POTENSI BUFFER ORGANOMINERAL SEBAGAI PENYEDIA NUTRISI PADA TANAH BERGARAM UNTUK PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays) SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

TINJAUAN PUSTAKA Botani Padi

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tajuk. bertambahnya tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar tajuk, berat kering tajuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tunggang dengan akar samping yang menjalar ketanah sama seperti tanaman dikotil lainnya.

I. TINJAUAN PUSTAKA. produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BENTUK DAN DOSIS PUPUK KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) LOKAL MADURA SKRIPSI

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

II. TINJAUAN PUSTAKA. menunjang pertumbuhan suatu jenis tanaman pada lingkungan dengan faktor

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis (Zea mays Saccharata) merupakan salah satu jenis tanaman yang

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman Padi

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. dari 190 juta hektar luas daratan Indonesia. Kelemahan- kelemahan yang terdapat pada

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. sekitar 500 mm per tahun (Dowswell et al., 1996 dalam Iriany et al., 2007).

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Inceptisol

I. PENDAHULUAN. jagung juga digunakan sebagai bahan baku industri, pakan ternak dan industri

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1.5. Hipotesis 3. Pemberian pupuk hayati berperan terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman nilam. 4. Pemberian zeolit dengan dosis tertentu dapat

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

PENGARUH PEMBERIAN URIN KELINCI DAN KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CAISIM (Brassica juncea, L.) SKRIPSI

BAB 3 KIMIA TANAH. Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. dapat menghasilkan genotip baru yang dapat beradaptasi terhadap berbagai

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. pupuk tersebut, maka pencarian pupuk alternatif lain seperti penggunaan pupuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

II. TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan pengelolaan yang memperhatikan kendala yang ada. Beberapa kendala

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPON VARIETAS TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN PADA FASE PERTUMBUHAN VEGETATIF

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah penduduk terus meningkat dengan rata-rata laju pertumbuhan 1,34%

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses mempengaruhi peserta didik agar dapat. menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya serta

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah marginal merupakan tanah yang potensial untuk pertanian. Secara alami

PENGUJIAN PUPUK TULANG AYAM SEBAGAI BAHAN AMELIORASI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SORGHUM DAN SIFAT- SIFAT KIMIA TANAH PODZOLIK MERAH KUNING PEKANBARU

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran terhadap beberapa parameter kualitas pada

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

SIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH

Latar Belakang. Kalium merupakan salah satu hara makro setelah N dan P yang diserap

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengaruh ph tanah terhadap pertumbuhan tanaman

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

EKSTRAKSI ASAM HUMAT DARI KOMPOS DAN ENDAPAN TAMBAK IKAN SKRIPSI. Oleh: RATNA JUWITA FEBRIANA NAIBAHO

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. hingga mencapai luasan 110 ribu Ha. Pengurangan itu terlihat dari perbandingan

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. menyebabkan kerusakan dan kerugian bagi masyarakat di sekitar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara di wilayah tropika basah yang sebagian besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Latosol 2.2. Asam Humat Definisi Asam Humat

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

PENGARUH PENGGUNAAN DOSIS PUPUK UREA DAN DOSIS PUPUK KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI ( Brassica chinensis L.

PENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung Manis. Tanaman jagung manis diklasifikasikan ke dalam Kingdom Plantae (Tumbuhan),

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kompos Ampas Aren. tanaman jagung manis. Analisis kompos ampas aren yang diamati yakni ph,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

TANAH. Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah. Hubungan tanah dan organisme :

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN. merupakan makanan pokok lebih dari separuh penduduk dunia. Berdasarkan

VII. KEHARAAN DAN PEMUPUKAN

TINJAUAN PUSTAKA. adalah tanah-tanah bereaksi masam (ph rendah) dan miskin unsur hara, seperti

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DA PEMBAHASA. Tabel 5. Analisis komposisi bahan baku kompos Bahan Baku Analisis

