aktif sedangkan siswa yang lain kurang memperhatikan pelajaran. Ketika guru mengajukan pertanyaan, 6% siswa tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan. Selain itu, seperempat dari jumlah siswa di kelas lebih memilih berbicara dengan temannya dan bermain-main daripada mendengarkan penjelasan guru. Kurangnya inovasi dalam pembelajaran menjadikan beberapa siswa terlihat bosan, hal tersebut terlihat ketika guru memberikan kesempatan bertanya tetapi tidak ada satu siswapun yang bertanya. Hal tersebut menunjukkan rasa keingintahuan siswa yang masih rendah. Guru biasanya menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan sehingga menjadikan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA cenderung rendah. Pembelajaran IPA lebih bersifat teacher center menjadikan siswa pasif karena guru lebih mendominasi dalam proses pembelajaran. Selain itu, metode inkuiri terbimbing belum diterapkan dalam pembelajaran IPA di kelas Va SDN 2 Hikun. Pembelajaran IPA yang diharapkan dapat mengeksplorasi lingkungan dan sumber belajar seringkali hanya dilakukan di dalam kelas. Meskipun keterampilan guru dalam bertanya dan mengelola kelas cukup baik tetapi hasil belajar IPA siswa kelas Va belum merata. Beberapa siswa menunjukan hasil belajar yang tinggi namun siswa yang lainnya menunjukan hasil belajar yang rendah. Hasil belajar IPA materi gaya magnet siswa kelas Va SDN 2 Hikun pada tahun pelajaran sebelumnya menunjukkan dari 23 siswa hanya 52% yang tuntas hasil belajarnya dengan KKM 65. Dengan demikian perlu adanya suatu metode untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA sehingga dapat memberi kemungkinan agar siswa dapat menunjukkan keaktifan penuh dalam belajar. Penulis sebagai guru kelas Va akan mencoba menerapkan metode inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA materi gaya magnet di kelas Va SDN 2 Hikun. Metode inkuiri menurut Piaget (Mulyasa, 26: 18) merupakan metode yang mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat sesuatu yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan sesuatu yang ditemukannya dengan yang ditemukan siswa lain. TINJAUAN PUSTAKA Pembelajaran IPA di SD Mata Pelajaran IPA di SD/MI dalam KTSP (Sri Sulistyorini dan Supartono, 27: 4) bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut. a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-nya. b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. e. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. Kajian tentang Karakteristik Siswa Kelas V SD Pembelajaran IPA di SD pada masa kanak-kanak akhir (usia 7-12 tahun) seharusnya relevan dengan kehidupan seharihari siswa. Selain itu, karakteristik siswa yang selalu ingin tahu, ingin belajar dan realistis perlu diarahkan supaya potensi siswa tersebut dapat berkembang secara optimal. Sebaiknya pembelajaran IPA dilaksananakan secara berkelompok mengingat karakteristik siswa usia SD yang suka membentuk kelompok sebaya. Pembelajaran perlu disajikan secara singkat dan terorganisasi dengan baik dengan menggunakan bahan/media pembelajaran yang konkret. Penyajian bahan perlu diawali dari hal-hal yang sederhana menuju hal-hal yang bersifat kompleks. Selain itu, pemberian latihan/kegiatan nyata menjadi hal yang utama dalam 8 www.rumahjurnal.net ISSN. 2355-8911

pembelajaran IPA sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Kajian tentang Aktivitas Siswa Anwar dan Harmi (211:116) menyampaikan bahwa aktivitas siswa merupakan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran dengan aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Guru berperan sebagai fasilitator yang bertugas membimbing dan mengarahkan siswa dalam upaya mencapai tujuan. Pembelajaran tidak hanya sebatas transfer of knowledge tetapi membutuhkan peran aktif siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri. Aktivitas siswa (Yamin, 27:77) dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, berpikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Guru perlu merancang sistem pembelajaran secara sistematis sehingga merangsang aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran akan bermakna apabila siswa aktif dalam proses pembelajaran. Siswa tidak hanya menerima konsep-konsep yang disampaikan guru, tetapi siswa beraktivitas langsung. Oleh karena itu, guru harus menciptakan situasi yang menimbulkan aktivitas siswa. Aktivitas siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA di SD yaitu 1) kegiatankegiatan visual: mengamati dalam eksperimen/percobaan; 2) kegiatan-kegiatan lisan: mengajukan suatu pertanyaan, mengemukakan pendapat; 3) kegiatan-kegiatan mendengarkan: mendengarkan penjelasan guru; 4) kegiatan-kegiatan menulis: menulis laporan, membuat rangkuman; 5) kegiatan-kegiatan menggambar: menggambar objek hasil percobaan/pengamatan; 6) kegiatan-kegiatan metrik: melakukan percobaan, memilih alat-alat; 7) kegiatan-kegiatan mental: memecahkan masalah, membuat keputusan; dan 8) kegiatankegiatan emosional: bersemangat. Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas siswa adalah 1) memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran, 2) menjelaskan tujuan pembelajaran, 3) menyampaikan kompetensi yang harus dicapai siswa dalam kegiatan pembelajaran, 4) memberikan stimulus berupa masalah, topik, dan konsep untuk merangsang keingintahuan siswa, 5) membimbing dan mengarahkan siswa dalam upaya menemukan pengetahuannya, 6) melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, 7) memberikan umpan balik, 8) memberikan tes untuk menilai kemampuan siswa, dan 9) menyimpulkan materi pembelajaran. Metode Inkuiri Terbimbing Sanjaya (29:126) menjelaskan bahwa metode merupakan upaya mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Keberhasilan pembelajaran tidak terlepas dari pemilihan metode yang tepat. Kriteria yang digunakan dalam pemilihan metode antara lain: kesesuaiannya dengan tujuan, kondisi kelas/sekolah, tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa, kemampuan guru dalam menggunakan metode, dan alokasi waktu yang tersedia. Inkuiri berasal dari bahasa Inggris inquiry, yang secara harfiah berarti penyelidikan. Piaget (Mulyasa, 26:18) mengemukakan bahwa metode inkuiri merupakan metode yang mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat sesuatu yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan sesuatu yang ditemukannya dengan yang ditemukan siswa lain. Dalam penelitian ini, metode inkuiri yang diterapkan merupakan metode inkuiri terbimbing (guided inquiry) karena dalam pelaksanaannya guru memberikan bimbingan dan pengarahan secara luas. Siswa tidak merumuskan permasalahan, tetapi merancang dan melakukan percobaan untuk memecahkan permasalahan dengan bimbingan guru. Siswa juga mengumpulkan data hasil pengamatan/percobaan yang dijadikan dasar dalam pengambilan kesimpulan. Kelebihan metode inkuiri terbimbing menurut Sanjaya (29: 28) sebagai berikut. a. Menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui metode inkuiri terbimbing lebih bermakna. b. Memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai gaya belajar mereka sendiri. c. Sesuai dengan perkembangan psikologi ISSN. 2355-8911 www.rumahjurnal.net 9

belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. d. Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar. Metode inkuiri terbimbing (Mulyasa, 26:18-19) merupakan metode penyelidikan yang melibatkan proses mental dengan kegiatan-kegiatan berikut. a. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang fenomena alam. b. Merumusakan masalah yang ditemukan. c. Merumuskan hipotesis. d. Merancang dan melakukan eksperimen. e. Mengumpulkan dan menganalisis data. f. Merumuskan kesimpulan mengembangkan sikap ilmiah, yakni: objektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, berkemauan, dan tanggung jawab. Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan langkah-langkah penerapan metode inkuiri terbimbing yang memungkinkan untuk dikembangkan dalam pembelajaran IPA di SD yaitu 1) orientasi, 2) merumuskan masalah, 3) mengajukan hipotesis, 4) mengumpulkan data, 5) menguji hipotesis, dan 6) merumuskan kesimpulan. Kajian tentang Hasil Belajar Hasil belajar (Purwanto, 21:54) adalah hasil yang dicapai dari proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil belajar sains SD (Patta Bundu, 26: 19) adalah segenap perubahan tingkah laku yang terjadi pada siswa dalam bidang sains sebagai hasil mengikuti proses pembelajaran sains. Benyamin S. Bloom, dkk (Arifin, 212:48) hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam tiga domain, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Setiap domain disusun menjadi beberapa jenjang kemampuan, mulai dari hal yang sederhana sampai dengan hal yang kompleks, mulai dari hal yang mudah sampai dengan hal yang sukar, dan mulai dari hal yang konkret sampai dengan hal yang abstrak. Domain hasil belajar yang dijadikan indikator dalam penelitian ini adalah domain kognitif. METODOLOGI Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di SDN 2 Hikun Kecamatan Tanjung Kabupaten Tabalong pada siswa kelas Va tahun pelajaran 214/215 pada semester 2 bulan Februari sampai April 215 berjumlah 27 orang yaitu 12 orang laki-laki dan 15 orang perempuan. Data hasil observasi dalam penelitian ini dapat dilihat dari hasil skor pada lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA. Data observasi aktivitas guru dan siswa yang diperoleh dihitung kemudian dipersentase dan hasil belajar siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data hasil refleksi aktivitas siswa pada tahun pelajaran sebelumnya menunjukkan bahwa aktivitas siswa kelas Va SDN 2 Hikun masih rendah. Permasalahan tersebut merupakan salah satu permasalahan yang peneliti temukan pada saat kegiatan pembelajaran IPA di kelas Va SDN 2 Hikun pada tahun pelajaran yang lalu. Metode pembelajaran yang diterapkan saat itu masih secara konvensional menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan. Guru menyampaikan materi pelajaran IPA secara verbal. Hal tersebut menjadikan kurangnya partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. Hasibuan dan Moedjiono (29: 13) mengemukakan bahwa kelemahan metode ceramah adalah siswa cenderung pasif, pengaturan kecepatan secara klasikal ditentukan oleh pengajar, kurang cocok untuk pembentukan keterampilan sikap dan cenderung menempatkan pengajar sebagai otoritas terakhir. Proses pembelajaran IPA seharusnya menekankan siswa aktif mencari dan menemukan sendiri suatu konsep. Guru berperan sebagai pembimbing yang mengarahkan siswa dalam upaya memperoleh suatu pengetahuan. Proses pembelajaran seharusnya melibatkan siswa untuk aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran yang meliputi aktivitas mengamati, mengajukan pertanyaan, mendengarkan penjelasan guru, mengemukakan pendapat, mengajukan berbagai kemungkinan pemecahan masalah, melakukan percobaan, menemukan jawaban berdasarkan hasil percobaan dan merumuskan kesimpulan. Pemilihan metode yang tepat menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA. Salah satu metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPA di SDN 2 Hikun adalah metode inkuiri terbimbing (guided inquiry). Wina Sanjaya (29: 196) mengemukakan 1 www.rumahjurnal.net ISSN. 2355-8911

bahwa ciri utama dalam penerapan metode inkuiri terbimbing yakni dalam prosesnya lebih menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Metode inkuiri terbimbing memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat dalam pemecahan masalah melalui langkahlangkah yang sistematis. Adapun langkahlangkah penerapan metode inkuiri terbimbing dalam pembelajaran IPA di SD meliputi 1) orientasi, 2) merumuskan masalah, 3) merumuskan hipotesis sederhana, 4) mengumpulkan data, 5) menguji hipotesis, dan 6) merumuskan kesimpulan. Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru terjadi peningkatan baik siklus I maupun II disetiap pertemuannya. Peningkatan aktivitas guru ini dapat dilihat pada grafik berikut. 1 8 6 4 2 Grafik 1. Aktivitas Guru Hasil observasi persentase aktivitas guru siklus I pertemuan 1 meningkat 6% pada pertemuan 2. Terjadi lagi peningkatan 8% pada siklus II pertemuan 1. Meningkat lagi pada pertemuan 2 sebesar 3%. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa terjadi peningkatan baik siklus I maupun II disetiap pertemuannya. Peningkatan aktivitas siswa ini dapat dilihat pada grafik berikut. 1 5 73 79 87 9 6 Aktivitas Guru Aktivitas Siswa 68 Grafik 2. Aktivitas Siswa Hasil observasi persentase aktivitas siswa siklus I pertemuan 1 meningkat 8% pada pertemuan 2. Terjadi lagi peningkatan 8% pada siklus II pertemuan 1. Meningkat lagi pada pertemuan 2 sebesar 1%. Berdasarkan nilai tes hasil belajar siswa terjadi peningkatan baik siklus I maupun II disetiap pertemuannya. Peningkatan hasil belajar 76 86 siswa ini dapat dilihat pada grafik berikut. 1 5 6 64 79 84 Grafik 3. Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa siklus I pertemuan 1 meningkat 4 pada pertemuan 2. Terjadi lagi peningkatan 15 pada siklus II pertemuan 1. Meningkat lagi pada pertemuan 2 sebesar 5. Dengan meningkatnya hasil belajar siswa maka meningkat juga persentase ketuntasan klasikalnya. Peningkatan persentase ketuntasan klasikal ini dapat dilihat dari grafik berikut. 1 5 Hasil Belajar Siswa Ketuntasan Hasil Belajar Siswa 52 63 Grafik 4. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Persentase ketuntasan klasikal hasil belajar siswa siklus I pertemuan 1 meningkat 11% pada pertemuan 2. Terjadi lagi peningkatan 18% pada siklus II pertemuan 1. Meningkat lagi pada pertemuan 2 sebesar 12%. Berdasarkan berbagai data yang telah diperoleh mencakup aktivitas guru, siswa dan hasil belajar telah meningkat pada setiap pertemuannya hingga mencapai indikator keberhasilan penelitian ini. Dengan demikian hasil penelitian ini telah membuktikan bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa akan meningkat jika guru menggunakan metode inkuiri terbimbing dalam kegiatan pembelajaran IPA materi gaya magnet. SIMPULAN DAN SARAN Penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan aktivitas guru, siswa dan hasil belajar dalam pembelajaran IPA materi gaya magnet siswa Kelas Va SDN 2 Hikun tahun pelajaran 214/215. Disarankan kepada guru agar dapat menerapkan metode inkuiri terbimbing agar aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA dapat meningkat. 81 93 ISSN. 2355-8911 www.rumahjurnal.net 11

DAFTAR RUJUKAN Anwar, K., & Harmi, H. (211). Perencanaan Sistem Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Bandung: Alfabet Arifin, Z. (212). Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Mulyasa. E. (26). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Purwanto. (21). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sanjaya, W. (29). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group Sulistyorini, S., & Supartono. (27). Model Pembelajaran IPA Sekolah Dasar dan Penerapannya dalam KTSP. Yogyakarta: Tiara Wacana Yamin. (27). Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press 12 www.rumahjurnal.net ISSN. 2355-8911