BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L.

TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN EKSPRESIF DALAM DIALOG FILM ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI KARYA DEDDY MIZWAR

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

BAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hubungan-hubungan antara bahasa dan konteksnya yang tergramatikalisasi atau

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS)

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, komunikasi adalah jalan yang efektif dan

I. PENDAHULUAN. Suatu kenyataan bahwa manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah arsip sosial yang menangkap jiwa zaman (zeitgeist) saat itu.

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kepentingan untuk menjalin hubungan interaksi sosial.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bahasa merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam tuturannya (Chaer dan Leoni. 1995:65).

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. Media massa tidak hanya memberikan informasi kepada pembaca, gagasan, baik pada redaksi maupun masyarakat umum. Penyampaian gagasan

BAB I PENDAHULUAN. Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Salah satu ciri penelitian kualitatif itu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini membahas strategi komunikasi guru BK (konselor) dalam

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

BAB I PENDAHULUAN. (6) definisi operasional. Masing-masing dipaparkan sebagai berikut.

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan penelitian ini,

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

Tindak tutur ilokusi novel Surga Yang Tidak Dirindukan karya Asma Nadia (kajian pragmatik)

Pelaksanaan Tindak Ujaran. Dwiyanti Nandang ( ) Meita Winda Lestari ( ) Pamela Yunita Sari ( ) Riza Indah Rosnita ( )

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam

BAB I PENDAHULUAN. identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

TUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS

ARTIKEL. Oleh Rini Saroza Nim Medann 16 Februarr20l6 Menyetujui: Dosen Pembimbing Skripsi

TINDAK TUTUR DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PADA TAMAN KANAK-KANAK DHARMA WANITA KELURAHAN WAPUNTO KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA (KAJIAN PRAGMATIK)

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA BAK TRUK SEBAGAI ALTERNATIF MATERI AJAR PRAGMATIK

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Objek dalam sebuah kalimat adalah tuturan. Suatu tuturan dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

BAB I PENDAHULUAN. terbantu oleh situasi tutur. Searle (dalam Wijana dan Rohmadi, 2009: 20)

TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM NOVEL TANAH TABU KARYA ANINDITA S. THAYF

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu

BAB II KAJIAN TEORI. keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah teori pragmatik, aspek-aspek situasi

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB 5. KESIMPULAN dan SARAN. pemakaiannya. Bahasa juga kerap dijadikan media dalam mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

BAB 1 PENDAHULUAN. Prinsip kerja..., Ratih Suryani, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan film di Indonesia akhir-akhir ini membuat sikap

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pendapat Austin (1962) yang kemudian dikembangkan oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang tindak tutur belum begitu banyak dilakukan oleh mahasiswa di

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM DIALOG NASKAH DRAMA NYARIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa penelitian yang relevan yang telah dimuat dalam bentuk skripsi, ditunjukkan

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL LELAKI YANG MENGGENGGAM AYAT-AYAT TUHAN KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY E JURNAL ILMIAH

II. KAJIAN PUSTAKA. tujuan mereka, dan jenis-jenis tindakan yang mereka ajukan ketika bertutur.

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam penulisan proposal skripsi ini peneliti mengumpulkan data-data dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur merupakan tind yang dilakukan oleh penutur terhadap

ANALISIS TINDAK TUTUR MARIO TEGUH DALAM ACARA GOLDEN WAYS DI METRO TV (KAJIAN PRAGMATIK) Oleh : NOVALINA SIAGIAN NIM ABSTRAK

TINDAK TUTUR REMAJA KOMPLEK PERUMAHAN UNAND. Sucy Kurnia Wati

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE. Naskah Publikasi

Transkripsi:

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Tindak Tutur Ilokusi Austin membagi tuturan berdasarkan jenisnya menjadi tiga jenis, yaitu tuturan lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Maka Searle mengembangkan berdasarkan kategorinya menjadi lima. Ia membagi tindak tutur ilokusi mejadi lima kategori yaitu: 1. Asertif : melibatkan si penutur dalam pokok pembicaraan dinilai menggunakan asas benar atau salah. Tuturan yang termasuk adalah menyatakan menuntut, mengakui, melaporkan, menunjukkan, menyebutkan, berspekulasi, dan sebagainya. 2. Direktif : usaha si penutur meminta si pendengar melakukan sesuatu. Tuturan yang termasuk adalah mengajak, menyuruh, menasihari, menyarankan, melarang, mendesak, meminta, memohon, menentang, dan sebagainya. 3. Ekspresif : mengekspresikan kondisi psikologis tertentu ke dalam kebenaran sesuatu hal dalm ide yang dikemukakan. Tuturan yang termasuk, memuji, mengucapkan terima kasih, mengeluh, menyalahkan, mengucapkan selamat, menyatakan rasa takut, dan sebagainya. 4. Komisif : melibatkan si penutur ke dalam tindakan yang akan dilakukan. Pada masa yang akan datang. Tuturan yang termasuk, berjanji, bersumpah, mengancam, dan menyatakan kesanggupan.

