APA KOMPETENSI DOSEN SEBAGAI PENDIDIK? Sunaryo Kartadinata

dokumen-dokumen yang mirip
KOMPETENSI AKADEMIK MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA

MEWUJUDKAN VISI LEADING AND OUTSTANDING DALAM PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN SUNARYO KARTADINATA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

RASIONAL. 1. Pendidikan tinggi masih menghadapi kendala dalam mengembangkan dan menciptakan IPTEK. 2. Tuntutan penyediaan SDM bermutu yang

EKSISTENSI PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING DI BALIK UU SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

KONTEKS TUGAS DAN EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR

PERTEMUAN 13 PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA JALUR PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN PROFESI GURU

MATERI PRESENTASI SELEKSI CALON DEKAN. Dr.Ida Bagus Putera Manuaba, Drs., M.Hum.

Manual Mutu FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

REVITASLISASI LPTK DALAM PENYIAPAN SDM PENDIDIK BERKUALITAS

Manual Mutu Akademik FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

BAB I PENDAHULUAN. dalam komunitas sosial untuk mengimbangi laju perkembangan ilmu. bersamaan terhadap perkembangan dan sistem pendidikan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

PROFESIONALISASI BIMBINGAN DAN KONSELING Oleh: Drs. Kuntjojo

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Agar proses

Oleh: Prof. Dr. Suryanto Calon Dekan Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

NUR ENDAH APRILIYANI,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah

STANDAR KOMPETENSI KONSELOR

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan

Oleh: DR.DADANG JUANDI, S.Pd.,M.Si. PENDIDIKAN MATEMATIKA FPMIPA UPI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Profil Lulusan Program Studi Sosiologi FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS UDAYANA LAPORAN

KURIKULUM PROGRAM STUDI S.1 MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI) FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG TAHUN AKADEMIK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Guru adalah orang yang memiliki kemampuan merencanakan program

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ihsan Mursalin, 2013

GURU BERDEDIKASI YANG BERMARTABAT SIAP MENYUKSESKAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DALAM MEWUJUDKAN GENERASI EMAS Pamungkas Stiya Mulyani, M.Pd.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mubarak Ahmad, 2014

KURIKULUM MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI UNIVERSITAS SURABAYA

KETERAMPILAN-KETERAMPILAN MENGAJAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

2015 KOMPETENSI PED AGOGIK D AN KUALITAS MENGAJAR GURU SEKOLAH D ASAR D ITINJAU D ARI LATAR BELAKANG PEND ID IKAN GURU LULUSAN PGSD D AN NON-PGSD

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang tercantum pada UU RI No.14 tahun 2005 pasal 1,

PENDIDIKAN PROFESI GURU SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DAN KUALITAS PENDIDIKAN

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV ANALISIS KUALITAS SOFT SKILL MAHASISWA PRODI EKONOMI SYARI AH DALAM KESIAPANNYA MENGHADAPI DUNIA KERJA

SPESIFIKASI PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN SOSIOLOGI UNIVERSITAS UDAYANA

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan adalah dengan mengikuti pendidikan formal. Pendidikan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

PERKEMBANGAN, PARADIGMA, VISI DAN MISI SERTA TRILOGI PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING A. Perkembangan Bimbingan dan Konseling Bimbingan dan konseling

Manual Mutu Akademik Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

BAB I MANUAL MUTU AKADEMIK UNIVERSITAS ISLAM MALANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pada pasal 1 ayat 6 yang menyatakan bahwa guru pembimbing sebagai

Implementasi Pengelolaan dan Sistem Perkuliahan di IAIN SU untuk Menciptakan Mahasiswa yang Bertaqwa, Intelektual, dan Profesional

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan utama yang dihadapi bangsa Indonesia adalah minimnya nilainilai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhammad Elmy, 2013

PEMETAAN KOMPETENSI GURU BIMBINGAN KONSELING DI PROVINSI BENGKULU. Oleh: Rita Sinthia, Anni Suprapti dan Mona Ardina.

DESKRIPSI SWOT SETIAP KOMPONEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iding Tarsidi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. harus mempunyai nilai kompetensi (Mony, 2012:6). yang cukup panjang dan bukan hal yang kebetulan sesaat semata.

BAB I PENDAHULUAN. hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. akses kepada anak usia sekolah dengan diberikannya KIP.

BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah

KOMPETENSI GURU DAN PERANAN KEPALA SEKOLAH. Inom Nasution 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. ketakwaan, kecerdasan, dan keterampilan. Untuk dapat menghasilkan produk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya

MANUAL MUTU AKADEMIK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,..

