BAB II LANDASAN TEORI. 1. David E. Morris dan Claire McCarty Killian (2006) dalam penelitiannya yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi

PERBEDAAN PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI DAN ALUMNI TERHADAP PRAKTIK-PRAKTIK FRAUD ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. pengauditan disebut dengan fraud akhir akhir ini menjadi berita utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam era teknologi maju dan globalisasi, semua organisasi, apapun

BAB I PENDAHULUAN. memastikan laporan keuangan tidak mengandung salah saji (misstatement)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kecurangan akuntansi yang berkembang secara luas menimbulkan

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan modern. Akuntansi dan auditing memainkan peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam membuat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan ekonomi saat ini yang merupakan hasil dari

Kecurangan dalam laporan keuangan Penyalahgunaan aset. Dua Kategori Utama Kecurangan

BAB I PENDAHULUAN. tentang aktivitas perusahaan selama periode waktu tertentu. Pemakai internal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Praktik-praktik kecurangan (fraud) sudah semakin meluas di kalangan

BAB I PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas perbankan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya kompetensi dan globalisasi, setiap profesi dituntut

AUDIT I Modul ke: Audit risk and materiality. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. 11Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. persoalan-persoalan kecurangan (fraud) mengingat bahwa manajemen senior

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia bisnis, berbagai persaingan dilakukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia bisnis banyak pengusaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi sebagai mana yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam usaha agar bisnis yang dikelolanya dapat tetap bertahan. Para

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

BAB I. Pendahuluan. yaitu investor, kreditor dan pemerintah membutuhkan laporan keuangan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting yang tercakup sistem manajemen sumber daya manusia yaitu : a) Seleksi calon karyawan dan pengangkatan karyawan baru

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang tahun Lembaga Indonesia Corruption Watch (ICW) merilis bahwa

nilai-nilai profesinya... 60

BAB I PENDAHULUAN. memiliki risiko terjadinya kecurangan atau Fraud. Kecurangan atau biasa disebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMROSESAN TRANSAKSI DAN PROSES PENGENDALIAN INTERN KONSEP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan. Kecurangan umumnya terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dan kinerja seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan

BAB I PENDAHULUAN. Kecurangan akuntansi dalam dunia usaha adalah suatu permasalahan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan tersebut adalah untuk memberikan informasi kepada

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, dalam kehidupan kita sehari hari tindak kejahatan dan

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Kecurangan belakangan ini menjadi sorotan publik dan menjadi

SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH. Sumber: PSA No.

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin banyaknya kebutuhan akan jasa profesional akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, profesi auditor mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. diantara pelaku bisnis semakin meningkat. Para pelaku bisnis melakukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi dari pihak yang melakukan audit (Weningtyas et al., 2006).

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kualitas laporan keuangan yang dihasilkan, maka diperlukan suatu. dengan prisip akuntansi yang berlaku umum.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih banyak berorientasi pada dunia pendidikan, mungkin seorang guru, dosen,

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemakai laporan keuangan. Perkembangan profesi akuntan publik di suatu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjalankan suatu profesi juga dikenal adanya etika profesi.

BAB I PENDAHULUAN. independen maka hasil pemeriksaan akan lebih akurat. kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan hukum dan perundang-undangan. peluang, dan rasionalisasi yang disebut sebagai fraud triangle.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan media yang digunakan oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perkembangan dunia akuntansi sudah sangat pesat. Namun setiap

BAB I PENDAHULUAN. (risk-oriented effort). Salah saji bisa disebutkan dalam asersi manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Made Pasek, Ni Kadek Sinarwati dan Anantawikrama Tungga (2014)

KD 5.1. Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin untuk

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masing-masing. Pengertian laporan keuangan menurut Pernyataan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan memberikan gambaran dan informasi posisi keuangan

PERTEMUAN 3: FRAUD DAN ERROR

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control)

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan bahkan kasus yang terjadi di Indonesia. Dengan munculnya isu-isu

BAB 1 PENDAHULUAN. efisiensi operasional, dan dipatuhinya kebijakan-kebijakan yang digariskan oleh manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin memicu para pengelola bisnis untuk mempermudah mendapatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bersertifikat atau kantor akuntan publik yang melakukan audit atas entitas

