BAB I PENDAHULUAN. janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dari kehamilan dengan risiko usia tinggi (Manuaba, 2012: h.38).

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang dapat. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari terjadinya konsepsi sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. bidan, Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas.

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan menentukan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. Bidan merupakan profesi yang menjalin kemitraan dengan. perempuan dan membantu menyelesaikan permasalahan yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. Peran serta seorang bidan dalam menurunkan angka kematian pada ibu

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Yunita Tri Setya, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dwi Anggun Nugraeni, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara negara tetangga.

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas pelayanan kesehatan (Jateng, DinKes.2013;h.9). Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan angka harapan hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. laporan dari kabupaten/kota Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa

BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG. Definisi kematian maternal menurut WHO adalah kematian seorang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. penurunan AKI dan AKB. Untuk itu dibutuhkan tenaga bidan yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan reproduksi, karena seluruh komponen yang lain sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan sederhana dan

BAB I PENDAHULUAN. ibu, dalam melalui proses tersebut wanita akan mengalami masa masa

BAB I PENDAHULUAN. posisi penting dan strategi terutama dalam penurunan AKI dan AKB. Bidan memberikan pelayanan kebidanan berkesinambungan dan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa saat ini Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia adalah tertinggi. Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

BAB I PENDAHULUAN. selama 40 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun. mengakhiri kehamilan. (Saifudin, h:450)

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. KB yang bertujuan untuk memberikan pelayanan berkualitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan ibu merupakan bagian yang sangat penting dalam. kesehatan reproduksi karena seluruh bagian yang lain sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kemenkes (2015) cakupan pelayanan kesehatan K1 dan K4. memperlihatkan peningkatan kecenderungan adanya perbaikan akses

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu profesi dalam bidang kesehatan, bidan. berwenang memberikan asuhan kebidanan. Asuhan Kebidanan adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan disebut normal jika prosesnya

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Estimasi angka Kematian Kasar berdasarkan United Nation (UN) Kependudukan dan Pembangunan di Indonesia, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan penggunaan fasilitas. obstetri yang rendah pula (Profil kesehatan jawa tengah 2015).

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan asuhan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan

BAB I PENDAHULUAN. terakhir (Mochtar, 2012;h.35). Persalinan adalah rangkaian proses yang

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak menular yang dapat mengancam jiwa ibu dan atau janin.

BAB I PENDAHULUAN. dengan memiliki berat badan kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499

BAB I PENDAHULUAN. pada generasi mendatang. Angka kematian ibu ( AKI ) merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Ethiopia (13 000), Indonesia ( 8800), Pakistan (7900), Republik Tanzania

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu kebidanan adalah ilmu yang mempelajari kehamilan, persalinan,

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya ketuban yang di sebabkan berbagai faktor seperti infeksi yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Penilaian status kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. antenatal yang ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan. Standar

BAB I PENDAHULUAN. mulai masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan penggunaan KB

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. anak. Setiap prosesnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Profil Kesehatan RI (2015) mengalami penurunan. Tercatat tahun 2012 sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 Angka

BAB I PENDAHULUAN. dapat dicegah dengan pengawasan antenatal dan perinatal yang baik. jepit bayi menangis yang dapat merangsang pernafasan.

BAB I PENDAHULUAN. waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab

BAB I PENDAHULUAN kelahiran hidup. Penyebab kematian terbanyak ibu di sebabkan

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. memiliki risiko sejak awal kehamilan.pemeriksaan dini diperlukan untuk. mendeteksi faktor risiko (Rukiyah, 2010; h.3).

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan mendapatkan keturunan yang sehat dan cerdas. Setiap ibu hamil

BAB 1 PENDAHULUAN. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

BAB I PENDAHULUAN. bayi baru lahir, dan kontrasepsi (Manuaba, 2014; h.28) kematian maternal (maternal mortality) (Prawirohardjo, 2014; h.7).

BAB I PENDAHULUAN. bayi (AKB) 32/1.000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatus (AKN) meninnggal setiap 1 jam (Profil Kesehatan Indonesia, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. sempurna. Tetapi dalam kenyataannya tidak selalu demikian, sering kali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan

BAB I LATAR BELAKANG. nifas, bayi baru lahir, dan kontrasepsi (Manuaba, 2014; h.28).

