MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN LANGSUNG DENGAN METODE PROBLEM SOLVING

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN LANGSUNG DENGAN METODE PROBLEM SOLVING

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING MELALUI PENGAJARAN LANGSUNG

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING MELALUI PENGAJARAN LANGSUNG

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENGAJARAN LANGSUNG DENGAN METODE PROBLEM SOLVING

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENGAJARAN LANGSUNG DENGAN METODE PROBLEM SOLVING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA ELAS X-1 SMA NEGERI 12 BANJARMASIN MELALUI PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA POKOK BAHASAN GERAK MELINGKAR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA ELAS X-1 SMA NEGERI 12 BANJARMASIN MELALUI PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA POKOK BAHASAN GERAK MELINGKAR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSEDURAL SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 31 BANJARMASIN MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN IPA FISIKA

PENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 1 SMA KORPRI BANJARMASIN MELALUI PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING PADA MATERI AJAR USAHA-ENERGI

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 3 no.2, Juni

MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT)

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS XI IPA 3 MAN 3 BANJARMASIN MELALUI PENGAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MEDIA VIRTUAL

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no.1 Februari 2016

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL GENERATIF LEARNING DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, DAN SATISFACTION)

Suci Puspa Melati, M. Arifuddin Jamal, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin,

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL INQUIRY-DISCOVERY LEARNING (IDL) TERBIMBING

Noorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin. Kata kunci: Hasil belajar, model pembelajaran ARIAS, konsep zat.

Lisda Karmila, Zainuddin, dan Syubhan An nur Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat


KEEFEKTIFAN MODEL CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL SISWA

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI DASAR KEILMUAN MAHASISWA PADA PERKULIAHAN FISIKA DASAR II

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER (AO) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 JUAI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni Noorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin

Sally Ahliha, Mastuang, Andi Ichsan Mahardika Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin

Muhammad Iqbal Baihaqi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Balitar

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

Rahayu 6, Chumi Z F 7, Ika L R 8

Kata Kunci: Hasil Belajar, Keterampilan Proses,, Media Lingkungan,, Metode Eksperimen, Pembelajaran IPA. Abstract

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PROBLEM POSING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

IMPROVING THE RESULT OF STUDY VII E GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 26 BANJARMASIN USING PROBLEM SOLVING METHOD IN DIRECT INTRUCTION SETTING

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGAPLIKASIKAN RUMUS FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA PEMBELAJARAN IPA SMP POKOK BAHASAN PEMUAIAN ZAT

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 1 MARABAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

Aidha Yuliandary, Zainuddin, dan Mustika Wati Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin

Emiliani Indah Safputri, Zainuddin, dan Mastuang Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM Banjarmasin

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER (AO) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X MS 6 DI SMA NEGERI 2 BANJARMASIN MELALUI STRATEGI ARCS DALAM SETTING PENGAJARAN LANGSUNG

IMPLEMENTASI MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SDN 3 DOROWATI TAHUN AJARAN 2014/2015

Citra Yunita dan Khairul Amdani Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

PADA KELAS X 3 SMA NEGERI 4 BARABAI TAHUN PELAJARAN

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

Abstrak. Kata Kunci : Metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS), aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA BERBASIS LINGKUNGAN

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII 4 RSBI SMPN 1 Bandar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

Mukarromah et al., Penerapan Model Pembelajaran...

