PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN METODE INDEX CARD MATCH PADA MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN MENGENAL SEJARAH UANG

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1. belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL. Oleh Riyanti Tueno. Diajukan sebagai salah satu persyaratan Gelar Sarjana Pendidikan

PENERAPAN STRATEGI INDEX CARD MACTH DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD N 3 KAHUMAN, POLANHARJO, KLATEN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB II KAJIAN TEORI. ini sejalan dengan pendapat yang mengatakan bahwa: dengan menggunakan kartu yang dipasangkan.

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE DI KELAS V SD

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian

BAB II KAJIAN TEORITIS. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Prediction Guide. bersama adalah cooperative learning, dalam hal ini belajar bersama

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan serangkaian yang dilakukan untuk meningkatkan

BAB II KERANGKA TEORITIS. 1. Belajar dan Pembelajaran Matematika. memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Slameto (2003:

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Pendidikan yang berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR

Penerapan Pendekatan Problem Solving untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Subtema Perkembangan Teknologi Kelas III SD Negeri 25 Banda Aceh

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi

Fitrah Dewi Mustikasari 10, Suratno 11, Dwi Wahyuni 12

UPAYA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

A. Minat Belajar B. Prestasi Belajar... 8 C. Metode Diskusi D. Mata Pelajaran IPS SD BAB III TUJUAN DAN MANFAAT

KETUNTASAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA (PBAS) DI SMP NEGERI 3 SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

METODE ACTIVE LEARNING TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMPN 33 PADANG. Abstract

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

KHAIRUL ANWAR* DAN RIZKY CHAIRU RAMADHAN** *Ketua Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED ** Mahasiswa Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED

BAB II HASIL BELAJAR DAN METODE DRILL. terpenting dalam pembelajaran. Menurut Nana Sudjana 1, definisi dari. dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono, 2

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE

Fefti Asnia, Jejem Mujamil, M. Hadeli, L (Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sriwijaya)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA KELAS V SD WASHLIYANI MARTUBUNG

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

I. PENDAHULUAN. tujuan tertentu yang hendak dicapai. Proses itu merupakan tindakan konkrit

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki sikap, kebiasaan atau tingkah laku yang belum mencerminkan

Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 4, No. 1, April 2017, Hal ISSN : Copyright 2017 by LPPM UPI YPTK Padang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada.

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 4 menjelaskan bahwa kedudukan guru sebagai tenaga profesional

Michael Ricy Sambora Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya pendidikan merupakan usaha manusia, artinya manusialah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS V SD NEGERI BANDAR KLIPPA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berhasilnya suatu pendidikan yang berada di negara tersebut. Berhasilnya

Volume 17, Nomor 2, Hal ISSN: Juli Desember 2015

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang terkait didalamnya saling mendukung. Dalam kegiatan belajar

Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE ICM UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh. USWATUN HURIYAH Asmaul Khair Hj. Yulina H.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan senantiasa menjadi topik yang menarik pada saat ini.

ABSTRAKSI. Irma Susilowati Guru SMA Negeri 1 Cepiring

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Pendidikan berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI INDEX CARD MATCH SD NEGERI 04 PUNGGUANG KASIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV SD NEGERI NO.

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU

Improved Math Student Learning Outcomes VII Class D SMP I Payung Sekaki through Active Learning Strategies Matching Card Type index

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dalam menentukan

Astri Wahyuni. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UIR

Shanty Della Setiasih¹, Regina Lichteria Panjaitan², Julia³. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurahman No.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era indutrialisasi, perkembangan zaman semakin maju dengan pesat.

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PEMBERIAN PUJIAN DAN HUKUMAN KEPADA SISWA KELAS I SDN 15 LUBUK ALUNG

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Daftar Terfokus

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

Peningkatan Motivasi Belajar IPA Siswa Melalui Model Pembelajaran Index Card Match Kelas VI Di SDN 35 Padang Sarai Kecamatan Koto Tangah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DI KELAS V SD NEGERI 50 PADANG TONGGA

Arnot Pakpahan Surel :

Kata Kunci : Pembelajaran IPA MI, Make a Match, Prestasi Belajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. pikiran adalah dengan mengalokasikan waktu untuk meninjau kembali apa

Pemanfaatan Index Card Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas V SDN 4 Barenglor dalam Pembelajaran IPS. Nela Rofisian.

