BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cheddar digunakan peralatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODOLOGI. Untuk lebih memudahkan prosedur kerja pembuatan crude papain dan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium

BAB III METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

BAB III MATERI DAN METODE. Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia dan

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

LAMPIRAN 1. SPESIFIKASI BAHAN PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

Lampiran 1 Formulir organoleptik

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN

MATERI METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian, (3) Prosedur Penelitian, dan (4) Jadwal Penelitian

METODE. Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

P FORTIFIKASI KEJU COTTAGE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab III Bahan dan Metode

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret - April 2015 bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ayam broiler berumur hari dengan bobot badan 1,0-1,3 kg. berasal dari pedagang sayur pasar Cileunyi.

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan

BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji, dkk., 2007)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013.

Lampiran 1. Prosedur Analisis Kimia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental yang dilakukan untuk

III. BAHAN DAN METODE

METODE. Materi. Rancangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

Desikator Neraca analitik 4 desimal

BAB III METODE PENELITIAN

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telahdilakukan dilaboratorium Teknologi Pasca Panen

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cheddar digunakan peralatan antara lain : oven, autoclave, ph meter, saringan, shaker waterbath, inkubator, pemanas listrik, set alat Kjeldahl, cawan krus, tang krus, neraca analitik, termometer, botol semprot, dan berbagai macam peralatan gelas seperti: gelas kimia, Erlenmeyer, gelas ukur, kaca arloji, labu takar, spatula, batang pengaduk, tabung reaksi, alat soxhlet, pipet tetes dan buret mikro. 3.1.2 Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : susu skim, enzim papain (Merck), buffer fosfat ph 7, bakteri starter (Streptococcus thermophilus, Lactococcus lactis dan Leuconostoc mesentroides), air, etanol 70% (Brataco), dan NaCl. 39

40 3.2. Alur Penelitian berikut : Langkah-langkah penelitian yang dilakukan ditunjukkan dalam bagan alir 6 liter susu skim dipasteurisasi pada suhu 63 o C selama 10 menit didinginkan sampai 30 o C diukur ph susu dipindahkan ke dalam masing-masing gelas kimia sebanyak 100 ml. 100 ml susu ditambah 10% (V/V) starter campuran bakteri. diinkubasi selama 30 menit sampai terjadi penurunan ph ditambah enzim papain 12,5 ml 520 ppm diinkubasi pada suhu 30 o C sampai ph 4,6-4,7 Dadih dan whey dipanaskan secara bertahap dalam waterbath pada suhu 38 o C sampai suhu 48 o C selama 10 menit dadih disaring dan dibilas dengan aquades Dadih Whey ditambahkan garam NaCl 3% (w/w) dari massa dadih disimpan dalam wadah tertutup selama 2 minggu dan 1 bulan KP1 1, KP1 2, KP1 3 KP2 1, KP2 2, KP2 3 ( 2 Minggu) ( 1 Bulan ) Diuji sifat organoleptiknya Data hasil analisis keju terpilih ( Cita rasa, tekstur, dan aroma) Di uji kandungan gizinya ( Lemak dan Protein) Gambar 3.1 Prosedur pembuatan keju cheddar dan analisisnya.

41 3.3 Metode Penelitian Tahapan kegiatan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tahap preparasi bakteri starter Streptococcus thermophyllus, Lactococcus lactis, dan Leunostoc mesenteroides. 2. Tahap pembuatan keju cheddar. 3. Tahap pengujian sifat organoleptik keju cheddar. 3.3.1. Preparasi Bakteri Starter Bakteri starter yang digunakan disiapkan berdasarkan umur inokulum yang telah ditentukan. Tahapan yang dilakukan dalam penumbuhan bakteri starter ini adalah menyiapkan panthotenate broth sebagai media pertumbuhan bakteri dan penumbuhan bakteri starter sesuai dengan umur inokulumnya. Media panthotenate broth dibuat dengan cara menimbang 5 gram glukosa, 5 gram natrium asetat dan 20 gram ekstrak ragi, kemudian dilarutkan dalam 1 liter aquades. Campuran ini dipanaskan sambil diaduk dengan magnetik stirer selama 15 menit setelah mendidih. Kemudian media tersebut didinginkan, lalu dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer steril dan ditutup dengan kapas yang dibalut kain kasa. Langkah terakhir adalah sterilisasi media menggunakan autoclap dengan 1,5 atm dan suhu 121 o C selama 15 menit. Tahap selanjutnya adalah penumbuhan bakteri starter sesuai dengan umur inokulumnya. Starter yang digunakan adalah starter campuran 3 bakteri yaitu 10 % Leuconostoc mesenteroides, Streptococcus thermophyllus, dan Lactococcus lactis

