ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK DALAM NEGERI

dokumen-dokumen yang mirip
Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum

KONSEPSI REVISI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2009 TTG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DIREKTORAT POLITIK DAN KOMUNIKASI

DISAMPAIKAN OLEH : SEKRETARIS DITJEN POLITIK DAN PEMERNTAHAN UMUM DIDI SUDIANA, SE., MM

Drs. LUTFI TMA, M.Si. Direktur Politik Dalam Negeri Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Kementerian Dalam Negeri

UNDANG-UNDANG NO.7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM

UNDANG-UNDANG NO.7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PENGUATAN KELEMBAGAAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DAN FORKOPIMDA

LANGKAH-LANGKAH ANTISIPASI PEMANTAPAN STABILITAS KEAMANAN DALAM NEGERI

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RENCANA KERJA 2018 BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017

Governance dituntut adanya sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BANTUAN DAN FASILITAS PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PELAKSANAAN PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014

DISAMPAIKAN PADA : RAPAT KOORDINASI NASIONAL PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA, PUSAT DAN DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017

ARAH KEBIJAKAN KEGIATAN FASILITASI KEWASPADAAN NASIONAL

PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

SAMBUTAN DIRJEN KESBANGPOL DISAMPAIKAN PADA FORUM KOMUNIKASI DAN KOORDINASI PENANGANAN FAHAM RADIKAL WILAYAH BARAT TAHUN 2014

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

P E L A K S A NA URUSAN PEMERINTAHAN UMUM

TULISAN HUKUM. Transparansi-dan-Akuntabilitas-Pengelolaan. m.tempo.co

PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

SINERGI PEMERINTAH DALAM RANGKA MENDUKUNG IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PILKADA SERENTAK TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Rencana kerja (Renja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik. (Bakesbangpol Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 merupakan pedoman dalam

Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota, serta Pelaksanaan Cuti Pejabat Negara dalam Kampanye Pemilu

II. DITJEN POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM

OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

DisampaikanOleh : DR. MUH. MARWAN, M.Si DIRJEN BINA BANGDA. 1. Manajemen Perubahan. 4. Penataan Ketatalaksanaan. 6. Penguatan Pengawasan

PENETAPAN KINERJA (TAPKIN)

BAB 14 PERWUJUDAN LEMBAGA DEMOKRASI YANG MAKIN KUKUH

BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK

PADA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN TJAHJO KUMOLO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERSIAPAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH SERENTAK TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan C. Sistematika

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA LAPORAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SELAKU SEKRETARIS DPOD KEBIJAKAN PENATAAN DAERAH TERKAIT

MENTERI DALAM NEGERI Jakarta 30 April 2013

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 108 TAHUN 2010 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR

BANGSA b.terpeliharanya STABILITAS POLDAGRI DALAM RANGKA MEWUJUDKAN DEMOKRASI YANG BERKUALITAS

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN BLITAR TAHUN

KATA PENGANTAR. Mataram, Februari KEPALA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2009

LAPORAN DIREKTUR JENDERAL POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM

OTONOMI DAERAH DAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH


ARAH KEBIJAKAN DIREKTORAT KETAHANAN EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA

ARAH KEBIJAKAN KEGIATAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN TAHUN ANGGARAN 2015

KERJA 3X!!! MI 20 Oktober 2015

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

POLITIK DALAM NEGERI DITJEN POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

KEMENTERIAN DALAM NEGERI OLEH : BUDI PRASETYO,SH,MM SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM MAKASAR, 28 OKTOBER 2015

BAB I1 Perencanaan Dan Perjanjian Kinerja L IHA PEMILIHAN UMUM

BAB I P E N D A H U L U A N

PADA MUSRENBANG RKPD PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2017 S O E D A R M O

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN PAMEKASAN

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA KESBANGPOL KOTA SALATIGA TAHUN 2017

LAPORAN SINGKAT PANJA RUU PILKADA KOMISI II DPR RI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DISAMPAIKAN PADA:

RANCANGAN RENCANA KERJA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA MALANG TAHUN ANGGARAN 2017

TAHAPAN PILPRES 2014 DALAM MEWUJUDKAN BUDAYA DEMOKRASI

JUMLAH DAN BENTUK PROGRAM/KEGIATAN BADAN KESBANGPOL DAN LINMAS PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN ARAH KEBIJAKAN PROLEGNAS TAHUN Ignatius Mulyono 2

PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU 2019 YANG ADIL DAN BERINTEGRITAS

SUMATERA KALIMANTAN IRIAN JAYA JAVA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KERANGKA RPJMN DALAM RPJPN RPJM

KOORDINASI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENATAAN RUANG

BAHAN RATAS RUU PENYELENGGARAAN PEMILU SELASA, 13 SEPTEMBER 2016

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DISAMPAIKAN OLEH SEKRETARIS DITJEN POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

USULAN ASOSIASI ILMU POLITIK INDONESIA (AIPI) TERHADAP RUU PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 1

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 7 TAHUN 2012

RENCANA KERJA (RENJA) SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KANTOR KESBANGPOL KOTA PADANG TAHUN 2015

KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Disampaikan oleh: TJAHJO KUMOLO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN TAHAPAN PENCALONAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

PROGRAM LEGISLASI NASIONAL TAHUN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA ARAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA RAKORNAS FKUB PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA SE- INDONESIA

Keinginan Aburizal Bakri untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa terpandang, terhormat & bermartabat

DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMERINTAHAN DESA KEMENTERIAN DALAM NEGERI

BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN BLITAR

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) : BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

2018, No tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DAN FORKOPIMDA DI PROVINSI TAHUN ANGGARAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BUDI PRASETYO, SH., MM SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PADA MUSRENBANG RKPD PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN Drs. REYDONNYZAR MOENEK, M. Devt.M

PELUANG DAN TANTANGAN PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DALAM RANGKA MENJAGA KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DI DIY BADAN KESBANGLINMAS DIY

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA Menuju Masyarakat Informasi Indonesia

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2011 TENTANG

Transkripsi:

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK DALAM NEGERI Oleh: Dr. Drs. Bahtiar, M.Si DIREKTUR POLITIK DALAM NEGERI Direktorat Politik Dalam Negeri Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri Mataram, 31 Maret 2017

NAMA : Dr. Drs. Bahtiar, M.Si. TTL : Bone, 16 Januari 1973 NIP : 19730116 199302 1 002 JABATAN : Direktur Politik Dalam Negeri PENDIDIKAN : D3 Ilmu Pemerintahan : STPDN BDG S1 Ilmu Pemerintahan : IIP Jkt S2 Ilmu Pemerintahan : UNPAD BDG S3 Ilmu Pemerintahan : UNPAD BDG KANTOR : Jl. Medan Merdeka Utara No 7, Jakarta Pusat, Gedung F Lantai 5 Direktorat Politik Dalam Negeri Ditjen Politik dan Pemerintahan Umum 2

ERA ORBA ORDE BARU Pemerintahan Demokrasi (1999-2004) ERA KONSOLIDASI DEMOKRASI RPJPN-Politik (2005-2025) VISI RPJP/RPJM Pemantapan Proses Positif Konsolidasi Demokrasi Indeks Demokrasi Indonesia 75 Partispasi Politik Rakyat 77,5% Pemilu Sukses 2019 ERA DEMOKRASI Transisi Politik (1998-1999) Demokrasi Melalui Konsolidasi Demokrasi Demokrasi yang Terkonsolidasi (2025) Arah Kebijakan Pembangunan StrukturPolitik Peran Negara dan Masyarakat Budaya dan Proses Politik Hubungan Luar Negeri Komunikasi dan Informasi Syarat Utama 1. Rechtsstaat 2. Birok.Netral-Efisien 3. My.Sipil Otonom 4. My.PolitikOtonom 5. My.Ekonomi Otonom 6. Kemandirian Nasional Lingkungan Sosial Nasional dan Lingkungan Masyarakat Internasional 3

Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum adalah memantapkan kelembagaan demokrasi yang lebih kokoh; memperkuat peran Ormas; menjamin pengembangan media dan kebebasan media dalam mengomunikasikan kepentingan masyarakat UU No. 17 Thn 2007 ttg RPJPN 2005-2025

RPJMN 2020-2024 Perwujudan konsolidasi demokrasi pada semua bidang kehidupan sosial politik, berupa tegaknya supremasi hukum dan HAM RPJMN 2010-2014 RPJMN 2015-2019 Pemantapan pelembagaan nilainilai demokrasi dengan titik berat pada prinsip-prinsip toleransi, non diskriminasi dan kemitraan Perbaikan peran negara dan masyarakat melalui penguatan kapasitas Ormas dan Parpol RPJMN 2004-2009 Penguatan struktur politik dan pengokohan kedaulatan NKRI berdasarkan Pancasila 5