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE

Opin Ahmad 1, Salma Bowtha 2, Radia Hafid 3

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GQGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Esthi Santi Ningtyas, Emy Wuryani Program Studi PGSD-FKIP, Universitas Kristen Satya Wacana

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think. pair Share (TPS) pada Mata Pelajaran Ekonomi

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Transkripsi:

PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS Launa Yenny Abadi Simanjuntak Sekolah Dasar Negeri 173652 Tanjung Pasir Corresponding author: lona_joentax@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Index Card Match di kelas IV SD Negeri 173652 Tanjung Pasir Kec.Parmaksian Kab.Toba Samosir.Subyek penelitian ini berjumlah 23 orang yang terdiri dari 13 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Alat yang digunakan dalam pengumpulan data berupa tes. Kriteria ketuntasan belajar siswa didasarkan ketuntasan secara perorangan dengan nilai 65. Seorang siswa dikatakan telah tuntas belajar apabila mendapatkan nilai 65. Penelitian ini terdiri dari dua Siklus yaitu Siklus I dan Siklus II. Sebelum dilakukan tindakan pada Siklus I peneliti memberikan pretest kepada 23 orang siswa untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum diberi tindakan. Berdasarkan hasil belajar pretest terdapat 19 (82,61%) siswa yang belum tuntas dengan dan 4 (17,39%) siswa yang masuk dalam kategori tuntas dengan rata-rata kelas sebesar 49,13. Pada saat dilaksanakan Siklus I dapat diketahui bahwa dari 23 siswa orang siswa sebanyak 9 orang siswa (39,13%) yang mendapat hasil belajar tidak tuntas dan sebanyak 14 orang siswa (60,87%) yang masuk dalam kategori tuntas dengan rata-rata kelas sebesar 63,48. Jika dibandingkan dengan nilai tes awal, maka telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Berdasarkan tes Siklus II dapat diketahui sebanyak 2 orang siswa (8,70%) yang belum tuntas dalam belajar dan sebanyak 21 orang siswa (91,30%) yang tuntas dalam belajar dengan nilai rata-rata kelas sebesar 79,57. Setelah dilakukan pembelajaran dan tes pada Siklus II diperoleh peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dan sekaligus menandakan bahwa tidak perlu lagi diadakan Siklus berikutnya. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Penggunaan Strategi Pelajaran Index Card Match Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Pokok Bahasan Peta Di Kelas IV SD Negeri 173652 Tanjung Pasir T.A 2015/2016. Kata kunci : strategi pembelajaran, hasil belajar, index card match. PENDAHULUAN Rendahnya mutu pendidikan memberikan dampak langsung terhadap rendahnya mutu sumber daya manusia, karena untuk melahirkan sumber daya manusia yang bermutu dapat dicapai melalui jalur pendidikan dan proses pembelajaran yang bermutu pula. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi kesiapan sumber daya manusia dalam mengikuti dan mengendalikan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena itu pendidikan, diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang terampil, kreatif dan aktif sesuai dengan perkembangan dan tuntutan Zaman. Salah satu penyebab lambatnya peningkatan kualitas pendidikan adalah proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah. Sekolah masih kurang dalam pemanfaatan sumber daya yang ada di sekitarnya untuk menunjang proses belajar mengajar ke arah yang lebih baik. Sekolah Dasar adalah salah satu lembaga pendidikan formal, jadi diharapkan sekolah dapat menghasilkan siswa yang terampil dan berkompetensi di bidangnya masing-masing. Berdasarkan hasil pengamatan di SD Negeri 173652 Tanjung Pasir dapat disimpulan bahwa pemahaman siswa pada sub pokok bahasan peta masih rendah. Dimana hasil belajar yang diharapkan oleh guru kelas IV SD Negeri 173652 Tanjung Pasir pada pokok bahasan peta tersebut dari 23 siswa belum mencapai standar ketuntasan belajar yang diharapkan. Guru kelas IV mengemukakan standar ketuntasan belajar yang dibuat guru minimal 70 % dari keseluruhan siswa, dengan mendapatkan nilai standar ketuntasan minimal (KKM) 65. Banyak usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas hasil dari pembelajaran melalui peningkatan penguasaan materi, penggunakan metode pembelajaran yang tepat, menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai dan sebagainya. Salah satu masalah yang ada ialah lemahnya daya ingat siswa terhadap materi yang diajarkan. Hal ini dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa, siswa tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru masih bersifat ceramah atau menggunakan strategi pembelajaran konvensial (ceramah, Tanya jawab, pemberian tugas dan latihan). Kegiatan belajar mengajar ini hanya berpusat pada guru dan kurang adanya partisipasi dari siswa, siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa akan belajar jika diberikan tugas dan latihan saja oleh guru. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar, akan tetapi guru kurang menggunakan media pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Sehingga mengakibatkan proses belajar mengajar kurang menarik dan bersifat satu arah saja atau hanya berpusat pada guru. Hal ini menyebabkan rendahnya hasil belajar yang didapatkan oleh setiap siswa. 235

