BAB IV PENGOLAHAN DATA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

I. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi

Ditulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2015

BAB I. PENDAHULUAN...

BAB II DASAR TEORI. ke tempat yang lain dikarenakan adanya perbedaan suhu di tempat-tempat

BAB IV PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT

ANALISA PERPINDAHAN KALOR PADA KONDENSOR PT. KRAKATAU DAYA LISTRIK

Karakteristik Perpindahan Panas dan Pressure Drop pada Alat Penukar Kalor tipe Pipa Ganda dengan aliran searah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Maret 2013 di

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

SKRIPSI ALAT PENUKAR KALOR

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-91

Mulai. Studi Literatur. Gambar Sketsa. Perhitungan. Gambar 2D dan 3D. Pembelian Komponen Dan Peralatan. Proses Pembuatan.

Gambar 2. Profil suhu dan radiasi pada percobaan 1

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER

Radiasi ekstraterestrial pada bidang horizontal untuk periode 1 jam

II. TINJAUAN PUSTAKA A. SAMPAH

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

KAJIAN EXPERIMENTAL KOEFISIEN PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI DENGAN NANOFLUIDA Al2SO4 PADA HEAT EXCHANGER TIPE COUNTER FLOW

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

PENYUSUNAN PROGRAM KOMPUTASI PERANCANGAN HEAT EXCHANGER TIPE SHELL & TUBE DENGAN FLUIDA PANAS OLI DAN FLUIDA PENDINGIN AIR

ANALISIS EFEKTIFITAS ALAT PENUKAR KALOR SHELL & TUBE DENGAN MEDIUM AIR SEBAGAI FLUIDA PANAS DAN METHANOL SEBAGAI FLUIDA DINGIN

ANALISIS KEEFEKTIFAN ALAT PENUKAR KALOR TABUNG SEPUSAT ALIRAN BERLAWANAN DENGAN VARIASI PADA FLUIDA PANAS (AIR) DAN FLUIDA DINGIN (METANOL)

PERANCANGAN ULANG ALAT PEMANAS DAN PENDINGIN AIR MINUM BERTENAGA LISTRIK

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

Tekad Sitepu, Sahala Hadi Putra Silaban Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN

TUGAS AKHIR. Analisa Performansi dan Perancangan Ulang Radiator Sebagai Optimasi Cooling System pada Mesin Sinjai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN HEAT EXCHANGER TUBE NON FIN SATU PASS, SHELL TIGA PASS UNTUK MESIN PENGERING EMPON-EMPON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perancangan Termal Heat Recovery Steam Generator Sistem Tekanan Dua Tingkat Dengan Variasi Beban Gas Turbin

LAPORAN TUGAS AKHIR MODIFIKASI KONDENSOR SISTEM DISTILASI ETANOL DENGAN MENAMBAHKAN SISTEM SIRKULASI AIR PENDINGIN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

SIDANG HASIL TUGAS AKHIR

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, KECEPATAN ALIRAN DAN TEMPERATUR ALIRAN TERHADAP LAJU PENGUAPAN TETESAN (DROPLET) LARUTAN AGAR AGAR SKRIPSI

PENGARUH VARIASI FLOW DAN TEMPERATUR TERHADAP LAJU PENGUAPAN TETESAN PADA LARUTAN AGAR-AGAR SKRIPSI

BAB IV HASIL PENGAMATAN & ANALISA

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH KECEPATAN ALIRAN FLUIDA TERHADAP EFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER JENIS SHELL AND TUBE

BAB I PENDAHULUAN. pendinginan untuk mendinginkan mesin-mesin pada sistem. Proses pendinginan

RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT ES KRIM (BAGIAN SISTEM TRANSMISI) PROYEK AKHIR

PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR BOLA BASAH, TEMPERATUR BOLA KERING PADA MENARA PENDINGIN

METODE PENELITIAN. Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Batch Dryer, timbangan, stopwatch, moisturemeter,dan thermometer.

Maka persamaan energi,

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS KEEFEKTIFAN ALAT PENUKAR KALOR TIPE SHELL AND TUBE SATU LALUAN CANGKANG DUA LALUAN TABUNG SEBAGAI PENDINGINAN OLI DENGAN FLUIDA PENDINGIN AIR

Bab IV. Pengolahan dan Perhitungan Data 57 Maka setelah di klik akan muncul seperti gambar dibawah ini, lalu klik continue.

BAB III PERANCANGAN.

IV. PENDEKATAN RANCANGAN

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. seperti kulit binatang, dedaunan, dan lain sebagainya. Pengeringan adalah

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI EKSPERIMENTAL KOEFISIEN PERPINDAHAN KALOR MODEL WATER HEATER KAPASITAS 10 LITER DENGAN INJEKSI GELEMBUNG UDARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian

BAB II LANDASAN TEORI

Menurut Brennan (1978), pengeringan atau dehidrasi didefinisikan sebagai pengurangan kandungan air oleh panas buatan dengan kondisi temperatur, RH, da

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013

BAB I PENDAHULUAN I.1.

