BAB I PENDAHULUAN. terjadi dapat bersifat material dan merugikan pihak pihak berkepentingan, seperti

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sekadar kumpulan angka-angka, namun menjadi alat yang sangat berguna

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya isu kecurangan yang diteliti belakangan ini menunjukkan bahwa kasus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia bisnis, berbagai persaingan dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan alat bagi pihak manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, auditor juga diwajibkan untuk mendeteksi adanya fraud dalam suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi sebagai mana yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi sesuai dengan yang. dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan kinerja perusahaan selama satu periode akuntansi. Lewat laporan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan bentuk alat komunikasi kepada pihak luar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. finansial bukan secara fisik. Laporan keuangan merupakan hasil input maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan suatu penyajian terstruktur mengenaiposisi

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan sumber daya ekonomi perusahaan ke dalam sebuah media

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perekonomian yang begitu pesatnya antara lain ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan media yang digunakan oleh suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Berbagai literatur mendefinisikan tentang fraud. Defenisi fraud secara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjelma menjadi kekuatan ekonomi terbesar di Asia tenggara. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas perbankan atau

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Kecurangan belakangan ini menjadi sorotan publik dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. tentang aktivitas perusahaan selama periode waktu tertentu. Pemakai internal

BAB II LANDASAN TEORI. Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. arus kas perusahaan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan kondisi perusahaan yang menggunakan data keuangaaaaan. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Jl. Tamansari No.1 Bandung

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan dalam mengoperasikan bisnisnya. Dari sisi negatif,

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam membuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terjadi antara pemilik dan pemegang saham (principal) dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai sumber

FRAUND DIAMOND DALAM MENDETEKSI KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN. Poppy Indriani 1 M. Titan Terzaghi 2

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pelaporan keuangan. berikut ini beberapa penelitian yaang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ekonomi pada saat ini, persaingan antara para pelaku

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pelaporan

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang dapat kita gunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang cukup pesat. Sejak adanya paket-paket kebijakan yang. dikeluarkan pemerintah dan adanya UU No. 10 Tahun 1998 tentang

Analisis Fraud Diamond Dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang bermanfaat bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu media informasi yang sangat penting untuk menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi. Menurut IAI (2011) tujuan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan yang tepat. Tujuan laporan keuangan memberikan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan politik di Indonesia dan dunia yang sangat fluktuatif belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan komponen penting dalam perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan (financial statement) merupakan sumber informasi

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

BAB I PENDAHULUAN. masa lalu dan kondisi perusahaan untuk masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki risiko terjadinya kecurangan atau Fraud. Kecurangan atau biasa disebut

BAB III METODE PENELITIAN. adalah pada penelitian Kusumawardhani (2015) menyebutkan bahwa secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori keagenan (agency theory) sekarang sangat penting dari penelitian akuntansi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. nepotisme, dan penggelapan lainnya, sehingga dalam proses verifikasi secara

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. seluruh peluang pasar yang ada. Selain bersaing dengan perusahaan lokal

ANALISIS FRAUD DIAMOND

Total % 2.9% 3.5%

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Publik (SPAP), SA Seksi 431 (2001: 431.1), disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari minat investor terhadap perusahaan dengan tingkat saham yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa perusahaan akan. minat investor untuk menanam atau menarik investasinya dari sebuah

Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan dengan Analisis Fraud Pentagon.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (risk-oriented effort). Salah saji bisa disebutkan dalam asersi manajemen

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.

1 BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan adalah informasi yang diperoleh dari laporan keuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuannya, perusahaan selalu berusaha memaksimalkan laba.

