BAB III KASUS PENODAAN TERHADAP AGAMA DI INDONESIA. 1. Kasus Basuki Tjahja Purnama (Ahok) Tempat Tanggal Lahir : Belitung, 29 Juni 1966

dokumen-dokumen yang mirip
Mengapa Ahok Harus Masuk Jeruji Besi

Inilah kasus-kasus penistaan agama di Indonesia, 'subjektif' dan 'ada tekanan massa'

Menyoal Delik Penodaan Agama dalam Kasus Ahok. Husendro Hendino

PK Ahok dan Kasus Buni Yani

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

ANALISIS TINDAK PIDANA PENISTAAN AGAMA DAN SANKSI BAGI PELAKU PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Undang Dasar 1945 Pasal 29 Ayat (2) disebutkan, bahwa Negara menjamin

PEMIDANAAN TINDAK PIDANA PENODAAN AGAMA (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. cara berpikir masyarakat. Fenomena media online (new media) di Indonesia

OLEH : Dr. M. ADI TOEGARISMAN JAKSA AGUNG MUDA BIDANG INTELIJEN.

NOTA PEMBELAAN. BASUKI TJAHAJA PURNAMA TERHADAP TUNTUTAN PENUNTUT UMUM DALAM PERKARA PIDANA No. 1537/Pid.B/2016/PN.JKT.UTR

Jakarta, 6 Agustus Kepada Yang Terhormat:

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA, JAKSA AGUNG, DAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari berbagai uraian yang penulis tulis di atas, dapat ditarik. kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN. yang sering dilakukan adalah dengan kriminalisasi melalui instrumen hukum.

BAB l PENDAHULUAN. pembangunan bangsa. Pasal 29 ayat (1) dan (2) Undang-undang Dasar 1945

BAB III SANKSI HUKUM TERHADAP PELAKU PENODAAN AGAMA DALAM KETENTUAN HUKUM DI INDONESIA

Edisi Pelajaran Kearifan Dari Kasus Ahok

BAB I PENDAHULUAN. yang kerap digunakan dalam konteks politik di Indonesia. Aksi saling serang antar

P U T U S A N. Nomor : 620/PID/2013/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP HUKUMAN MATI BAGI PENGEDAR NARKOTIKA. dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009.

No. Aturan Bunyi Pasal Catatan 1. Pasal 156 KUHPidana

Aksi 212: Rizieq Shihab datang

I. PENDAHULUAN. budayanya. Meskipun memiliki banyak keberagaman bangsa Indonesia memiliki

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 52/PUU-XI/2013

TINJAUAN YURIDIS PEMBUKTIAN TURUT SERTA DALAM TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN (Studi Kasus Putusan No. 51/Pid.B/2009 /PN.PL) MOH. HARYONO / D

Vonis Ahok, kampanye anti-cina, dan trauma 98

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KETENTUAN-KETENTUAN HUKUM PIDANA YANG ADA KAITANNYA DENGAN MEDIA MASSA. I. Pembocoran Rahasia Negara. Pasal 112. II. Pembocoran Rahasia Hankam Negara

BAB I PENDAHULUAN. suatu perkara disandarkan pada intelektual, moral dan integritas hakim terhadap

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 135/PUU-VII/2009

2. Macam-Macam Norma. a. Norma Kesusilaan

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG PEMBINAAN KEGIATAN KEAGAMAAN DAN PENGAWASAN ALIRAN SESAT DI JAWA TIMUR

Jelas tidak layaklah. Ini tidak apple to apple, atau orang pesantren bilang, baina as-sama' wa qa'r al-bi'r (antara langit dan dasar sumur).