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

EFEKTIVITAS PENUKAR KALOR TIPE PLATE P41 73TK Di PLTP LAHENDONG UNIT 2

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

Panas berpindah dari objek yang bersuhu lebih tinggi ke objek lain yang bersuhu lebih rendah Driving force perbedaan suhu Laju perpindahan = Driving

DESAIN SISTEM PENGATURAN UDARA ALAT PENGERING IKAN TERI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI IKAN TERI NELAYAN HERYONO HENDHI SAPUTRO

Karakteristik Perpindahan Panas pada Double Pipe Heat Exchanger, perbandingan aliran parallel dan counter flow

METODE PENELITIAN. Penentuan parameter. perancangan. Perancangan fungsional dan struktural. Pembuatan Alat. pengujian. Pengujian unjuk kerja alat

RANCANG BANGUN HEAT EXCHANGER TUBE FIN TIGA PASS SHELL SATU PASS UNTUK MESIN PENGERING EMPON-EMPON

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

ANALISA HEAT EXCHANGER JENIS SHEEL AND TUBE DENGAN SISTEM SINGLE PASS

Perencanaan Mesin Pendingin Absorbsi (Lithium Bromide) memanfaatkan Waste Energy di PT. PJB Paiton dengan tinjauan secara thermodinamika

TUGAS AKHIR EKSPERIMEN HEAT TRANSFER PADA DEHUMIDIFIER DENGAN AIR DAN COOLANT UNTUK MENURUNKAN KELEMBABAN UDARA PADA RUANG PENGHANGAT

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR GRAFIK...xiii. DAFTAR TABEL... xv. NOMENCLATURE...

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR PERCOBAAN KUALITAS ETHYLENE DAN AIR PADA ALAT PERPINDAHAN PANAS DENGAN SIMULASI ALIRAN FLUIDA

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III METODE PENELITIAN

Re-design dan Modifikasi Generator Cooler Heat Exchanger PLTP Kamojang Untuk Meningkatkan Performasi.

RANCANG BANGUN OVEN UNTUK MENGERINGKAN TOKEK DENGAN SUMBER PANAS UDARA YANG DIPANASKAN KOMPOR LPG

Sujawi Sholeh Sadiawan, Nova Risdiyanto Ismail, Agus suyatno, (2013), PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 44-48

STUDI EKSPERIMENTAL PENINGKATAN PERPINDAHAN PANAS PADA PENUKAR KALOR PIPA KONSENTRIK DENGAN REGULARLY SPACED HELICAL SCREW TAPE INSERT

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PANJANG PIPA, POSISI STACK DAN INPUT FREKWENSI ACOUSTIC DRIVER/AUDIO SPEAKER PADA RANCANG BANGUN SISTEM REFRIGERASI THERMOAKUSTIK

Transkripsi:

BAB IV PENGOLAHAN DATA 4.1 Perhitungan Daya Motor 4.1.1 Torsi pada poros (T 1 ) T3 T2 T1 Torsi pada poros dengan beban teh 10 kg Torsi pada poros tanpa beban - Massa poros; IV-1

Momen inersia pada poros; - Massa lengan; Momen inersia pada lengan Jadi torsi total pada poros tanpa beban ; t = 5 detik (asumsi) IV-2

Maka torsi pada poros : Dan daya pada poros yaitu; 4.1.2 Mencari torsi dua (T 2 ) Torsi dua terdapat di puli setelah gearbox, dimana ukuran pulinya sama dengan puli yang berada di poros, maka ; 4.1.3 Mencari torsi tiga (T 3 ) Torsi 3 berada diantara puli dan motor, dimana harga T3 dapat diketahui dari perbandingan gearbox. (20 didapat dari perbandingan gearbox) IV-3

Sedangkan untuk mencari daya 3 ( P 3 ) didapat dengan mengalikan torsi dengan kecepatan Jadi daya keseluruhan dapat diketahui dengan menjumlahkan daya 1, daya 2 dan daya 3 Karena dipasaran tidak ada motor listrik dengan daya 0,7hp, maka untuk amannya dipakai motor listrik dengan daya sebesar 1 hp. 4.2 Perancangan transmisi sabuk-v Data perancangan Putaran input, Putaran output, Daya, IV-4

Keperluan ; Menggerakan poros pengaduk Jarak antara pusat puli, Menghitung daya desain Dari tabel 1 diperoleh ; Factor service, Maka ; daya desain, Pemilihan jenis sabuk Putaran input, Putaran output, Daya, Dari tabel 2 didapat ; Jenis sabuk : A Menghitung rasio putaran nominal Putaran input, Putaran output, Maka ; Menentukan diameter puli kecil dan puli besar Rasio putaran, Dari tabel 3, didapat ; IV-5