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan hasil studi dan pengembangan model konseling aktualisasi diri

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan guru mencakup tiga kategori yang dikenal dengan Tiga. Kompetensi yaitu kemampuan profesional, personal, sosial (Arikunto,

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Oleh : Agus Basuki, M.Pd Dosen : BK/PPB/FIP UNY

KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

Prof. Suyanto, Ph.D. Direktur Jenderal

RENCANA STRATEGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eka Kartikawati,2013

SERTIFIKASI GURU; ANTARA HARAPAN, TANTANGAN DAN REALITA. Oleh: Cepi Triatna, M.Pd. *)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. nasional di Indonesia. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

Implementasi Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi di Fakultas Ekonomi Undiksha

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016 PERSEPSI SISWA SMA TERHADAP KETERAMPILAN MENJELASKAN MAHASISWA PPL DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI UPI SEMSETER GENAP TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

INSTRUMEN EVALUASI MUTU INTERNAL (EMI)LEMBAGA PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN (LPTK)

Refungsi Penjaminan Mutu di Satuan Penddikan. Oleh: Alif Noor Hidayati

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI PENGAWAS SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertfikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 45

BAB I PENDAHULUAN. juga semakin pesat seperti tiada henti. Dapat dilihat dari alat-alat teknologi yang

Transkripsi:

APA KOMPETENSI DOSEN SEBAGAI PENDIDIK? Sunaryo Kartadinata UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

APA KOMPETENSI DOSEN SEBAGAI PENDIDIK? Sunaryo Kartadinata 1 1. Standar Kompetensi Dosen yang diangkat dari pasal 28 ayat (3) tentang kompetensi guru sebagai agen pembelajaran dalam PP nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yang kemudian ditambah persyaratan penguasaan kemampuan untuk mengemban Tri Dharma Perguruan Tinggi, belum secara utuh mengatur konteks tugas serta ekspektasi kinerja dosen. Dalam konteks peningkatan mutu yang semakin gencar dituntut dari perguruan tinggi, tuntutan kemampuan terhadap dosen tidak cukup jika hanya meliputi kemampuan sebagai pendidik, dan kemampuan untuk melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sebagaimana yang telah diatur secara formal dalam ketentuan perundang-undangan. 2. Bertolak dari pelajaran tentang tuntutan kemampuan terhadap dosen program S-1 yang dipetik dari pengalaman dalam penyelenggaraan Program Hibah Kompetisi yang diluncurkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi sejak awal dekade 1990-an, secara lebih rinci tuntutan kemampuan terhadap dosen program akademik, dan untuk program studi tertentu dilanjutkan dengan Program Pendidikan Profesi, perlu dibangun standar kompetensi dosen yang mencakup kemampuan dalam (i) mengenal secara mendalam mahasiswa sebagai peserta didik (baca: Mahasiswa) yang hendak dilayani (ii) menguasai khasanah teoretik keilmuan yang diampu (iii) menyelenggarakan 1 Bahan kajian bagi Pembekalan Pedagogik bagi Dosen Muda di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia 1

pembelajaran yang mendidik di bidang keilmuan yang diampu, (iv) memelihara mutu kinerja program (S-1, S-2, S-3) menuju penumbuhan daya saing tingkat nasional dan internasional, (v) menyelia penyelenggaraan Program Pendidikan Profesi, bagi prodi yang menyelenggarakan pendidikan profesi, (vi) melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, dan (vii) mengembangkan profesionalitas sebagai pendidik secara berkelanjutan. 3. Selain dituntut penguasaan kemampuan sebagai pendidik, dosen juga dituntut untuk menguasai pendekatan, prosedur dan teknik Evaluasi Diri dalam rangka mengungkap akar permasalahan yang menjadi kendala serta kemampuan menyusun dan mengimplementasikan program perbaikan untuk meningkatkan mutu kinerja Program studi. Bagi penyelia pendidikan profesi dituntut menguasai pula pendekatan, prosedur dan teknik supervisi yang diperlukan, agar mahasiswa yang disupervisi dijamin menguasai kompetensi secara utuh, serta kemampuan mengembangkan profesionalitas sebagai pendidik secara berkelanjutan. Sedangkan kemampuan untuk melakukan penelitian dan pengembangan serta kemampuan untuk melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, baik secara perorangan maupun dalam konteks kelembagaan, juga merupakan tuntutan penguasan kemampuan yang bersifat baku bagi perguruan tinggi secara universal. 4. Terlepas hendak diklasifikasikan ke dalam gugus kompetensi mana (pedagogik, kepribadian, sosial, profesional) sosok utuh kompetensi dosen terwujudkan dalam hal-hal berikut. 2