TINJAUAN PUSTAKA. basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena

Transkripsi:

POTENSI BUFFER ORGANOMINERAL SEBAGAI PENYEDIA NUTRISI PADA TANAH BERGARAM UNTUK PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays) SKRIPSI Diajukan Oleh : ADHISTIA ZAHRO 0925010007 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR SURABAYA 2013

POTENSI BUFFER ORGANOMINERAL SEBAGAI PENYEDIA NUTRISI PADA TANAH BERGARAM UNTUK PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays) Disusun oleh : ADHISTIA ZAHRO NPM : 0925010007 Telah Ujian dan Diterima Fakultas Pertanian Program Studi Agroteknologi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur pada tanggal 28 Juni 2013 Telah disetujui oleh : Pembimbing : Tim Penguji : 1. Pembimbing Utama 1. Ketua Ir. Purwadi, MP Ir. Purwadi, MP 2. Pembimbing Pendamping 2. Sekretaris Ir. Yonny Koentjoro, MM Ir. Yonny Koentjoro, MM. 3. Anggota Ir. Maroeto, MP 4. Anggota Ir. Mulyadi, MS Mengetahui : Dekan Fakultas pertanian Ketua Program Studi Agroteknologi Dr. Ir. Ramdan Hidayat, MS. Ir. Mulyadi, MS.

Telah Direvisi Tanggal :... 2013 Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping Ir. Purwadi, MP. Ir. Yonny Koentjoro, MM.

KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT. atas segala rahmat dan petunjuk-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul POTENSI BUFFER ORGANOMINERAL SEBAGAI PENYEDIA NUTRISI pada TANAH BERGARAM untuk PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays). Penyusunan Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang wajib dilaksanakan untuk menyelesaikan proses kuliah di Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Maksud dan tujuan dari Skripsi adalah untuk mengkaji berbagai potensi buffer organomineral sebagai penyedia nutrisi pada tanah bergaram untuk pertumbuhan tanaman jagung. Kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat : 1. Kedua orang tua dan saudara yang telah memberi bantuan, dorongan, semangat, do a, dan kasih sayang juga bimbingan moral. 2. Ir. Purwadi, MP. dan Ir. Yonny Koentjoro, MM. Selaku dosen pembimbing yang dengan kebijaksanaan, serta kesabaran beliau dalam membimbing, dan membantu penulis dalam menyelesaikan Proposal Penelitian. 3. Dr. Ir. Ramdan Hidayat, MS. Selaku Dekan Fakultas Pertanian UPN Veteran Jawa Timur, Surabaya. 4. Ir. Mulyadi, MS. Selaku Ketua Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian UPN Veteran Jawa Timur, Surabaya. 5. Teman teman senasib dan seperjuangan Jurusan Agroteknologi. i

Skripsi ini masih jauh dari sempurna karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak. Maka penulis berharap semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis pada khususnya serta bagi para pembaca pada umumnya. Surabaya, Juni 2013 Penulis ii

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... v vi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Perumusan Masalah... 5 C. Tujuan Penelitian... 5 D. Hipotesis... 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Jagung... 6 B. Tanah Salin B.1. Pengertian Tanah Salin... 9 B.2. Proses Pembentukan Tanah Salin... 9 B.3. Pengaruh Tanah Salin terhadap Tanah... 10 B.4. Pengaruh Tanah Salin terhadap Tanaman... 11 C. Buffer Organomineral C.1. Pengertian Buffer (Daya Sanggah)... 13 C.2. Bahan Buffer... 13 C.3. Manfaatnya pada Tanah... 16 C.4. Manfaatnya pada Tanaman... 17 D. Asam Humat... 17 III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Penelitian... 20 B. Bahan dan Alat iii