Maka ; Diameter kecil, Diameter puli besar Menghitung panjang sabuk Jarak antar pusat puli, Diameter puli kecil, Diameter puli besar, Maka ; Panjang sabuk, Menentukan jenis sabuk standar Jenis sabuk (dari langkah 3) : Panjang sabuk, Dari tabel 4, didapat : Jenis sabuk standar : Menghitung jarak antar pusat puli aktual Panjang sabuk standar, Diameter puli kecil, Diameter puli besar, Maka : Jarak IV-6

Menghitung kecepatan sabuk Diameter puli kecil, Putaran poros penggerak, Maka : Kecepatan sabuk ; Menentukan nilai daya (Ps) untuk satu sabuk Diameter puli kecil, Kecepatan sabuk, Dari tabel 5 sampai dengan tabel 9, didapat : Nilai daya, Menentukan faktor koreksi sudut kontak puli kecil Diameter puli kecil, Diameter puli besar, Jarak antara pusat puli aktual, Maka : Sudut kontak puli kecil, Selanjutnya dari tabel 10, didapat : Faktor koreksi sudut kontak, IV-7

Menghitung jumlah sabuk yang diperlukan Daya desain, Daya koreksi, Maka : Jumlah sabuk, Hasil perancangan a. Diameter pich Puli kecil : 6 in Puli besar :6 in b. Jenis sabuk standar : A60 c. Panjang sabuk : 60,9 in d. Jumlah sabuk : 1 e. Jarak antara pusat puli, C =17 in 4.3 Proses Pelayuan kecepatan aliran udara Debit udara dan kapasitas yang telah diketahui digunakan untuk mendapatkan kecepatan aliran udara. Dimana 1500kg teh memerlukan aliran udara sekitar 27600cfm, jika banyaknya teh yang akan dilayukan 10kg maka akan membutuhkan aliran udara sekitar 184cfm (0,086 ). IV-8

Laju aliran massa udara Massa jenis udara (ρ) diperoleh dari tabel sifat-sifat udara pada temperatur 24 o C, massa jenis udaranya adalah 1,1915, maka laju aliran massa dihitung sebagai berikut : Panas yang dibutuhkan alat penukar kalor (q) Dari tabel sifat-sifat udara diperoleh, temperatur udara yang diinginkan 28 C, maka panas yang dibutuhkan sebagai berikut; Bilangan reynold temperatur film, Sifat sifat udara pada bilangan reynold diperoleh dari IV-9

Dengan menggunakan tabel sifat - sifat udara pada T f = 299 K maka diperoleh harga - harga sebagai berikut; Diameter hidrolik dapat dicari sebagai berikut : p = perimeter yang basah (p=1) Maka bilangan reynold; Dengan syarat batas : 0,6 < Pr < 100 Maka persamaan bilangan Nusselt rata-rata yang memenuhi syarat batas adalah Koefisien Perpindahan Panas Konveksi Koefisien perpindahan panas konveksi paksa dari udara kering ke permukaan produk dihitung sebagai berikut; IV-10

Perpindahan Panas Konveksi Perpindahan panas konveksi paksa dari udara kering ke permukaan produk dihitung dengan persamaan sebagai berikut : merupakan koefisien perpindahan panas konveksi paksa dari udara ke permukaan produk, A luas permukaan daun teh, merupakan temperatur yang diinginkan dan merupakan temperatur bola basah diperoleh dengan menggunakan diagram psikometrik pada kondisi : - T DB1 = 24 O C - T DB2 = 28 O C - RH = 60 % - T WB2 = 19,8 O C Maka perpindahan panas konveksi paksa; Massa air yang diuapkan : Massa air yang diuapkan dapat diketahui dengan menggunakan persamaan; IV-11

Dimana; - Massa air daun teh basah ( kadar air 75% ) - Massa air daun teh layu ( kadar air 55%) Jadi massa air daun teh yang diuapkan ; Laju aliran massa penguapan Waktu pelayuan 10 kg daun teh dapat diketahui dari perbandingan banyaknya daun teh yang dilayukan dengan lamanya pelayuan dari data yang sudah diketahui, dimana untuk melayukan 1500 kg teh membutuhkan waktu pelayuan sekitar 18 jam, maka untuk 10 kg teh membutuhkan waktu sekitar 0,12 jam atau sekitar 432 detik. Maka laju aliran massa penguapan; IV-12

