BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. margasatwa, kawasan pelestarian alam seperti taman nasional, taman wisata alam,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN KAMPANYE PELESTARIAN KUPU-KUPU DI KOTA BANDAR LAMPUNG DESIGN BUTTERFLY CONSERVATION CAMPAIGN IN BANDAR LAMPUNG

SMP NEGERI 3 MENGGALA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mudah dikenali oleh setiap orang. Seperti serangga lainnya, kupu-kupu juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 2007:454). Keanekaragaman berupa kekayaan sumber daya alam hayati dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hewan langka di Indonesia yang masuk dalam daftar merah kelompok critically

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hubert Forestier dan Truman Simanjuntak (1998, Hlm. 77), Indonesia

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

IV APLIKASI PERMASALAHAN

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.2


SILABUS (Kelas Eksperimen)

I. PENDAHULUAN. Dari sebelas Taman Hutan Raya yang ada di Indonesia, salah satu terdapat di

Suhartini Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY

RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Lovejoy (1980). Pada awalnya istilah ini digunakan untuk menyebutkan jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. alam, dewasa ini lebih banyak dituangkan dalam program kerja kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam artikel Konflik Manusia Satwa Liar, Mengapa Terjadi? yang ditulis

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. ekosistemnya. Pada Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

YOGYAKARTA BUTTERLY PARK AND CONSERVATION BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bagi manusia, lahan sangat dibutuhkan dalam menjamin kelangsungan hidup

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk

I. PENDAHULUAN. menguntungkan antara tumbuhan dan hewan herbivora umumnya terjadi di hutan

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.14/Menhut-II/2007 TENTANG TATACARA EVALUASI FUNGSI KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM DAN TAMAN BURU

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

Lampiran 3. Interpretasi dari Korelasi Peraturan Perundangan dengan Nilai Konservasi Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai disetiap tempat dan mempunyai posisi penting sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. termasuk ke dalam kategori lima besar di dunia dalam hal. keanekaragaman hayati. Berbagai jenis satwa dan tumbuhan banyak

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan iklim (Dudley, 2008). International Union for Conservation of Nature

BAB I. PENDAHULUAN. beragam dari gunung hingga pantai, hutan sampai sabana, dan lainnya,

Berikut beberapa penyebab kepunahan hewan dan tumbuhan: 1. Bencana Alam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INTENSITAS DAMPAK LINGKUNGAN DALAM PENGEMBANGAN EKOWISATA (Studi Kasus Pulau Karimunjawa, Taman Nasional Karimunjawa)

Ekologi Hidupan Liar HUTAN. Mengapa Mempelajari Hidupan Liar? PENGERTIAN 3/25/2014. Hidupan liar?

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI TAMAN HUTAN RAYA IR. H. DJUANDA, BANDUNG

Konservasi Lingkungan. Lely Riawati

BAB I PENDAHULUAN. oleh bangsa Indonesia dan tersebar di seluruh penjuru tanah air merupakan modal

Selama menjelajah Nusantara, ia telah menempuh jarak lebih dari km dan berhasil mengumpulkan spesimen fauna meliputi 8.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 2

I. PENDAHULUAN. masyarakat Kota Bandar Lampung dan Kabupaten Pesawaran. Selain itu taman

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Spesies dan Endemik Per Pulau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Herlin Nur Fitri, 2015

I. PENDAHULUAN. negara Indonesia menyebabkan Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. rawa, hutan rawa, danau, dan sungai, serta berbagai ekosistem pesisir seperti hutan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2015 TENTANG

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi semakin pesat,

BAB I PENDAHULUAN. daratan Asia, tepatnya di sepanjang pegunungan Himalaya. Sudah hidup

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.22, 2008 DEPARTEMEN KEHUTANAN. KAWASAN. Pelestarian.Suaka Alam. Pengelolaan. Pedoman.

