TUGAS AKHIR KULIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS TANAMAN ORGANIK. Disusun oleh : Petrus Wisnu Kurniawan NIM : S1TI2C

dokumen-dokumen yang mirip
PT MUTUAGUNG LESTARI

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. 1. Pencatatan dan Dokumentasi pada : W. g. Kepedulian Lingkungan. 2. Evaluasi Internal dilakukan setiap musim tanam.

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penanganan Hasil Pertanian

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 48/Permentan/OT.140/2009 TANGGAL : 19 Oktober 2009

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NO 48/ Permentan/OT.140/10/2009

PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK (Good Agricultural Practices) PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Pedoman. Budi Daya. Buah dan Sayur.

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 48 Permentan/OT.140/10/2009 TENTANG

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Komoditas Caisin ( Brassica rapa cv. caisin)

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

Lampiran 1. Pengukuran Variabel. Tabel 1. Pengukuran variabel profil anggota kelompok tani Sri Makmur

Apa itu PERTANIAN ORGANIK?

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

KISI-KISI DAN SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHU 2012

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Gambar 1. Tata Letak Petak Percobaan

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

LAMPIRAN. Kuisioner Untuk Petani Bawang Merah. A1. Nama Responden : A4. Pendidikan : (1) tidak Sekolah (2) SD Tidak Tamat. A6.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015.

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

PENGOLAHAN PUPUK PADAT DAN CAIR OLEH PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

KUISIONER WAWANCARA PETANI PENGELOLAAN TANAMAN DAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT) LADA DI BANGKA

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

TEKNOLOGI PENGEMASAN DAN PASCA PANEN BUNGA

3. METODE DAN PELAKSANAAN

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

Good Agricultural Practices

BAB III METODE PENELITIAN. Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

BUDI DAYA. Kelas VII SMP/MTs. Semester I

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

VI ANALISIS RISIKO PRODUKSI CAISIN

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Penanganan bibit Acacia mangium (mangium) dengan perbanyakan generatif (biji)

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di Green House Laboratorium Pertanian

KOMPONEN TEKNOLOGI PIUHAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

KEBIJAKAN PERLINDUNGAN HORTIKULTURA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 038 TAHUN 2016

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1995 TENTANG PERLINDUNGAN TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG SISTEM BUDIDAYA PERTANIAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manusia dalam aktivitasnya tidak terlepas dari kebutuhan terhadap ruang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Khairunisa Sidik,2013

Cara Menanam Cabe di Polybag

III. BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

Created By Pesan bibit cabe kopay. Hub SEKILAS TENTANG CARA BERTANAM CABE KOPAY

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan hasil pertanian, kehutanan,

2 ekspor Hasil Perikanan Indonesia. Meskipun sebenarnya telah diterapkan suatu program manajemen mutu terpadu berdasarkan prinsip hazard analysis crit

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

III. MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

I. PENDAHULUAN. Ketahanan pangan dan krisis energi sampai saat ini masih menjadi salah satu

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

Produktivitas Optimal PENDAHULUAN 13/07/2017 PT PADASA ENAM UTAMA. Bahan Tanaman. Manajemen Kebun. Oleh: Lambok Siahaan.

PRODUKSI BIBIT PALA MELALUI PERBANYAKAN GENERATIF DI MALUKU UTARA

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

1.2 Tujuan Untuk mengetahui etika dalam pengendalian OPT atau hama dan penyakit pada tanaman.

III. BAHAN DAN METODE

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

Transkripsi:

TUGAS AKHIR KULIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS TANAMAN ORGANIK Disusun oleh : Petrus Wisnu Kurniawan NIM : 10.11.3688 S1TI2C STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Peluang Usaha: Berkebun Organik Kultur hidup sehat saat ini sekarang sudah menjadi tren. Paling tidak untuk kalangaan menengah ke atas. Hal ini didasarkan kepada banyaknya komponen bahan makanan yang banyak mengandung bahan pengawet serta sayur mayur dan buah-buahan yang banyak menggunakan pestisida dan obat perangsang seperti pupuk kimia atau non organik. Berbanding lurus dengan kultur hidup sehat ini, di beberapa hypermarket besar telah menyediakan makanan organik. Dan seiring waktu, permintaan akan bahan makanan sehat ini semakin meningkat. Tentu hal ini merupakan peluang bisnis yang menarik, terutama bagi mereka yang memiliki lahan pertanian. Bosan dengan menanam bahan makanan yang menggunakan pestisida dan pupuk non organik, mungkin tidak ada salahnya mencoba bisnis ini. Produknya pun dijual dengan harga di atas harga produk pertanian rata-rata. Dengan kata lain, tentu ini cukup menguntungkan, meskipun risiko dari bisnis ini juga cukup besar. Seperti gagal panen atau diserang hama. Untuk itu diperlukan persiapan-persiapan yang tepat agar hasil panen dari kebun organik kita bisa sukses dan sesuai dengan syarat sebagai makanan organik. Berikut adalah sejumlah prosedur yang harus ditaati bila ingin bertani organik: Lokasi Lokasi harus bebas dari kontaminasi pupuk kimia dan pestisida kimia. Dalam hal lokasi, bertani organik boleh dilakukan di dalam rumah kaca/kassa (green house) atau di luar rumah kaca/kassa. Sedangkan yang tidak boleh dilakukan penentuan lokasi yang bisa mengganggu, merusak, atau bertentangan dengan lingkungan. Pemupukan Harus menggunakan pupuk organik, seperti kompos, pupuk alami (pupuk kandang, guano, limbah tanaman dll), abu, dan batuan alam (rock phosphat, kapur, dolomit,dll). Meski demikian, masih dibolehkan menggunakan pupuk cair/mikroba asalkan tidak mengandung bahan kimia anorganik. Untuk mempertahan kesuburan dianjurkan memakai rotasi tanaman dan konsep konservasi tanah. Yang dilarang adalah menggunakan pupuk buatan/kimia. Selain itu, pemupukan tidak boleh memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. Pupuk alami yang digunakan tidak boleh secara langsung, harus melalui proses dekomposisi dahulu.