B.1. Bahan Penelitian... 20 B.2. Alat Penelitian... 20 C. Metode Penelitian... 21 D. Parameter Pengamatan... 23 E. Pelaksanaan Penelitian E.1. Persiapan Tanam... 23 E.2. Pengamatan... 23 E.3. Pengambilan Sampel Tanah... 25 E.4. Analisa Laboratorium... 25 D.5. Analisa Data... 24 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian A.1. Panjang Tanaman... 26 A.2. Jumlah Klorofil... 28 A.3.Berat Kering Tanaman... 30 A.4. ph Tanah... 32 A.5. C-organik Tanah... 34 A.6. Kejenuhan Basa... 35 B. Pembahasan... 39 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 42 B. Saran... 43 DAFTAR PUSTAKA... 44 LAMPIRAN... 45 iv

DAFTAR TABEL No Judul hal 1. Fraksi Humat Berdasarkan Kelarutannya dalam Alkali, Asam, Serta Alkohol... 18 2. Rancangan Perlakuan 3 Faktor... 21 3. Pengaruh Buffer Organomineral pada Tanah salin terhadap Rata-rata Panjang Tanaman... 27 4. Pengaruh Buffer Organomineral pada Tanah salin terhadap Rata-rata Jumlah Klorofil... 29 5. Pengaruh Buffer Organomineral pada Tanah salin terhadap Rata-rata Berat Kering... 31 6. Pengaruh Buffer Organomineral pada Tanah salin terhadap Rata-rata Nilai ph.. 33 7. Pengaruh Buffer Organomineral pada Tanah salin terhadap Rata-rata C- Organik... 35 8. Pengaruh Buffer Organomineral pada Tanah salin terhadap Rata-rata Na dd... 36 9. Pengaruh Buffer Organomineral pada Tanah salin terhadap Rata-rata EC... 37 v

DAFTAR GAMBAR No Judul hal 1. Molekul Asam Humat Yang Teroksidasi... 18 2. Pengaruh Buffer Organomineral pada Tanah salin terhadap Rata-rata Panjang Tanaman... 28 3. Pengaruh Buffer Organomineral pada Tanah salin terhadap Rata-rata Jumlah Klorofil... 30 4. Pengaruh Buffer Organomineral pada Tanah salin terhadap Rata-rata Berat Kering... 31 5. Pengaruh Buffer Organomineral pada Tanah salin terhadap Rata-rata Nilai ph.. 33 6. Pengaruh Buffer Organomineral pada Tanah salin terhadap Rata-rata C- Organik... 34 7. Pengaruh Buffer Organomineral pada Tanah salin terhadap Rata-rata Na dd... 38 8. Pengaruh Buffer Organomineral pada Tanah salin terhadap Rata-rata EC... 38 vi

LAMPIRAN No Judul hal 1. Pengaruh Buffer Organomineral pada Tanah salin terhadap Rata-rata Panjang Tanaman... 45 2. Pengaruh Buffer Organomineral pada Tanah salin terhadap Rata-rata Jumlah Klorofil... 45 3. Pengaruh Buffer Organomineral pada Tanah salin terhadap Rata-rata Berat Kering... 46 4. Pengaruh Buffer Organomineral pada Tanah salin terhadap Rata-rata Nilai ph.. 46 5. Pengaruh Buffer Organomineral pada Tanah salin terhadap Rata-rata C- Organik... 47 6. Pengaruh Buffer Organomineral pada Tanah salin terhadap Rata-rata Na dd... 47 7. Pengaruh Buffer Organomineral pada Tanah salin terhadap Rata-rata EC... 48 vii