1) Mengenal secara mendalam peserta didik yang hendak dilayani. Pengenalan secara mendalam peserta didik (penetrate below the superficial level of observable behavior) dilakukan dengan bertolak dari konsep pedagogik yang bersifat multireferensial, yang meliputi sudut pandang antropologi budaya, psikologi, sosiologi dan filsafat, dan sebagainya. Pemahaman tersebut menunjuk kepada keutuhan individu yang unik serta perspektif kemanusiaan sebagai mahluk sosial dan individu. Oleh karena itu, sosok peserta didik yang dikenali itu meliputi bukan saja kemampuan akademik yang selama ini dikenal sebagai Inteligensi yang lazim dinyatakan sebagai IQ, yang mengedepankan kemampuan berpikir analitik, melainkan juga seyogyanya melebar ke segenap spektrum kemampuan intelektual manusia sebagaimana dipaparkan dalam teori inteligensi multipel, motivasi dan keuletan dalam belajar dan bekerja, kreativitas dan kearifan, serta kepemimpinan yang dibingkai dengan kerangka pikir yang memperhadapkan karakteristik peserta didik yang telah bertumbuh dalam latar belakang keluarga dan lingkungan budaya tertentu dengan rujukan normatif dalam rangka memfasilitasi perkembangan peserta didik dari keadaannya sekarang ke arah yang dikehendaki. 2) Menguasai khasanah teoretik keilmuan yang diampu dan mengemas teori, prinsip, teknik dan prosedur sebagai materi pembelajaran. 3) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, dengan menggunakan khasanah teoretik, prosedur dan teknik dalam keilmuan yang diampu sebagai konteks. Kemampuan menyelenggarakan 3

pembelajaran yang mendidik itu terdiri atas (i) merancang program pembelajaran yang memfasilitasi penumbuhan karakter serta soft skills di samping pembentukan penguasaan hard skills, baik yang terbentuk sebagai dampak langsung dari tindakan pembelajaran (instructional effects) maupun sebagai dampak tidak langsung atau dampak pengiring (nurturant effects), (ii), mengimplementasikan program pembelajaran dengan kewaspadaan penuh (informed responsiveness) terhadap peluang untuk mengoptimalkan dampak instruksional dan dampak pengiring pembelajaran yang dibingkai dengan Wawasan Kependidikan, (iii) mengases proses dan hasil pembelajaran yang tercapai baik sebagai dampak langsung maupun dampak pengiring, dan (iv) memanfaatkan hasil asesmen terhadap proses dan hasil pembelajaran itu untuk melakukan perbaikan pengelolaan pembelajaran secara berkelanjutan. 4) Satu alternatif solusi yang perlu dikaji, agar setiap pengalaman belajar dan isi mata kuliah benarbenar berada dalam konteks pekerjaan yang ditekuni, misalnya profesi pendidik, maka dengan meminjam pemikiran Gardner (2006), di dalam mata kuliah dimaksud dikembangkan kemampuan yang terkait dengan kecerdasan: (a) keilmuan, (b) mensintesis, (c) berkreasi, (d) menghargai, dan (e) etik yang secara akumulatif akan membangun keutuhan kepribadian, jelasnya kepribadian peserta didik calon guru dengan segala perangkat hard skills dan soft skill-nya. 4

Gambar 1. Five Minds for the Future Dengan demikian Kurikulum Pendidikan Guru di dalam membentuk sosok utuh kompetensi guru benar-benar harus menyiapkan perangkat pengalaman belajar yang relevan dan terukur dengan kompetensi utuh, bukan semata-mata penyiapan mata kuliah/kelompok mata kuliah, yang dikembangkan melalui pendidikan akademik maupun profesi, baik dalam program pendidikan guru terintegrasi maupun konsekutif. Demikian pula secara konsisten akan harus diterapkan Competency-based Instruction yang bertumpu pada spesifikasi pengalaman belajar yang harus dialami para calon guru, tidak cukup hanya dengan penyediaan materi pembelajaran, yang dapat membangun secara serasi penguasaan Hard skills dan Soft skills oleh para calon guru. 5) Memelihara mutu Kinerja Program (S-1, S-2, S-3) yang dilakukan dengan pembentukan penguasan kemampuan untuk melakukan penilaian efisiensi internal dan efisiensi eksternal dalam penyelenggaraan program menuju pembentukan 5

daya saing lulusan di tingkat nasional dan internasional. Evaluasi Diri yang digunakan untuk mengidentifikasi Akar Permasalahan yang menjadi kendala dalam mewujudkan kinerja program yang bermutu, serta untuk merancang dan mengimplementasikan program perbaikan; 6) Menyelia penyelenggaraan Pendidikan Profesi berupa Program Pengalaman Lapangan yang diikuti oleh lulusan program akademik S-1; 7) Memecahkan permasalahan di lapangan yang merupakan arena pengabdian lulusan melalui penelitian dan pengembangan, menerapkan hasil penilaian, serta hasil penelitian dan pengembangan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat. 8) Mengembangkan profesionalitas secara berkelanjutan dengan mengedepankan kemaslahatan peserta didik. Dosen sebagai Pendidik perlu membiasakan diri menggunakan setiap peluang untuk belajar dalam rangka peningkatan profesionalitas. Upaya peningkatan diri itu dapat dilakukan sebagai bagian dari keseharian pelaksanaan tugasnya dengan merekam serta merefleksikan hasil serta dampak kinerjanya dalam mengelola pembelajaran (reflective practitioner), melalui alur pikir pebelajar orang dewasa yang mampu memetik pelajaran dari keseharian pelaksanaan tugasnya. Bandung, 29 Desember 2009 6