HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkannya akan berkurang (Cahyono, 2010). Vaksin yang pertama kali dibuat adalah vaksin cacar (smallpox).

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 2 juta disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

BAB I PENDAHULUAN. tombak pelayanan kesehatan masyarakat di pedesaan/kecamatan. pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama (Kemenkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Imunisasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. melawan serangan penyakit berbahaya (Anonim, 2010). Imunisasi adalah alat yang terbukti untuk mengendalikan dan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI HB 0 PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN : SURVEI KELENGKAPAN IMUNISASI PADA BAYI UMUR 1-12 BULAN DI DESA PANCUR MAYONG JEPARA INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Milenium atau lebih dikenal dengan istilah Millenium Development

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kesehatan nasional (Budioro. B, 2010). Dalam lingkup pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Program kesehatan di Indonesia periode adalah Program

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui pemberian kekebalan tubuh yang harus dilaksanakan secara terus-menerus

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI 0-12 BULAN DENGAN PRAKTIK PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B-O DI WILAYAH PUSKESMAS KAYU KUNYIT BENGKULU SELATAN

BAB I. Pendahuluan. keharmonisan hubungan suami isteri. Tanpa anak, hidup terasa kurang lengkap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dari seluruh penduduk dunia adalah pembawa kronis penyakit hepatitis B (Zanetti et

BAB 1 PENDAHULUAN. xvi

BAB I PENDAHULUAN. informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. terbesar kedua dari negara South East Asian Region (SEAR) setelah Myanmar. (1)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan anak masih menjadi fokus perhatian masyarakat dunia. Hal ini

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bebas dari penyakit cacar oleh WHO sejak tahun 1974.

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Romy Wahyuny*, Linda Fadila**

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dicegah dengan imunisasi, yakni masing-masing 3 juta orang atau setiap 10

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mempersiapkannya diperlukan anak-anak Indonesia yang sehat baik fisik

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam Sustainable Development Goals (SDG S). Tujuan ke ketiga SDGs adalah

BAB I PENDAHULUAN. tidak sedikit yang berujung pada kematian bayi (Achmadi, 2016). harus menyelesaikan jadwal imunisasi (Kemenkes RI, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN), salah satu indikator kerjanya ditinjau dari angka

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap status gizi anak. upaya kesehatan masyarakat lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbaikan kualitas manusia di suatu negara dijabarkan secara internasional

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan seutuhnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Lienda Wati, FKM UI, 2009 UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian

PENGARUH DUKUNGAN MASYARAKAT BAGI KELUARGA TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PROGRAM IMUNISASI DASAR DI KELURAHAN DAYEUH LUHUR

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dari 17 program pokok pembangunan kesehatan adalah program

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. (1)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan tentang imunisasi sangat penting untuk ibu, terutama ibu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban

BAB I PENDAHULUAN. golongan usia memiliki resiko tinggi terserang penyakit-penyakit menular

BAB I PENDAHULUAN. agar terhindar dari penyakit sehingga tercapai kekebalan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di indonesia

Gambaran Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 0-12 Bulan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dalam kelompok penyakit infeksi dan merupakan ancaman besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. ini mencakup 1,4 juta anak balita yang meninggal. Program Pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian karena berbagai penyakit yang dapat. menyerang anak dibawah usia lima tahun (Widodo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. mencegah tubuh dari penularan penyakit infeksi. Penyakit infeksi. adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KETEPATAN WAKTU MELAKUKAN IMUNISASI PADA BAYI DI BPS SRI MARTUTI, PIYUNGAN, BANTUL, YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERAN AYAH DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR DI PUSKESMAS KOTAGEDE I YOGYAKARTA

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. lima tahun pada setiap tahunnya, sebanyak dua per tiga kematian tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Demikian pula dari segi ekonomi dikatakan bahwa pencegahan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-9

Eko Heryanto Dosen Program Studi S.1 Kesehatan Masyarakat STIKES Al-Ma arif Baturaja ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Hubungan Pengetahuan Ibu Yang Memiliki Anak Umur Bulan Dengan Pemberian Imunisasi Dasar