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting, terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan bayi. ASI juga merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk adalah terjadinya perubahan jumlah penduduk pada

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu negara atau wilayah ialah angka kematian ibu. Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Anah Supriyatun, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB l PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Tursiah, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komperhensif mencakup empat kegiatan pemeriksaan. berkesinambungan diantaranya adalah Asuhan Kebidanan Kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara kasar, kondisi atau tingkat permasalahan kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya angka Kematian Ibu yang masih tinggi (AKI) di. berbagai pihak. Terdapat beberapa penyebab yang

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. negara lainnya di dunia hampir sama yaitu akibat. pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%).

BAB I PENDAHULUAN. indikator, diantaranya adalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka. (Kementerian Kesehatan Indonesia, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. menentukan derajat kesehatan masyarakat dan keberhasilan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eka Fitriani, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAULUAN. kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Tangga (SKRT) dan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) pada generasi. mendatang. Kematian ibu menurut WHO didefinisikan sebagai kematian

BAB I PENDAHULUAN. antenatal dan postnatal sangat penting dalam upaya. menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal.

Asuhan Kebidanan Koprehensif..., Dhini Tri Purnama Sari, Kebidanan DIII UMP, 2014

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberikan adanya pelayanan kesehatan bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dhihitung dari hari perama haid terakhir. Masalah kematian ibu adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan memicu perubahan- perubahan fisiologis yang sering

BAB I PENDAHULUAN jiwa yang terdiri atas jiwa penduduk laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja upaya kesehatan ibu dan anak penting untuk dilakukan.(yudianto, 2016;

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pada abad ke-20. Saat ini hampir 60% pasangan usia. wanita di Negara berkembang tidak memiliki cara mencegah

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia saat ini masih tinggi. World. Healthy Organization (WHO) mencatat tiap tahunnya lebih dari 500

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal. Memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang

BAB I PENDAHULUAN. penurunam dibanding dengan tahun 2013 sebesar 99,6%. Cakupan. pertolongan persalinan oleh nakes tahun 2014 mengalami kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan reproduksi karena seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi. keluarga sehat dan bahagia (Anggraini, 2010.h.10).

BAB I PENDAHULUAN. dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan. Berdasarkan definisi ini kematian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kehamilan merupakan masa konsepsi sampai dengan lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari mulai hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan. Triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan. Kehamilan mempengaruhi perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial didalam keluarga (Sarwono, 2009 ; h.89). Kehamilan dapat berlangsung secara normal atau fisiologis dan dapat pula menjadi patologis. Salah satu kehamilan patologis yaitu kehamilan dengan usia risiko dini. Dasarnya, ibu hamil dengan usia terlalu muda akan berisiko tinggi melahirkan bayi dengan berat badan rendah terutama pada masa kehamilan trimester III. Bayi BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) akan lebih banyak terjadi pada kehamilan prematur. Dibandingkan ibu hamil dengan normal, cenderung akan banyak melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal (Saimin, 2008).BBLR sering terjadi komplikasi yaitu diantaranya hipotermi karena jaringan lemak sub kutan rendah dan luas permukaan tubuh bayi relatif besar dibandingkan bayi berat badan lahir cukup (Sudarti, 2013). 1

2 Pada suatu kehamilan akan berakhir dengan suatu persalinan. Persalinan merupakan proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup bulan (37-42 minggu) atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir dengan bantuan atau dengan kekuatan sendiri. Proses ini dimulai dengan adanya kontraksi persalinan yang ditandai dengan adanya perubahan servik secara bertahap dan progresif dan diakhiri dengan pengeluaran atau kelahiran plasenta (Sulistyawati, 2010; h. 04). Ibu dengan risiko usia dini memliki kecenderungan bersalin dengan berbagai komplikasi diantaranya persalinan dengan ketuban pecah (KPD). Ketuban pecah dini lebih berisiko melahirkan bayi dengan risiko asfiksia, berat bayi lahir rendah, dan infeksi neonatorum. (Nugroho, 2012). KPD prematur adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan pada usia kehamilan sebelum 37 minggu. KPD Prematur terjadi 1% kehamilan sehingga diperlukan penatalaksanaan yang komprehensif. Karena kemungkinan akan melahirkan bayi dengan BBLR dan akan menimbulkan komplikasi yaitu terjadinya hipotermi (Sarwono, 2009). Upaya untuk mengatasi terjadinya hipotermi pada bayi baru lahir rendah yaitu dengan melakukan kontak langsung kulit dengan kulit, melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), membungkus bayi agar tetap hangat, menyediakan ruangan atau tempat yang hangat untuk meletakkan bayi (Dita Rias Sari, 2013).Manfaat IMD adalah membantu stabilisasi pernafasan, mengendalikan suhu tubuh bayi lebih baik dibandingkan denga inkubator, menjaga kolonisasi kuman yang aman