Benih/bibit tanaman Benih dan bibit tanaman yang digunakan harus sehat. Benih harus bebas dari pestisida kimia. Sedangkan bibit tanaman yang diberi perlakuan dengan pestisida kimia tidak dapat digunakan. Umumnya benih yang dijual di pasar menggunakan insektisida/fungisida. Karena pengaruhnya sangat sedikit, benih tersebut dapat digunakan. Bila memungkinkan, sebaiknya benih diproduksi sendiri. Bibit tanaman yang menggunakan insektisida atau fungisida tidak boleh digunakan. (Keterangan: benih adalah biji tanaman yang disiapkan untuk ditanam. Sedangkan bibit adalah benih yang sudah tumbuh atau bagian tanaman yang disiapkan untuk ditanam). Penyemaian Proses persemaian harus bebas dari pengaruh pupuk kimia, pestisida kimia, atau zat pengatur tumbuh (ZPT). Benih dapat ditanam langsung atau disemai terlebih dahulu. Tidak boleh menggunakan bahan kimia anorganik apa pun, termasuk zat pengatur tumbuh (ZPT). Penanaman Boleh ditanam di dalam rumah kaca/kassa atau ditanam di luar ruangan. Waktu tanam, jarak tanam, dll., sebaiknya dicatat secara tertib. Pengairan Air yang digunakan harus bebas dari pengaruh pupuk dan pestisida kimia. Harus didukung oleh sistem irigasi yang memadai. Air untuk penyiraman dapat menggunakan air limbah peternakan. Akan lebih baik lagi kalau air limbah peternakan tersebut dimatangkan terlebih dahulu. Dalam proses pengairan / penyiraman tidak boleh ada tambahan unsur hara yang berasal dari pupuk buatan/kimia. Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan tanaman berupa penyiangan harus secara fisik atau manual, penunasan, dan penjarangan tanpa bantuan bahan kimia. Penambahan bahan organik setelah tanam dapat dilakukan. Penggunaan plastik mulsa dan naungan boleh dilaksanakan Penggunaan bahan kimia berupa pupuk dan pestisida tidak boleh dilakukan. Perawatan tanaman tidak boleh berdampak negatif terhadap lingkungan

Pengendalian OPT Perlindungan tanaman harus bebas dari penggunaan pestisida kimia. Harus menggunakan beberapa cara dalam melaksanakan Integrated Pest Control (pengendalian hama terpadu), antara lain mengatur aerasi, multiple cropping, rotasi tanaman, pengembangan predator, dll. Untuk menjaga agar hal ini benar-benar dilaksanakan, harus ada pelatihan secara periodik. Penggunaan cara pengendalian ini harus memenuhi "enam tepat" yakni tepat jenis, waktu, dosis, konsentrasi, cara, dan alat aplikasi. Pengendalian hama diperbolehkan menggunakan insektisia biologis seperti B. thuringiensis atau insektisida yang terbuat dari bahan organik artifisial antara lain pyrethrum syntetic. Insektisida organik lainnya seperti ekstrak daun tembakau, mindi, bawang, dapat digunakan. Fungisida organik yang terbuat dari ekstrak kunir dll. dapat digunakan. Dianjurkan menggunakan varietas yang tahan penyakit seperti pada kentang penggunaan TPS (True Potatoes Seeds) akan lebih baik karena tidak memerlukan fungisida apapun. Dianjurkan menganalisis residu secara acak pada produksi yang dihasilkan. Panen Panen harus dilakukan secara mekanis atau manual. Hasil panen setelah dicuci (apabila perlu), harus dikering-anginkan sebelum dikemas. Waktu panen disesuaikan dengan kehendak konsumen. Tanaman yang dipanen sebaiknya ternaungi agar tidak cepat layu. Mengelompokkan hasil panen supaya seragam. Hasil sortiran dipisahkan tersendiri. Penggunaan herbisida atau ZPT tidak boleh dilakukan. Hasil panen yang masih kotor dan atau basah tidak boleh dikemas atau dimasukkan ke dalam kantong plastik, karena akan cepat busuk. Pengemasan dan pelabelan Bahan kemasan harus bebas dari bahan kimia. Label harus disesuaikan dengan grade tanaman organik, serta tulisan dan gambar tentang produk yang dikemas. Bahan kemasan harus tahan untuk angkutan jarak jauh apabila diperlukan. Bahan Kemasan harus dapat melindungi produk dari kerusakan fisik. Bahan kemasan sebaiknya bahan yang ramah lingkungan. Hindarkan kontak langsung lem pada selotip dengan hasil panen tersebut. Bentuk kemasan dirancang sesuai permintaan pasar. Ukuran kemasan disesuaikan dengan permintaan pasar dan ukuran produk. Produk yang telah dikemas dapat disimpan pada ruang an yang berpendingin dan mempuyai pengatur kelembaban relatif. Tidak boleh menggunakan zat kimia untuk mengawetkan hasil panen, baik berupa gas, cair, atau padatan. Penyimpanan bahan Kemasan tidak boleh dicampur dengan bahan kimia atau bahan-bahan lain yang terlarang untuk tanaman organik. Waktu pengemasan tidak boleh dicampur atau digabungkan dengan pengemasan tanaman nonorganik.