SKRIPSI. Oleh : MSY. FADHILAH DWINTASARI B

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian dalam era globalisasi saat ini sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Aktivitas perusahaan merupakan rangkaian dari setiap kegiatan-kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. disertai dengan laporan hasil audit atas laporan keuangan oleh akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. keuangan historis suatu entitas yang berisi asersi yang dibuat oleh manajemen entitas

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu unsur dari Good Corporate Governnance. Sedangkan laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada kepercayaan publik. Masyarakat mengharapkan penilaian yang

BAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

Akuntansi Publik Drs. Ketut Muliartha RM & Rekan ABSTRAK

Kompetensi Dasar 5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis yang begitu pesat ini menimbulkan berbagai kasus bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Priantara(2013:2) Fraud. VOC mengalami penurunan sehingga dijuluki dengan Vergaan

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan ekspansi ke berbagai negara di Dunia. Dalam menjalankan usahanya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi makin meluas dan peran teknologi

BAB I PENDAHULUAN. akan jasa profesional akuntan publik. Kasus-kasus manipulasi yang telah terjadi

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian-Penelitian terdahulu Beberapa penulis sebelumnya menegaskan terkait dengan persepsi terhadap praktik-praktik fraud diantaranya : 1. David E. Morris dan Claire McCarty Killian (2006) dalam penelitiannya yang berjudul A Study Examining Undergraduate Accounting Students' Honesty and Perceptions of Dishonesty Behavior menunjukkan bahwa mahasiswa akuntansi di tujuh Universitas di Amerika, empat universitas yang berlokasi di Georgia; dua universitas yang berlokasi di Texas; dan satu universitas yang berlokasi di Mississippi, memiliki kemungkinan untuk berbuat curang di perguruan tinggi sama halnya dengan mahasiswa bisnis lainnya. Ada ketidaksepakatan yang signifikan antara mahasiswa akuntansi mengenai alasan mereka berperilaku tidak jujur, dan sebagian besar mahasiswa akuntansi yang mengaku melakukan kecurangan di perguruan tinggi juga mengaku melakukan kecurangan di Sekolah Menengah Atas. Persamaan penelitian : a. Meneliti persepsi mahasiswa akuntansi terhadap kecurangan (fraud). b. Menggunakan metode kuisioner untuk memperoleh data. 6

7 Perbedaan penelitian : a. Pada penelitian sebelumnya meneliti tentang perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi dan mahasiswa bisnis lainnya. Sedangkan pada penelitian ini meneliti tentang perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi dan alumni terhadap praktik-praktik fraud. b. Pada penelitian terdahulu obyek penelitiannya adalah pada Universitas di Amerika, sedangkan pada penelitian ini adalah pada STIE Perbanas Surabaya. 2. Sri Suranta, et al (2005) dalam penelitiannya yang berjudul Persepsi Karyawan Bagian Akuntansi dan Mahasiswa Akuntansi Terhadap Etika Bisnis diperoleh kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara persepsi karyawan bagian akuntansi dan mahasiswa akuntansi terhadap etika bisnis. Persepsi mahasiswa akuntansi cenderung lebih tinggi dengan karyawan bagian akuntansi. Persamaan penelitian : a. Meneliti tentang perbedaan persepsi mahasiswa dengan orang-orang yang sudah bekerja. b. Menggunakan kuisioner untuk mendapatkan data. Perbedaan penelitian : a. Pada penelitian sebelumnya hanya meneliti perbedaan persepsi karyawan baigian akuntansi dan mahasiswa akuntansi terhadap etika bisnis, pada penelitian ini meneliti perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi dan alumni akuntansi terhadap praktik-praktik fraud.