BAB I PENDAHULUAN. Industri biasa dilakukan oleh perusahaan untuk dapat bersaing dengan kompetitornya.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu pencerminan dari suatu kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era Asean Economic Community (AEC) pada awal tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. suatu pencerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. terpuji dan menimbulkan banyak kerugian bagi pihak pihak yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang kian pesat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. (error) dan kecurangan (fraud). Fraud diterjemahkan dengan kecurangan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. penyebab terjadinya fraud. Lebih jauh lagi, dalam teori segitiga fraud yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin terbukanya peluang usaha, maka menyebabkan risiko terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Priantara(2013:2) Fraud. VOC mengalami penurunan sehingga dijuluki dengan Vergaan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut PSAK No. 1 (revisi 2012), laporan keuangan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak yang berkepentingan yaitu kepada para stakeholder, laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. halnya dengan kejahatan yang terjadi di bidang ekonomi salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) Nomor 8 sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Triangle Fraud dan Kecurangan Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. memastikan laporan keuangan tidak mengandung salah saji (misstatement)

BAB I PENDAHULUAN. bertahan dan terus berkembang. Untuk mendukung perubahan organisasi tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Hubungan keagenan (agency relationship) terjadi ketika satu atau lebih individu,

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai organisasi mulai dari nirlaba hingga yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan, memiliki potensi untuk terindikasi melakukan berbagai penyimpangan dalam pelaporan keuangan. Penyimpangan laporan keuangan yang terjadi dapat bersifat material dan merugikan pihak pihak berkepentingan, seperti kecurangan laporan keuangan. Hal ini sesuai dengan pendapat Taylor dan Glezen (1994) dalam Ratmono et al. (2014) yang mendefinisikan financial statement fraud sebagai suatu kesengajaan atau kelalaian berupa tindakan disengaja ataupun tidak disengaja yang mengakibatkan kekeliruan bersifat material sehingga laporan keuangan mengandung informasi yang menyesatkan. Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) dalam Report to the Nations on Occupational Fraud and Abuse (2014) menemukan sekitar 77 % kecurangan dilakukan oleh individu melalui departemen seperti akuntansi, operasi, penjualan, eksekutif atau manajemen tingkat atas, layanan konsumen, pembelian dan keuangan. Selain itu, terjadi peningkatan pada sebagian besar jenis fraud salah satunya pada kecurangan laporan keuangan sebesar 9,0 %, meningkat dari tahun 2012 yang hanya 7,6% (ACFE, 2012). Angka ini tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan penyalahgunaan aset yang mencapai 85,4 %, tetapi kecurangan laporan keuangan menyebabkan dampak keuangan terbesar. Hal ini akan mengakibatkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tidak relevan dan tidak dapat diandalkan. Informasi

2 tersebut dapat mempengaruhi pengambilan keputusan pihak eksternal dan internal perusahaan, serta dapat berpotensi munculnya pihak yang merasa dirugikan. Kecurangan (Fraud) dilatarbelakangi oleh tujuan untuk mempermudah pencapaian keinganan pelaku seperti memperoleh keutungan pribadi. Menurut Association of Certified Fraud Examinners (2002) bahwa kecurangan adalah tindakan penipuan atau kekeliruan yang dibuat oleh seseorang atau badan yang mengetahui bahwa kekeliruan tersebut dapat mengakibatkan beberapa manfaat tidak baik kepada individu, entitas atau pihak lain. ACFE (2014) mencatat ada 1.483 kasus kecurangan di berbagai negara dengan mayoritas kecurangan dilakukan oleh staff, karyawan, dan tingkat manajerial dengan persentasi, karyawan sebesar 42%, Manager 36 %, Pemilik dan Executive 19 %. Komponen Laporan keuangan yang diterapkan di Indonesia sudah semakin komprehensif. Namun, ada banyak celah dalam laporan keuangan yang dapat menjadi ruang bagi manajemen dan oknum tertentu untuk melakukan kecurangan (Fraud) pada laporan keuangan. Dengan lebih detail Rezaee (2005) mendefinisikan kecurangan pelaporan keuangan sebagai berikut: Financial Statement Fraud is a deliberate attempt by corporations to deceive or mislead users of published financial statements, especially investors and creditors, by preparing and disseminating materially misstated financial statements. Artinya, kecurangan pelaporan keuangan merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja oleh perusahaan untuk mengecoh dan menyesatkan para pengguna laporan keuangan, terutama investor dan kreditor, dengan menyajikan dan merekayasa nilai material dari laporan keuangan. Manipulasi