Adhistia Zahro / 0925010007. Pengaruh Buffer Organomineral Sebagai Penyedia Nutrisi pada Tanah Bergaram untuk Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays ). Di bawah bimbingan : Ir. Purwadi, MP dan Ir. Yonny Koentjoro, MM ABSTRAK Tanah salin mempunyai kadar garam netral larut dalam air sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dari kebanyakan tanaman. Kurang dari 15% dari KTK tanah ditempati oleh natrium dan biasanya nilai ph kurang dari 8,5. (Soepardi, 1983). Tanaman jagung merupakan tanaman yang sensitif terhadap salinitas. Semakin tinggi salinitas, luas daun, berat kering batang, berat kering daun, dan berat kering tanaman total pada jagung berkurang (Katerji et. al., 2003). Buffer organomineral merupakan salah satu bahan yang ditambahkan ke dalam tanah yang berasal dari limbah tanaman, limbah hewan dan mineral liat. Buffer tersebut merupakan hasil ekstraksi Asam Humat 30%, Kompos 50% yang terdiri dari berbagai macam bahan, antara lain Gambut dan Batubara, Liat 10% dan Abu 10%. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui respon pertumbuhan tanaman jagung terhadap pemberian buffer organomineral pada tanah salin. Peningkatan bahan organik pada tanah cekaman salinitas bermanfaat untuk menetralkan akibat buruk dari pengaruh salinitas, yaitu melalui pejerapan ion Na oleh koloid bahan organik dan penangkapan Na oleh pelepasan CO 2 dari bahan organik, dan juga menjaga kelembaban tanah sehingga menurunkan salinitas tanah (Sumarsono, 2012). Pada hasil pemberian buffer organomineral menunjukkan bahwa penggunaan buffer organomineral yang tepat sebagai penyedia nutrisi pada tanah salin untuk tanaman jagung adalah buffer Gambut KH 2 PO 4 dengan dosis 20 g/pot.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dengan menggunakan beberapa parameter menunjukkan jika buffer Gambut KH 2 PO 4 mempengaruhi ketersediaan unsur hara dalam tanah serta mempengaruhi kadar C-organik dalam tanah sehingga panjang tanaman, jumlah klorofil dan berat kering tanaman menjadi tinggi. Gambut memiliki kandungan c-organik hampir 50 %, N 1,07 dan ph ±5,9 (Nurida, 2011). Peningkatan bahan organik pada tanah cekaman salinitas juga bermanfaat untuk menetralkan akibat buruk dari pengaruh salinitas, yaitu melalui pejerapan ion Na oleh koloid bahan organik dan penangkapan Na oleh pelepasan CO 2 dari bahan organik, dan juga menjaga kelembaban tanah sehingga menurunkan salinitas tanah (Sumarsono, 2012). Sehingga penggunaan buffer organomineral yang tepat sebagai penyedia nutrisi pada tanah salin untuk tanaman jagung adalah buffer Gambut KH 2 PO 4 dengan dosis 20 g/pot. 42

43 B. Saran Perlu diadakan kajian lebih lanjut terhadap pengaruh pemberian buffer organomineral sebagai penyedia nutrisi pada tanah salin, sehingga tanah salin dapat dimanfaatkan secara optimal. Pemberian buffer organomineral perlu dilakukan secara bertahap agar tanah salin dapat diperbaiki secara optimal sehingga unsur hara dalam tanah menjadi tersedia dan dapat dimanfaatkan secara optimal untuk pertumbuhan tanaman pertanian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung merupakan tanaman serealia yang paling produktif di dunia, dapat ditanam di wilayah bersuhu tinggi, dan pematangan tongkol ditentukan oleh akumulasi panas yang diperoleh tanaman. Luas pertanaman jagung di seluruh dunia lebih dari 100 juta ha, menyebar di 70 negara, termasuk 53 negara berkembang. Penyebaran tanaman jagung sangat luas karena mampu beradaptasi dengan baik pada berbagai lingkungan. Jagung tumbuh baik di wilayah tropis hingga 50 LU dan 50 LS, dari dataran rendah sampai ketinggian 3.000 m di atas permukaan laut (dpl), dengan curah hujan tinggi, sedang, hingga rendah sekitar 500 mm per tahun (Dowswell et al., 1996). Tanaman jagung tumbuh optimal pada tanah yang gembur, drainase baik, dengan kelembaban tanah cukup, dan akan layu bila kelembaban tanah kurang dari 40% kapasitas lapang, atau bila batangnya terendam air. Pada dataran rendah, umur jagung berkisar antara 3-4 bulan, tetapi di dataran tinggi di atas 1000 m dpl berumur 4-5 bulan. Umur panen jagung sangat dipengaruhi oleh suhu, setiap kenaikan tinggi tempat 50 m dari permukaan laut, umur panen jagung akan mundur satu hari (Hyene, 1987). Menurunnya kualitas kesuburan tanah dan luas lahan yang dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian mendorong dilakukannya budidaya pertanian pada lahan marjinal seperti salah satunya adalah tanah salin. Tanah salin mempunyai kadar garam netral larut dalam air tanah sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dari kebanyakan tanaman. 1