BAB I PENDAHULUAN. sudah dinyatakan punah pada tahun 1996 dalam rapat Convention on

BAB I PENDAHULUAN. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia tentang. sumber daya alam. Pasal 2 TAP MPR No.IX Tahun 2001 menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada usia dini anak mengalami masa keemasan yang merupakan masa dimana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, merupakan negara kepulauan terbesar menyimpan kekayaan karang

I. PENDAHULUAN. Satwa liar merupakan salah satu sumber daya alam hayati yang mendukung

BAB I PENDAHULUAN. yang mencapai pulau dengan panjang pantai sekitar km 2 dan luas

KRITERIA KAWASAN KONSERVASI. Fredinan Yulianda, 2010

Pembangunan KSDAE di Eko-Region Papua Jakarta, 2 Desember 2015

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN... PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PELESTARIAN BAB. Tujuan Pembelajaran:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumberdaya alam adalah unsur lingkungan yang terdiri atas sumberdaya alam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistemnya. Pasal 21 Ayat (2). Republik Indonesia. 1

I. PENDAHULUAN. Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. merupakan modal dasar bagi pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kawasan Pelestarian Alam (KPA). KSA adalah kawasan dengan ciri khas

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis letak Indonesia berada di daerah tropis atau berada di sekitar

KEANEKARAGAMAN HAYATI. Keanekaragaman Jenis Keanekaragaman Genetis Keanekaragaman ekosistem

I. PENDAHULUAN. yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,

TINJAUAN PUSTAKA. Ecotouris, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi ekowisata. Ada

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA

Keputusan Kepala Bapedal No. 56 Tahun 1994 Tentang : Pedoman Mengenai Dampak Penting

Peta Jalan Penyelamatan Ekosistem Sumatera 2020 Dalam RTR Pulau Sumatera

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Konservasi adalah pelestarian atau perlindungan.secara harfiah, konservasi berasal dari bahasa Inggris, Conservation yang artinya pelestarian atau perlindungan. Di Indonesia, berdasarkan peraturan perundang-undangan, Konservasi (sumber daya alam hayati) adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. Cagar alam dan suaka margasatwa merupakan Kawasan Suaka Alam (KSA), sementara taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam merupakan Kawasan Pelestarian Alam (KPA). Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara terbesar yang memiliki keanekaragaman floran dan fauna. Satwa Indonesia memiliki keanekaragaman yang tinggi karena wilayahnya yang luas dan berbentuk kepulauan tropis. Keanekaragaman yang tinggi ini disebabkan oleh Garis Wallace, membagi Indonesia menjadi dua area, zona zoogeografi Asia, yang dipengaruhi oleh fauna Asia, dan zona zoogeografi Australasia, dipengaruhi oleh fauna Australia. Pencampuran fauna di Indonesia juga dipengaruhi oleh ekosistem yang beragam di antaranya: pantai, bukit pasir, muara, hutan bakau, dan terumbu karang. Masalah ekologi yang muncul di Indonesia adalah proses industrialisasi dan pertumbuhan populasi yang tinggi, yang menyebabkan prioritas pemeliharaan lingkungan menjadi terpinggirkan. Keadaan ini menjadi semakin buruk akibat aktivitas pembalakan liar, yang menyebabkan berkurangnya area hutan, sedangkan masalah lain, termasuk tingginya urbanisasi, polusi udara, manajemen sampah dan sistem pengolahan limbah juga berperan dalam perusakan hutan. Lampung adalah sebuah provinsi paling selatan di Pulau Sumatera, Indonesia. Di sebelah utara berbatasan dengan Bengkulu and Sumatera Selatan.Provinsi Lampung dengan ibukota Bandar Lampung yang merupakan gabungan dari kota kembar Tanjungkarang dan Telukbetung memiliki wilayah yang relatif luas, dan menyimpan potensi kelautan. Lampung juga terkenal dengan 1