Panas yang dibutuhkan untuk pelayuan Besarnya panas yang dibutuhkan untuk pelayuan dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : Entalpi pelayuan (h fg ) dapat diketahui dengan menggunakan diagram psikometri dengan temperatur bola basah 19,8 C maka h fg = 56,4 kj/kg, maka panas yang dibutuhkan untuk pelayuan atau menguapkan kandungan air dari teh adalah : Laju panas penguapan Effisiensi termal pelayuan; IV-13

4.4 Perancangan Alat Penukar Kalor Data awal perancangan Data-data yang digunakan sebagai data masukan perhitungan dimensi heat exchanger (alat penukar kalor), antara lain : Fluida dingin (udara) : Temperatur udara masuk (T c1 ) = 24 o C Laju aliran massa udara ( ) = 0,1049 Panas jenis udara (c p ) diperoleh dari tabel sifat-sifat udara pada T = 24 o C, (c p ) = 1,005676 Temperatur udara keluar (T c2 ) = 28 o C Fluida panas (gas) : Temperatur gas masuk (T h1 ) = 527 o C diperoleh dari hasil pengukuran di atas kompor gas Panas jenis udara (c p ) di dapat dari tabel sifat-sifat udara pada T = 527 o C, (c p ) = 1,0978 Laju aliran massa gas ( ) IV-14

Perbandingan kapasitas panas (C) Kapasitas panas (udara) : Kapasitas panas (gas) : Dari data diatas diperoleh bahwa >,maka : Jadi, perbandingan kapasitas laju alirannya adalah : C Efektivitas penukar kalor ( ) Efektivitas penukar kalor ( ) adalah perbandingan laju perpindahan panas yang sebenarnya (q riil ) dengan perpindahan kalor maksimum yang mungkin (q maks ). Di dalam perancangan ini efektivitas penukar kalor ( ) dipilih sebesar = 0,75 Satuan perpindahan panas (NTU) Jumlah satuan kalor (Number of heat Transfer Unit-NTU) merupakan tolak ukur perpindahan panas penukar kalor tersebut. IV-15

Karena arah alirannya saling silang,maka pada tabel didapat NTU sebagai berikut : NTU = = = = 1,6 Luas perpindahan panas menyeluruh (A) Dengan menggunakan satuan perpindahan panas (NTU), kapasitas laju aliran minimum (C min ), dan koefisien perpindahan panas menyeluruh (U). pada tabel nilai kira-kira koefisien perpindahan panas menyeluruh, serta diasumsikan udara mengalir melintasi pipa dan gas mengalir di dalam pipa, sehingga besarnya koefisien perpindahan panas menyeluruh (U) dipilih = 15 W/m 2. o C (dari tabel kondisi gas ke gas), maka dapat dihitung luas perpindahan panas menyeluruh (A) : A = = = 0,08 m 2 Panas yang diterima udara (q riil ) Panas yang diterima oleh udara (q riil ) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : IV-16

Beda suhu rata - rata logaritmik (LMTD) atau Dengan menggunakan perpindahan panas yang sebenarnya (q riil ), luas perpindahan panas menyeluruh (A), dan koefisien perpindahan panas menyeluruh (U), maka dapat dihitung LMTD atau : Jumlah pipa yang dibutuhkan Untuk menentukan ukuran heat exchanger maka dipilih : Diameter pipa : ½ inchi = 0,0127 m Panjang pipa : 0,25 m Luas permukaan 1 buah pipa (A pipa ) Jumlah pipa (n) Banyaknya pipa yang dibutuhkan pada heat exchanger adalah IV-17

4.5 Perancangan Kapasitas Tabung Pelayuan Dimensi dari palung pelayuan yang selama ini dipakai dipabrik pengolahan teh, digunakan untuk mengetahui kapasitas tabung pelayuan. Dimana palung pelayuan memiliki dimensi : Kapasitas : 1500 kilogram Panjang : 28,4 meter Lebar : 1,84 meter Tinggi : 0,28 meter (ketebalan pembeberan atau tumpukan pucuk daun teh) Volume palung pelayuan (withering trough) ; Maka; Jika 1500 kg pucuk daun teh dapat ditampung disebuah wadah yang memiliki volume 15m 3 maka dalam 1m 3 dapat menampung pucuk daun teh sebanyak 100 kg Dimensi tabung rancangan; Panjang tabung yang diinginkan Diameter tabung yang diinginkan Kapasitas yang diinginkan ; 880 mm ; 480 mm ; 10 kg IV-18

Volume tabung pelayuan ; Kapasitas maksimum tabung; Jika 1m³ dapat menampung 100kg teh maka 0,16m³ dapat menampung 16kg pucuk daun teh Dari kapasitas maksimum tabung pelayuan dapat diketahui; 10 kg untuk kapasitas pelayuan yang diinginkan 0,06m³ (sekitar 6kg) digunakan untuk ruang pengadukan IV-19