3 untuk bayi dan mencegah infeksi nosokomial. Kontak kulit dengan kulit juga membuat bayi lebih hangat dan tenang (Sarwono, 2009; h.369). Suatu persalinan akan berakhir dengan masa nifas. Dimana masa nifas disebut juga puerperium dimulai setelah 1 jam kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat akndungan kembali seperti keadaan sebelum hamil dan berlangsung sampai dengan 6 minggu (42 hari). Pelayanan pascapersalinan harus dilaksanakan pada masa nifas ini, yaitu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi diantaranya IMD (Inisiasi Menyusui Dini) atau pemberian ASI segera setelah bayi lahir. Ini dilakukan kontak kulit secara skin to skin antara bayi dan ibunya untuk mencegah terjadinya hipotermi pada bayi (Sarwono, 2009). Masa nifas dapat berlangsung secara normal atau fisiologis dan dapat pula menjadi patologis. Salah satu masa nifas dengan risiko usia dini akan terjadi perdarahan. Perdarahan pada masa nifas yaitu perdarahan yang terjadi setalah 24 jam pertama. Penyabab utama perdarahan kala nifas sekunder adalah terdapatnya sisa plasenta atau selaput ketuban, infeksi pada endometrium dan inversio uteri. Gejala klinis perdarahan kala nifas sekunder adalah terjadi perdarahan berkepanjangan melampaui pengelauaran lokia normal, terjadi perdarahan yang banyak, dan dapat disertai rasa nyeri didaerah uterus. Menghadapi keadaan demikian sebaiknya bidan berkonsultasi pada dokter sehingga pelayanan medis terhadap masyarakat lebih baik dan berguna. Ibu yang memiliki risiko usia dini akan berpengaruh atau berpotensi melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Berat badan

4 lahir rendah merupakan bayi lahir dengan berat badan rendah (Sudarti, 2010). Masa antara yaitu dalam melakukan pemilihan metode kontrasepsi perlu diperhatikan ketepatan bahwa makin rendah pendidikan masyarakat, semakin efektif metode KB yang dianjurkan yaitu kontap, suntikan KB, susuk KB atau AKBK, AKDR (Manuaba, 2013; h. 592). B. RUMUSAN MASALAH Asuhan Kebidanan Komprehensif Kehamilan Risiko Usia Dini, Persalinan, Bayi Baru Lahir, Nifas dan Masa Antara (KB Suntik 3 bulan) Pada Ny U Umur 19 tahun G1P0A0 UK 39 Minggu 5 Hari di Kabupaten Banjarnegara C. TUJUAN 1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada kehamilan, persalinan, nifas dengan risiko usia dini, bayi baru lahir normal dan masa antara menggunakan metode SOAPIE. 2. Tujuan Khusus a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian subjektif secara lengkap dan teliti pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan masa antara. b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian objektif secara lengkap dan teliti pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan masa antara.

5 c. Mahasiswa mampu menentukan suatu assesment atau diagnosa potensial pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan masa antara. d. Mahasiswa mampu menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan masa antara. e. Mahasiswa mampu melaksanakan rencana tindakan yang telah disusun dalam kebutuhan pelaksanaan tindakan pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan masa antara. f. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap tindakan kebidanan dengan teliti pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan masa antara. D. RUANG LINGKUP 1. Sasaran : Ibu hamil Trimester III pada Ny U umur 19 tahun, umur kehamilan 39 minggu 5 hari 2. Tempat : Pengambilan kasus dilakukan di BPS Ny S Banjarnegara dan Rumah Ny U Bantarwaru Madukara, Banjarnegara 3. Waktu a. Penyusunan proposal : Dimulai dari bulan November sampai Februari 2014 b. Pengambilan Kasus : Dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret 2014 c. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah : Dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2014

6 E. MANFAAT PENULISAN 1. Praktis a. Bagi Rumah Sakit 1) Memberikan masukan pada lahan praktik dalam manajemen kebidanan pada asuhan koprehensif dari hamil, bersalin, nifas, masa antara, bayi baru lahir dan neonatal. 2) Sebagai bahan koreksi untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kebidanan yang diberikan sesuai dengan standar profesi serta dapat memberikan kepuasan bagi pasien dengan menjaga penampilan, komunikasi, serta suasana yang nyaman bagi pasien. 3) Diharapkan studi kasus ini dapat digunakan sebagai arahan pertimbangan dalam melaksanakan asuhan koprehensif dari hamil, bersalin, nifas, masa antara, bayi baru lahir dan neonatal. b. Bagi Institusi Diharapkan dapat dijadikan masukan untuk menambah bahan pustaka sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan. c. Bagi Penulis Diharapkan dari hasil asuhan kebidanan dapat memperluas dan menambah pengetahuan serta wawasan bagi mahasiswa tentang asuhan koprehensif dari hamil, bersalin, nifas, masa antara, bayi baru lahir dan neonatal.