8 b. Pada penelitian terdahulu obyek penelitiannya adalah karyawan bagian akuntansi perusahaan manufaktur di Surakarta dan mahasiswa akuntansi yang terdapat pada universitas di Surakarta, sedangkan pada penelitian ini adalah para mahasiswa Strata 1(satu) Akuntansi dan Alumni Strata 1(satu) Akuntansi STIE Perbanas Surabaya 3. Diah Hari Suryaningrum, et al (2010) yang berjudul Accounting Student And Lecturer Ethical Behavior : Evidence From Indonesia menghasilkan kesimpulan : 1. Mahasiswa akuntansi perempuan memiliki tingkat etika perilaku yang lebih tinggi daripada laki-laki. Meskipun dari hasil statistik tidak terdapat perbedaan perilaku etis pada akuntansi dosen, nilai rata-rata menunjukkan bahwa dosen akuntansi wanita memiliki tingkat etika perilaku yang lebih tinggi daripada laki-laki. 2. Conclud individu yang dengan internal lotus kontrol lebih enggan untuk melakukan tidak adil dan tidak etis sikap dari individu dengan locus of control eksternal. Akhirnya, program akuntansi dengan akreditasi yang lebih baik mengungkapkan perilaku etis yang baik, meskipun perbedaannya secara statistik tidak signifikan. Persamaan penelitian : a. Sama-sama meneliti tentang persepsi mahasiswa suatu perguruan tinggi. b. Menggunakan metode kuantitatif dalam penelitian.

9 Perrbedaan penelitian : a. Pada penelitian terdahulu meneliti tentang persepsi mahasiswa terhadap perilaku etis, sedangkan pada penelitian ini meneliti tentang persepsi mahsiswa dan alumni terhadap praktik-praktik fraud. 2.2. Landasan Teori 2.2.1 Teori Motivasi Abraham Maslow Manusia sebagai mahluk hidup dan mahluk sosial tentunya memiliki beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi. Robbins P. Stephen (2008:224) mengutip Abraham Maslow dalam teorinya mendefinisikan kebutuhan manusia menjadi lima. Pertama, kebutuhan psikologis manusia, yaitu kebutuhan akan makanan, minuman, tempat berlindung (rumah), dan pertolongan dari kesulitan. Kedua, kebutuhan akan keamanan yaitu kebutuhan manusia akan kebebasan dari ancaman atau keamanan atas kejadian atau lingkungan yang mengancam. Ketiga, kebutuhan akan rasa memiliki, secara sosial, dan kasih sayang yang meliputi kebutuhan akan persahabatan, persatuan dan interaksi secara sosial. Keempat, kebutuhan manusia akan penghargaan baik terhadap diri sendiri maupun dari orang lain. Yang kelima, kebutuhan akan penunjukan diri yang sebenarnya yaitu kebutuhan manusia untuk memenuhi diri sendiri dengan memaksimalkan penggunaan dari kemampuan, keahlian dan potensi diri. Fraud kadang menjadi suatu pilihan bagi sebagian orang yang berada dalam kondisi terdesak oleh besarnya hambatan yang harus dihadapi. situasi seperti ini dapat

10 saja terjadi di lingkungan kita khususnya ketika terdapat sebagian orang yang merasa bahwa kejujuran itu bersifat situasional. Bahkan adapula yang mengangap bahwa fraud itu sebagai suatu kebutuhan. 2.2.2 Persepsi Persepsi menurut Alwi Hasan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari suatu proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya, sedangkan menurut Fitriany dan Yulianti (2007) persepsi didefinisikan sebagai suatu proses yang melibatkan pengetahuanpengetahuan sebelumnya dalam memperoleh dan menginterprestasikan kombinasi faktor dunia luar (stimulasi visual) dan diri kita sendiri (pengetahuan-pengetahuan sebelumnya). Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi bisa terletak dalam diri pembentuk persepsi, dalam diri objek atau target yang diartikan, atau dalam konteks situasi di mana persepsi tersebut dibuat. Robbins P. Stephen (2008:175), mengemukakan bahwa ketika seorang individu melihat sebuah target dan berusaha untuk menginterpretasikan apa yang ia lihat, interpretasi itu sangat dipengaruhi oleh berbagai karakteristik pribadi dari pembuat persepsi tersebut, seperti sikap, kepribadian, motif, minat, pengalaman-pengalaman masa lalu dan harapan-harapan seseorang. Selain itu karakteristik target yang diobservasi juga bisa mempengaruhi apa yang diartikan. Robbins P. Stephen (2008:176) mengemukakan secara implisit persepsi suatu individu terhadap suatu obyek sangat mungkin memiliki perbedaan dengan persepsi individu lainnya terhadap obyek yang sama.

