KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK DALAM NEGERI Oleh: Dr. Drs. Bahtiar, M.Si DIREKTUR POLITIK DALAM NEGERI Direktorat Politik Dalam Negeri Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri Mataram, 31 Maret 2017
NAMA : Dr. Drs. Bahtiar, M.Si. TTL : Bone, 16 Januari 1973 NIP : 19730116 199302 1 002 JABATAN : Direktur Politik Dalam Negeri PENDIDIKAN : D3 Ilmu Pemerintahan : STPDN BDG S1 Ilmu Pemerintahan : IIP Jkt S2 Ilmu Pemerintahan : UNPAD BDG S3 Ilmu Pemerintahan : UNPAD BDG KANTOR : Jl. Medan Merdeka Utara No 7, Jakarta Pusat, Gedung F Lantai 5 Direktorat Politik Dalam Negeri Ditjen Politik dan Pemerintahan Umum 2
ERA ORBA ORDE BARU Pemerintahan Demokrasi (1999-2004) ERA KONSOLIDASI DEMOKRASI RPJPN-Politik (2005-2025) VISI RPJP/RPJM Pemantapan Proses Positif Konsolidasi Demokrasi Indeks Demokrasi Indonesia 75 Partispasi Politik Rakyat 77,5% Pemilu Sukses 2019 ERA DEMOKRASI Transisi Politik (1998-1999) Demokrasi Melalui Konsolidasi Demokrasi Demokrasi yang Terkonsolidasi (2025) Arah Kebijakan Pembangunan StrukturPolitik Peran Negara dan Masyarakat Budaya dan Proses Politik Hubungan Luar Negeri Komunikasi dan Informasi Syarat Utama 1. Rechtsstaat 2. Birok.Netral-Efisien 3. My.Sipil Otonom 4. My.PolitikOtonom 5. My.Ekonomi Otonom 6. Kemandirian Nasional Lingkungan Sosial Nasional dan Lingkungan Masyarakat Internasional 3
Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum adalah memantapkan kelembagaan demokrasi yang lebih kokoh; memperkuat peran Ormas; menjamin pengembangan media dan kebebasan media dalam mengomunikasikan kepentingan masyarakat UU No. 17 Thn 2007 ttg RPJPN 2005-2025
RPJMN 2020-2024 Perwujudan konsolidasi demokrasi pada semua bidang kehidupan sosial politik, berupa tegaknya supremasi hukum dan HAM RPJMN 2010-2014 RPJMN 2015-2019 Pemantapan pelembagaan nilainilai demokrasi dengan titik berat pada prinsip-prinsip toleransi, non diskriminasi dan kemitraan Perbaikan peran negara dan masyarakat melalui penguatan kapasitas Ormas dan Parpol RPJMN 2004-2009 Penguatan struktur politik dan pengokohan kedaulatan NKRI berdasarkan Pancasila 5
PENYEMPURNAAN STRUKTUR POLITIK PENATAAN PERAN NEGARA & MASYARAKAT PENATAAN PROSES POLITIK PENGEMBANGAN BUDAYA POLITIK Kelembagaan Demokrasi Kemandirian Masyarakat Representasi Kekuasaan Penanaman Nilai Demokrasi Konstitusi/Perat uran Perundangan Hubungan antarlembaga Kapasitas Ormas Kapasitas Parpol Kebijakan Demokrasi Desentralisasi & otonomi daerah Rekonsiliasi Nasiional Ruang Pubiik Seleksi Kepemimpinan Nasional Nilai Pancasila/Nilai Kebangsaan Seleksi Pejabat Publik/Politik PEMILU dan PEMILUKADA Nilai Demokrasi Advokasi/Pendidikan Politik Kapasitas Lembaga Negara/Pemerintah KPU, dan Bawaslu Pranata Kemasyarakatan Kapasitas dan peran Adat PEMBANGUNAN INFOKOM Akses terhadap Informasi Deregulasi Teknologi infokom Kebebasan Pers/Jurnalis Kapasitas Media komunitas/tradisiona l Perluasan Jaringan Informasi Pemerataan informasi 6
