BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup/terusmenerus secara alamiah, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan (Nugroho, 2008). Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas (UU No 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia). Sensus Penduduk tahun 2010 menyatakan bahwa Indonesia saat ini termasuk ke dalam lima besar negara dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di dunia yakni 18,1 juta jiwa atau 9,6% dari jumlah penduduk. Bappenas memproyeksikan bahwa jumlah penduduk lansia 60 tahun atau lebih diperkirakan akan meningkat dari 18,1 juta (2010) menjadi 29,1 juta (2020) dan 36 juta (2025), dengan meningkatnya jumlah lanjut usia, tentunya akan diikuti dengan meningkatnya permasalahan kesehatan pada lanjut usia (Depkes RI, 2012). Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, hal tersebut membutuhkan upaya pemeliharaan serta peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna, dan produktif ( Pasal 19 UU No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan). Undang-undang No 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial baik material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa 1
2 keselamatan, kesusilaanm dan ketentraman batin yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani dan sosial sebaik-baiknya bagi diri keluarga serta masyarakat dengan penjunjung tinggi hak dan kewajiban asasi manusia sesuai dengan Pancasila. Lansia pada umumnya mengalami berbagai gejala akibat terjadinya penurunan fungsi biologis, psikologis, sosial, dan ekonomi, perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatannya (Tamher, 2009). Peran keluarga dan masyarakat menjadi hal yang penting dalam meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas hidup lansia (Depkes RI, 2013). Meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan eksistensinya dalam masyarakat merupakan tujuan pembinaan kesehatan lansia (Depkes RI dalam Maryam (2008). Keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannya, peranan keluarga dalam perawatan lansia antara lain menjaga dan merawat lansia, mempertahankan dan meningkatkan status mental, mengantisipasi perubahan sosial ekonomi serta memberikan motivasi dan memfasilitasi kebutuhan spiritual bagi lansia (Maryam, 2008). Keluarga masih merupakan tempat berlindung yang paling disukai para lansia, dukungan keluarga merupakan unsur terpenting dalam membantu individu dalam menyelesaikan masalah (Tamher, 2009). Peran keluarga merupakan seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem (Kozier, Barbara, 1995 dalam Mubarak, 2006). Keluarga
3 dijadikan sebagai unit pelayanan karena masalah kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antara sesama anggota keluarga dan akan mempengaruhi pula keluarga-keluarga yang ada di sekitarnya atau masyarakat sekitarnya atau dalam konteks yang luas berpengaruh terhadap negara (Setiadi, 2008). Beberapa penelitian yang menggambarkan kondisi peran keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan lansia dalam berbagai aspek, yaitu penelitian Adrian (2012) meneliti tentang peran keluarga dalam pemenuhan kebutuhan psikologis lansia di Lingkungan V Kelurahan Kedai Durian Kecamatan Medan Johor memperlihatkan bahwa mayoritas keluarga memiliki peran yang baik yaitu sebanyak 32 responden (52,46%), kategori peran cukup 25 responden (40,98%), dan kategori peran kurang 4 responden (6,55%). Rambe (2012) meneliti tentang peran keluarga dalam perawatan lansia dan kepuasan lansia pada keluarga yang tinggal di Kelurahan Padang Matinggi Rantauprapat memperlihatkan bahwa 55 responden (74,3%) dalam kategori peran baik, kategori peran cukup 19 responden (25,7%). Yuningsih (2012) meneliti tentang peran keluarga dalam pemenuhan kebutuhan spiritual lansia di Desa Buluh Duri Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai memperlihatkan bahwa peran keluarga dalam kategori baik ada sebanyak 39 responden (51,3%), kategori peran cukup 34 responden (44,7%) dan kategori peran kurang 3 responden (3,9%). Isu yang berkaitan dengan perkembangan kehidupan lansia yang memberi dampak bagi kesejahteraan hidup lansia adalah semakin lanjutnya