Jurnal Ilmiah STIKES U Budiyah Vol.1, No.2, Maret 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, 2005). Imunisasi adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikandungnya. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pencapaian derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 1 TAHUN DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan pembangunan nasional jangka panjang tersebut (Ranuh, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara yang berkembang dimana keadaan

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DPT-HB DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (Dewi, 2013 : 1). neonatus sebagai individu yang harus menyesuaikan diri dari kehidupan

WAHYU SIFA Mahasiswi D-VI Kebidanan STIkes Ubudiyah Banda Aceh

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN INFORMASI IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA ANAK 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS TITUE KABUPATEN PIDIE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Campak merupakan penyakit pernafasan yang mudah menular yang

Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 3 No. 2 Januari-Juni 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. Batita, anak usia sekolah, dan wanita usia subur (WUS). Imunisasi lanjutan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU DI DESA BARU KECAMATAN SUNGAI TENANG KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian pada anak dibawah usia 5 tahun walaupun. tidak sebanyak kematian yang disebabkan oleh malnutrisi dan

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Balita (AKBA) di Indonesia telah menurun, dimana rata-rata

cita-cita UUD Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B 0-7 HARI

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan Ibu dan Anak menjadi target dalam tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Menurut SDKI (Survei

Angka kematian bayi dan anak merupakan salah satu indikator penting yang

KUESIONER PENELITIAN

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2014 Nia¹, Lala²* ¹Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima Prodi D III Kebidanan *korespondensi penulis: lala_199017@yahoo.com ABSTRAK Penyakit hepatitis B merupakan penyakit kronis yang menyerang hati dan merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia, pada masa bayi hepatitis B mempunyai risiko kronis hinga 90% dan sebanyak 25-30% diantaranya akan berkembang menjadi sirosis hepatis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan, Motivasi dan akses ke sarana kesehatan dengan pemberian imunisasi Hepatitis B (0-7Hari). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desain cross setional. Jumlah populasi dalam penelitian ini 274 orang dengan jumlah sampel 71 responden puskesmas Putri Ayu Kota Jambi yang diambil dengan menggunakan teknik Accidental Sampling yaitu pengambilan sampel yang kebetulan ada di daerah penelitian. Analisa yang digunakan adalah analisis univariat dan Bivariat (Chi-Square). Status imunisasi hepatitis B (0-7Hari) menunjukkan bahwa 38 responden (53.5%) melakukan imunisasi Hepatitis B, Sebanyak 20 responden (28,2%) mempunyai pengetahuan yang baik tentang Imunisasi Hepatitis B, 47 responden (66,2%) mempunyai motivasi baik, 33 responden (46,5%) mempunyai Akses Kesarana Kesehatan dekat. Hasil uji bivariat diperoleh bahwa pengetahuan responden dengan P-value (0,045), motivasi responden dengan P-value (0,007) dan akses ke sarana kesehatan responden dengan P-value (0,000). Di simpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan, motivasi responden, akses pelayanan kesehatan responden terhadap pemberian imunisasi hepatitis B (0-7hari) di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi. Kata Kunci : Pengetahuan, Motivasi, akses kesarana kesehatan dan imunisasi Hepatitis B PENDAHULUAN Penyakit hepatitis B merupakan penyakit kronis yang menyerang hati dan merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia (Achmadi. 2006). Risiko penyakit kronis pada penderita hepatitis B lebih besar, bila infeksinya terjadi mulai dari awal kehidupan dibandingkan infeksi yang terjadi saat usia dewasa. Pada masa bayi infeksi penyakit hepatitis B mempunyai risiko menjadi kronis sekitar 90% dan sebanyak 25-30% diantaranya akan berkembang menjadi sirosis hepatis atau primer carcinoma hepatocelluler (Kemenkes RI,2008). Sekitar 10 juta jiwa dapat diselamatkan pada tahun 2006 melalui imunisasi. Bahkan hingga tahun 2015 sebanyak 70 juta jiwa anak-anak di negara miskin dapat diselamatkan dari penyakit-penyakit infeksi pada umumnya (WHO, 2002 dalam Saptandari 2010). Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Sebagai upaya dalam mencegah penularan hepatitis B secara vertikal dari ibu ke bayi maka pemberian imunisasi hepatitis B pertama sedini mungkin yaitu usia bayi 0 7 hari (WHO, Achmadi. 2006). Beberapa penyakit menular yang dapat menyebabkan kematian seperti tuberkulosis, hepatitis B, dipteri, tetanus, pertusis, polio, dan campak dapat dicegah dengan pemberian imunisasi. 91