2 Kurang dari 15% dari KTK tanah ditempati oleh natrium dan biasanya nilai ph kurang dari 8,5. (Soepardi, 1983). Kandungan NaCl yang tinggi pada tanah salin menyebabkan rusaknya struktur tanah, yang menyebabkan aerasi dan permeabilitas tanah tersebut menjadi sangat rendah. Banyaknya ion Na di dalam tanah menyebabkan berkurangnya ion-ion Ca, Mg, dan K yang dapat ditukar, yang berarti menurunnya ketersediaan unsur tersebut bagi tanaman. Pengaruh salinitas terhadap tanaman mencakup tiga hal yaitu tekanan osmosis, keseimbangan hara dan pengaruh racun. Bertambahnya konsentrasi garam di dalam suatu larutan tanah, menyebabkan meningkatknya potensial osmotik pada larutan tanah tersebut. Hal ini salinitas dapat menyebabkan tanaman sulit menyerap air hingga terjadi kekeringan fisiologis (Hakim, dkk., 1986). Marschner (1998) menyatakan ion seperti Natrium (Na) dan Klorida (Cl) yang lazim terdapat pada tanah bergaram dapat merusak organel sel, mengganggu fotosintesis dan respirasi, serta menghambat sintesis protein dan mendorong kekurangan ion. Levitt (1980) menyatakan bahwa keracunan Na maupun Cl dapat ditandai dengan mengeringnya tepi bagian ujung daun. Gejala tersebut sangat sulit dibedakan dengan gejala kekeringan. Gejala awal munculnya kerusakan tanaman yang disebabkan salinitas tinggi adalah (a) warna daun yang menjadi lebih gelap daripada warna normal yang hijau-kebiruan, (b) ukuran daun yang lebih kecil dan (c) batang dengan jarak tangkai daun yang lebih pendek. Jika permasalahannya menjadi lebih parah, daun akan (a) menjadi kuning (klorosis) dan (b) tepi daun mati mengering terkena burning (terbakar, menjadi kecoklatan) (FAO, 2005). Tanaman jagung merupakan tanaman yang sensitif terhadap salinitas. Semakin tinggi salinitas, luas daun, berat kering batang, berat kering daun, dan berat kering tanaman total pada jagung berkurang.