Pelaksanaan seleksi KPU dan Bawaslu periode 2017 2022 yang akan dilantik pada bulan April 2017 Rencana pemerintah di tahun 2017 untuk menaikkan jumlah atau besaran bantuan keuangan partai politik Rencana aksi terhadap pemantauan perkembangan politik dalam negeri terutama bagi daerah yang melaksanakan Pilkada serentak tahun 2017 serta Pemetaan situasi dan kondisi poldagri Penyusunan RUU Partai Politik dan RUU MD3 7
ISU-ISU PRIORITAS BIDANG POLDAGRI NO ISU KETERANGAN 1. Kurangnya pengetahuan, pemahaman dan implementasi dibidang politik bagi kader anggota Partai Politik dan masyarakat, pemilih pemula, perempuan dan kaum marjinal 2. Penguatan Peraturan Perundangundangan bidang politik 3. Kurangnya koordinasi dan sinergitas dalam upaya kelancaran pelaksanaan Pemilu 4. Capaian tingkat demokrasi tahun 2015 di Indonesia yang diukur dengan IDI masih pada tataran sedang yaitu 72,82. Masih terdapat kesenjangan antar provinsi terkait dengan capaian IDI di masing-masing provinsi Peningkatan Bantuan Keuangan kepada Parpol yang mendapatkan Kursi di DPR RI Dalam rangka penguatan kelembagaan Partai Politik sebagai sarana pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi WNI yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Perlunya Penyelenggaraan forum dialog politik dan pendidikan politik bagi kader anggota Partai Politik dan masyarakat, pemilih pemula, perempuan dan kaum marjinal Keterlibatan Pemerintah dan Pemerintah Daerah Tindak lanjut aturan pelaksana dari amanat UU Penyelenggaraan Pemilu Sosialisasi aturan pelaksana dari UU Penyelenggara Pemilu Revisi UU 2 tahun 2011 tentang Partai Politik UU 17 2014 tentang MPR,DPR,DPD dan DPRD Perlu pemahaman dan persepsi yang sama antar seluruh pemangku kepentingan pemilu (penyelenggara pemilu, pemerintah dan Pemda, Polri/TNI, kejaksaan, dan BIN) Perlu penguatan koordinasi dan sinergitas seluruh pemangku kepentingan Pemilu sehingga tercipta kesatuan langkah dalam rangka kelancaran pelaksanaan Pemilu Perlu penguatan kelompok kerja demokrasi di daerah dalam upaya meningkatkan kualitas demokrasi dari berbagai aspek (kebebasan sipil, hak politik, dan lembaga demokrasi) Perlu sinergitas program antar lembaga (pemerintah, pemda, BPS, Bappenas, Kemenkopolhukam, dan unsur terkait lainnya) Perlu penyusunan rencana aksi bagi kelompok kerja demokrasi di provinsi disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing.