Negara Indonesia merupakan negara dengan tingkat prevalensi hepatitis B 2,5%-25%. Presentase tersebut diambil dari persentase terendah dan tertinggi yaitu populasi umum 5%-20%, kalangan donor darah 2,5%-15%, dan dikalangan wanita hamil 3,6%-8,7% (Kemenkes RI, 2010). Imunisasi hepatitis B cukup efektif untuk mencegah penyakit hepatitis B dan juga untuk mencegah kanker hati. Pemberian imunisasi hepatitis B kepada bayi sedini mungkin merupakan prioritas program yang telah dilakukan oleh pemerintah, guna memberikan perlindungan segera bagi bayi dari infeksi yang sudah terjadi melalui penularan perinatal berkembang menjadi kronis (Hidayat, 2005). Vaksin hepatitis B dapat memberikan proteksi yang memiliki daya lindung yang sangat tinggi (>96 %) terhadap penyakit hepatitis B. Bila jadwal imunisasi telah dijalani dengan lengkap, maka daya lindung akan bertahan lebih kurang selama 5 tahun, kemudian dapat diberikan tambahan imunisasi untuk memperpanjang daya lindungnya. Cakupan imunisasi meliputi seluruh propinsi di Indonesia hampir 97% dari 302 kabupaten telah mencapai target Universal Child Immunization (UCI). Hal ini berarti bahwa cakupan imunisasi untuk BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis B, mencapai 80% baik di tingkat nasional, propinsi, kabupaten bahkan di setiap desa, sedangkan jumlah sasaran bayi di Indonesia per tahun 4,6 juta (Anonim, 2008). Ada bebrapa faktor yang berhubungan dengan pencapaian imunisasi hepatitis B antara lain tersedianya sarana dan prasarana, tenaga kesehatan, dana, jangkauan ke pelayanan, penyuluhan, pengetahuan masyarakat, sosial budaya dan sebagainya. Penyakit infeksi hepatitis B yang kronik, belum ada pengobatan yang memuaskan. Sebaiknya perhatian difokuskan kepada usaha pencegahan sedini mungkin. Oleh sebab itu maka pemerintah segera mengintegrasikan imunisasi hepatitis B ke dalam program imunisasi rutin secara nasional sesuai dengan acuan WHO. Imunisasi hepatitis B merupakan satu dari minimal 3 suntikan hepatitis B yang harus diterima oleh bayi. Efektivitas imunisasi hepatitis B akan tinggi bila suntikan hepatitis diberikan pada usia dini, yaitu 0-7 hari setelah kelahiran bayi (Yupi, 2004). Ada bebrapa faktor yang berhubungan dengan pencapaian imunisasi hepatitis B antara lain tersedianya sarana dan prasarana, tenaga kesehatan, dana, jangkauan ke pelayanan, penyuluhan, pengetahuan masyarakat, sosial budaya dan sebagainya. Berdasarkan data cakupan imunisasi di dinas kesehatan kota Jambi tahun 2014 dapat dilihat tabel 1 berikut ini: Tabel 1.Cakupan imunisasi Januari-Desember 2013 Berdasarkan data dari 20 Puskesmas yang ada di Kota Jambi, Jenis imunisasi Jumlah % Hep 0 7 hari 16684 129,63 DPT 1 HB 13998 108,76 Polio 4 13915 108,12 Campak 14148 109,93 TT 2 + 16702 27,94 Puskesmas Putri Ayu merupakan puskesmas yang terletak di tengah 92