PENYEMPURNAAN STRUKTUR POLITIK PENATAAN PERAN NEGARA & MASYARAKAT PENATAAN PROSES POLITIK PENGEMBANGAN BUDAYA POLITIK Kelembagaan Demokrasi Kemandirian Masyarakat Representasi Kekuasaan Penanaman Nilai Demokrasi Konstitusi/Perat uran Perundangan Hubungan antarlembaga Kapasitas Ormas Kapasitas Parpol Kebijakan Demokrasi Desentralisasi & otonomi daerah Rekonsiliasi Nasiional Ruang Pubiik Seleksi Kepemimpinan Nasional Nilai Pancasila/Nilai Kebangsaan Seleksi Pejabat Publik/Politik PEMILU dan PEMILUKADA Nilai Demokrasi Advokasi/Pendidikan Politik Kapasitas Lembaga Negara/Pemerintah KPU, dan Bawaslu Pranata Kemasyarakatan Kapasitas dan peran Adat PEMBANGUNAN INFOKOM Akses terhadap Informasi Deregulasi Teknologi infokom Kebebasan Pers/Jurnalis Kapasitas Media komunitas/tradisiona l Perluasan Jaringan Informasi Pemerataan informasi 6

Pelaksanaan seleksi KPU dan Bawaslu periode 2017 2022 yang akan dilantik pada bulan April 2017 Rencana pemerintah di tahun 2017 untuk menaikkan jumlah atau besaran bantuan keuangan partai politik Rencana aksi terhadap pemantauan perkembangan politik dalam negeri terutama bagi daerah yang melaksanakan Pilkada serentak tahun 2017 serta Pemetaan situasi dan kondisi poldagri Penyusunan RUU Partai Politik dan RUU MD3 7

ISU-ISU PRIORITAS BIDANG POLDAGRI NO ISU KETERANGAN 1. Kurangnya pengetahuan, pemahaman dan implementasi dibidang politik bagi kader anggota Partai Politik dan masyarakat, pemilih pemula, perempuan dan kaum marjinal 2. Penguatan Peraturan Perundangundangan bidang politik 3. Kurangnya koordinasi dan sinergitas dalam upaya kelancaran pelaksanaan Pemilu 4. Capaian tingkat demokrasi tahun 2015 di Indonesia yang diukur dengan IDI masih pada tataran sedang yaitu 72,82. Masih terdapat kesenjangan antar provinsi terkait dengan capaian IDI di masing-masing provinsi Peningkatan Bantuan Keuangan kepada Parpol yang mendapatkan Kursi di DPR RI Dalam rangka penguatan kelembagaan Partai Politik sebagai sarana pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi WNI yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Perlunya Penyelenggaraan forum dialog politik dan pendidikan politik bagi kader anggota Partai Politik dan masyarakat, pemilih pemula, perempuan dan kaum marjinal Keterlibatan Pemerintah dan Pemerintah Daerah Tindak lanjut aturan pelaksana dari amanat UU Penyelenggaraan Pemilu Sosialisasi aturan pelaksana dari UU Penyelenggara Pemilu Revisi UU 2 tahun 2011 tentang Partai Politik UU 17 2014 tentang MPR,DPR,DPD dan DPRD Perlu pemahaman dan persepsi yang sama antar seluruh pemangku kepentingan pemilu (penyelenggara pemilu, pemerintah dan Pemda, Polri/TNI, kejaksaan, dan BIN) Perlu penguatan koordinasi dan sinergitas seluruh pemangku kepentingan Pemilu sehingga tercipta kesatuan langkah dalam rangka kelancaran pelaksanaan Pemilu Perlu penguatan kelompok kerja demokrasi di daerah dalam upaya meningkatkan kualitas demokrasi dari berbagai aspek (kebebasan sipil, hak politik, dan lembaga demokrasi) Perlu sinergitas program antar lembaga (pemerintah, pemda, BPS, Bappenas, Kemenkopolhukam, dan unsur terkait lainnya) Perlu penyusunan rencana aksi bagi kelompok kerja demokrasi di provinsi disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing.