INDEKS DEMOKRASI INDONESIA Sumber: IDI, 2009 s.d. 2015 PARTISIPASI POLITIK PEMILU DI INDONESIA Sumber: KPU, 2014 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 93,3 84,07 77,44 70,99 72,56 75,11 74,31 1999 2004 2009 2014 ANGGARAN PILKADA Sumber: Kemendagri Pilkada 2015 (269 daerah) Rp7,1 T Pilkada 2017 (101 daerah) Rp4,1 T Pileg Pilpres KESENJANGAN ASPEK IDI (KEBEBASAN SIPIL, HAK POLITIK, DAN LEMBAGA DEMOKRASI) Isu utama demokrasi yg belum terkonsolidasi; Penyelenggaraan pemilu belum memenuhi harapan; Hubungan kelembagaan trias politica belum sesuai prinsip hakiki demokrasi, berupa relasi checks and balances antar lembaga negara; Kapasitas dan krebilitas parpol yang rendah; Rendahnya kualitas partisipasi politik masyarakat; Adanya potensi gangguan pada kebebasan sipil dan hak politik. 9
FOKUS Peningkatan Akuntabilitas Lembaga Demokrasi Peningkatan iklim kondusif Bagi berkembangnya kebebasan Sipil dan Hak-Hak Politik Rakyat PRIORITAS BIDANG Pelembagaan Demokrasi SASARAN Meningkatnya Kualitas Demokrasi 10
GRAND DESIGN PEMILU SERENTAK Presiden dengan legitimasi yang kuat dan dukungan yang memadai dari partai di DPR PRESIDEN Stabilitas dan Efektifitas Pemerintahan checks and balances SISTEM PRESIDENSIIL PEMILU Pilpres dan Pileg Serentak Alokasi Kursi dan Dapil Metode konversi suara ke kursi Sistem Pemilu Ambang Batas Parlemen Pencalonan Pres dan Wapres DPR DPR yang fungsional dan proporsional PENYELENGGARA PEMILU MASYARAKAT PARTAI POLITIK Mandiri dan Berintegritas Kelembagaan Kuat Dukungan sekretariat kuat Peningkatan partisipasi masy Masy sadar politik Kualitas pilihan politik masy Kelembagaan partai yg kuat Kaderisasi baik Rekruitmen baik
- MENUNTASKAN PAKET UNDANG-UNDANG BIDANG POLITIK. - MENDORONG IMPLEMENTASI MAKSIMAL UU BIDANG POLITIK OLEH PEMERINTAH, LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU, PARPOL DAN MASYARAKAT.. PENGUATAN SISTEM PRESIDENSIIL DAN KELEMBAGAAN PARTAI POLITIK 12
PAKET UNDANG-UNDANG BIDANG POLITIK 1. UU No 2 Thn 2011 ttg Perubahan atas UU No 2 Thn 2008 tentang Partai Politik. 2. UU No 17 Thn 2014 Ttg MPR, DPR, DPD dan DPRD. 1. UU No 15 Thn 2011 ttg Penyelenggara Pemilu. 2. UU No 8 Thn 2012 ttg Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD. 3. UU No 42 Thn 2008 ttg Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. 3 UU INI DISIMPLIFIKASI MENJADI UU PENYELENGGARAAN PEMILU 13
PENGELOLAAN BANTUAN KEUANGAN PARPOL PARTAI POLITIK BERTANGGUNGJAWAB ATAS PENGELOLAAN KEUANGAN PARPOL LAPORAN KEUANGAN INTERNAL IURAN ANGGOTA DAN SUMBANGAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN YG BERSUMBER DARI APBN/APBD TERBUKA UTK MASY DIAUDIT BPK PARPOL MENYAMPAIKAN LPJ PALING LAMBAT 1 BULN SETELAH THN ANGGARAN BERAKHIR 14
KAJIAN PENINGKATAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK Implikasi BESARAN PER SUARA ATAU PROSENTASE DARI APBN/APBD Perlu adanya revisi UU No. 2 Tahun 2008 / UU No. 2 Tahun 2011 Perlu adanya revisi PP No. 5 Tahun 2009 / PP No. 83 Tahun 2012 Perlu adanya revisi Permendagri No. 77 Tahun 2014 Dampak 1. Pemberian bantuan Rp5.400 per suara atau Prosentase dari APBN dan pemberian bantuan setinggi-tingginya 15 kali lipat untuk provinsi dan Kabupaten/Kota dari APBD harus dilakukan Revisi UU 2/2008 jo UU 2/2011, karena penghitungannya adalah per suara sah. 2. Kesiapan APBN/APBD dan kondisi perekonomian saat ini. 3. Sesuai ketentuan UU No 2 Tahun 2011 bahwa Partai Politik harus transparan dan akuntabel, maka Partai Politik harus menyiapakan SDM kader Partai Politik yang paham dan mengerti pengelolaan keuangan terutama dalam penyusunan Laporan pertanggungjawaban bantuan keuangan, dikarenakan laporan akan diperiksa/diaudit oleh BPK. Dan hal tersebut rawan penyimpangan. 