Transportasi Transportasi harus menggunakan mobil tertutup yang berpendingin. Suhu selama dalam angkutan harus disesuaikan dengan spesifikasi produk. Alat transportasi harus dipelihara sedemikian rupa sehingga tetap bersih dan dalam kondisi siap jalan. Dalam transportasi, sebaiknya menggunakan kontainer yang dapat ditumpuk sehingga daya angkutnya optimal. Dianjurkan agar produk yang telah dikemas secepatnya dikirim ke tujuan. Dalam transportasi tidak boleh dicampur dengan barang yang terlarang bagi tanaman organik. Peralatan Peralatan yang digunakan harus bebas dari kontaminasi terhadap bahan-bahan kimia. Peralatan sebaiknya dirawat dan dijaga dengan baik. Perlu ada buku perawatan peralatan. Kalibrasi peralatan secara periodik. Tidak boleh menggunakan alat-alat bekas pakai bahan- bahan yang terlarang bagi tanaman organik. Penyimpanan produksi Penyimpanan produksi harus dipisah tersendiri dalam ruangan yang tertutup. Ruang yang digunakan sebaiknya mempunyai fasilitas pendingin dan pengatur kelembapan relatif. Penyimpanan produk organik tidak boleh dicampur dengan bahan- bahan terlarang. Penyimpanan pupuk Pupuk organik harus terpisah penyimpanannya dari produksi. Waktu kedatangan dan pengeluaran sebaiknya FIFO, dan tercatat dengan tertib. Untuk menjaga kelangsungan usaha, stok pupuk organik tidak boleh kosong. Standar mutu Harus ada standar mutu yang jelas untuk setiap jenis produk tanaman. Standar mutu yang belum jelas dapat dibuat tersendiri oleh produsen. Standar mutu tidak boleh berubah-ubah. Pelestarian lingkungan Setiap langkah dalam mengusahakan tanaman organik, harus ada upaya pelestarian lingkungan. Setiap inovasi sebaiknya mengacu pada pelestarian lingkungan. Tidak boleh mengganggu atau berdampak negatif terhadap lingkungan. Tenaga kerja Tenaga kerja harus memenuhi peraturan ketenagakerjaan yang berlaku. Tenaga kerja dianjurkan memiliki keahlian, keterampilan dan kompetensi yang memadai, serta sebaiknya dipisahkan tersendiri.

Sanitasi lingkungan Harus menyediakan tempat mencuci sayuran, toilet yang bersih. Melakukan sanitasi lingkungan secara intensif dan konsisten. Di dalam melakukan kegiatan sanitasi tidak boleh sampai mengganggu lingkungan. Sertifikasi Untuk kegiatan ekspor, sertifikasi harus ada. Sertifikasi sebaiknya dibuat untuk meningkatkan kepercayaan konsumen. Walaupun telah terbit sertifikat, produksi yang diberi label organik tidak boleh diiisi yang non organik. Formulir pengaduan Harus disiapkan di setiap sales point, atau dicantumkan alamat, telefon yang menerima pengaduan. Pengaduan harus segera ditanggapi. Konsumen diizinkan melihat langsung proses penanaman tanaman organik setiap saat. Tidak boleh menolak jika ada inspeksi atau kunjungan dari luar yang ingin melihat langsung ke lapangan. Pembinaan Petani/pengusaha tani harus mau melakukan perubahan ke arah yang baik dan benar, sesuai dengan pengarahan pembina. Instansi pembina dapat melaksanakan pembinaan dan bimbingan agar proses menanam organik berjalan dengan baik dan benar, Tidak boleh menolak jika ada inspeksi langsung ke lapangan. Poin-poin di atas bisa menjadi prosedur baku yang harus ditaati. Selain itu, harus punya hubungan yang baik dengan para distributor, karena bagaimanapun ujung tombak penjualan berada di tangan mereka. Untuk itu, sesuai dengan hukum manajemen pemasaran, kualitas produk tetap menjadi hal utama. Karena toh bisnis ini tidak ada bedanya dengan bisnis-bisnis yang lain.