IMPLEMENTATION PROBLEM SOLVING LEARNING METHOD TO INCREASE STUDY RESULT OF IPS IV CLASS STUDENTS IN SDN 163 PEKANBARU

Action Research Literate ISSN : Vol. 1, No 1 Desember 2017

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MAHASISWA PADA PERKULIAHAN EKSPERIMEN FISIKA I MELALUI PENERAPAN MODEL INQUIRY DISCOVERY LEARNING

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS

Syafrida Ali Kepala Sekolah dan Guru IPS SMP Negeri 29 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGAJARAN LANGSUNG DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN CHARTA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII-A MTS AL HAMID BANJARMASIN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI STRATEGI PAILKEM METODE GALLERY WALK

Keywords: Creative Problem Solving, process skill, Natural Science

Kata kunci: metode, question student have, kooperatif, pembelajaran, IPS

APLICATION CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TO IMPROVE THE RESULT OF SCIENCE STUDY OF STUDENTS OF SD NEGERI 001 SEIKIJANG BANDAR SEIKIJANG DISTRICT

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN I PALOPO

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV MELALUI METODE PROBLEM POSING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SDN 16 PASAMAN

JURNAL. Oleh. Naelal Ngiza NIM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Siti Nurkhayani, Zainuddin, dan Syubhan Annur Prodi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol 1 No 1, November 2013

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS X PMIA 3 DI SMAN 3 BANJARMASIN

Heni Lailatul Badriah, Sudarti, Bambang Supriadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 9 Metro Barat. Penelitian dilaksanakan di kelas IVA semester ganjil Tahun. pelaksanaan sampai dengan tahap penyimpulan.

Jasmanyah76.wordpress.com

Transkripsi:

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN LANGSUNG DENGAN METODE PROBLEM SOLVING Surya Haryandi, Zainuddin, dan Suyidno Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin ABSTRACT: Improper learning steps resulted in low student synthesis and analytical skills in solving a physics problem or symptom. Therefore, this research is done in order to improve student synthesis and analytical skills. Specific objectives of research are: (1) achievement of lesson plans, (2) student procedural skills, (3) student learning outcomes after following learning, (4) the response of student towards learning. This type of research uses classroom action research. Data retrieval techniques through achievement test, observation, questionnaires, and documentation. Key word: Synthesis and analytical skills, direct instruction, problem solving, heat transfer. PENDAHULUAN Latar Belakang Proses belajar mengajar sesuai KTSP 2006 di atur dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang diperjelas dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 tahun 2007 tanggal 23 Mei 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Dasar dan Menengah menjelaskan bahwa mutu pembelajaran di sekolah dikembangkan dengan menggunakan model pembelajaran yang mengacu pada standar proses, melibatkan peserta didik secara aktif, demokratis, mendidik, memotivasi, mendorong kreatifitas, dan dialogis, diharapkan siswa mencapai pola pikir dan kebebasan berfikir sehingga dapat Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 3, Oktober 20013 104

melaksanakan aktivitas intelektual yang berupa berfikir, berargumentasi, mempertanyakan, mengkaji, menemukan, dan memprediksi. Di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Banjarmasin khususnya kelas X 2, selama ini proses belajar mengajar fisika hanya bersumber pada guru, akibatnya siswa tidak terlatih untuk mengembangkan kemampuan berfikir analisis sintesis dalam menyelesaikan suatu masalah atau gejala fisika. Sebagian siswa mengalami kesulitan mengidentifikasi variabel yang diketahui, ditanya, dan strategi untuk memecahkan soal yang diberikan serta. Hal ini mengindikasikan kemampuan analisis sintesis siswa masih rendah karena kurang terlatih. Berdasarkan permsalahan di atas, diperlukan suatu alternatif solusi untuk meningkatkan kemampuan analisis sintesis siswa. Salah satu strategi pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan analisis sintesis siswa adalah pengajaran langsung dengan metode problem solving. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimana keterlaksanaan RPP selama proses pengajaran langsung dengan metode problem solving? (2) Bagaimana keterampilan prosedural siswa selama proses pengajaran langsung dengan metode problem solving? (3) Bagaimana hasil belajar siswa setelah diterapkan pengajaran langsung dengan metode problem solving? (4) Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran pengajaran langsung dengan metode problem solving? Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 3, Oktober 20013 105

Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan untuk diperoleh dari hasil penelitian ini yaitu, salah satu alternatif yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan mengatasi masalah rendahnya kemampuan analisis sintesis siswa dalam memecahkan suatu masalah fisika, mengembangkan kemampuan guru dalam melakukan penelitian tindakan kelas, dapat dipakai sebagai perbaikan dalam pembelajaran fisika di SMA Negeri 1 Banjarmasin, dan sebagai bahan masukan bagi guru-guru SMA dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran fisika yang di indikasikan dengan meningkatnya hasil belajar dan respon yang positif. TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Materi Ajar Perpindahan Kalor Materi ajar perpindahan kalor merupakan sub pokok bahasan dari Suhu dan Kalor yang dipelajari di SMA kelas X pada semester genap. Standar kompetensinya adalah menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi. Sedangkan kompetensi dasarnya adalah menganalisis cara perpindahan kalor. Subsub pokok bahasan dalam materi perpindahan kalor adalah perpindahan kalor secara konduksi, perpindahan kalor secara konveksi, dan perpindahan kalor secara radiasi. Untuk mempelajari materi ini, siswa terlebih dahulu harus menguasai operasi matematik seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, penarikan akar, dan pemangkatan bilangan. Pada dasarnya materi ajar perpindahan kalor bersifat abstrak sehingga untuk mengajarkan materi ini diperlukan kemampuan mendeskripsikan peristiwa, analisis sintesis, dan problem solving. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 3, Oktober 20013 106

Kemampuan Analisis Sintesis dalam Pembelajaran Fisika Kemampuan analisis sintesis siswa dalam hasil belajar berkenaan dengan kemampuan untuk membagi materi ke dalam bagianbagian yang lebih kecil (komponen), sehingga struktur organisasinya dapat dipahami kemudian menghimpun bagian-bagian itu ke dalam suatu sistem sehingga membentuk suatu pola atau struktur baru berdasarkan berbagai informasi atau fakta. Jenjang ini meliputi identifikasi bagian-bagian menjadi suatu komponen diketahui, ditanya dan dijawab. Kemudian dapat dianalisis sintesis keterkaitan diatara bagian-bagian yang telah dijabarkan ke dalam sebuah rumus standar, serta mengenal prinsip-prinsip pengorganisasian yang termuat sehingga dapat membuat transformasi rumus jika perlu perubahan bentuk rumus untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Tingkat berpikir analisis dan sintesis merupakan keterampilan berpikir tingkat tinggi dengan istilah-istilah serupa yang sering digunakan seperti berpikir kritis, berpikir kreatif, dan pemecahan masalah. Keterampilan prosedural siswa menggambarkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan persoalan dengan mengikuti langkahlangkah sesuai dengan metode pembelajaran yang digunakan. Hasil belajar di sini menggambarkan tingkat intelektual yang lebih tinggi dari pemahaman dan aplikasi karena memerlukan pemahaman isi dan bentuk struktural dari materi (Bloom dalam Pratama, 2011). Pengajaran Langsung dengan Metode Problem Solving Metode problem solving adalah sebuah metode pemecahan masalah di mana pada umumnya siswa diberi suatu masalah yang harus dipecahkan sendiri selama proses pembelajaran berlangsung. Problem/masalah yang dihadapkan kepada siswa itu hendaklah jelas atau bersih dari kesalahan dan tidak memiliki dua pengertian yang Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 3, Oktober 20013 107