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian, Kedudukan, serta Tugas dan Wewenang Kejaksaan

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N NO. 144/PID.B/2014/PN.SBG

Hukum dan Pers. Oleh Ade Armando. Seminar Nasional Mengurai Delik Pers Dalam RUU KUHP Hotel Sofyan Betawi, Kamis, 24 Agustus 2006

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEMENJARAAN BAGI PELAKU TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA PUTUSAN NO.203/PID.SUS/2011/PN.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 29/PUU-XV/2017 Perintah Penahanan yang Termuat dalam Amar Putusan

I. PENDAHULUAN. terpuruknya sistem kesejahteraan material yang mengabaikan nilai-nilai

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. baik. Perilaku warga negara yang menyimpang dari tata hukum yang harus

tulisan, gambaran atau benda yang telah diketahui isinya melanggar kesusilaan muatan yang melanggar kesusilaan

Perihal : Replik Penggugat dalam Perkara Perdata Nomor 168/ Pdt. G/ 2013/ PN.Jkt.Pst [REPLIK ATAS EKSEPSI DAN JAWABAN PERTAMA TERGUGAT I]

: Replik Penggugat dalam Perkara Perdata Nomor 168/ Pdt. G/ 2013/ PN.Jkt.Pst [REPLIK ATAS EKSEPSI DAN JAWABAN PERTAMA TERGUGAT I]

Perihal : Replik Penggugat dalam Perkara Perdata Nomor 168/ Pdt. G/ 2013/ PN.Jkt.Pst [REPLIK ATAS EKSEPSI DAN JAWABAN PERTAMA TERGUGAT II]

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. oleh berbagai pihak. Penyebabnya beragam, mulai dari menulis di mailing list

I. PENDAHULUAN. masing-masing wilayah negara, contohnya di Indonesia. Indonesia memiliki Hukum

BAB I PENDAHULUAN. (rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat). Indonesia

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 15/PUU-X/2012 Tentang Penjatuhan Hukuman Mati

BAB I PENDAHULUAN. hal budaya maupun dalam sistem kepercayaan. Hal ini dibuktikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan


BAB I PENDAHULUAN. harmoni kehidupan umat beragama di Indonesia. 1. Syiah di Sampang pada tahun 2012 yang lalu.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 032 TAHUN 2016 TENTANG

PENGGUGAT dengan ini hendak mengajukan GUGATAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM terhadap:

UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN [LN 1983/49, TLN 3262]

BAB II LANDASAN TEORI. Adapun yang menjadi tujuan upaya diversi adalah : 6. a. untuk menghindari anak dari penahanan;

PENETAPAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1965 TENTANG PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN DAN/ATAU PENODAAN AGAMA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

: Replik Penggugat dalam Perkara Perdata Nomor 168/ Pdt. G/ 2013/ PN.Jkt.Pst [REPLIK ATAS EKSEPSI DAN JAWABAN PERTAMA TERGUGAT II]

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tindak pidana merupakan pengertian dasar dalam hukum pidana ( yuridis normatif ). Kejahatan

PENGADILAN TINGGI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Perbuatan yang oleh hukum pidana dilarang dan diancam dengan pidana

BAB IV. A. Bantuan Hukum Terhadap Tersangka Penyalahgunaan Narkotika. Dalam Proses Penyidikan Dihubungkan Dengan Undang-Undang

Moral Akhir Hidup Manusia

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 33/PUU-XIV/2016 Kewenangan Mengajukan Permintaan Peninjuan Kembali. Anna Boentaran,. selanjutnya disebut Pemohon

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP SURAT EDARAN KAPOLRI NOMOR:SE/06/X/2015 TENTANG PENANGANAN UJARAN KEBENCIAN (HATE SPEECH) DI MEDIA SOSIAL

PENGADILAN ANAK Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 Tanggal 3 Januari 1997 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. dengan aturan hukum yang berlaku, dengan demikian sudah seharusnya penegakan keadilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

AMNESTY INTERNATIONAL PERNYATAAN PUBLIK

BAB II PENGATURAN HAK RESTITUSI TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DI INDONESIA

BAB V PENUTUP. putusan hakim yang telah berkekuatan hukum tetap (inkracht van

NOMOR : M.HH-11.HM th.2011 NOMOR : PER-045/A/JA/12/2011 NOMOR : 1 Tahun 2011 NOMOR : KEPB-02/01-55/12/2011 NOMOR : 4 Tahun 2011 TENTANG

FKUB, Pilkada Dan Pengelolaan Isu SARA

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN DELIK PEMBUNUHAN TIDAK DISENGAJA OLEH ANAK DI BAWAH UMUR MENURUT HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM

Penerapan Tindak Pidana Ringan (Studi Putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor 456/Pid.B/2013/PN.Kis)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mendekati pemilihan Gubernur DKI Jakarta dalam PILKADA (Pemilihan

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA KORUPSI

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Tindak Pidana, Pelaku Tindak Pidana dan Tindak Pidana Pencurian

SURAT EDARAN Nomor: SE/ 06 / X /2015. tentang PENANGANAN UJARAN KEBENCIAN (HATE SPEECH)

II. TINJAUAN PUSTAKA. pidana. Dalam hal penulisan penelitian tentang penerapan pidana rehabilitasi

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan pengguna jalan raya berkeinginan untuk segera sampai. terlambat, saling serobot atau yang lain. 1

BAB I PENDAHULUAN. dilengkapi dengan kewenangan hukum untuk memberi pelayanan umum. bukti yang sempurna berkenaan dengan perbuatan hukum di bidang

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 132/PUU-XIII/2015 Ketentuan Pidana Bagi Penyedia Jasa dan Pemakai Pada Tindak Pidana Prostitusi

KEJAKSAAN NEGERI LABUHA SELAMAT DATANG PARA PESERTA PENYULUHAN HUKUM

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 12 TAHUN 2011 TENTANG LARANGAN KEGIATAN JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA DI JAWA BARAT

I. PENDAHULUAN. Hakim memiliki peranan penting dalam suatu proses persidangan yaitu. mengambil suatu keputusan hukum dalam suatu perkara dengan

- 1 - P U T U S A N NOMOR : 538 / PID/ 2015 / PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 416/Pid.Sus/2014/PN. BJ. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar 1945, sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 27 ayat (1) UUD 1945, yang

Transkripsi:

BAB III KASUS PENODAAN TERHADAP AGAMA DI INDONESIA A. Kasus Penodaan Terhadap Agama 1. Kasus Basuki Tjahja Purnama (Ahok) a. Identitas pelaku. Nama : Basuki Tjahja Purnama alias Ahok Tempat Tanggal Lahir : Belitung, 29 Juni 1966 Usia Pekerjaan : 50 tahun : Gubernur DKI Jakarta. b. Kronologi kasus Pada 26 september 2016 Ahok berpidato saat melakukan kunjungan kerja di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Ahok datang untuk meninjau program pemberdayaan budi daya ikan kerapu. Menurutnya, program itu akan tetap dilanjutkan meski dia nanti tak terpilih lagi menjadi gubernur di pilgub Februari 2017, sehingga warga tak harus memilihnya hanya semata-mata hanya ingin program itu terus dilanjutkan. Lalu Ahok menyinggung pelaksanaan pilkada DKI 2017 dan mengutip surat Almaidah ayat 51 dan mengatakan untuk jangan mau di bohongi, maka pada hari selanjutnya tersebar lah potongan video nya saat Ahok sedang berpidato tersebut dan menjadi viral di media social, MUI mengeluarkan pendapat dan sifat keagamaan bahwa ahok dikategorikan menghina Alqur an dan Ulama. Pada 4 November 2016 umat Islam menggelar aksi yang disebut dengan Aksi Bela Islam 411 ahok pun di jadikan tersangka atas penodaan terhadap agama. 38

39 c. Dakwaan atau Tuntutan Jaksa penuntut umum yang menangani kasusnya ini menjatuhkan tuntutan yang berdasarkan pada Pasal 156 dan 156a KUHP mengenai kasus penodaan agama walaupun Arswendo mengaku tidak segaja melakukan penodaan agama. d. Putusan Hakim Basuki Tjahaja Purnama di vonis oleh hakim berdasarkan pasal 156 a KUHP dengan putusan 2 Tahun penjara, putusan ini lebih berat dibandingkan dengan tuntutan jaksa yakni 1 tahun penjara dan 2 tahun masa percobaan. 2. Kasus Sarwendo a. Identitas pelaku. Nama Tempat Tanggal Lahir : Sawendo alias Arswendo Atmowiloto : Surakarta, Jawa Tengah, 26 November 1948 Usia Pekerjaan : 68 tahun : Penulis dan wartawan Indonesia yang aktif di berbagai majalah dan surat kabar seperti Hai dan Kompas. b. Kronologis Kasus 15 Oktober 1990, Tabloid Monitor pimpinan Arswendo Atmowiloto mengeluarkan hasil polling bertajuk Kagum 5 Juta. Menurut hasil jajak pendapat itu, yang paling dikagumi pembaca Monitor adalah