3 keuntungan (earning manipulation) disebabkan keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor. Fraud kini diilustrasikan seperti ulat yang menggerogoti daun tanaman, hingga akhirnya tanaman tersebut layu dan mati. Fraud tidak hanya merusak rantai kepercayaan antara manajemen dan investor namun juga menciderai nilai- nilai dari akuntansi itu sendiri. Kasus terbaru yang sempat menjadi bahasan bagi praktik akuntansi khususnya akuntansi perbankan adalah kasus yang terjadi di Citybank yang dilakukan oleh mantan Relationship Manager Malinda Dee yang didakwa melakukan tindak pidana penggelapan dana nasabah dan pencucian uang. Akibat perbuatannya Malinda dee divonis 8 tahun penjara dan denda Rp 10.000.000.000,- (finance.detik.com: Diakses tanggal 13 Mei 2013). Contoh Fraud yang hingga kini belum tuntas adalah Fraud yang terjadi di Bank Century yang kini sudah mulai menyeret nama-nama besar di Negara Indonesia. Selain itu juga terdapat kasus Sentul City, dimana Ditetapkan direktur utama, sebagai tersangka korupsi, terkait kasus konversi hutan di Kabupaten Bogor. Selain itu, tahun 2005 perusahaan ini digugat pailit oleh konsumennya Azelia Birrer terkait keterlambatan serah terima untuk obyek perikatan jual beli berupa tanah dan bangunan di klaster R-21, perumahan Sentul City, Bogor yang telah dibayar lunas oleh 4 konsumen (Kompas.com, diakses 20 September 2015). Adapun beberapa contoh kasus kecurangan (fraud) yang terjadi di berbagai negara yaitu:

4 Tabel 1.1 Kasus kecurangan yang terjadi di berbagai negara Negara Perusahaan Kasus Indonesia Bank BNI Kasus L/C fiktif dan pembobolan di beberapa cabang BNI (Gusnardi, 2012). Indonesia Amerika Serikat Amerika Serikat Jepang Pakistan PT Kimia Farma Health South Corporation Tyco Kanebo Limited Bank of Credit and Commerce International Pada 31 Desember 2001 PT Kimia Farma melakukan kecurangan laporan keuangan yang berupa salah saji laba bersih untuk periode 31 Desember 2001. Perusahaan ini juga melakukan pencatatan ganda atas penjualan dua unit usaha. Perusahaan ini memanipulasi data keuangan dan laporan keuangannya dengan tujuan untuk menunjukkan keadaan keuangan perusahaan tetap baik dan stabil (kompasiana.com, diakses 16 September 2015). Overstated pendapatan hingga US $ 1,4 miliar selama empat tahun (Detik Finance, diakses 15 September 2015). CEO dan CFO tyco telah melakukan pinjaman yang tak disetujui pemegang saham perusahaan lebih dari US$ 150 juta (Detik Finance, diakses 15 September 2015). Menggelembungkan keuntungan sebesar US $ 2 miliar lebih dari lima tahun periode (bizcovering.com, diakses 16 September 2015). Skandal keuangan dengan kecurangan sekitar US $ 20 miliar. Lebih dari US $ 13 miliar dana tidak tercatat. Tuduhan lainnya yaitu money laundering, penyelundupan, penjualan teknologi 5 nuklir, dan lain lain (bizcovering.com, diakses 16 September 2015). Sumber : beberapa literatur penelitian dan media online Meningkatnya berbagai kasus skandal akuntansi di dunia menyebabkan berbagai pihak berspekulasi bahwa manajemen telah melakukan kecurangan pada laporan keuangan (Skousen et al., 2009). Menurut Australian Audit Standard (AUS) dalam Brennan and McGrath (2007) Financial Reporting Fraud adalah salah saji yang disengaja termasuk kelalaian jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk menipu pengguna laporan keuangan. Sehingga,