5. Deklaratif : mengungkapkan adanya kesesuaian antara isi proposisi dan realitas. Tuturan yang termasuk yaitu, mengesahkan, memutuskan, membatalkan, melarang, mengizinkan, mengabulkan, dan sebagainya. 2.1.3 Dialog Dialog adalah percakapan antara 2 orang atau lebih, atau dialog dapat diartikan juga sebagai komunikasi yang mendalam yang mempunyai tingkat dan kualitas yang tinggi yang mencangkup kemampuan untuk mendengarkan dan juga saling berbagi pandangan satu sama lain. 2.1.3 Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk Dalam KBBI (2008:414), film adalah selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan dibuat potret) atau untuk tempat gambar positif (yang akan dimainkan di bioskop). Lalu film juga disebutkan sebagai lakon (cerita). Film juga sering disebut dengan sinema. Dalam KBBI (2008:1458) sinema adalah gambar hidup. Film juga diartikan sebagai suatu (cabang) seni yang menggunakan audio visual sebagai medianya. Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk adalah drama romantis Indonesia dirilis pada tanggal 19 Desember 2013 yang disutradarai oleh Sunil Soraya dan diproduseri oleh Ram Soraya. Film ini diadaptasi dari novel yang berjudul sama karangan Buya Hamka menggunakan bahasa Indonesia, Minang, Makassar, Melayu, dan Jawa yang dapat menjadi sebuah pengobat rindu bagi penggemar karya Buya Hamka tersebut. Dengan setting tahun 1930-an,. Film ini dibintangi oleh Pevita Pearce (Hayati), Herjunot Ali (Zainuddin), Reza Rahadian (Aziz), Randy Danista (Muluk), Jajang C.Noer (Mande Jamilah), Arzetty Bilbina (Ibu Muluk), Gesya Sandy (Khadijah), Niniek L.Karim (Mak Base), Kevin Andrean (Sophian). Tidak begitu berbeda jauh dengan kisah asli dalam novelnya, Film yang diproduksi oleh Soraya Intercine Films itu dinilai

cukup mampu mewujudkan imajinasi pembaca novel, dalam bentuk nyata. Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk berdurasi 165 menit atau sekitar 2 jam lebih 45 menit. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Pragmatik Tarigan (1990:32) Pragmatik sangat berkaitan dengan tindak ujar atau speech act. Pragmatik juga menelaah ucapan-ucapan khusus dalam situasi-situasi khusus dan terutama memusatkan perhatian pada aneka ragam cara yang merupakan wadah aneka konteks sosial performansi bahasa dapat mempengaruhi tafsiran atau interpretasi. Morris (dalam Tarigan, 1990: 33) mengemukakan bahwa Pragmatik adalah telaah mengenai hubungan tanda-tanda dengan penafsir atau interpretator. Teori pragmatik menjelaskan alasan atau pemikiran para pembicara dan para penyimak, menjelaskan alasan atau pemikiran para pembicara dan para penyimak dalam menyusun korelasi dalam suatu konteks sebuah tanda kalimat dengan suatu proposisi. Leech (1982:1) Pragmatik berfokus pada konteks yang terdapat dalam arti suatu tuturan. Sifat dasar dari bahasa tidak akan sepenuhnya dapat dimengerti kecuali dengan memahami pragmatiknya: bagaimana bahasa digunakan dengan berkomunikasi. Dengan kata lain dasar dari bahasa adalah konteks yang terdapat dalam bahasa itu sendiri. 2.2.2 Aspek Situasi Tutur Pragmatik adalah ilmu yang memerlukan konteks atau situasi, karena tanpa adanya situasi maka kita tidak dapat menafsirkan maksud dari tuturan yang diujarkan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam hal ini Leech (dalam edisi terjemahan M.D.D. Oka, 1993:19-20) membedakan fenomena ilmu pragmatik dengan ilmu lainnya, yaitu menggunakan salah satu dari beberapa aspek situasi ujar berikut ini.