berbeda, sesuai dengan kemampuan anak, tidak terlalu mudah juga tidak terlalu sulit sehingga tidak bias dipecahkan oleh para siswa, menarik minat siswa, sesuai dengan pelajaran anak di waktu yang lalu, sekarang maupun di masa mendatang, dan praktis dalam arti mungkin dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Metode problem solving ini diterapkan pada saat guru mengajar dengan menggunakan model pengajaran langsung. Dengan menggunakan metode ini yang disetting ke dalam model pengajaran langsung, diharapkan siswa dapat menyelesaikan suatu masalah/persoalan tahap demi tahap dan sekaligus mengasah kemampuan prosedural siswa itu sendiri. Adapun fase-fase pada pembelajaran ini sama dengan fase pada model pengajaran langsung, namun pada kegiatan pembelajarannya sedikit berbeda. Tabel 1 Tingkah laku mengajar (sintaks) pengajaran langsung dengan metode problem solving No Fase Peran Guru 1 Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa 2 Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan Guru menjelaskan tujuan, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar Sehubungan dengan tingkat analisis sintesis siswa yang masih rendah, maka guru mendemonstrasikan pengetahuan deklaratif dengan cara menjelaskan konsep dan rumus perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi sambil menghubungkannya dengan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari, serta mendemonstrasikan keterampilan prosedural dengan cara menyajikan masalah berupa soal latihan kemudian mengajarkan cara untuk menyelesaikannya tahap demi tahap 3 Membimbing pelatihan Guru membimbing pelatihan dengan memberikan masalah baru kepada siswa Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 3, Oktober 20013 108

seperti pada fase 2 4 Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik 5 Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan Guru menguji pemahaman siswa dengan memberikan masalah selanjutnya yang serupa dengan fase 2 atau menanyakan kembali pertanyaan yang sama seperti fase 2 Guru memberikan masalah yang berbeda namun serupa dengan fase 2 dan fase 3 (Adaptasi dari Kulsum, 2011) METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena dalam penelitian ini untuk mengatasi adanya masalah yang ada dalam kelas X 2 SMA Negeri 1 Banjarmasin berkaitan dengan kemampuan analisis sintesis siswa yang rendah dengan menerapkan pengajaran langsung dengan metode problem solving. Adapun alur penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan alur penelitian tindakan kelas model Hopkins (Arikunto, 2008), yaitu sebagai berikut: Perencanaan Perencanaan merupakan tahapan awal yang harus dilakukan guru sebelum melakukan sesuatu. Pelaksanaan Tahap ini adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan langkah-langkah perencanaan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan kegiatan skenario pembelajaran yang telah direncanakan, dan sebagai pengajar adalah peneliti sendiri. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 3, Oktober 20013 109

Skenario pembelajaran sesuai dengan RPP pengajaran langsung dengan metode problem solving yang telah disusun pada tahap perencanaan. Pengamatan Pengamatan dikelas bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat, dengan tujuan untuk memperoleh data mengenai keterampilan prosedural siswa dalam kegiatan belajar mengajar, respon siswa serta pengelolaan pembelajaran guru. Refleksi Hasil pengamatan yang telah diperoleh dengan evaluasi dapat direfleksikan, apakah dengan proses kegiatan belajar mengajar dengan metode problem solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan analisis sintesis ini akan digunakan sebagai acuan untuk melanjutkan siklus berikutnya. Berdasarkan hasil refleksi, maka kesalahankesalahan yang terjadi selama pembelajaran dijadikan pertimbangan untuk memperbaiki kesalahan pada siklus berikutnya. Subjek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas X 2 SMA Negeri 1 Banjarmasin dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 12 orang dan siswa perempuan sebanyak 20 orang, memiliki rata-rata umur 15-16 tahun, pada materi ajar Perpindahan Kalor serta peneliti selaku guru yang mengajar. Teknik Pengumpulan Data (1) Observasi, (2) tes, (3) angket, (4) dokumentasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Keterlaksanaan RPP model pengajaran langsung dengan metode problem solving meningkat dan berkategori sangat baik, dengan Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 3, Oktober 20013 110