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA Sumber: IDI, 2009 s.d. 2015 PARTISIPASI POLITIK PEMILU DI INDONESIA Sumber: KPU, 2014 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 93,3 84,07 77,44 70,99 72,56 75,11 74,31 1999 2004 2009 2014 ANGGARAN PILKADA Sumber: Kemendagri Pilkada 2015 (269 daerah) Rp7,1 T Pilkada 2017 (101 daerah) Rp4,1 T Pileg Pilpres KESENJANGAN ASPEK IDI (KEBEBASAN SIPIL, HAK POLITIK, DAN LEMBAGA DEMOKRASI) Isu utama demokrasi yg belum terkonsolidasi; Penyelenggaraan pemilu belum memenuhi harapan; Hubungan kelembagaan trias politica belum sesuai prinsip hakiki demokrasi, berupa relasi checks and balances antar lembaga negara; Kapasitas dan krebilitas parpol yang rendah; Rendahnya kualitas partisipasi politik masyarakat; Adanya potensi gangguan pada kebebasan sipil dan hak politik. 9

FOKUS Peningkatan Akuntabilitas Lembaga Demokrasi Peningkatan iklim kondusif Bagi berkembangnya kebebasan Sipil dan Hak-Hak Politik Rakyat PRIORITAS BIDANG Pelembagaan Demokrasi SASARAN Meningkatnya Kualitas Demokrasi 10

GRAND DESIGN PEMILU SERENTAK Presiden dengan legitimasi yang kuat dan dukungan yang memadai dari partai di DPR PRESIDEN Stabilitas dan Efektifitas Pemerintahan checks and balances SISTEM PRESIDENSIIL PEMILU Pilpres dan Pileg Serentak Alokasi Kursi dan Dapil Metode konversi suara ke kursi Sistem Pemilu Ambang Batas Parlemen Pencalonan Pres dan Wapres DPR DPR yang fungsional dan proporsional PENYELENGGARA PEMILU MASYARAKAT PARTAI POLITIK Mandiri dan Berintegritas Kelembagaan Kuat Dukungan sekretariat kuat Peningkatan partisipasi masy Masy sadar politik Kualitas pilihan politik masy Kelembagaan partai yg kuat Kaderisasi baik Rekruitmen baik

- MENUNTASKAN PAKET UNDANG-UNDANG BIDANG POLITIK. - MENDORONG IMPLEMENTASI MAKSIMAL UU BIDANG POLITIK OLEH PEMERINTAH, LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU, PARPOL DAN MASYARAKAT.. PENGUATAN SISTEM PRESIDENSIIL DAN KELEMBAGAAN PARTAI POLITIK 12

PAKET UNDANG-UNDANG BIDANG POLITIK 1. UU No 2 Thn 2011 ttg Perubahan atas UU No 2 Thn 2008 tentang Partai Politik. 2. UU No 17 Thn 2014 Ttg MPR, DPR, DPD dan DPRD. 1. UU No 15 Thn 2011 ttg Penyelenggara Pemilu. 2. UU No 8 Thn 2012 ttg Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD. 3. UU No 42 Thn 2008 ttg Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. 3 UU INI DISIMPLIFIKASI MENJADI UU PENYELENGGARAAN PEMILU 13

PENGELOLAAN BANTUAN KEUANGAN PARPOL PARTAI POLITIK BERTANGGUNGJAWAB ATAS PENGELOLAAN KEUANGAN PARPOL LAPORAN KEUANGAN INTERNAL IURAN ANGGOTA DAN SUMBANGAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN YG BERSUMBER DARI APBN/APBD TERBUKA UTK MASY DIAUDIT BPK PARPOL MENYAMPAIKAN LPJ PALING LAMBAT 1 BULN SETELAH THN ANGGARAN BERAKHIR 14