Taman Nasional Way Kambas ini identik dengan konservasi gajah, walaupun sebetulnya taman nasional itu juga tempat hidup satwa langka seperti badak, harimau sumatera serta hewan langka lainnya. Selain itu Lampung juga memiliki taman konservasi Kupu-kupu yaitu Taman Kupu-kupu Gita Persada. Menurut Ibu Dra Herawati Soekardi A. Djausal, Msi., ahli kupu-kupu dari Lampung ini, kupu-kupu bagi kehidupan manusia sangatlah banyak manfaatnya yaitu kupu kupu dapat menambah keindahan dunia ini. Kupu-kupu yang bertebangan di udara terlihat cantik dan menawan, warna tubuhnya yang indah bagaikan pelangi, sungguh menyejukkan hati. Peran utama kupu-kupu dalam ekosistem adalah sebagai makanan dari rantai makanan makhluk hidup lainnya. Kupu-kupu juga membantu dalam penyerbukan tanaman dan merupakan salah satu indikator perubahan kondisi lingkungan. Beliau juga mengatakan kepunahan suatu spesies akan mempengaruhi keseimbangan terhadap habitat dan ekosistem di sekitarnya. Indonesia dikenal sebagai negara mega biodiversity, memiliki lebih dari 6.000 spesies kupu-kupu. Banyak dari spesies kupu-kupu ini berada di ambang kepunahan. Gambar 1.1 Grafik Jumlah Populasi Kupu-kupu (Sumber : BPPLH Bandar Lampung) Dari grafik 1.1, terlihat menurunnya populasi kupu-kupu di Bandar Lampung. Hal ini terjadi karena tidak ada pakan untuk larvanya serta lahan hidupnya yang habis terpakai oleh manusia sehingga habitatnya hilang. 2

Menurut Pak Martinus, sebagai pengelola Taman Kupu-kupu Gita Persada, masyarakat kurang mengetahui pentingnya kupu-kupu bagi lingkungan hidup. Beliau juga mengatakan ada faktor penting agar kupu-kupu dapat di lestarikan kembali, yaitu dalam kesadaran masyarakat yang harus dirubah dan kebiasaan tersebut akan lebih baiknya bila di tanamkan kepada anak-anak sejak dini. Kemudian menurut hasil dari wawancara dengan anak-anak dan guru-guru SD di Bandar Lampung, pelajaran tentang ilmu pengetahuan alam khususnya metamorphosis pada kupu-kupu diajarkan pada kelas 3-6 SD atau berumur 8-11 tahun. Menurut Jean Piaget (Rini Utami Aziz, 2006 : 14) seorang anak pada tahap operasi konkret tahap ini berlangsung di usia 6-11 tahun. Tahap pengertian anak mulai berkembang menjadi lebih konkret dan spesifik. Dalam tingkat pengertiannya, mulai memahami hubungan sebab-akibat, namun bernalar terbatas pada peristiwa yang dialami, dirasakan, dan dilihatnya. Berdasarkan data diatas, diperlukan perancangan sebuah kampanye pelestarian kupu-kupu untuk mengenalkan pelestarian kupu-kupu kepada anakanak kelas 3-6 SD berumur 8-11 tahun dengan bidang keilmuan DKV khususnya di Bandar lampung. Dengan bidang keilmuan DKV penulis dapat menyampaikan pesan dengan bahasa visual yang mudah dicerna maksud dan tujuannya dengan indera penglihatan manusia.penulis juga berharap dengan kampanye pelestarian kupu-kupu ini, anak-anak SD di Bandar Lampung kedepannya dapat ikut melestarikan dan mencegah kepunahan kupu-kupu. 1.2 Masalah Penelitian 1.2.1 Identifikasi Masalah Dalam uraian diatas dapat di identifikasikan masalah yang ada, yaitu : 1. Menurunnya populasi kupu-kupu di Bandar Lampung dan masyarakat kurang mengetahui pentingnya kupu-kupu bagi lingkungan hidup. 2. Diperlukan adanya kampanye mengenai ajakan pentingnya kupu-kupu bagi lingkungan hidup. 3