perkotaan, dan puskesmas dengan rawat inap dan bersalin, berdasarkan data yang diperoleh Januari Desember 2013 jumlah bayi yang di imunisasi Hb 0-7 hari adalah 620 bayi atau 66,84 %, sedangkan cakupan imunisasi yang ditetapkan oleh pemerintah adalah sebesar 80%. Tabel 2. Jumlah Bayi yang di imunisasi HB 0-7 hari No Bulan Jumlah 1 Januari 57 2 Februari 47 3 Maret 77 4 April 50 5 Mei 43 Jumlah 274 Selain itu, banyak faktor yang berhubungan dengan pencapaian imunisasi hepatitis B antara lain tersedianya sarana, tenaga, dana, jangkauan ke pelayanan, penyuluhan, pengetahuan masyarakat, sosial budaya dan sebagainya. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan desain Cross Sectional, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi yang berkunjung untuk imunisasi di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi yaitu sebanyak 274 orang. Jumlah sampel yang diteliti adalah sebanyak 71 orang. Yang diambil dengan menggunakan teknik Accidental Sampling yaitu pengambilan sampel yang kebetulan ada di daerah penelitian. Analisa data dilakukan dengan cara univariat dan bivariat dengan Uji Chi-Square atau qaikuadrat. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 3. Hubungan Pengetahuan Ibu terhadap Imunisasi Hepatitis B (0-7hari) di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2014 Pengetahuan Status Imunisasi Hepatitis B Tidak Ya Total n % n % n % Kurang Baik 28 55 23 45 51 100 Baik 5 25 15 75 20 100 Jumlah 33 46,5 38 53,5 71 100 P-value 0,045 Hasil anlisa chi-square didapatkan bahwa (0,045 < 0,05 dengan CI =95%), dapat disimpulkan bahwa, ada hubungan signifikan antara pengetahuan responden dengan imunisiasi hepatitis B. Hal ini terbukti bahwa pengetahuan responden terhadap imunisasi hepatitis B (0-7hari) penting untuk menghindari kelainankelainan dari gangguan akibat dari tidak diberikannya imunisasi hepatitis B. Berdasarkan hasil penelitian responden yang memiliki Pengetahuan yang baik dan memberikan imunisasi hepatitis karena responden mengerti akan akibat dari tidak diberikannya imunisasi hepatitis B mengerti apa akibat yang akan ditimbulkan oleh serangan penyakit hepatitis B. Upaya yang perlu dilakukan agar meningkatkan pengetahuan responden tentang pentingnya 93

imunisasi hepatitis B dengan cara meningkatkan sosialisasi tentang beragam imunisasi terutama bagi keluarga yang baru memiliki anak dan dilengkapi dengan buku pengantar atau buku petunjuk tentang imunisasi pada anak yang dikemas dengan menarik untuk pembaca agar dapat menaikkan minat membaca pada responden dan mampu meningkatkan pengetahuan khususnya tentang hepatitis B. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Remanca (2011) yang meneliti faktor-faktor perilaku responden dalam pemberian imunisasi hepatitis B dipuskesmas loloy Kota Padang Sumatera Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Uji Chi-Square yang berfokus pada variabel pengetahuan dengan ketentuan nilai p-value 0,013 yang berarti ada hubungan antara pengetahuan responden dengan imunisiasi hepatitis B. Tabel 4. Hubungan Motivasi ibu terhadap imunisasi hepatitis B (0-7hari) di puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2014 Motivasi Kurang Baik Status Imunisasi Hepatitis B Tidak Ya Total n % n % n % 17 51.5 7 18.4 24 33.8 Baik 16 48.5 31 81.6 47 66.2 Jumlah 33 46,5 38 53,5 71 100 P-value 0,007 Hasil analisa chi-square didapatkan bahwa (0,007 < 0,05 dengan CI =95%), dapat disimpulkan, ada hubungan signifikan antara motivasi responden dengan imunisiasi hepatitis B. Hal ini terbukti bahwa motivasi responden terhadap imunisasi hepatitis B (0-7hari) penting untuk menghindari kelainan-kelainan dari gangguan akibat dari tidak diberikannya imunisasi hepatitis B. Responden yang memiliki Motivasi yang baik dan memberikan imunisasi hepatitis karena responden memiliki keinginan dan mengerti akan akibat dari tidak diberikannya imunisasi hepatitis B mengerti apa akibat yang akan ditimbulkan oleh serangan penyakit hepatitis B. Upaya yang perlu dilakukan agar meningkatkan motivasi responden tentang pentingnya imunisasi hepatitis B dengan cara meningkatkan sosialisasi tentang beragam imunisasi terutama bagi keluarga yang baru dan pendidikan kesehatan yang disiapkan oleh petugas kesehatan. Upaya yang perlu dilakukan agar meningkatkan motivasi responden tentang pentingnya imunisasi hepatitis B dengan cara meningkatkan sosialisasi tentang beragam imunisasi terutama bagi keluarga yang baru dan pendidikan kesehatan yang disiapkan oleh petugas kesehatan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Anrika (2010) yang meneliti hubungan motivasi ibu terhadap pemberian imunisasi hepatitis B dipuskesmas Sitiung sumatera barat. Dari hasil uji Chi-Square nilai p- value 0,009 yang berarti ada hubungan motivasi terhadap pemberian imunisasi hepatitis B. 94