11 Fenomena tersebut dikarenakan oleh beberapa faktor yang jika digambarkan tampak sebagai berikut: Persepsi Faktor pada pemersepsi : - Sikap - Motif - Kepentingan - Pengalaman - Pengharapan Faktor dalam situasi : - Waktu - Keadaan/ tempat kerja - Keadaan sosial Faktor pada terget : - Hal baru - Gerakan - Bunyi -Kedekatan - Ukuran - Latar belakang Gambar 2.1. Faktor yang mempengaruhi persepsi Sumber : Robins P. Stephen:Perilaku Organisasi 2008 2.2.3 Fraud Fraud dalam bahasa Indonesia tidak hanya sempit diartikan sebagai kecurangan, dalam dunia keuangan fraud bisa berarti pencurian (pasal 362 KUHP), pemerasan dan pengancaman (pasal 368 KUHP), penggelapan (pasal 372 KUHP), perbuatan curang (pasal 378 KUHP), dan sebagainya Fraud didalam bidang Auditing yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP) (2011) fraud diterjemahkan sebagai kecurangan. Dalam kaitannya dengan pelaporan keuangan, auditor berkepentingan untuk menguji apakah suatu tindakan yang mengandung fraud mengakibatkan salah saji (misstatement) dalam pelaporan keuangan. SAS 82 (AU 316) membuat perbedaan antara dua jenis kesalahan penyajian, yaitu kekeliruan (Error) dan kecurangan (Fraud). Kedua jenis kesalahan penyajian

12 ini dapat bersifat material maupun tidak material. Suatu kekeliruan (Error) adalah kesalahan penyajian atas laporan keuangan yang tidak disengaja, sementara Kecurangan (Fraud) merupakan kesalahan penyajian yang disengaja. Unsur- unsur Fraud menurut Amin Wijadja Tunggal (2009: 4-5) dalam bukunya pokok-pokok audit kecurangan terdiri atas : 1) Motivasi, yaitu tekanan (pressure) yang dialami oleh seseorang yang tidak dapat berbagi kepada teman atau orang yang dapat dipercaya. Contohnya : 1. Membayar uang kuliah. 2. Membayar tagihan rumah sakit untuk orang tua yang menderita kanker. 3. Membayar utang perjudian. 4. Membayar obat keras. 5. Membayar gaya hidup yang mewah (rumah, mobil, kapal pesiar) 6. Melindungi pekerjaan seseorang dengan memodifikasi laporan keuangan menjadi tampak lebih baik. 2) Peluang (kesempatan atau opportunity) yaitu kesempatan memecahkan suatu masalah yang tidak dapat berbagi dengan melanggar kepercayaan. Contohnya: 1. Tidak ada orang yang menghitung persediaan, akibatnya kerugian tidak dapat diketahui. 2. Kotak kas kecil sering ditinggalkan. 3. Penyelia memberi contoh yang tidak baik dengan membawa suplay kantor ke rumah. 4. Manajer keuangan memiliki otoritas investasi tanpa penelaahan atasannya.

13 5. Kelebihan material yang ditaruh sembarangan. 3) Rasionalisasi atau kekurangan integritas (Ratinalization or lack of integrity). Contohnya: 1. Saya membutuhkannya lebih besar daripada orang lain (teori Robin Hood). 2. Saya meminjam uang tersebut dan akan saya kembalikan. 3. Tidak ada orang lain yang dirugikan. 4. Perusahaan cukup kuat untuk menalangi kecurangan tersebut. 5. Setiap orang melakukannya 6. Saya terlalu murah dibayar (underpaid) dan ini adalah kompensasinya. SAS 99 (AU 316) menjelaskan segi tiga fraud atau fraud triangle. Fraud triangle adalah tiga kondisi fraud yang berasal dari pelaporan keuangan yang curang dan penyalahgunaan aktiva. Segi tiga fraud atau fraud triangle terdiri atas : 1) Insentif atautekanan. Manajemen atau pegawai lain merasakan insentif atau tekanan untuk melakukan fraud. 2) Kesempatan. Situasi yang membuka kesempatan bagi manajemen atau pegawai untuk melakukan fraud. 3) Sikap /Rasionalisasi. Adalah sikap, karakter, atau serangkaian nilai-nilai etis yang membolehkan manajemen atau pegawai untuk melakukan tindakan yang tidak jujur, atau mereka berada dalam lingkungan yang cukup menekan yang membuat mereka merasionalisasi tindakan yang tidak jujur.