4 usia seseorang, maka kesibukan sosialnya akan semakin berkurang, hal ini dapat mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan lingkungannya yang dapat memberikan dampak pada kebahagiaan hidup. Masyarakat tradisional biasanya menghargai dan menghormati lansia, sehingga lansia masih dapat berperan dan berguna bagi masyarakat. Akan tetapi, dalam masyarakat industri ada kecenderungan mereka kurang dihargai, sehingga mereka terisolasi dari kehidupan masyarakat (Nugroho, 2008). Isu tersebut sejalan dengan penelitian Rantepadang (2012) yang menyatakan bahwa ada hubungan interaksi sosial dengan kualitas hidup lansia, ditemukan dengan nilai p=.000 yang artinya bahwa hubungan interaksi sosial dengan kualitas hidup sangat signifikan dan menyimpulkan bahwa semakin baik interaksi sosial lansia, semakin tinggi pula kualitas hidup lansia. Penelitian Tami,dkk (2014) menemukan bahwa interaksi sosial (dalam kategori kurang, cukup dan baik) dan kualitas hidup (dalam kategori rendah dan sedang) memiliki hubungan yang sangat singnifikan (p = 0,013). Potter and Perry (2005) menyatakan lansia menarik diri dari masyarakat dapat terjadi karena lansia tidak secara mudah diterima dalam interaksi sosial karena bias masyarakat, penampilan yang tidak dapat diterima karena faktor lain yang termasuk menampilkan diri sendiri pada orang lain, perilaku yang tidak dapat diterima pada lansia, keadaan lingkungan yang suka berpindah, lingkungan yang angka kriminal meningkat, dan keadaan fisik. Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara individu atau lebih, dimana kelakuan individu
5 yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya (Ahmadi, 2009). Penelitian Tami, dkk (2014) menemukan bahwa interaksi sosial lansia di kecamatan Tamalanrea bahwa dari 99 orang responden ada 21 orang (21,21%) yang memiliki interaksi sosial dalam kategori kurang, kategori cukup 71 orang (71,71%) dan kategori baik 7 orang (7,07%).Penelitian Widodo dan Aniroh (2013) menemukan bahwa interaksi sosial lansia di Desa Lengayan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang bahwa dari 66 orang responden ada 7 orang (10,6) memliki interaksi sosial dalam kategori kurang, kategori cukup 35 orang (53%) dan kategori baik 24 orang (36,4%). Friedman (2013) menyatakan bahwa peran keluarga menjadi hal yang penting dalam kondisi interaksi sosial yang terjadi pada lansia, lansia yang menarik diri dari aktivitas dunia luar, hubungan dengan pasangan, anak, cucu dan saudara kandung menjadi lebih penting, perilaku oleh keluarga yang oleh lansia dari keluarga yang menempati posisi sosial yang diberikan untuk memenuhi hubungan individu satu dengan individu lain, individu dengan kelompok, dan terdapat hubungan saling timbal balik. Peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana peran keluarga dalam pemenuhan kebutuhan interaksi sosial pada lansia di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru yang terdiri dari XII lingkungan dan jumlah lansia yang ditemukan saat survey awal yang dilakukan peneliti pada bulan Desember 2014 di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru di dapat bahwa ada 230orang, sebagian besar dari jumlah ini tinggal bersama keluarga.
6 2. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi peran keluarga dalam pemenuhan kebutuhan interaksi sosial pada lansia di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. 3. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan dalam penelitian ini adalah bagaimana peran keluarga dalam pemenuhan kebutuhan interaksi sosial pada lansia. 4. Manfaat Penelitian 4.1 Pendidikan Keperawatan Diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang berharga dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan pendidikan bagi keperawatan komunitas pada gerontik. 4.2 Praktek keperawatan Diharapkan dapat berguna untuk meningkatkan pelayanan kesehatan pada gerontik dengan melibatkan keluarga lansia. 4.3 Penelitian Keperawatan Diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang berharga bagi peneliti dan dapat digunakan menjadi data ilmiah untuk penelitian selanjutnya..