Tabel 5. Hubungan akses ke sarana Kesehatan yang ditempuh Ibu terhadap Imunisasi Hepatitis B (0-7hari) di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2014 Akses ke sarana kesehatan Status Imunisasi Hepatitis B Total P-value Tidak Ya n % n % n % Jauh 31 93.9 7 18.4 38 53.5 Dekat 2 6.1 31 81.6 33 46.5 0,000 Jumlah 33 46,5 38 53,5 71 100 Hasil analisa chi-square Mayoritas responden tinggal didapatkan (0,000 < 0,05 dengan CI jauh dari sarana kesehatan sehingga =95%) disimpulkan bahwa, ada responden membutuhkan waktu yang hubungan signifikan antara akses sedikit lama untuk sampai pada kesarana kesehatan responden dengan pelayanan kesehatan, mayoritas imunisiasi hepatitis B. responden tidak mendapatkan Penelitian ini sesuai dengan imunisasi hepatitis B dengan alasan penelitian yang dilakukan Hamka terlalu sulit untuk menjangkau (2009) yang meneliti hubungan jarak tempuh ke sarana kesehatan keluarga terhadap pemberian imunisasi hepatitis pelayanan kesehatan apalagi harus membawa bayinya sehingga hanya sedikit cakupan imunisasi hepatitis B B di Puskesmas Raminda Sari yang didapat. Gorontalo yang diteliti dengan Uji Chi- Square dengan nilai p-value 0,006. SIMPULAN Status imunisasi hepatitis B (0-7Hari) 38 responden (53.5%) melakukan imunisasi Hepatitis B dan 33 responden (46.5%) tidak melakukan imunisasi hepatitis B. 20 responden (28,2%) mempunyai pengetahuan yang baik tentang Imunisasi Hepatitis B, dan 51 responden (71,8%) mempunyai pengetahuan kurang baik. 47 responden (66,2%) mempunyai motivasi baik dan 24 responden (33,8%) memiliki motivasi kurang baik terhadap imunisasi hepatitis B. 33 responden (46,5%) mempunyai Akses Kesarana Kesehatan dekat dan 38 responden (53,5%) mempunyai Akses Kesarana Kesehatan jauh terhadap imunisasi hepatitis B. Adanya hubungan pengetahuan responden terhadap pemberian imunisasi hepatitis B (0-7hari) dengan p-value 0,045, motivasi responden dengan p-value 0,007, dan akses pelayanan. kesehatan dengan p-value 0,000 terhadap pemberian imunisasi hepatitis B (0-7hari). DAFTAR PUSTAKA Achmadi. 2006. Imunisasi. Kompas. Jakarta. Achmadi Abu. 2007. Ilmu Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. Anonim. 2008. Pemberantasan Penyakit Menular. Jakarta. Anrika, 2010. Hubungan Motivasi Ibu terhadap Pemberian Imunisasi Hepatitis B di Puskesmas Sitiung Sumatera Barat. Dinkes Kota Jambi.2014. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Jambi. Hamka, 2009. Hubungan Jarak Tempuh Ke Sarana Kesehatan 95

Keluarga terhadap Pemberian Imunisasi Hepatitis B Puskesmas Ramaida Sari Gorontalo. Hidayat. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Salemba Medika. Jakarta. Kemenkes RI,2010. Survey Demografi Kesehatan Indonesia. Jakarta. Kemenkes RI,2008. Pedoman Petugas Imunisasi. Depkes RI. Jakarta. Kemenkes RI,2010. Buku Panduan Pemberian Imunisasi Bagi Petugas. Depkes RI. Jakarta. Yupi Suhartini. 2004. Buku Ajar Konsep Keperawatan. Jakarta 96