KAJIAN PENINGKATAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK Implikasi BESARAN PER SUARA ATAU PROSENTASE DARI APBN/APBD Perlu adanya revisi UU No. 2 Tahun 2008 / UU No. 2 Tahun 2011 Perlu adanya revisi PP No. 5 Tahun 2009 / PP No. 83 Tahun 2012 Perlu adanya revisi Permendagri No. 77 Tahun 2014 Dampak 1. Pemberian bantuan Rp5.400 per suara atau Prosentase dari APBN dan pemberian bantuan setinggi-tingginya 15 kali lipat untuk provinsi dan Kabupaten/Kota dari APBD harus dilakukan Revisi UU 2/2008 jo UU 2/2011, karena penghitungannya adalah per suara sah. 2. Kesiapan APBN/APBD dan kondisi perekonomian saat ini. 3. Sesuai ketentuan UU No 2 Tahun 2011 bahwa Partai Politik harus transparan dan akuntabel, maka Partai Politik harus menyiapakan SDM kader Partai Politik yang paham dan mengerti pengelolaan keuangan terutama dalam penyusunan Laporan pertanggungjawaban bantuan keuangan, dikarenakan laporan akan diperiksa/diaudit oleh BPK. Dan hal tersebut rawan penyimpangan. 4. Pelaksanaan teknis verifikasi kelengkapan administrasi permohonan pengajuan bantuan keuangan dan fasilitasi bantuan keuangan dilaksanakan oleh Kementerian Dalam Negeri. Tindaklanjut 1. Telah ddilakukan kajian yang mendalam antara kementerian/ lembaga yaitu Kementerian Dalam Negeri, Sekretariat Negara, dan Kementerian Keuangan, KPK, BPK, ICW. Perludem serta para pakar dan akademisi. 2. Kesiapan Pemerintah dan Partai Politik dalam Penyaluran dan Penerimaan Bantuan Keuangan dari segi manfaat/penggunaan dan pertanggungjawaban. 15

Alasan METODE menaikan KAJIAN banpol Penyesuaian Penentuan besarnya nilai bantuan per suara hasil Pemilu DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota sebagaimana diatur dalam Pasal 5 PP No 5/2009. Alasan perubahan bahwa alokasi besaran bantuan keuangan partai politik dari tahun ketahun mulai sejak tahun 2004 tidak akan pernah mengalami perubahan atau tidak akan pernah mengalami peningkatan, Formulasi rumusan yaitu jumlah bantuan keuangan partai politk tahun anggaran sebelunya di bagi dengan jumlah suara sah partai politik yang memiliki kursi hasil pemilu periode sebelumnya, yang hasilnya untuk partai politik tingkat pusat yang bersumber dari APBN sebesar Rp 108 per suara sampai sekarang ini. 16

ISU-ISU PRIORITAS SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL TAHUN 2018 ISU 1. Menurunya pemahaman terhadap nilai nilai Pancasila sebagai bagian dari 4 Konsensus Dasar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; KETERANGAN Perlunya penguatan ideologi Pancasila dgn memberikan arah kebijakan kpd pemda untuk menetapkan kebijakan teknis pelaksanaan dan fasilitasi dlm rangka revitalisasi dan aktualisasi nilai - nilai Pancasila dikalangan masy 2. Kurang berkembangnya pemahaman dan penghargaan atas kebhinnekaan dan kemajemukan dlm kehidupan berbangsa serta rendahnya pemahaman tentang pentingnya orientasi dan visi bersama mengenai integrasi bangsa dalam penyelenggaraan pemerintahan secara nasional (antara Pusat dan Daerah) serta dalam menegakkan dan memperkokoh bangunan NKRI 3. Belum optimalnya sinergisitas dan koordinasi antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam rangka tindak lanjut penanganan konflik sosial Pembentukan dan Penguatan Pusat Pendidikan Wawasan Kebangsaan di 34 Provinsi diarahkan untuk mendukung kegiatan revolusi mental dan restorasi sosial di daerah Perlunya Peningkatan Kesadaran Bela Negara dan Cinta Tanah Air Sosialisasi Peraturan perundang-undangan terkait penanganan konflik sosial Optimalisisi pembentukan dan penguatan tim terpadu penanganan konflik sosial di 34 Prov Rencana Aksi Kementerian/Lembaga dgn Pemda dalam rangka Tindak Lanjut UU No 7 thn 2012 ttg Penanganan Konflik Sosial 4. Bermunculnya faham-faham radikal, saparatisme dan terorisme untuk menganggu persatuan dan kesatuan Perlunya sinergitas antara Pemerintah dgn Pemda serta peran Tokoh masy, Tokoh agama dan tokoh adat dlm rangka penguatan FKDM utk mengantisipasi ancaman terhadap integritas nasional dan memperkuat persatuan dan kesatuan NKRI melalui pelaksanaan deteksi dini, peringatan dini dan untuk mewujudkan ketenteraman, ketertiban dan perlindungan mas