42 dengan perbandingan 2:3:1. Masing masing bakteri diinokulasi ke dalam 225 ml, 75 ml, dan 150 ml panthotenate broth steril secara berurutan. Diinkubasi pada suhu 30 o C selama 6 jam untuk bakteri Streptococcus thermophyllus, 4 jam untuk bakteri Lactococcus lactis, dan 8 jam untuk bakteri Leuconostoc mesenteroides. Kemudian bakteri-bakteri starter tersebut dicampurkan menjadi satu ( Issen, 2006). 3.3.2. Pembuatan Keju Keju dibuat dari 2 jenis dengan variabel waktu pematangan yang berbeda yaitu : Keju KP1 : merupakan keju yang dibuat dengan penambahan bakteri starter Streptococcus thermophyllus, Lactococcus lactis, Leuconostoc mesenteroides dengan perbandingan 3:1:2 dan umur masing-masing inokulum berturut-turut adalah 6 jam, 4 jam, dan 8 jam. Diinkubasi pada suhu 30 o C dengan perbandingan tertentu dan konsentrasi papain 520 ppm serta dilakukan pemeraman selama 2 minggu. Keju KP2 : merupakan keju yang dibuat dengan penambahan bakteri starter Streptococcus thermophyllus, Lactococcus lactis, Leuconostoc mesenteroides dengan perbandingan 3:1:2 dan umur masing-masing inokulum berturut-turut adalah 6 jam, 4jam, dan 8 jam. Diinkubasi pada suhu 30 o C dengan perbandingan tertentu dan konsentrasi papain 520 ppm serta dilakukan pemeraman selama 4 minggu. Pembuatan keju dilakukan dengan metoda setting pendek. Sebanyak 6 liter susu skim cair yang merupakan bahan dasar keju dipasteurisasi pada suhu 63 o C

43 selama 10 menit, didinginkan sampai 30 o C sebagai suhu inkubasi, kemudian ditambah 10% (V/V) starter campuran dan disimpan dalam inkubator sampai suhu 30 o C. Setelah terjadi penurunan keasaman, enzim papain dengan kadar 520 ppm, ditambahkan ke dalam 200 ml campuran. Setelah keasaman mencapai ph 4,6-4,7 dilakukan pemasakan curd di waterbath pada suhu 110 F (38 o C) yang dipanaskan secara bertahap sampai suhu 120 F (48 o C) lalu dipansakan selama 10 menit. Setelah itu whey dibuang dengan cara disaring sambil dibilas dengan aquades. Kemudian ditambahkan garam NaCl 4% (w/w) dari massa dadih. Setelah itu diperam dengan variasi waktu 2 minggu dan 1 bulan dan terbentuklah keju (Tutik, 2003). Setelah diperam, selanjutnya dilakukan uji kandungan gizi yang terkandung dalam masingmasing keju dan uji organoleptiknya. 3.4 Penentuan Nilai Gizi Keju Cheddar Pada pengujian kadar air dan kualitas yang meliputi kadar lemak dan kadar protein ini diperlakukan pada susu skim sebagai bahan dasar dan keju cheddar yang sudah terbentuk. Dalam analisis ini digunakan metode SNI 01-2891-1992 sebagai bahan acuan. 3.4.1 Penentuan Kadar Protein Keju Cheddar Penentuan kadar protein susu skim dan keju cheddar menggunakan metode mikro Kjeldahl. Metode ini terdiri dari dua tahap yaitu tahap destruksi dan tahap penentuan kadar protein.