1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka perumusan masalah sementara yang ditemukan adalah: 1. Bagaimanakah strategi kampanye pelestarian kupu-kupu di Bandar Lampung? 2. Bagaimana perancangan yang tepat untuk mengkampanyekan pentingnya pelestarian kupu-kupu ke anak-anak SD di Bandar Lampung? 1.3 Batasan Masalah Agar permasalahan dalam Tugas Akhir ini tidak terlalu meluas, maka penulis membatasi permasalahan yang dibahas. 1. Apa Kupu-kupu sudah diambang kepunahan dan masyarakat kurang mengetahui pentingnya kupu-kupu bagi lingkungan hidup. 2. Siapa Perancangan kampanye pelestarian kupu-kupu ini ditujukan untuk anak-anak SD usia 8-11 tahun. 3. Dimana Area tempat pelaksanaan kampanye adalah di kota Bandar Lampung. 4. Kapan Waktu pelaksanaan kampanye akan dilakukan pada tahun Maret Juni 2016. 5. Mengapa Kepunahan kupu-kupu terjadi dikarenakan tidak ada orang yang mau peduli dan kupu-kupu akan terancam punah bila tidak ada orang yang mencatat, dan tidak ada yang ingin tahu tentang spesiesnya. 6. Bagaimana Konsep perancangan kampanye ini akan menggunakan media komunikasi visual yang menarik dan dekat dengan target audiens agar mudah dimengerti masyarakat. 4

1.4 Tujuan Perancangan Tujuan perancangan adalah : 1. Membuat strategi kampanye yang tepat untuk pelestarian kupu-kupu di Bandar Lampung. 2. Membuat kampanye perancangan dengan strategi visual dan media dengan tepat yang bertujuan mengajak anak-anak SD di Bandar Lampung untuk pelestarian kupu-kupu. 1.5 Maanfaat Penelitian Dalam penelitian ini, penulis berharap informasi ini dapat memberikan manfaat positif untuk berbagai pihak,seperti : 1. Bagi Keilmuan Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang berguna baik berupa buah pikiran, sumbang saran untuk menyempurnakan dalam penyampaian pesan dan informasi kepada khalayak luas serta dapat dijadikan salah satu sumber atau referensi informasi khususnya dalam bidang keilmuan desain komunikasi visual. 2. Bagi Khalayak Dapat mengetahuipentingnya pelestarian kupu-kupu ke anak-anak SD di Bandar Lampung.Memberitahu wisata cagar alam Taman Kupukupu Gita Persada sebagai alternatif berwisata sembari belajar tentang pembudidayaan kupu-kupu disaat jenuh dalam menjalani rutinitas. 3. Bagi Penulis Meningkatkan dan melatih kemampuan/keahlian dan kreatifitas di bidang advertising, sehingga penulis diharapkan menjadi seorang advertising designer yang profesional dalam melakukan pekerjaannya menjadi pelakuindustri kreatif. 1.6 Metode Pemgumpulan Data 1.6.1 Metode Penelitian Dalam rangka membuat perancangan ini penulis menggunakan metode kualitatif dengan menghasilkan data deskriptif yang diperlukan dalam perancangan. Penelitian kualitatif adalah suatu metode penelitian yang 5

berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan data hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. (Sugiyono, 2013:7) Dalam penenelitian ini pengambilan sampling menggunakan purposive sampling, purposive sampling adalah teknik pengambilan sample sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap tahu tentang apa yang kita harapkan, sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti. (Sugiyono, 2013:218) Pertimbangan tertentu dalam penelitian ini adalah, pada usia 8-11 tahun. Tahap pengertian anak mulai berkembang menjadi lebih konkret dan spesifik. Dalam tingkat pengertiannya, mulai memahami hubungan sebab-akibat, namun bernalar terbatas pada peristiwa yang dialami, dirasakan, dan dilihatnya. Pemilihan Sekolah Dasar diatas berdasarkan khalayak sasaran yang sudah mempelajari metamorfosis, yaitu metamorfosis kupu-kupu. Selain itu, SD SD merupakan target sasaran dalam kampanye pelestarian kupu-kupu di kota Bandar Lampung. 1.6.2 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan, yaitu: 1. Wawancara Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Esterberg dalam Sugiyono, 2013:231). Penulis melakukan wawancara yang berkaitan dengan permaslahan seperti kepada ahli kupu-kupu Ibu Dra Herawati Soekardi A. Djausal, Msi., pengelola Taman Kupu-kupu Gita Persada, Bapak Martinus dan Ibu Fusi, Guru-guru SD, dan anak-anak SD berumur 8-11 di Bandar Lampung untuk mendapatkan data kampanye pelestarian kupu-kupu di Bandar Lampung. 2. Observasi Observasi adalah proses pencatatan pola perilaku subyek (orang), objek (benda), atau kegiatan yang sistematis tanpa adanya pertanyaan atau 6