5 kecurangan laporan keuangan dapat dikatakan sebagai kegiatan baik disengaja maupun tidak disengaja dengan menyajikan laporan keuangan tidak sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum, sehingga menghasilkan informasi yang dapat menyesatkan para pengguna laporan keuangan tersebut. Kecurangan laporan keuangan sulit dideteksi, karena memiliki berbagai motivasi dibalik tindakan yang dilakukan Brennan and McGrath (2007). Secara umum, kecurangan (Fraud) akan selalu terjadi ketika tidak adanya pencegahan dan pendeteksian sebelumnya. Oleh karena itu, terdapat beberapa cara dalam mendeteksi kecurangan seperti segitiga kecurangan (Fraud Triangel) dan segiempat kecurangan (Fraud Diamond). Cressey (1953) dalam Skousen et al. (2008) mengemukakan tiga kondisi berupa kerangka untuk mengidentifikasi faktor - faktor yang mempengaruhi tindakan kecurangan yaitu Pressure (tekanan), Opportunity (kesempatan), dan Rationalization (rasionalisasi) yang disebut sebagai Fraud Triangle. Selanjutnya Wolfe dan Hermanson (2004) menambahkan tiga kondisi yang telah ditemukan oleh Cressey (1953) dalam Skousen et al. (2008) dengan kemampuan (Capability), sehingga empat kondisi tersebut dinamakan Fraud Diamond. Pada dasarnya fraud tidak akan muncul bilamana seseorang memiliki kemampuan dengan disertai kontrol diri yang baik. Wolfe dan Hermanson (2004) berpendapat bahwa penipuan tidak akan terjadi tanpa orang yang tepat dengan kemampuan yang tepat untuk melaksanakan setiap detail dari penipuan. Elemen kemampuan ini dapat digunakan untuk menilai risiko kecurangan, dikarenakan posisi seseorang dalam organisasi dapat memberikan kemampuan dalam

6 memafaatkan kesempatan untuk melakukan penipuan, orang yang tepat dengan kemampuan yang tepat akan cukup cerdas untuk memanfaatkan kelemahan pengendalian internal, fungsi, akses wewenang untuk keuntungannya, serta orang yang tepat dan memiliki ego yang kuat, serta keyakinan bahwa dia tidak akan terdeteksi melakukan kecurangan Wolfe dan Hermanson (2004). Pada penelitian ini peneliti mencoba mendeteksi kecurangan laporan keuangan (Financial Statement Fraud) dengan menggunakan fraud diamond. Peneliti mengadopsi penelitian Sihombing dan Rahardjo (2014) yang bertujuan untuk menganalisis dan menemukan bukti empiris mengenai pengaruh Fraud Risk Factor menurut Fraud Diamond yaitu Pressure, Opportunity, Rationalization dan Capability terhadap Financial Statement Fraud. Penelitian tersebut menggunakan delapan variabel proksi independen yaitu Financial Targets, Financial Stability, External Pressure, Nature Of Industry, Innefective Monitoring, Change In Auditor, Rationalization, Capability. Adapun sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur selama tiga tahun periode pengamatan di tahun 2015. Variabel variabel ini diuji dengan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukan variabel Financial Stability yang diproksikan dengan Leverage Ratio, variabel Nature Of Industry yang diproksikan dengan rasio perubahan piutang dan variabel razionalization yang diproksian dengan rasio perubahan total akrual, terbukti berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada jumlah variabel, sampel, dan periode pengamatan. Selain itu, penelitian ini dilakukan

7 untuk meneliti faktor faktor yang masih belum konsisten dari penelitian penelitian sebelumnya untuk memengaruhi seseorang dalam melakukan fraud. Pada penelitian ini menggunakan enam variabel proksi independen yaitu target keuangan (Financial Target), stabilitas keuangan (Financial Stability), tekanan eksternal (External Pressure), kondisi industri (Nature Of Industry), Change In Auditor dan Rasionalisation, Capability. Variabel proksi tersebut mewakili variabel independen dalam fraud diamond yaitu pressure, opportunity, rationalization, capability. Periode pengamatan yang peneliti lakukan tahun 2015 dengan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam periode pengamatan. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis melakukan penelitian yang berjudul Analisis Fraud Diamond dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud : Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2015 1.2 Indentifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya Financial Statement Fraud 2. Apakah variabel Fraud Diamond dapat digunakan untuk mendeteksi 3. Apakah variabel Financial Target dapat digunakan untuk mendeteksi