persentase keterlaksanaan pada siklus I yaitu sebesar 96.67%, pada siklus II sebesar 100%, dan pada siklus III sebesar 100%. Hal ini disebabkan guru mulai terbiasa dalam menerapkan kegiatan pembelajaran yang ada dan mampu mengelola kelas dengan baik. Pada siklus I setiap prosedur yang diamati dikerjakan dengan proporsi 85% siswa. Akan tetapi masih ada beberapa siswa yang mendapat skor paling rendah pada beberapa prosedur. Pada siklus II setiap prosedur yang diamati dikerjakan dengan proporsi 89% siswa. Pada siklus II ini keterampilan prosedural siswa lebih meningkat daripada siklus I dan tergolong sangat baik. Pada siklus III setiap prosedur yang diamati dikerjakan dengan proporsi 100% siswa. Tidak ada lagi siswa yang mendapat skor paling rendah pada beberapa prosedur. Keterampilan prosedural siswa lebih meningkat daripada siklus I dan siklus II dengan perolehan skor maksimum dan kriteria sangat baik ditiap keterampilan prosedural yang diamati. Setelah guru menghitung hasil THB siswa siklus I ternyata ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal hanya sebesar 6,25% karena hanya 2 orang siswa saja yang tuntas. Hasil perhitungan THB siswa siklus II memberikan ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal meningkat menjadi 93,55% karena ada 29 siswa yang tuntas dan hanya 2 siswa yang tidak tuntas. Pada siklus III terdapat 31 siswa yang mencapai ketuntasan sehingga ketuntasan klasikalnya meningkat menjadi 96,77%. Siswa sudah belajar dari pengalaman sebelumnya dan semakin teliti memahami pernyataan soal dan terampil melakukan analisis sintesis persoalan. Hasil temuan respon siswa yaitu rata-rata attention (perhatian) siswa sebesar 3,97 dengan kategori baik. Rata-rata relavace (keterkaitan) siswa sebesar 3,74 dengan kategori baik. Rata-rata Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 3, Oktober 20013 111

confidence (keyakinan) siswa sebesar 3,86 dengan kategori baik. Ratarata satisfaction (kepuasan) siswa sebesar 3,90 dengan kategori baik. Sehingga berdasarkan analisis data respon siswa diperoleh gambaran bahwa secara umum siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan temuan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa keefektifan pengajaran langsung dengan metode problem solving dalam meningkatkan kemampuan analisis sintesis siswa kelas X 2 SMA Negeri 1 Banjarmasin pada materi ajar perpindahan kalor semester genap tahun ajaran 2011/2012. Guru selaku peneliti seyogyanya bersikap terbuka terhadap semua kritik dan saran dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran fisika yang di indikasikan dengan meningkatnya hasil belajar, meningkatnya kemampuan analisis sintesis, dan respon yang positif. Dalam menggunakan metode pembelajaran problem solving ini perlu diperhatikan dalam merencanakan waktu serta memilih materi yang akan diajarkan kepada siswa sehingga penggunaan waktu lebih efisien dan materi yang disampaikan dapat lebih mudah dipahami oleh siswa. Oleh karena pembelajaran ini efektif meningkatan kemampuan analisis sintesis siswa, maka disarankan agar strategi ini dipakai sebagai perbaikan dalam pembelajaran fisika d SMA Negeri 1 Banjarmasin dan juga dikembangkan di sekolah-sekolah lainnya. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 3, Oktober 20013 112

DAFTAR PUSTAKA Ali, R. 2010. Effect Of Using Problem Solving Method In Teaching Mathematics On The Achievement Of Mathematics Students. Journal of Asian Social Science. Arikunto, S. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: PT Rineka Cipta. Dogru, M. 2008. The Application of Problem Solving Method On Teacher Trainees On The Solution Of The Environtmental Problems. Journal of Environtmental & Science Education, ISSN 1306-3065. Sardiman, A. M. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Schug, M. C, S. G. Tarver, & R. D. Western. 2001. Direct Instruction And The Teaching Of Early Reading. Thiensville: Wisconsin Policy Research Institute. Sunarti, T. 2003. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Suprijono, A. 2011. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Trianto. 2008. Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) di Kelas. Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep, Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Cerdas Pustaka Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 3, Oktober 20013 113