komunikasi dengan individu-individu yang diteliti (Indriantoro, 2006 dikutip dari Sangadji 2010: 26). Penulis melakukan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat kebiasaan khalayak yaitu anak-anak SD berumur 8-11 tahun di Bandar Lampung. 3. Studi literatur Data yang didapat dan dikumpulkan dengan cara melakukan kajian teori yang berkaitan dengan topik yang diangkat oleh peneliti. Teori tersebut didapat peneliti dari kepustakaan yang yang berkaitan seperti buku, jurnal, brosur, hasil-hasil penelitian (skripsi, tesis, dan disertasi), dan sumber-sumber lainnya yang sesuai dengan permasalahan yang diangkat (internet dan lain-lain). 7

1.7 Kerangka Perancangan OBJEK (TOPIK BAHASAN) Kampanye Pelestarian Kupu-kupu Di Bandar Lampung FENOMENA ISU Banyak masyarakat yang tidak mengetahui pentingnya kupu-kupu bagi lingkungan Menurunnya populasi kupu-kupu di Bandar Lampung MASALAH Kupu-kupu sudah diambang kepunahan Masyrakat kurang mengetahui pentingnya kupu-kupu bagi lingkungan hidup. OPINI Menurut Ibu Dra Herawati Soekardi A. Djausal, Msi., ahli kupu-kupu dari Lampung ini, Peran utama kupu-kupu dalam ekosistem adalah sebagai makanan dari rantai makanan makhluk hidup lainnya. Kupu-kupu juga membantu dalam penyerbukan tanaman dan merupakan salah satu indikator perubahan kondisi lingkungan. Kepunahan suatu spesies akan mempengaruhi keseimbangan terhadap habitat dan ekosistem di sekitarnya. TUJUAN Agar menginformasikan pencegahan kepunahan kupu-kupu dan pentingnya pelestarian kupu-kupu ke anak-anak SD di Bandar Lampung. Untuk mengetahui cara memanfaatkan media yang tepat yang bertujuan mengajak anak-anak SD di Bandar Lampung untuk pelestarian kupu-kupu. HIPOTESA Dibutuhkan kampanye untuk mengenalkan pelestarian kupu-kupu khusunya anak-anak SD di Bandar Lampung. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan ini, menggunakan metode kualitatif. Metode pengumpulan data dalam penulisan ini menggunakan studi literatur dan observasi wawancara ke lapangan. KOMUNIKASI Persuasif Komunikatif Edukatif Fun ANALISIS DATA TARGET AUDIENCE Anak-anak SD di Bandar Lampung Kelas : 3-6 SD Umur : 8-11 tahun Gender : Laki-laki & Perempuan STRATEGI MEDIA Bagan 1.1 Kerangka Perancangan (Sumber : Penulis) 8

1.8 Pembabakan Dalam penulisan ini, dibutuhkan gambaran singkat tiap babagar kampanye pelestarian kupu-kupu sumatera yang ditulis lebih terperinci dan memudahkan dalam menguraikan masing-masing bab. Bab bab tersebut adalah : BAB I Pendahuluan Bab ini memuat pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah, permasalahan, ruang lingkup.tujuan perancangan, manfaat perancangan, metode penelitian, cara pengumpulan data, kerangka perancangan serta sistematika penulisan. BAB II Dasar Pemikiran Bab ini berisikan tentang teori kampanye, Komunikasi, Psikologi Anak, Media dan teori DKV. BAB III Data dan Analisis Masalah Dinas Terkait pelestarian kupu-kupu, data Taman Kupu-kupu Gita Persada, analisa data, analisa SWOT dan AIDA. BAB 1V Konsep dan Hasil Perancangan pelestarian kupu-kupu sumatera di Bandar Lampung. BAB V Penutup Berisikan kesimpulan dan saran. 9