44 Tahap destruksi sampel yaitu dengan cara 0,5 gram sampel dimasukkan dalam labu Kjeldahl dan ditambahkan 5 gram garam Kjeldahl yang terdiri dari campuran CuSO 4.5H 2 O dan K 2 SO 4 dengan perbandingan massa 1:3, garam ini berfungsi sebagai katalis. Kemudian dipanaskan dalam 10 ml H 2 SO 4 pekat dan ditambahkan beberapa batu didih sehingga destruksi berlangsung sampai larutan menjadi jernih, lalu didinginkan. Tahap penentuan kadar protein, larutan sampel dipindahkan ke dalam labu takar 50 ml dan diencerkan hingga tanda batas. Ke dalam labu destilasi yang telah berisi 10 ml NaOH 30% ditambahkan 5 ml sampel. Campuran yang terbentuk kemudian didestilasi sampai diperoleh destilat sebanyak 75 ml, destilat ini ditampung dalam 10 ml H 3 BO 3 3% dan 2 tetes indikator tashiro kemudian dititrasi dengan HCl 0,1 N sampai warna hijau menjadi ungu. Kadar protein dapat ditentukan dengan persamaan dibawah ini : Keterangan : Faktor 50 = larutan contoh yang telah didestruksi diencerkan sampai 50 ml dalam labu takar (ml) ml HCl = banyaknya larutan contoh yang didestilasi (ml) N HCl 14 = normalitas HCl (N) = BM nitrogen

45 3.4.2 Penentuan Kadar Air Metode yang digunakan dalam penentuan kadar air ini adalah metode oven yaitu dengan menghitung kehilangan bobot sampel setelah pengovenan. Sampel ditimbang sebanyak 1-2 gram di dalam cawan porselen bertutup yang sebelumnya sudah ditimbang (diketahui massanya). Sampel dikeringkan menggunakan cawan porselen dalam oven pada suhu 105 0 C selama 3 jam (tutup botol ditimbang). Sampel didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang sampai diperoleh berat yang konstan. Perhitungan dalam penentuan kadar air dapat ditentukan melalui persamaan berikut: Keterangan: W = berat sampel awal (gram) W 1 = berat sampel setelah pengeringan (gram) 3.4.3 Penentuan Kadar Lemak dengan Metode Soxhletasi Metode yang digunakan adalah soxhletasi, langkah awal yang dilakukan adalah proses hidrolisis terhadap sampel. Hidrolisis bertujuan untuk membebaskan lemak yang terikat. Penentuan kadar lemak ini mula-mula sampel ditimbang sebanyak 5 gram dan dimasukkan ke dalam gelas Erlenmeyer 300 ml. Sampel yang ada dalam Erlenmeyer kemudian ditambahkan 45 ml aquadest panas (mendidih) sambil diaduk. Selanjutnya campuran tersebut ditambahkan 55 ml HCl 25% dan masukkan beberapa batu didih, Erlenmeyer ditutup dengan kondensor, kemudian larutan dididihkan secara perlahan-lahan selama 30 menit. Setelah itu bilas kondensor

46 dengan 100 ml aquades. Larutan selanjutnya disaring menggunakan kertas saring bebas lemak yang telah dibasahkan. Endapan yang dihasilkan dicuci dengan aquades hingga air saringan bebas dari ion Cl -. Selanjutnya kertas saring yang berisi endapan tersebut dimasukkan dalam timbel dan tutup permukaannya dengan glasswool, kemudian endapan dikeringkan selama 6-18 jam pada suhu 100-101 0 C. Setelah endapan kering, masukkan ke dalam alat Soxhlet dengan menggunakan labu penampung yang telah diisi batu didih dan beratnya konstan. Hasil yang diperoleh selanjutnya diekstraksi dengan petroleum eter selama 4 jam. Setelah diekstraksi, larutan petroleum eter dievaporasi. Lemak yang diperoleh dikeringkan dalam oven pada suhu 100-101 0 C selama 1 jam, masukkan ke dalam desikator selama 15 menit, kemudian ditimbang. Penentuan kadar lemak dari hasil ekstraksi diperoleh berdasarkan persamaan berikut: Keterangan: Berat lemak Berat contoh = berat lemak yang ada dalam sampel (gram) = berat sampel yang akan diukur (gram) 3.5 Pengujian Sifat Organoleptik Penilaian secara organoleptik yang melibatkan 30 panelis (para konsumen yang sering makan keju) tak terlatih meliputi aroma, tekstur dan rasa dilakukan dengan mengikuti prosedur Hedonic scale (Idris, 1984).