Berbagai upaya dilakukan untuk meningkat hasil belajar IPS siswa, salah satunya adalah memilih strategi pembelajaran yang tepat. Dalam kegiatan belajar mengajar IPS, dibutuhkan suatu strategi belajar yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran dan membantu siswa untuk menjadikan kegiatan belajar mengajar lebih melekat dalam ingatan dengan suasana belajar yang tidak monoton. Ada beberapa strategi pembelajaran diantarannya Strategi Pembelajaran Index Card Match. Index Card Match (ICM) merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar IPS, dalam strategi pembelajaran ini kegiatan pembelajaran lebih menyenangkan dan materi yang diajarkan lebih mudah diingat oleh siswa karena siswa tidak hanya duduk diam sebagai pendengar, tetapi siswa dituntut untuk dapat berpartisipasi dan lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Strategi pembelajaran Index Card Match dapat membantu siswa mengingat kembali materi yang telah dipelajari, menguji sejauh mana pengetahuan siswa terhadap materi yang disampaikan, serta mengetahui sejauh mana perkembangan siswa saat ini. Sejalan dengan Silberman (dalam Raisul,2006:249 ) Stategi Pembelajaran Index Card Match adalah salah satu teknik intruksional dari belajar aktif dan menyenangkan yang termasuk dalam Riviewing Strategy (Strategi pengulangan atau peninjauan kembali) dengan menggunakan kartu index. Strategi pembelajaran Index Card Match dapat membantu guru untuk menjadikan suasana belajar lebih menyenangkan dan siswa dituntut untuk lebih aktif. Pembelajaran Index Card Match ini menggunakan kartu index, dimana kartu index terbagi menjadi kartu soal dan kartu jawaban. Setiap siswa memiliki kesempatan untuk memperoleh satu buah kartu. Kemudian siswa diminta mencari pasangan dari kartu yang diperolehnya. Siswa yang mendapat kartu soal mencari siswa yang memiliki kartu jawaban demikian sebaliknya. Dalam strategi pembelajaran index card match kegiatan belajar mengajar menjadi lebih menarik dan tidak bosan karena siswa dituntut untuk berpartisipasi secara langsung sehingga siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian hasil belajar IPS siswa diharapkan juga dapat ditingkatkan. PEMBAHASAN Pengertian Strategi Pembelajaran Kegiatan pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif memanfaatkan informasi yang akan diterima dari guru, informasi tersebut kemudian direalisasikan dalam kehidupan nyata siswa. Kegiatan pembelajaran di sekolah diharapkan dapat lebih interaktif, antara guru dan siswa terjalin interaksi yang edukatif dimana kegiatan pembelajaran telah direncanakan oleh guru sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung, sehingga siswa dapat menguasai materi pelajaran secara tuntas. Sudrajat (dalam http://www.psb-psma.org/content/blog/pengertian-pendekatan-strategimetode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran) menguraikan bahwa Strategi Pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya Djamarah (2006:5) mengatakan bahwa Strategi Pembelajaran adalah pola-pola umum kegiatan guru anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan), termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya dalam kegiatan pembelajaran. Pada tahap ini strategi disusun sebatas penyusunan rencana kerja belum pada tahap tindakan. Kemudian strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya bahwa strategi disusun karena adanya tujuan yang ingin dicapai. Suatu kegiatan pembelajaran tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai, salah satunya adalah agar materi yang disampaikan guru dapat dipahami oleh siswa sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Untuk itu, guru harus menyusun strategi pembelajaran sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung. Namun sebelum menyusun strategi pembelajaran yang akan digunakan, guru terlebih dahulu merumuskan tujuan pembelajaran. Karena melalui tujuan yang jelas dapat diketahui apakah kegiatan pembelajaran berhasil dilakukan dan untuk mencapai tujuan tersebut tentunya dengan mengimplementasikan strategi yang akan disusun. Sanjaya (2009:130) menyatakan bahwa sebelum menentukan strategi pembelajaran yang dapat digunakan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan : 1) Pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai. Pertanyaanpertanyaan yang dapat diajukan adalah : a) Pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan dengan aspek koqnitif, afektif, atau psikomotor?, b) Bagaimana kompleksitas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, apakah tingkat tinggi atau rendah?, c) Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan akademis?. 2). Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran; a) Apakah materi pembelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum atau teori tertentu?, b) Apakah untuk mempelajari materi pembelajaran itu memerlukan prasyarat tertentu atau tidak?, c) Apakah tersedia bukubuku sumber untuk mempelajari materi tersebut?. 3) Pertimbangan dari sudut siswa; a) Apakah strategi pembelajaran sesuai dengan tingkat kematangan siswa?, b) Apakah strategi pembelajaran sesuai dengan bakat, minat dan kondisi siswa?, c) Apakah strategi pembelajaran itu sesuai dengan gaya belajar siswa?. 4) Pertimbangan lainnya; a) Apakah untuk mencapai tujuan hanya cukup dengan satu strategi saja?, b) Apakah strategi yang kita tetapkan dianggap satu-satunya strategi yang dapat digunakan?, c) Apakah strategi memiliki nilai efektifitas dan afisiensi? Menurut Djamarah (2006:5) ada empat strategi dasar dalam pembelajaran yaitu: 1). Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan, 2) Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat, 3) Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya, 4) Menetapkan norma-norma dan batasan minimal 236

keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan. Sebagai salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam kegiatan pembelajaran maka guru harus jeli dalam memilih strategi pembelajaran, kegiatan belajar mengajar menuntut adanya perubahan tingkah laku dari siswa sebagai hasil dari implementasi strategi pembelajaran. Agar suatu strategi dapat berjalan sesuai dengan tujuan atau sasaran yang ingin dicapai maka harus dilaksanakan dengan menerapkan pendekatan belajar mengjar, memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang paling tepat dan efektif. Suatu strategi dikatakan berhasil setelah dilakukan evaluasi, karena itu guru membutuhkan norma-norma atau kriteria keberhasilan untuk menilai sejauh mana keberhasilan tugas yang dilakukannya. Jadi, sebelum memilih strategi pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengjaar, guru harus mempertimbangkan beberapa hal diantarannya: tujuan pembelajaran, sifat bahan atau materi yang akan disampaikan, bagaimana tingkat kesiapan dan kematangan siswa, strategi lain yang dapat mendukung tercapainya efektifitas dan efisiensi penggunaan strategi. Ada beberapa jenis-jenis strategi pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam kegiatan belajar mengajar yaitu, Strategi pembelajaran Kontekstual, Strategi pembelajaran Berdasarkan masalah, Strategi Pembelajaran Ekspositori dan Strategi Pembelajaran Index Card Match. Pengertian Hasil Belajar Setiap proses belajar mengajar tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai dan ingin menghasilkan hasil belajar yang baik. Hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu Hasil dan Belajar. Hasil merupakan akibat dari yang ditimbulkam karena berlangsungnya suatu proses kegiatan, sedangkan belajar adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil pengamatan individu dalam interaksi dengan lingkungan. Dalam interaksi belajar mengajar, guru perlu mengetahui hasil yang dicapai oleh siswa dalam setiap belajar, agar guru dapat mengetahui kemampuannya dalam mentransfer ilmu kepada siswa. Hasil berkaitan dengan apa yang telah dicapai seseorang melalui apa yang telah dikerjakannya, berarti hasil belajar berkaitan dengan sesuatu yang diperoleh seseorang setelah belajar mengajar misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian baru, perubahn sikap, keterampilan dan lain sebagainya. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah dilakukan kegiatan belajar mengajar. Sehingga hasil belajar senantiasa dijadikan tolak ukur pendidikan. Hasil belajar dapat diartikan sebagai suatu prestasi belajar yang berarti hasil dari kemampuan seseorang dalam belajar. Menurut Sudjana (2009:22) menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dengan kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi koqnitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan intruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah koqnitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris. Menurut Djamarah (2006:106) yang menjadi indikator suatu proses belajar mengajar dikatakan berhasil adalah : 1). Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok, 2). Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional khusus (TIK) yang telah dicapai oleh siswa, baik secara individu maupun kelompok. Untuk itu dalam mengukur keberhasilan suatu kegiatan belajar mengajar dapat dilihat dari daya serap siswa terhadap materi yang diajarkan guru, baik pemahaman siswa secara individu maupun pemahaman siswa secara kelompok. Selain itu, dapat juga diukur berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Sejauh mana kegiatan belajar mengajar mempengaruhi tingkah laku siswa. Hasil belajar yang dicapai dapat berupa ilmu pengetahuan, sikap, keterampilan dan sebagainya sesuai dengan kemampuannya. Dalam penelitian ini hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS. Strategi Pembelajaran Index Card Match Belajar adalah proses bagi siswa dalam membangun gagasan atau pemahaman sendiri, kegiatan belajar mengajar hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun gagasan dan pemahamannya sendiri secara lancar dan termotivasi. Suasana belajar yang diciptakan guru harus mempertanyakan, menjelaskan dan sebagainya. Belajar aktif tidak dapat terjadi tanpa adanya partisipasi peserta didik. Proses pembelajaran aktif dalam memperoleh informasi, keterampilan, dan sikap akan terjadi melalui proses pencarian dari diri siswa. Para siswa hendaknya lebih dikondisikan berada dalam bentuk pencarian dari pada sebuah reaktif. Yakni, mereka mencari jawaban terhadap pertanyaan baik yang dibuat oleh guru maupun yang ditentukan oleh mereka sendiri. Menurut Kurniawati (dalam http://smpn1tambakdahan.blogspot. Com/2009/02/Komparasi-Strategi-Pembelajaran- Make.Html) mengatakan bahwa: Strategi pembelajaran index card match merupakan suatu strategi yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian, materi baru pun tetap bisa diajarkan dengan strategi ini dengan catatan, peserta didik diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan. 237