3 Hal tersebut menunjukkan bahwa tanaman jagung merupakan tanaman yang secara relatif tidak toleran terhadap salinitas. Tanaman jagung merupakan tanaman memiliki toleransi terhadap salinitas sedang (medium salt tolerance) yang ditandai dengan memiliki nilai konduktivitas elektrik ECe x 10 3 = 6. Tanaman jagung tidak tahan terhadap tanah atau air yang memiliki derajat konduktivitas elektrik yang tinggi (ECe dan ECw). Pada tanaman jagung, nilai ECe dan ECw masing-masing adalah 3,2 mmhos/cm dan 2,1 mmhos/cm akan menurunkan tingkat produksi tanaman jagung sebesar 10% (Iriyani et al., 2010). Secara umum, adanya garam terlarut pada tanah dapat menaikkan tekanan potensial osmotik pada akar. Sehingga tanaman jagung yang terkena cekaman salinitas akan mengakibatkan naiknya tekanan osmotik pada akar tanaman jagung. Hal tersebut nantinya dapat menurunkan jumlah air yang diambil oleh akar tanaman. Rendahnya jumlah air yang dapat digunakan oleh tumbuhan mengakibatkan tanaman jagung tidak dapat memecah molekul air menjadi O 2 untuk proses fotosintesis (Murdiyanto, 2010). O 2 diperlukan tanaman untuk melakukan proses metabolisme. Dengan sedikitnya O 2 maka proses metabolisme tanaman. Dengan adanya kendala tersebut maka perlu dilakukan penelitian mengenai perbaikan tanah salin. Buffer organomineral merupakan salah satu bahan yang ditambahkan ke dalam tanah yang berasal dari limbah tanaman, limbah hewan dan mineral liat. Bahan tersebut mempunyai peranan untuk mengurangi kehilangan nutrisi yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya pada tanah salin dengan cara mengikat kation basa-basa sehingga menurunkan kadar salinitas pada tanah tersebut. Dengan menurunnya kadar garam, diharapkan unsur hara yang tersedia dapat diserap oleh akar tanaman sehingga dapat mengoptimalkan pertumbuhan tanaman.

4 Buffer tersebut merupakan hasil ekstraksi Asam Humat 30%, Kompos 50% yang terdiri dari berbagai macam bahan, antara lain Gambut dan Batubara, Liat 10% dan Abu 10%. Fungsi liat sendiri sebagai perekat buffer sehingga mudah dalam pembuatannya dan abu sendiri sebagai aktifator energi oksidasi pada saat buffer tersebut dibuat. Zat aktif dalam humus yang berperan terhadap kesuburan tanah adalah senyawa asam humat (humic acid) dan asam fulvat (fulvic acid). Senyawa-senyawa tersebut adalah zat organik yang stabil dan merupakan hasil akhir dari proses dekomposisi bahan organik. Asam humat dan asam fulvat berbeda dengan zat organik yang terkandung dalam bahan organik lain seperti kompos dan pupuk kandang yang umumnya berupa zat organik yang mudah terurai oleh mikroba tanah dan akhirnya akan habis. Asam humat adalah zat organik yang memiliki struktur molekul kompleks dengan berat molekul tinggi (makromolekul atau polimer organik) yang mengandung gugus aktif. Di alam, asam humat terbentuk melalui proses fisika, kimia, dan biologi dari bahan-bahan yang berasal dari tumbuhan maupun hewan melalui proses humifikasi (Syekhfani, 2000). Oleh karena strukturnya terdiri dari campuran senyawa organik alifatik dan aromatik (diantaranya ditunjukkan dengan adanya gugus aktif asam karboksilat dan quinoid), maka asam humat memiliki kemampuan untuk menstimulasi dan mengaktifkan proses biologi dan fisiologi pada organisme hidup didalam tanah. Sementara itu asam fulvat memiliki rantai polimer lebih pendek, mengandung unsur oksigen lebih banyak, dan dapat larut dalam semua rentang ph sehingga bersifat lebih reaktif. Penelitian ini menggunakan tanaman jagung manis (Zea mays L. saccharata). Tanaman jagung manis atau sweet corn merupakan jenis jagung yang belum lama dikenal dan baru dikembangkan di Indonesia.

5 Sweet corn semakin popular dan banyak dikonsumsi karena memiliki rasa yang lebih manis dibandingkan jagung biasa. Selain itu umur produksinya lebih singkat (genjah) yaitu 70 80 hari sehingga sangat menguntungkan (Anonim, 1992). B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan masalah tersebut di atas maka permasalahan yang ada meliputi : 1. Bagaimanakah respon pertumbuhan tanaman jagung terhadap pemberian buffer organomineral pada tanah salin. C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui respon pertumbuhan tanaman jagung terhadap pemberian buffer organomineral pada tanah salin. D. Hipotesis Pemberian buffer organomineral ke tanah salin diduga mampu membantu ketersediaan hara tanah untuk pertumbuhan tanaman jagung.