8 4. Apakah variabel Financial Stability dapat digunakan untuk mendeteksi 5. Apakah variabel External Pressure dapat digunakan untuk mendeteksi 6. Apakah variabel Nature Of Industry dapat digunakan untuk mendeteksi 7. Apakah variabel Ineffective Monitoring dapat digunakan untuk mendeteksi 8. Apakah variabel Change In Auditor dapat digunakan untuk mendeteksi 9. Apakah variabel Rationalization dapat digunakan untuk mendeteksi 10. Apakah variabel Capability dapat digunakan untuk mendeteksi Financial Statement Fraud? 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan diatas, maka penelitian ini dibatasi pada masalah yang menyangkut Analisis Fraud Diamond dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud. 1.4 Rumusan Masalah 1. Apakah dapat Fraud Diamond secara simultan dapat mendeteksi

9 2. Apakah variabel Financial Target dapat digunakan untuk mendeteksi 3. Apakah variabel Financial Stability dapat digunakan untuk mendeteksi 4. Apakah variabel External Pressure dapat digunakan untuk mendeteksi 5. Apakah variabel Nature Of Industry dapat digunakan untuk mendeteksi 6. Apakah variabel Ineffective Monitoring dapat digunakan untuk mendeteksi 7. Apakah variabel Change In Auditor dapat digunakan untuk mendeteksi 8. Apakah variabel Rationalization dapat digunakan untuk mendeteksi 9. Apakah variabel Capability dapat digunakan untuk mendeteksi Financial Statement Fraud? 1.5 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti yang empiris mengenai adanya hubungan antara : 1. Variabel Financial Target terhadap terjadinya Financial Statement Fraud 2. Variabel Financial Stability terhadap terjadinya Financial Statement Fraud

10 3. Variabel External Pressure terhadap terjadinya Financial Statement Fraud 4. Variabel Nature of Industry terhadap terjadinya Financial Statement Fraud 5. Variabel Ineffective Monitoring terhadap terjadinya Financial Statement Fraud 6. Variabel Change in Auditor terhadap terjadinya Financial Statement Fraud 7. Variabel Rationalization terhadap terjadinya Financial Statement Fraud 8. Variabel Capability terhadap terjadinya Financial Statement Fraud 1.6 Manfaat Penelitian 1. Memberikan pandangan kepada manajemen sebagai agent dalam agency theory terkait tanggung jawabnya dalam melindungi kepentingan principal dalam hal ini investor. Manajemen akan lebih mengetahui dampak dari Financial Statement Fraud bagi investor atau calon investor perusahaan mereka. Disamping itu, kemungkinan terjadinya pailit akan lebih besar di perusahaan yang melakukan Financial Statement Fraud. 2. Memberikan suatu alat bantu analisis bagi investor dalam menilai dan menganalisis investasinya di perusahaan tertentu. Dengan pengetahuan dan wawasan mengenai Financial Statement Fraud, diharapkan investor lebih teliti dalam melihat kemungkinan terjadinya Financial Statement Fraud demi menjamin investasi yang mereka lakukan berada di tangan yang tepat. 3. Memberi informasi kepada masyarakat bahwa fenomena Fraud

11 sedang marak terjadi di lingkungan perusahaan dan mengenai tahapan dan cara dalam mendeteksi dan mencegahnya sedini mungkin. 4. Memberikan suatu sumbangsih bagi perkembangan ilmu akuntansi khususnya bidang Fraud examination dalam akuntansi forensik dan audit investigatif. Tulisan ini diharapkan dapat menambah wawasan mahasiswa (umumnya) dan para akuntan (khususnya) mengenai prospek dari profesi Fraud examiner ini yang kian diperlukan guna meminimalisir Financial Statement Fraud. 5. Memberikan informasi kepada masyarakat terkait eksistensi dari Fraud examiner dan instrumen forensic accounting yang bermanfaat dalam memperkecil ruang lingkup Fraud. 6. Bagi pihak lain, penelitian ini dapat dijadikan suatu referensi untuk perbaikan penelitian di masa yang akan datang atau untuk menambah wawasan.