a) Adanya penyapa (penutur) dan pesapa (mitra tutur). Percakapan dilakukan oleh penutur dan mitra tutur yang berkomunikasi satu sama lain. Penutur mengujarkan tuturannya kepada mitra tutur, kemudian tuturan atau isi pesan yang terdapat dalam tuturan itu ditangkap oleh mitra tutur. Maka mitra tutur harus mampu menafsirkan maksud dari tuturan yang diujarkan oleh penutur. b) Konteks tuturan. Konteks merupakan aspek yang bergayut dengan lingkungan fisik dan sosial sebuah tuturan. Konteks juga merupakan suatu pengetahuan latar belakang yang sama, yang dimiliki oleh penutur dan mitra tutur, dan membantu mitra tutur menafsirkan makna tuturan. c) Tujuan sebuah tuturan. Sebuah tuturan memiliki tujuan tertentu untuk mendapatkan kesepakatan antara penutur dan mitra tutur. Hal tersebut tentu saja memerlukan latar belakang atau pengetahuan yang sama, yang dimiliki antara si penutur dan mitra tutur dengan menggunakan kerja sama antara penutur dengan mitra tutur untuk mencapai kesepakatan bersama. Tujuannya sendiri dapat berarti sebuah maksud, karena dalam ilmu pragmatik satu tuturan berarti mempunyai berbagai maksud, dan satu maksud dapat diujarkan melalui berbagai tuturan. d) Tuturan sebagai bentuk tindakan atau kegiatan tindak ujar. Tuturan sebagai bentuk tindakan atau kegiatan yang berkaitan dengan maksud ilokusi, yaitu saying something doing something. Dalam hal ini sebuah tuturan yang diujarkan oleh penutur menimbulkan suatu tindakan dari mitra tutur atau pendengar. Seperti dikatakan oleh Leech (dalam edisi terjemahan M. D. D. Oka, 1993:20) bahwa pragmatik berurusan dengan tindak-tindak atau performasi-performasi verbal yang terjadi dalam situasi dan waktu tertentu.

e) Tuturan sebagai produk tindak verbal. Produk tindak verbal sama halnya seperti tindakan atau kegiatan tindak ujar. Maka tuturan pun dapat digunakan dalam pengertian lain, yaitu sebagai produk suatu tindak verbal. 2.2.3 Tindak Tutur Salah satu pendekatan pragmatik adalah tindak tutur. Teori tindak tutur dikemukakan oleh Jhon L. Austin pada tahun 1965 sebagai materi perkuliahan yang kemudian di bukukan pada tahun yang sama dengan judul How to do things with words, kemudian teori ini berkembang dan terkenal pada tahun 1969 setelah Saerle mengembangakan teori tersebut. Austin (Nadar, 2009:11) menyatakan bahwa pada dasarnya saat seseorang mengatakan sesuatu maka ia juga melakukan sesuatu. Misalnya pada saat seseorang seseorang mengatakan saya harus pergi sekarang maka orang tersebut tidak hanya mengucapkan tetapi juga harus benar-benar pergi dari tempat ia mengucapkan perkataan tersebut. Saerle (dalam Nadar, 2009:12) menyatakan bahwa unsur yang paling paling kecil pada suatu proses komunikasi adalah tindak tutur seperti menyatakan, membuat penyataan, member perintah, menguraikan, menjelaskan, minta maaf, berterima kasih, mengucapkan selamat dan lain-lain. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tindak tutur merupakan suatu kegiatan yang diungkapkan melalui sebuah tuturan dengan makna yang tersirat untuk menjelaskan maksud dari penutur kepada mitra tuturnya. Menururt Chaer (2004:50) tindak tutur merupakan gejala individuall, bersifat psikologis dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur dalam menghadapi situasi tertentu. Dalam tindak tutur lebih dilihat pada makna atau arti tindakan dalam tuturannya.