Biasanya guru dalam kegiatan belajar mengajar memberikan banyak informasi kepada siswa agar materi ataupun topik dalam program pembelajaran dapat terselesaikan tepat waktu, namun guru terkadang lupa bahwa tujuan pembelajaran bukan hanya materi yang selesai tepat waktu tetapi sejauh mana materi yang telah disampaikan dapat diingat oleh siswa. Karena itu dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan kegiatan peninjauan ulang atau riview apakah materi yang disampaikan dapat dipahami siswa. Menurut Silberman (dalam Raisul, 2006:249) bahwa:untuk membuat pembelajaran tetap melekat dalam pikiran adalah dengan mengalokasikan waktu untuk meninjau kembali apa yang telah dipelajari. Materi yang telah dibahas oleh siswa cenderung lima kali lebih melekat didalam pikiran ketimbang materi yang tidak dibahas. Itu karena pembahasan kembali memungkinkan siswa memikirkan kembali informasi tersebut dan menemukan cara untuk menyimpan kedalam otak. Menurut Silberman (dalam Raisul, 2006:250) Index Card Match adalah salah satu teknik intruksional dari belajar aktif dan menyenangkan yang termasuk dalam Riviewing Strategy (Strategi pengulangan atau peninjauan kembali) dengan menggunakan kartu index. Strategi Pembelajaran Index Card Match dapat membantu guru untuk menjadi suasana belajar lebih menyenangkan dan siswa dituntut untuk lebih aktif. Pembelajaran index card match menuntut siswa untuk saling bekerjasama dan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap apa yang dipelajarinya dengan cara yang menyenangkan. Siswa saling bekerjasama dan saling membantu untuk menyelesaikan pertanyaan dan melempar pertanyaan kepada pasangan lainnya serta menjawab yang diperoleh dari pasangan lainnya. Kegiatan belajar ini dapat memacu siswa untuk lebih berperan aktif dan berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memahami dan menguasai materi yang disampaikan. Dengan demikian tujuan pembelajaran dapat dicapai dan guru juga dapat melakukan evaluasi terhadap kelemahan-kelemahan yang terjadi selama proses belajar mengajar. Index Card Match merupakan suatu strategi pembelajaran yang menggunakan kartu index, dimana kartu terbagi dua yaitu kartu jawaban dan kartu soal. Setiap siswa akan mendapatkan masing-masing satu kartu, dapat berupa kartu soal maupun kartu jawaban. Kemudian setiap pasangan diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan tersebut kepada pasangan lain. Silberman (dalam Raisul, 2006:250) mengemukakan prosedur pelaksanaan index card match sebagai berikut : 1) Pada kartu index yang terpisah, tulislah pertanyaan tentang materi yang diajarkan dikelas. Buatlah kartu pertanyaan setengah dari jumlah siswa. 2) Pada kartu yang lainnya, tulislah jawaban atas masing-masing pertanyaan yang telah dibuat. 3) Campurkanlah dua kumpulan kartu tersebut dan kocoklah beberapa kali, agar kartu benar-benar tercampur aduk. 4) Berikan satu kartu untuk satu siswa. Jelaskan bahwa kartu ini merupakan latihan pencocokan. Sebagian siswa mendapat kartu pertanyaan tinjauan dan sebagian lain mendapatkan kartu jawabannya. 5) Perintahkan siswa untuk mencari kartu pasangannya. Bila sudah terbentuk pasangan, perintahkan siswa yang berpasangan itu untuk mencari tempat duduk bersama dan jangan mengungkapkan kepada pasangan lain tentang apa yang ada dalam kartu mereka. 