14 2.2.4 Praktik-praktik Fraud Pada dasarnya terdapat dua tipe dari praktik fraud, yaitu eksternal dan internal. Eksternal fraud adalah praktik fraud yang dilakukan oleh pihak luar terhadap entitas. Misalnya fraud yang dilakukan pelanggan terhadap usaha, wajib pajak terhadap pemerintah, atau pemegang polis terhadap perusahaan asuransi. Tipe praktik Internal fraud adalah tindakan tidak legal dari karyawan, manajer, dan eksekutif terhadap perusahaan, contohnya pencurian dana kas kecil, memalsukan saldo dalam akun kas, melakukan pembelian dari uang kejahatannya. Ikatan Akuntan Indonesia-Kompartemen Akuntan Publik (2011:316.2) yang menyatakan bahwa ada dua tipe salah saji yang relevan dengan pertimbangan auditor tentang fraud dalam audit atas laporan keuangan, yaitu salah saji yang timbul sebagai akibat dari fraud dalam pelaporan keuangan dan fraud yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva, berikut penjelasannya : 1) Salah saji yang timbul dari fraud dalam pelaporan keuangan adalah salah saji atau penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk mengelabui pemakai laporan keuangan. Fraud dalam laporan keuangan dapat menyangkut tindakan seperti yang disajikan berikut ini: 1. Manipulasi, pemalsuan atau perubahan catatan akuntansi atau dokumen pendukungnya yang menjadi sumber data bagi penyajian laporan keuangan. 2. Representasi yang salah dalam atau penghilangan dari laporan keuangan peristiwa, transaksi atau informasi yang signifikan.

15 3. Salah penerapan secara sengaja prinsip akuntansi yang berkaitan dengan jumlah, klasifikasi, cara penyajian atau pengungkapan. 2) Salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva (seringkali disebut dengan penyalahgunaan atau penggelapan), berkaitan dengan pencurian aktiva entitas yang berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum. Perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva entitas dapat dilakukan dengan berbagai cara, termasuk penggelapan tanda terima barang atau uang, pencurian aktiva, atau tindakan yang menyebabkan entitas membayar harga barang atau jasa yang tidak diterima oleh entitas. Perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva dapat disertai dengan catatan atau dokumen palsu atau yang menyesatkan dan dapat menyangkut satu atau lebih individu di antara manajemen, karyawan atau pihak ketiga. 2.2.5 Hubungan Antar Variabel Mahasiswa akuntansi dan alumni yang menjadi sampel penelitian ini rata-rata sudah menempuh seluruh mata kuliah yang ada di program studi Program studi S1 jurusan akuntansi STIE Perbanas Surabaya sehingga mereka memiliki pengetahuan yang cukup luas dalam hal akuntansi. Perbedaannya pada mahasiswa akuntansi memiliki pengetahuan secara konseptual karena tidak semua mahasiswa akuntansi sudah pernah bekerja. Sedangkan pada alumni, mereka memiliki pengetahuan secara konseptual ditambah dengan pengetahuan praktikal karena alumni STIE Perbanas Surabaya sudah bekerja. Dari perbedaan diatas, maka diharapkan terdapat perebedaan persepsi antara mahasiswa dan alumni terhadap praktik-praktik fraud.

16 2.3 Kerangka Pemikiran Untuk dapat mengatahui arah dari penelitian yang diteliti, maka disini perlu adanya suatu kerangka pemikiran, sehingga dengan kerangka tersebut dapat mempermudah mengetahui isi dari penelitian. Kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut : Uji T Persepsi Mahasiswa Akuntansi Praktik-Praktik fraud Persepsi Alumni Gambar 2.2. Kerangka pemikiran 2.4 Hipotesis Berdasarkan pada latar belakang permasalahan serta landasan teori yang telah dipaparkan dalam penelitian ini, maka hipotesis yang dapat diajukan adalah sebagai berikut : H 1 : Ada perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi dan alumni terhadap praktik-praktik fraud.