4. Pelaksanaan teknis verifikasi kelengkapan administrasi permohonan pengajuan bantuan keuangan dan fasilitasi bantuan keuangan dilaksanakan oleh Kementerian Dalam Negeri. Tindaklanjut 1. Telah ddilakukan kajian yang mendalam antara kementerian/ lembaga yaitu Kementerian Dalam Negeri, Sekretariat Negara, dan Kementerian Keuangan, KPK, BPK, ICW. Perludem serta para pakar dan akademisi. 2. Kesiapan Pemerintah dan Partai Politik dalam Penyaluran dan Penerimaan Bantuan Keuangan dari segi manfaat/penggunaan dan pertanggungjawaban. 15
Alasan METODE menaikan KAJIAN banpol Penyesuaian Penentuan besarnya nilai bantuan per suara hasil Pemilu DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota sebagaimana diatur dalam Pasal 5 PP No 5/2009. Alasan perubahan bahwa alokasi besaran bantuan keuangan partai politik dari tahun ketahun mulai sejak tahun 2004 tidak akan pernah mengalami perubahan atau tidak akan pernah mengalami peningkatan, Formulasi rumusan yaitu jumlah bantuan keuangan partai politk tahun anggaran sebelunya di bagi dengan jumlah suara sah partai politik yang memiliki kursi hasil pemilu periode sebelumnya, yang hasilnya untuk partai politik tingkat pusat yang bersumber dari APBN sebesar Rp 108 per suara sampai sekarang ini. 16
ISU-ISU PRIORITAS SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL TAHUN 2018 ISU 1. Menurunya pemahaman terhadap nilai nilai Pancasila sebagai bagian dari 4 Konsensus Dasar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; KETERANGAN Perlunya penguatan ideologi Pancasila dgn memberikan arah kebijakan kpd pemda untuk menetapkan kebijakan teknis pelaksanaan dan fasilitasi dlm rangka revitalisasi dan aktualisasi nilai - nilai Pancasila dikalangan masy 2. Kurang berkembangnya pemahaman dan penghargaan atas kebhinnekaan dan kemajemukan dlm kehidupan berbangsa serta rendahnya pemahaman tentang pentingnya orientasi dan visi bersama mengenai integrasi bangsa dalam penyelenggaraan pemerintahan secara nasional (antara Pusat dan Daerah) serta dalam menegakkan dan memperkokoh bangunan NKRI 3. Belum optimalnya sinergisitas dan koordinasi antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam rangka tindak lanjut penanganan konflik sosial Pembentukan dan Penguatan Pusat Pendidikan Wawasan Kebangsaan di 34 Provinsi diarahkan untuk mendukung kegiatan revolusi mental dan restorasi sosial di daerah Perlunya Peningkatan Kesadaran Bela Negara dan Cinta Tanah Air Sosialisasi Peraturan perundang-undangan terkait penanganan konflik sosial Optimalisisi pembentukan dan penguatan tim terpadu penanganan konflik sosial di 34 Prov Rencana Aksi Kementerian/Lembaga dgn Pemda dalam rangka Tindak Lanjut UU No 7 thn 2012 ttg Penanganan Konflik Sosial 4. Bermunculnya faham-faham radikal, saparatisme dan terorisme untuk menganggu persatuan dan kesatuan Perlunya sinergitas antara Pemerintah dgn Pemda serta peran Tokoh masy, Tokoh agama dan tokoh adat dlm rangka penguatan FKDM utk mengantisipasi ancaman terhadap integritas nasional dan memperkuat persatuan dan kesatuan NKRI melalui pelaksanaan deteksi dini, peringatan dini dan untuk mewujudkan ketenteraman, ketertiban dan perlindungan mas