6) Bila semua pasangan yang cocok telah duduk bersama, perintahkan tiap pasangan untuk memberikan kuis kepada siswa yang lain dengan membacakan keras-keras pertanyaan mereka dan menantang siswa lain untuk memberikan jawaban. Berdasarkan langkah-langkah pembelajarn index card match di atas maka penulis akan membuat variasi pembelajaran sebagai berikut : a) Pada kartu terpisah ditulis pertanyaan dan jawaban; b) Masing-masing siswa diberikan satu kartu (ada yang mendapat pertanyaan dan ada yang mendapat kunci jawaban); c) Siswa yang mendapat pertanyaan membacakan pertanyaan yang dimilikinya dan siswa lain menjawabnya; dan d) Setelah siswa lain memberikan jawaban maka siswa yang memperoleh kartu jawaban dari pertanyaan tersebut membacakan jawaban yang ada di kartunya untuk memastikan kebenaran jawaban siswa, demikian seterusnya. Setiap siswa harus siap untuk tampil karena dipilih secara acak oleh guru, secara tidak langsung siswa akan berusaha untuk mengingat dengan baik materi yang telah diajarkan oleh guru dan mencoba menjawab pertanyaan yang diperoleh. Hal ini akan mengakibatkan siswa belajar aktif apabila siswa yang mendapatkan tugas untuk menyelesaikan pertanyaan tidak dapat menyelesaikannya, maka pasangan yang melemparkan pertanyaan yang bertanggung jawab untuk menyelesaikan pertanyaan tersebut. Karena keterbatasan waktu, maka tidak semua pertanyaan akan ditampilkan. Pertanyaan yang tidak ditampilkan dalam kegiatan pembelajaran di kelas dijadikan tugas dirumah kemudian kegiatan akhir pembelajaran adalah guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang diperoleh. Strategi pembelajaran index card match sebagai salah satu aternatif yang dapat dipakai dalam penyampaian materi pelajaran selama proses belajar mengajar juga memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka diperoleh simpulan sebagai berikut: a) Rata-rata nilai pada Test Awal sebesar 49,13, jumlah siswa yang berhasil sebanyak 4 orang (17,39%) dan jumlah siswa yang tidak berhasil 19 orang (82,61%); b) Rata-rata nilai pada Siklus I sebesar 63,48, jumlah siswa yang berhasil sebanyak 14 orang (60,87%) dan jumlah siswa yang tidak berhasil sebanyak 9 orang (39,13%); c) Rata-rata nilai pada Siklus II sebesar 79,57, jumlah siswa yang berhasil sebanyak 21 orang (91,30%) dan jumlah siswa yang tidak berhasil sebanyak 2 orang (8,7%). Dari poin-poin diatas dapat disimpulkan bahwa setelah dilakukan tindakan pada setiap siklus terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan penggunaan strategi pembelajaran index card match. REFERENSI Arikunto, Suharsimi,dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT.Bumi Aksara. Dimyanti dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 238

Djamarah.S.B, dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Dewi, Rosmala. 2009. Profesionalisasi Guru Melalui Penelitian Tindakan Kelas. Medan: Program Pascasarjana UNIMED. Handayani. 2009. http://pelawiselatan.blogspot.com/2009/04/stategi-belajar- aktif.html. Diakses tanggal 04 April 2016. Kurniawati, http://smpn1tambakdahan.blogspot.com/2009/02/komparasi-strategi-pembelajaran-make.html Diakses 05 Februari 2016. Sudijono, Anas. 2006.Evaluasi Pendidikan. Jakarta. PT.Raja Grafindo Persada Sudrajat,http://www.psb-psma.org/content/blog/pengertian-pendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan-modelpembelajaran Diakses 04 Februari 2016. Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Silberman, Melvin.L. 1996. 101 Strategis to Teach Any Subject. Terjemahan Raisul. 2006. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusamedia. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, Nana.2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. Tim BKG. 2007. Buku IPS untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta: Erlangga 239