47 Uji kesukaan juga disebut uji hedonik. Panelis dimintakan tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau sebaliknya (ketidaksukaan). Disamping panelis mengemukakan tanggapan senang, suka atau kebalikannya, mereka juga mengemukakan tingkat kesukaannya. Tingkat tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik. Organisasi Pengujian Jumlah Panelis Sampel penyajian : 30 orang tak terlatih : 2 contoh Cara Penyajian Uji hedonik disajikan secara acak dan dalam memberikan penilaian panelis tidak mengulang-ulang penilaian atau membanding-membandingkan sampel yang disajikan. Sehingga untuk satu panelis yang tidak terlatih, sampel disajikan satu per satu hingga panelis tidak akan membanding-bandingkan satu contoh dengan lainnya. Gambar 3.2. Cara penyajian contoh Uji Hedonik satu persatu

48 Skala Hedonik yang Digunakan Tabel 3.1 Skala hedonik yang digunakan untuk uji organoleptik Skala Hedonik Skala Numerik Sangat Suka 7 Suka 6 Agak Suka 5 Netral 4 Agak tidak suka 3 Tidak suka 2 Sangat tidak suka 1 ( Sumber : Modul Penanganan Mutu Fisis ( Organoleptik) )

49 Form Uji Kesukaan ( Hedonik ) Produk : Keju Nama Panelis : Tanggal : 1. Apakah anda pernah mengkomsumsi keju lainnya? Pernah / Tidak pernah Intruksi : *) Coret yang tidak perlu 1. Cicipilah sampel satu-persatu, kunyahlah, dimakan dalam mulut selama 3-5 detik, kemudian telan. 2. Pada kolom respon, berikan penilaian anda berdasarkan tingkat kesukaan terhadap warna, aroma, rasa, dan tekstur produk dengan memberikan tanda check list ( ) 3. Netralkan indera pengecap anda dengan air putih setiap selesai mencicipi satu sampel. 4. Bandingkan tingkat kesukaan antar sampel. 5. Dimohon untuk memberikan komentar anda dalam ruangan yang telah disediakan. Respon Warna Respon Aroma Penilaian Kode sampel Penilaian Kode sampel Sangat suka 298 473 Sangat suka 298 473 Suka Suka Agak suka Agak suka Netral Netral Agak tidak suka Agak tidak suka Tidak suka Tidak suka Sangat tidak suka Sangat tidak suka Respon Tekstur Respon Rasa Penilaian Kode sampel Penilaian Kode sampel Sangat suka 298 473 Sangat suka 298 473 Suka Suka Agak suka Agak suka Netral Netral Agak tidak suka Agak tidak suka Tidak suka Tidak suka Sangat tidak suka Sangat tidak suka

50 Rumus Yang di Pakai Untuk Perhitungan Data Analisis sidik ragam ( Analysis of Variance ) adalah analisis yang paling umum digunakan untuk mengolah data secara kuantitatif. Adapun rumus yang digunakan untuk perhitungan data adalah sebagai berikut : Faktor koreksi = Fk = Jkt/ (n1 x n2) = Jk Contoh = (JKT /n1) Fk = Jk Panelis = Jk Panelis= (JKT/n2)- Fk = Total Jk = JKT Fk db contoh = n2-1 = db Panelis = n1-1 = db Kesalahan = db Total ( db n1 + db n2 ) = db Total = (n1 x n2 ) 1 = Jk Kesalahan = Total Jk (Jk Contoh + Jk panelis) = Kuadrat tengah Contoh = KT Contoh = JK contoh / db contoh Kuadrat tengah Panelis = KT Panelis = JK Panelis / db Panelis KT Kesalahan (galat) = Jk Kesalahan / db Kesalahan F Hitung Panelis = KT Contoh / KT panelis ( Sumber : Modul Penanganan Mutu Fisis ( Organoleptik) )