NO ISU KETERANGAN 5. Penyampaian pendapat yg dilakukan secara anarkis dikalangan masy dgn melecehkan simbol negara, serta kecenderungan mengedepankan kepentingan gol dan kelompok LANJUTAN Perlunya komunikasi sosial politik yang melibatkan stekolder terkait/elemen masyrakat 6. Merebaknya Ormas yg tdk sesuai dgn peraturan perundang-undangan dlm kehidupan bermasy, berbangsa dan bernegara Pemberdayaan dan penguatan databes ormas 7. Berkembangnya gangguan penyakit masyarakat khususnya pemberantasan dan pencegahan penyalahgunaan narkotika Belum optimalnya gangguan penyakit masyarakat khususnya pemberantasan dan pencegahan penyalahgunaan narkotika Penguatan Ormas dan Masyarakat Civil Society, Perlunya dilakukan penguatan kembali terhadap UU No.17 Tahun 2013 dan Segala aturan turunannya Sinergitas antara K/L dan Pemda dalam penguatan Pemberdayaan dan penguatan databes ormas a. Penguatan kpd Daerah dimana PEMDA harus membentuk Perda ttg Narkotika b. Sinergitas antara Pemerintah (Kementerian/Lembaga terkait) dengan Pemda serta Tokoh-tokoh masyarakat dalam rangka pencegahan narkotika c. Sosilisasi 8. Kurangnya pemahaman agama, kehidupan beragama dan peningkatan kerukunan intern dan antar umat beragama sehingga terjadi Konflik Berlatar Agama, terkait dengan kerukunan, pendirian Rumah Ibadat dan merebaknya aliran keagamaan/kepercayaan Sinergitas antara Kementerian/Lembaga terkait dengan Pemda serta Tokoh-tokoh agama dalam rangka upaya peningkatan kualitas pelayanan dan pemahaman agama, kehidupan beragama dan peningkatan kerukunan intern dan antar umat beragama Pembentukan dan penguatan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Perlunya Sosialisasi terkait dengan PBM No 9 dan No 8 Tahun 2006
NO ISU KETERANGAN LANJUTAN 9. Kurangnya pengetahuan, pemahaman dan implementasi dibidang politik bagi kader anggota Partai Politik dan masyarakat, pemilih pemula, perempuan dan kaum marjinal 10. Penguatan Peraturan Perundangundangan bidang politik 11. Kurangnya koordinasi dan sinergitas dalam upaya kelancaran pelaksanaan Pemilu 12. Capaian tingkat demokrasi tahun 2015 di Indonesia yang diukur dengan IDI masih pada tataran sedang yaitu 72,82. Masih terdapat kesenjangan antar provinsi terkait dengan capaian IDI di masing-masing provinsi Peningkatan Bantuan Keuangan kepada Parpol yang mendapatkan Kursi di DPR RI Dalam rangka penguatan kelembagaan Parpol sbg sarana pendidikan politik bagi anggota dan masy luas agar menjadi WNI yang sadar akan hak dan kewajibannya dlm kehidupan bermasy, berbangsa dan bernegara Perlunya Penyelenggaraan forum dialog politik dan pendidikan politik bagi kader anggota Parpol dan masy, pemilih pemula, perempuan dan kaum marjinal Keterlibatan Pemerintah dan Pemerintah Daerah Tindak lanjut aturan pelaksana dari amanat UU Penyelenggaraan Pemilu Sosialisasi aturan pelaksana dari UU Penyelenggara Pemilu Revisi UU 2 tahun 2011 tentang Partai Politik UU 17 2014 tentang MPR,DPR,DPD dan DPRD Perlu pemahaman dan persepsi yang sama antar seluruh pemangku kepentingan pemilu (penyelenggara pemilu, pemerintah dan Pemda, Polri/TNI, kejaksaan, dan BIN) Perlu penguatan koordinasi dan sinergitas seluruh pemangku kepentingan Pemilu sehingga tercipta kesatuan langkah dalam rangka kelancaran pelaksanaan Pemilu Perlu penguatan kelompok kerja demokrasi di daerah dalam upaya meningkatkan kualitas demokrasi dari berbagai aspek (kebebasan sipil, hak politik, dan lembaga demokrasi) Perlu sinergitas program antar lembaga (pemerintah, pemda, BPS, Bappenas, Kemenkopolhukam, dan unsur terkait lainnya) Perlu penyusunan rencana aksi bagi kelompok kerja demokrasi di prov disesuaikan dgn kondisi daerah
TERIMA KASIH SUMATERA KALIMANTAN IRIAN JAYA JAVA 20 20