Austin (dalam Leech, 1982:199) membagi tindak tutur menjadi tiga macam tindakan yaitu lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Berikut ini adalah penjelasan dari ketiga macam tindak tutur di atas. a. Tindak tutur lokusi adalah tuturan yang disampaikan oleh penutur sesuai dengan keadaan situasi yang sesungguhnya tanpa ada indikasi untuk mencapai tujuan lain dari tuturannya tersebut. Tuturan diungkapkan sesuai dengan makna sintaksis tanpa bermaksud menyatakan pernyataan lain di dalamnya. Ketika penutur menuturkan besok adalah ulang tahunku artinya penutur benar-benar-benar menyatakan bahwa besok adalah ulang tahunnya tanpa ada indikasi untuk mengajak mitra tutur merayakan ulang tahunnya, ataupun maksud dan tujuan lainnya. b. Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu dan digunakan untuk melakukan suatu tindakan (Rohmadi, 2004:31) tuturan yang terdapat dalam tindak tutur ilokusi mengandung maksud dan fungsi tertentu. Tindak tutur ilokusi berkaitan dengan siapa yang bertutur kepada siapa, kapan dan dimana terjadinya, dan apa maksud dari tuturan tersebut. Ketika penutur berkunjung kerumah mitra tutur dan ia berkata saya sedang lapar artinya si penutur memiliki maksud tertentu yaitu meminta sesuatu yang dapat dimakan dan menisci kekosongan perutnya kepada mitra tutur. c. Tindak tutur perlokusi adalah ketika tuturan yang diucapkan penutur memberikan efek atau daya pengaruh terhadap perasaan, pikiran, maupun perilaku mitra tuturnya (Austin, 1962:114).Tindak tutur yang tujuannya untuk mempengaruhi atau efek yang di timbulkan dari penutur secara sengaja ataupun tidak sengaja kepada mitra tuturnya itulah yang disebut dengan tindak tutur perlokusi. Contoh pada bagian sebelumnya yaitu pada tuturan

saya sedang lapar ketika mitra tutur telah diberitahu bahwa penutur sedang lapar, maka mitra tutur akan secara refleks menyiapkan atau memberikan makan kepada si penutur. Efek tuturan yang terjadi yaitu berupa menyiapkan atau memberikan makanan untuk mengisi perut si penutur supaya tidak kosong lagi dan merasa kenyang itulah yang disebut dengan tindak tutur perlokusi. Saerle (dalam Tarigan, 1990: 46) membagi tindak tutur ilokusi ke dalam lima jenis, yaitu tindak tutur asertif atau representatif, direktif, komisif, dan deklarasi. Berikut merupakan penjelasan mengenai kelima jenis tindak tutur tersebut. a. Tindak tutur deklaratif merupakan tindak tutur yang dimaksudkan oleh penutur untuk menciptakan hal, status, atau keadaan yang baru kepada mitra tuturnya melalui hal yang ia tuturkan. Dalam tindak tutur deklaratif hanya pihak yang memiliki kewenangan, misalnya pendeta yang oleh mendeklarasikan suatu perubahan atas suatu hal di dalam masyarakat. Tuturan yang termasuk ke dalam jenis tuturan deklaratif adalah tuturan dengan maksud memaafkan, mengampuni, menghukum, menamai, membatalkan, melarang, mengizinkan, memecat, mengucilkan, mengangkat, memcat, melarang, mengizinkan, mengucilkan, menunjuk, menemani, memutuskan, dan mengesahkan. Contoh tindak tutur deklaratif: Penghulu berkata Sekarang kalian telah sah menjadi seorang suami dan istri Tuturan yang diucapkan oleh penghulu sekarang kalian telah sah... mengubah status seorang wanita menjadi seorang istri atau seorang pria menjadi seorang suami. Adanya perubahan status dan keadaan ini merupakan ciri khas dari tindak tutur ilokusi dalam bentuk deklaratif.