40 Soeharto di urutan teratas, disusul BJ Habibie, Soekarno, dan musisi Iwan Fals di tempat ke-4. Arswendo di peringkat 10, sedangkan Nabi Muhammad berada satu tingkat di bawahnya, yaitu nomor 11. Hasil poling yang tidak jelas ini membuat umat Islam di Indonesia marah. Arswendo dianggap melecehkan Islam. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) ketika itu, K.H. Hasan Basri, menyerukan kecaman bahwa: Angket yang dimuat Monitor telah menjurus ke hal SARA. Keyakinan adalah hal yang sangat hakiki, tidak boleh dibuat suatu gurauan!. Kyai sejuta umat, (almarhum) Zainuddin MZ, juga turut memberi opini bahwa: Adanya kasus Monitor tampaknya mengganggu kerukunan beragama yang selama ini terbina. Arswendo kemudian berlindung ke Kepolisian, dan memohon maaf secara terbuka. Ardwemndo memohon maaf terhadap ummat Islam. c. Dakwaan atau Tuntutan Jaksa penuntut umum yang menangani kasusnya ini menjatuhkan tuntutan yang berdasarkan pada Pasal 156 dan 156a KUHP mengenai kasus penodaan agama walaupun Arswendo mengaku tidak segaja melakukan penodaan agama. d. Putusan Hakim Dirunut dalam putusan hakim, hakim mengabulkan dakwaan dari jaksa terhadap kasus Arswendo menyatakan Arswendo bersalah melanggar Pasal 156a KUHP dan mejatuhkan vonis hukum penjara selama 5 tahun. 3. Kasus oleh Lia Eden

41 a. Identitas Pelaku Nama : Lia Aminuddin alias Lia Eden Tempat Tanggal Lahir : Surabaya, Jawa Timur, 21 Agustus 1947 Usia Pekerjaan : 70 tahun : Pemimpin kelompok kepercayaan bernama Kaum Eden. b. Kronologis Kasus Lia, mengaku bahwa ia mengalami peristiwa ajaib, pertama adalah sewaktu dia melihat sebuah bola bercahaya kuning berputar di udara dan lenyap sewaktu baru saja ada di atas kepalanya. Hal ini terjadi sewaktu dia sedang bersama dengan kakak mertuanya di serambi rumahnya di kawasan Senen, Jakarta Pusat pada 1974. Peristiwa ajaib kedua pada malam 27 Oktober 1995, pada masa itu, dia telah merasakan kehadiran pemimpin rohaninya, Habib al-huda yang kemudian mengaku dirinya sebagai Jibril pada waktu itu. Setelah itu Lia mengaku dia menerima bimbingan Malaikat Jibril secara terus menerus sejak 1997 hingga kini. Selama dalam proses pembimbingan itu, Lia mengatakan bahwa Malaikat Jibril menyucikan dan mendidiknya melalui ujian-ujian sehari-hari yang sangat berat, termasuk pengakuan-pengakuan kontroversial yang harus dinyatakannya kepada masyarakat atas perintah Jibril. Proses penyucian itu menurut Lia sangat berat dan tak pernah berhenti hingga kemudian

42 Tuhan memberinya nama Lia Eden sebagai pengganti namanya yang lama. Di dalam penyuciannya, Lia mengatakan bahwa Tuhan menyatakan Lia Eden sebagai pasangan Jibril sebagaimana ditulis di dalam kitab-kitab suci. Dan Lia mengatakan bahwa dialah yang dinyatakan Tuhan sebagai sosok surgawi-nya di dunia. Lia menganggap dirinya sebagai menyebarkan wahyu Tuhan dengan perantaraan Jibril. Lia juga menganggap dirinya memiliki kemampuan untuk meramalkan kiamat. Lia juga telah mengarang lagu, drama dan juga buku sebanyak 232 halaman berjudul, "Perkenankan Aku Menjelaskan Sebuah Takdir" yang ditulis dalam waktu 29 jam. Pada 1998, Lia menyebut dirinya Mesias yang muncul di dunia sebelum hari kiamat untuk membawa keamanan dan keadilan di dunia. Selain itu, Lia juga menyebut dirinya sebagai reinkarnasi Bunda Maria, ibu dari Yesus Kristus. Lia juga mengatakan bahwa anaknya, Ahmad Mukti, adalah reinkarnasi Isa. Pemahaman yang dibawa oleh Lia ini mendapat kurang lebih 100 penganut pada awal diajarkannya. Penganut agama ini terdiri dari para pakar budaya, golongan cendekiawan, artis musik, drama dan juga pelajar. Mereka disebut sebagai pengikut Salamullah. Pada bulan Desember 1997, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah melarang perkumpulan Salamullah ini karena ajarannya dianggap telah menyelewengkan kebenaran mengenai ajaran Islam. Kelompok ini lalu membalas balik dengan mengeluarkan "Undang-undang Jibril" (Gabriel's edict) yang mengutuk MUI karena menganggap MUI berlaku tidak adil dan telah menghakimi mereka dengan sewenang-wenang.

43 Kelompok Salamullah ini juga terkenal karena serangannya terhadap kepercayaan masyarakat Jawa, mengenai mitos Nyi Roro Kidul yang didewakan sebagai Ratu Laut Selatan. Pada tahun 2000, Salamullah ini diresmikan oleh pengikut-pengikutnya sebagai nama kelompok. Kelompok Salamullah mengakui bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi yang terakhir tetapi juga mempercayai bahwa pembawa kepercayaan yang lain seperti Buddha Gautama, Yesus Kristus, dan Kwan Im, dewi pembawa rahmat yang dipercaya orang Kong Hu Cu, akan muncul kembali di dunia sejak 2003, kelompok Salamullah ini memegang kepercayaan bahwa setiap agama adalah benar. c. Dakwaan/Tuntutan Lia Eden, dituntut dengan hukuman 2 tahun 6 bulan penjara. Lia terbukti bersalah melakukan penodaan agama Pasal 156a KUHP. d. Putusan Hakim Lia Eden, divonis dengan hukuman 2 tahun 6 bulan penjara. Lia terbukti bersalah melakukan penistaan dan penodaan agama. Putusan ini dibacakan oleh Ketua Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Sujbacran, di PN Jakpus, Jl Gadjah Mada. Vonis ini sesuai dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU). Lia dianggap menistakan agama setelah menyebarkan 4 risalah kepada berbagai institusi. 4. Kasus oleh Tajul Muluk a. Identitas Pelaku Nama : Ali Murtadha alias Tajul Muluk

44 Taun Kelahiran : 1971 Pekerjaan : Pemuka agama b. Kronologi Kasus Tajul Muluk beraliran Syiah asal Madura, Indonesia membuka pesantren Syiah yang diasuhnya sendiri bernama Misbahul Huda, di desa Nangkernang. Pada tahun 2006, seorang kyai dan beberapa pemimpin beraliran Sunni di Nangkernang mulai mengajukan keberatan atas keberadaan sekolah Syiah dan menyebutnya "aliran sesat". Pada bulan April 2007, ribuan orang berunjuk rasa menentang acara perayaan ulang tahun Muhammad di sekolah ini. Sejumlah ulama Sunni menuntut Tajul untuk menandatangani perjanjian bahwa ia tidak akan berdakwah, namun ditolaknya. 1 Januari 2012, Majelis Ulama Indonesia cabang Sampang mengeluarkan fatwa sesat terhadap ajaranajaran Tajul. c. Dakwaan/Tuntutan Tanggal 16 Maret, Tajul dikenakan tuduhan "penodaan agama" sesuai Pasal 156a KUHP dan "perbuatan tidak menyenangkan" sesuai Pasal 335 KUHP dengan ancaman lima tahun penjara. d. Putusan Hakim Pada kasus ini ketua Majelis hakim dalam menangani kasus penodaan agama dari Tajul Muluk menjatuhkan putusan berupa penjatuhan pidana penjara selama 2 tahun. B. Tabel Kasus Penodaan Terhadap Agama Tabel Kasus Penodaan Terhadap Agama

45 No Tahun Jumlah kasus 1 2010 46 2 2011 42 3 2012 38 4 2013 39 5 2014 33 6 2015 27 7 2016 25 Total: 250 kasus Tabel di atas menunjukan bahwa kejahatan penodaan agama pada tiap tahunnya terjadi dengan prosentase yang berbeda-beda menurut penulis hal ini terjadi dikarenakan beberapa faktor yaitu : Hukumnya, Penegak Hukumnya dan penetahuan masyarakat akan agama yang masih terbilang rendah. C. Hasil Wawancara 1. Pertanyaan : Menurut Bapak apakah yang menjadi titik tolak seseorang dianggap melakukan penodaaan terhadap agama? : Titik tolak seseorang dianggap melakukan penodaan terhadap agama ialah dimana seseorang melakukan penghinaan terhadap agama tertentu, misalnya dengan menyatakan perasaan atau melakukan perbuatan yang bersifat penghinaan terhadap agama tertentu. Karena pada umumnya bentuk penodaan agama tidak hanya melalui perkataan atau tulisan saja tetapi dapat pula dengan

46 melakukan perbuatan yang bersifat penghinaan terhadap agama tertentu misalnya seperti mengganggu penyelenggaraan ibadah atau kegiatan keagaamaan, melakukan perusakan terhadap tembat ibadah agama tertentu dan lain sebagainya 2. Pertanyaan : Menurut Bapak, apa yang dimaksud dengan penodaan agama menurut hukum? : Penodaan agama ialah penghinaan baik itu melalui perkataan, tulisan, maupun perbuatan terhadap agama tertentu. Menurut hukum penodaan agama ini diatur di dalam UU NO 1 /PNPS Tahun 1965 tentang pencegahan penyalahgunaan dan / atau penodaan agama dan diatur juga di dalam Pasal 156 dan 156a KUHP. Namun mengenai definisi dari penodaan agama itu sendiri tidak disebutkan secara eksplisit dalam UU. 3. Pertanyaan : Menurut Bapak, apakah yang hendak dilindungi oleh undang-undang dengan diaturnya delik penodaan agama? : Tujuan adanya delik penodaaan agama itu kan salah satunya untuk menciptakan kerukunan antar umat beragama, supaya adanya toleransi antar umat beragama juga. Dari Pasal 156 disebutkan barang siapaa dimuka umum menyatakan perasaan, permusuhan, kebencian atau penghinaan terhadap suatu atau beberapa golongan rakyat Indonesia. Pasal tersebut bertujuan mencegah adanya

47 gejolak sosial yang berbau SARA, termasuk didalmnya mengenai agama. Karena seperti kita ketahui negara Indonesia ini merupakan negara yang plural atau heterogen, yang terdiri dari keanekaragaman suku, bahasa, adat, dan agama. Salah satu bentuk keanekaragamannya itu ialah keanekaragaman agama yang dianut oleh bangsa Indonesia. Selain itu dalam UU PNPS juga disebutkan salah satu tujuan adanya UU ini adalah agar ketentraman beragama dapat dinikmati oleh segenap rakyat Indonesia, dan untuk melindungi ketentraman beragama tersebut dari penodaan/penghnaan. Jadi dapat dikatakan diaturnya delik penodaan agama tersebut untuk melindungi ketentraman beragama oleh segenap rakyat Indonesia supaya tidak menimbulkan konflik yang akan mempengaruhi stabiitas lingkungan sosial masyarakat. 4. Pertanyaan : Menurut Bapak, apa saja unsur-unsur yang harus dipenuhi untuk dapat menyatakan seseorang sebagai pelaku penodaan agama? : Unsur yang pertama yakni adanya perbuatan tindak pidana tersebut lalu adanya yang merasa dirugikan akan kejadian penistaan agama yang telah terjadi lalu ada yang melakukan pelaporan atas perbuatan tersebut, maka penyidik/penyilidik menemukan apakah terdapat suatu keadaan yang mens rea nya tersebut memenuhi, jika