NO ISU KETERANGAN 5. Penyampaian pendapat yg dilakukan secara anarkis dikalangan masy dgn melecehkan simbol negara, serta kecenderungan mengedepankan kepentingan gol dan kelompok LANJUTAN Perlunya komunikasi sosial politik yang melibatkan stekolder terkait/elemen masyrakat 6. Merebaknya Ormas yg tdk sesuai dgn peraturan perundang-undangan dlm kehidupan bermasy, berbangsa dan bernegara Pemberdayaan dan penguatan databes ormas 7. Berkembangnya gangguan penyakit masyarakat khususnya pemberantasan dan pencegahan penyalahgunaan narkotika Belum optimalnya gangguan penyakit masyarakat khususnya pemberantasan dan pencegahan penyalahgunaan narkotika Penguatan Ormas dan Masyarakat Civil Society, Perlunya dilakukan penguatan kembali terhadap UU No.17 Tahun 2013 dan Segala aturan turunannya Sinergitas antara K/L dan Pemda dalam penguatan Pemberdayaan dan penguatan databes ormas a. Penguatan kpd Daerah dimana PEMDA harus membentuk Perda ttg Narkotika b. Sinergitas antara Pemerintah (Kementerian/Lembaga terkait) dengan Pemda serta Tokoh-tokoh masyarakat dalam rangka pencegahan narkotika c. Sosilisasi 8. Kurangnya pemahaman agama, kehidupan beragama dan peningkatan kerukunan intern dan antar umat beragama sehingga terjadi Konflik Berlatar Agama, terkait dengan kerukunan, pendirian Rumah Ibadat dan merebaknya aliran keagamaan/kepercayaan Sinergitas antara Kementerian/Lembaga terkait dengan Pemda serta Tokoh-tokoh agama dalam rangka upaya peningkatan kualitas pelayanan dan pemahaman agama, kehidupan beragama dan peningkatan kerukunan intern dan antar umat beragama Pembentukan dan penguatan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Perlunya Sosialisasi terkait dengan PBM No 9 dan No 8 Tahun 2006

NO ISU KETERANGAN LANJUTAN 9. Kurangnya pengetahuan, pemahaman dan implementasi dibidang politik bagi kader anggota Partai Politik dan masyarakat, pemilih pemula, perempuan dan kaum marjinal 10. Penguatan Peraturan Perundangundangan bidang politik 11. Kurangnya koordinasi dan sinergitas dalam upaya kelancaran pelaksanaan Pemilu 12. Capaian tingkat demokrasi tahun 2015 di Indonesia yang diukur dengan IDI masih pada tataran sedang yaitu 72,82. Masih terdapat kesenjangan antar provinsi terkait dengan capaian IDI di masing-masing provinsi Peningkatan Bantuan Keuangan kepada Parpol yang mendapatkan Kursi di DPR RI Dalam rangka penguatan kelembagaan Parpol sbg sarana pendidikan politik bagi anggota dan masy luas agar menjadi WNI yang sadar akan hak dan kewajibannya dlm kehidupan bermasy, berbangsa dan bernegara Perlunya Penyelenggaraan forum dialog politik dan pendidikan politik bagi kader anggota Parpol dan masy, pemilih pemula, perempuan dan kaum marjinal Keterlibatan Pemerintah dan Pemerintah Daerah Tindak lanjut aturan pelaksana dari amanat UU Penyelenggaraan Pemilu Sosialisasi aturan pelaksana dari UU Penyelenggara Pemilu Revisi UU 2 tahun 2011 tentang Partai Politik UU 17 2014 tentang MPR,DPR,DPD dan DPRD Perlu pemahaman dan persepsi yang sama antar seluruh pemangku kepentingan pemilu (penyelenggara pemilu, pemerintah dan Pemda, Polri/TNI, kejaksaan, dan BIN) Perlu penguatan koordinasi dan sinergitas seluruh pemangku kepentingan Pemilu sehingga tercipta kesatuan langkah dalam rangka kelancaran pelaksanaan Pemilu Perlu penguatan kelompok kerja demokrasi di daerah dalam upaya meningkatkan kualitas demokrasi dari berbagai aspek (kebebasan sipil, hak politik, dan lembaga demokrasi) Perlu sinergitas program antar lembaga (pemerintah, pemda, BPS, Bappenas, Kemenkopolhukam, dan unsur terkait lainnya) Perlu penyusunan rencana aksi bagi kelompok kerja demokrasi di prov disesuaikan dgn kondisi daerah

TERIMA KASIH SUMATERA KALIMANTAN IRIAN JAYA JAVA 20 20