b. Asertif adalah tindak tutur asertif untuk melibatkan si penutur ke dalam suatu pokok pembicaraan. Semua yang terlibat dalam tindak tutur asertif dapat dinilai pada penilaian yang menggunakan asas benar dan salah. Oleh sebab itu, cara yang sederhana untuk mengenali tindak tutur asertif ini adalah dengan pertanyaan apakah anda dapat secara harafiah menggolongkannya sebagai sesuatu yang benar atau salah. Inti atau maksud dari definisi Searle tersebut adalah tuturan asertif merupakan tuturan yang diyakini benar oleh penutur, dapat dipertanggung jawabkan sesuai fakta dan kenyataannya. Tuturan yang termasuk ke dalam jenis tuturan asertif adalah tuturan dengan maksud menyatakan, menuntut, mengakui, melaporkan, menunjukkan, menyebutkan, berspekulasi, mennyimpulkan, menggambarkan, dan memberikan kesaksian. Contoh tindak tutur asertif: Tania : Indah tidak hadir hari ini buk, dia sedang sakit. Guru : jika tidak ada izin maka ia tetap absen. Tania : orang tua indah sudah menitipkan surat izin kepada saya buk, dan saya sudah meletakkannya di atas meja ibu. Tuturan tersebut berisi informasi yang penuturnya terikat dapat bertanggungjawab atas kebenaran tuturannya tersebut. Tania mengkonfirmasi kepada gurunya bahwa rekannya (Indah) sedang sakit, namun gurunya tetap membuat Indah absen jika tidak ada izin kepadanya. Kemudian Tania menjelaskan bahwa orang tua indah sudah menitipkan surat izin dan surat itu di letakkan di atas meja guru. Hal ini membuat guru tidak dapat mengelak karena ia dapat membuktikan tuturan yang diucapkan kepada gurunya. Keadaan di atas merupakan ciri khas dari tindak tutur ilokusi dalam bentuk asertif.

c. Direktif adalah tindak tutur sebagai usaha si penutur untuk meminta mitra tutur melakukan sesuatu. Hal tersebut dapat berupa usaha seperti ajakan atau saran untuk melakukan sesuatu hal, bahkan usaha yang lebih keras misalnya bersikeras agar orang lain melakukan apa yang anda mau. Tuturan yang termasuk ke dalam jenis tindak tutur ini antara lain mengajak, menyuruh, menasihati, menyarankan, melarang, mendesak, meminta, memohon, memerintah, menentang, dan sebagainya. Dokter : silahkan tunggu di luar ruangan buk, kami akan menanganinya. Ibu : tapi dia anak saya dok, saya ingin melihatnya. Dokter : percayakan semuanya kepada kami bu, kami akan melakukan semaksimal mungkin untuk menyelamatkan anak ibu. Dokter yang sedang melakukan pertolongan pertama terhadap seorang anak meminta ibunya untuk menunggu diluar agar mereka dapat bekerja semaksimal mungkin. Tindak tutur dokter tersebut akan berhasil jika ibu dari anak tersebut bersedia untuk menunggu anaknya di luar ruangan. Tuturan di atas merupakan tindak tutur ilokusi yang termasuk dalam bentuk direktif sebab penutur meminta lawan tutur untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan apa yang dikatakan oleh penutur. d. Ekspresif/Evaluatif mengekspresikan kondisi psikologis tertentu ke dalam kebenaran mengenai keadaan suatu hal yang disebutkan dalam ide yang dikemukakan. Tuturan yang termasuk ke dalam jenis tuturan ekspresif ini antara lain tuturan memuji, mengucapkan terima kasih, mengeritik, mengeluh, menyalahkan, kesal, mengucapkan selamat, menyatakan rasa takut, marah, terkejut atau kaget dan menyanjung. Contoh tindak tutur ekspresif: (1) saya minta maaf

(2) selamat atas pernikahanmu Tuturan (1) mengindikasikan rasa penyesalan penutur yang dapat disebabkan karena telah berbuat suatu kesalahan. Ketika penutur menuturkan saya minta maaf maka ia juga sedang melakukan tindakan meminta maaf kepata mitra tuturnya. Tuturan (2) merupakan ungkapan memberi selamat dari penutur terhadap mitra tutur yang baru saja menikah.ketika penutur mengatakan selamat, ia sekaligus melakukan tindakan memberikan selamat dan turut berbahagia. Kedua tuturan di atas termasuk kedalam tindak tutur ilokusi dalam bentuk ekspresif karena sama-sama menyatakan keadaan psikologis yang sedang dirasakan oleh penutur. e. Komisif adalah tindak ilokusioner untuk melibatkan si penutur ke dalam suatu tindakan yang akan dilakukan, pada masa yang akan datang. Ide yang ingin dikemukakan adalah bahwa si penutur akan melakukan suatu tindakan. Tuturan yang termasuk ke dalam jenis tuturan ini antara lain tuturan berjanji, bersumpah, mengancam, dan menyatakan kesanggupan. Contoh tindak tutur Komisif: Dosen : baiklah, saya akan menemuimu di kampus pada hari senin pukul 09.00 untuk mendiskusikan skripsi kamu. Mahasiswa : baik buk, terima kasih. Dosen menjanjikan bahwa ia akan mendiskusikan skripsi mahasiswanya pada hari senin pukul 09.00. tuturan ini diucapkan penutur dan akan dilakukan olehnya namun sebenarnya tujuan dari tuturan ini adalah untuk kepentingan mitra tutur bukan untuk kepentingan si penutur. Tuturan di atas merupakan tindak tutur ilokusi dalam bentuk komisif karena mengikat penutur akan tuturannya.

2.3 Tinjauan Pustaka Berdasarkan tinjauan pustaka yang dilakukan, maka ada sejumlah sumber yang relevan untuk ditinjau dalam penelitian ini, adapun sumber tersebut adalah sebagai berikut. Ginting (2009) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Tindak Tutur dalam Dialog Film Perempuan Punya Cerita,, menyatakan bahwa dari hasil analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa tindak lokusi, tindak ilokusi, dan tindak perlokusi banyak terdapat dalam dialog film Perempuan Punya Cerita. Tindak lokusi adalah bentuk tindak tutur yang paling banyak ditemukan dalam dialog tersebut. Selanjutnya, bentuk tindak tutur yang lebih sedikit ditemukan dalam dialog film tersebut adalah tindak ilokusi dan perlokusi. Tarigan (2012) dalam skripsinya yang berjudul Tindak Tutur Direktif dan Ekspresif dalam Dialog Film Alangkah Lucunya Negeri Ini,, menyatakan bahwa dari hasil analisis yang dilakukan teori pragmatis untuk menganalisa direktif dan pidato ekspresif tindakan dialog film dialog ini. Sumber data direkam untuk dialog film yang analisis dan data adalah teks lisan yang diucapkan oleh Deddy Mizwar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk menganalisis data. Simbolon (2013) dalam skripsinya yang berjudul Tindak Tutur dalam Komik Detektif Conan, Skripsi yang berjudul Tindak Tutur dalam Komik Detektif Conan ini merupakan hasil penerapan pendekatan ilmu pragmatik untuk menganalisis jenis tindak tutur dan kategori tindak ilokusi dalam dialog (percakapan) komik Detektif Conan. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik simak dan teknik catat. Pada pengkajian data penelitian ini digunakan metode kualitatif deskriptif. Dalam penelitian ini teori yang digunakan teori Austin tentang jenis tindak tutur dan Searle tentang kategori tindak ilokusi.

Gultom (2011) dalam skripsinya yang berjudul Tindak Tutur Ilokusi dalam Novel Tanah Tabu karya Anindita S. Thayf, Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode simak bebas libat cakap (SBLC) yang dilanjutkan dengan pencatatan dan klasifikasi serta metode padan dan teknik pilah unsur penentu (PUP) dengan daya pilah pembeda reaksi dipilih dalam menganalisis data dengan menggunakan teks percakapan yang terdapat dalam novel Tanah Tabu. Data dianalisis dengan menggunakan teori pragmatik yang dikemukakan oleh J.R. Searle. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindak tutur percakapan dalam novel Tanah Tabu terdapat empat jenis tindak tutur ilokusi, yaitu (1) tindak tutur ilokusi representatif, (2) tindak tutur ilokusi komisif, (3) tindak tutur ilokusi direktif, (4) tindak tutur ilokusi ekspresif. Simamora, Merlin Y (2012) dalam skripsinya yang berjudul Tindak Tutur Asertif dan Direktif dalam Novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari, menerapkan ilmu pragmatik yang menganalisis tindak tutur asertif dan direktif dalam novel Perahu Kertas. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode simak dengan teknik simak bebas libat cakap dan teknik catat. Metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Data dianalisis dengan menerapkan teori pragmatik seperti yang dikemukakan oleh J.R. Searle tentang bentuk-bentuk tindak tutur ilokusi yang memfokuskan pada tindak tutur asertif dan direktif. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi dan mendeskripsikan bentuk tindak tutur asertif dalam novel Perahu Kertas (2) mengidentifikasi dan mendeskripsikan bentuk tindak tutur direktif dalam novel Perahu Kertas. Tindak tutur asertif yang terdapat dalam novel Perahu Kertas adalah memberitahukan, menyatakan, menyimpulkan, menunjukkan, dan berspekulasi. Tindak tutur direktif yang terdapat dalam novel Perahu Kertas adalah mengajak, menyarankan, memohon, mempersilakan, menyuruh, menasihati, melarang, meminta, dan mendesak.