48 terpenuhi maka pelaku tersebut dapat dikatakan telah melakukan tindak pidana. 5. Pertanyaan : Menurut Bapak, apa faktor yang menyebab seseorang melakukan tindak pidana penodaan agama? : Faktor yang menyebabkan seseorang melakukan tindak pidana penodaan agama - Adanya perasaan/ kebencian dari orang atau sekelompok agama tertentu terhadap agama lainnya yang dapat melakukan perbuatan yang bersifat melecehkan atau menodai agama tersebut sehingga timbulah konflik antar umat beragama. - Adanya kepentingan politik - Rendahnya pemahaman agama 6. Pertanyaan : Menurut Bapak penjatuhan hukuman pidana seperti apakah yang pantas dijatuhi kepada pelaku penodaan agama? : Sanksi pidana dalam KUHP pada umumnya memakai 2 pilihan misalnya pidana penjara atau denda. Mengenai penodaan agama sanksi yang dikenakan adalah sanksi penjara sebagai bagian dari sanksi pidana yang tujuannya untuk membuat pelaku penodaan agama tersebut menderita. Sanksi penodaan agama ini diatur di dalam UU PNPS NO 1 Tahun 1965 dan diatur dalam Pasal 156a yang

49 menyebutkan dipidana dengan pidana penjara selama lamanya lima tahun. 7. Pertanyaan : Menurut Bapak, apakah ada kasus penodaan terhadap agama yang dapat dijadikan yurisprdensi oleh hakim yang lainnya? : Kasus-kasus yang dapat dijadikan yuriprudensi oleh hakim misalnya kasus arswendo pada tahun 1990 yang dianggap telah melakukan penistaan agama, lalu ada kasus Lia Eden dimana ia membuat pernyatan pernyataan yang bertentangan dengan agama islam. Kasusnya Ahmad Moshaddeq, dan lain sebagainya 8. Pertanyaan : Menurut Bapak, bagaimana sikap penegak hukum terhadap prilaku penodaan agama? : Sikap penegak hukum terhadap pelaku penodaan agama itu harusnya ditindak dengan tegas karena dapat memecah belah kerukunan umat beragama di Indonesia. Hakim sendiri dalam mnerapkan Pasal 156a KUHP kepada pelaku penodaan agama harus sangat berhati-hati apabila ingin menerapkan pasal ini. Hakim harus mempunyai pengetahuan khusus tentang ajaran suatu agama. Dengan begitu hakim dalam menyelesaikan perkara penodaan agama dapat mampu menciptakan keadilan bagi masyarakat.

50 9. Pertanyaan : Menurut Bapak, apakah ada upaya pemerintah dalam melakukan pencegahan tindak pidana terhadap agama? : Upaya pemerintah dalam melakukan pencegahan tindak pidana penodaan agama salah satunya adalah dibuatnya UU NO 1 PNPS Tahun 1965 tentang pencegahan penyalahgunaan dan / atau penodaan agama dimana tujuan dibuatnyauu tersebut ialah untuk mencegah agar jangan sampai terjadi penghinaan atau penodaan terhadap agama tertentu dan untuk melindungi ketentraman beragama bagi seluruh rakyat Indonesia. Selain itu pemerintah juga membentuk lembaga-lembaga keagamaan yang berfungsi untuk mengatur kehidupan masyarakat atau tingkah laku dalam kaitannya dengan kehidupan beragama. Seperti diketahui di Indonesia setiap agama memiliki lembaga keagamaannya masing masing misalnya Majelis Ulama Indonesia (MUI), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Perwakilan Umat Budha Indonesia (Walubi), Persekutuan Gereja Gereja Indonesia (PGI) dan lain sebagainya. 10. Pertanyaan : Bapak, seperti apakah upaya dari pemerintah dalam menyikapi kasus penodaan terhadap agama? : Upaya pemerintah dalam menyikapi kasus penodaaan agama harus tegas. Dimana pemerintah juga harus bekerjasama dengan lembaga keagamaan yang

51 bersangkutan dalam menindak kasus penodaan agama. Pemerintah juga harus melakukan usaha pencegahan terhadap potensi yang mungkin timbul dari tindak pidana penodaan agama dan pemerintah harus bertugas secara profesional dengan tidak memihak pada salah satu agama tertentu.