7 d. Bagi Pasien Dapat dijadikan sebagai pembelajaran tentang asuhan komprehensif pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan neonatus, nifas normal sampai masa antara 2. Teoritis Menambah wacana referennsi dan informasi dalam memberikan asuhan pada kebidanan komprehensif pada kehamilan, persalinan,bayi baru lahir nifas masa antara dan dapat memajukan perkembangan ilmu kebidanan pada umumnya serta dapat memberikan asuhan secara komprehensif. F. METODE PENGUMPULAN DATA Pengambilan kasus ini penulis menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan SOAPIE yang berisi data subjektif, objektif, assesment planning, implementasi dan evaluasi.sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara data primer dan data sekunder. 1. Pengumpulan Data Primer a) Wawancara Adalah suatu metode penulis sebagai proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab anatara peneliti dengan informan atau subjek penelitian (Emzir, 2010: 50) b) Pemeriksaan 1) Pemeriksaan fisiik Pada teknik pengumpulan data ini dilakukan secara observasi, yaitu pemeriksaan fisik yang menyangkut

8 pemeriksaan pada bayi dan pada balita diantaranya inspeksi (melihat), palpasi (meraba), perkusi (mengetuk), auskultasi (mendengar). a) Inspeksi Inspeksi dibagi menjadi 2 yaitu inspeksi umum dan inspeksi lokal. Pada inspeksi umum pemeriksa melihat perubahan yang terjadi pada pasien secara umum sehingga dapat diperoleh kesan pada keadaan pasien. Sedangkan pada inspeksi lokal pemeriksa melihat perubahan perubahan secara lokal sampai sekecil-kecilnya. b) Palpasi Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara meraba dengan menggunakan kedua telapak tangan untuk menyentuh bagian tubuh untuk membuat suatu pengukuran sensitif terhadap tanda khusus fisik dan memakai alat peraba yang terdapat pada telapak tangan dan jari tangan. c) Perkusi Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengetahui adanya perbedaan suara ketuk sehingga dapat diketahui batas-batas massa yang abnormal di rongga abdomen

9 d) Auskultasi Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mendengarkan bunyi yang dihasilkan tubuh dengan menggunakan alat bantu, meskipun sebagian besar bunyi hanya dapat didengar dengan stetoskop. 2) Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan ini dilakukan dengan uji laboratorium dan pemeriksaan terkait sebagai bagian skrining rutin yang bervariasi dari suatu laboratorium ke laboratorium lainnya (Varney, 2007 ; h.40) 2. Pengumpulan data Sekunder a. Dokumentasi Penulis menggunakan rekam medik dari RSUD dr. Hj Anna Lasmanah Sumitro Kolopaking Banjarnegara yang berkaitan dengan pasien, yaitu data diambil dari laporan tahunan dan status pasien b. Studi Pustaka Penulis menggunakan buku media cetak yang berhubungan dengan hipotermi pada bayi c. Media Penulis menggunakan media elektronik yaitu membuka situs atau website yang berhubungan dengan kasus yang dilakukan.

10 G. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat penulisan, pembatasan kasus, metode pengumpulan data, sistematika penulisan BAB II TINJAUAN TEORI Pada bab ini menguaraikan tentang tinjauan medis, tinjauan asuhan kebidanan, landasan hukum kewenangan bidan. BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini menguraikan tentang metode SOAP (Subjektif, Objektif, Assesment, dan Planning) BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini menguraikan tentang SOAP, Subjektif yaitu berisi pengkajian data. Objektif berisi tentang hal-hal yang menyakut pemeriksaan fisik dan laboratorium. Assesment berisi interpretasi data, mengidentifikasi diagnosa masalah potensial. Dan planning menetapkan kebutuhan akan tindakan segera dan melakukan kolaborasi, menyusun asuhan yang aman dan efisien. BAB V PENUTUP DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Pada bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran