Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan kehidupan masyarakat yang semrawut merupakan akibat dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BA B I. dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran guna. dikenal dan diakui oleh masyarakat. Pendidikan memberikan konstribusi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kegiatan yang menunjang kegiatan pembelajaran di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. UNNES PRESS, 2005), hlm. 51. hlm.2. 1 Achmad Sugandi, dkk, Teori Pembelajaran, (Semarang: UPT

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. semakin berat lagi, karena lemahnya sistem pendidikan nasional terkait erat

budaya, alam sekitar, dan meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan

BAB V ALTERNATIF MODEL HIPOTETIK IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH BERMUTU. kemandirian dan kreativitas sekolah. Oleh sebab itu, SMPN RSBI sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Umbara, Bandung, 2003, hlm Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudiarto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, maka dibentuklah lembaga yang menyediakan informasi yaitu

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh banyak pihak, baik dilakukan oleh pemerintah maupun

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus

Manajemen Mutu Pendidikan

2015 KONTRIBUSI PENGEMBANGAN TENAGA AD MINISTRASI SEKOLAH TERHAD AP MUTU LAYANAN D I LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. investasi. Dengan demikian nilai modal ( human capital ) suatu bangsa tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

PENERAPAN KTSP (KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN) DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDIT DARUL FALAH LANGENHARJO SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. M, telah membawa perubahan besar pada kebijakan pengembangan sektor

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keinginan pemerintah dan kebutuhan masyarakat. Paradigma baru manajemen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DAN RELEVANSINYA DI ERA PENDIDIKAN MASA KINI. DR. H. Ma mur Sutisna WD, M.M.Pd Dosen FKIP Universitas Subang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam segala bidang kehidupan, termasuk perubahan di dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

GURU BERDEDIKASI YANG BERMARTABAT SIAP MENYUKSESKAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DALAM MEWUJUDKAN GENERASI EMAS Pamungkas Stiya Mulyani, M.Pd.

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAU BAU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan Millenium Development Goals (MDGS), yang semula dicanangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang bersifat universal. Di

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. krisis yang berkepanjangan. Krisis yang terjadi dalam berbagai bidang

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini peranan sumber daya manusia berkembang semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MEMBENTUK SUMDER DAYA MANUSIA BERKUALITAS MELALUI LEADER CLASS

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI SD NEGERI BENDUNGAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG TESIS

BAB I. Peningkatan kualitas SDM merupakan kenyataan yang harus dilakukan. tersebut. Kualitas merupakan kesesuaian produk atau jasa dengan pelayanan

I. PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sarana vital dalam pengembangan Sumber Daya. Manusia, merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia mengalami perubahan dengan begitu cepatnya. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI MTs. DARUL FALAH PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesadaran tentang pentingnya pendidikan yang dapat memberikan harapan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sasaran utama tidaklah hanya berbentuk fasilitas-fasilitas saja,

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dalam bahasa aslinya yakni skhole, scola, scholae atau schola

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Penataan SDM perlu terus diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat. Salah satu bentuk perkembangan ilmu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan diri, pendidikan merupakan upaya meningkatkan derajat. kompetensi dengan tujuan agar pesertanya adaptable

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. yang dijalankan akan memenuhi kegagalan (Sanaky, 2010: 1).

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber. Pada kenyataannya, pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana, melainkan suatu kegiatan yang dinamis dan penuh tantangan. Pendidikan akan selalu berubah seiring dengan perubahan zaman. Setiap saat pendidikan akan selalu fokus perhatian dan bahkan tak jarang menjadi sasaran ketidakpuasan karena pendidikan menyangkut kepentingan semua orang, bukan hanya menyangkut investasi dan kondisi kehidupan di masa yang akan datang, melainkan juga menyangkut kondisi dan suasana kehidupan saat ini. Itulah sebabnya pendidikan senantiasa memerlukan upaya perbaikan dan peningkatan sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan dan tuntutan kehidupan masyarakat. 1 Madrasah dipandang sebagai suatu organisasi yang didesain untuk dapat berkontribusi terhadap upaya peningkatan kualitas hidup bagi masyarakat suatu bangsa. Sebagai salah satu upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia serta peningkatan derajat sosial masyarakat bangsa, madrasah sebagai institusi pendidikan perlu dikelola, diatur, ditata, dan diberdayakan agar madrasah dapat menghasilkan produk atau hasil secara optimal. Dengan kata lain, madrasah sebagai lembaga tempat penyelenggaraan pendidikan 1 Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 35-36 1

merupakan sistem yang memiliki berbagai perangkat dan unsur yang saling berkaitan serta memerlukan pemberdayaan. Secara internal madrasah memiliki perangkat yakni guru, murid, kurikulum, sarana, dan prasarana. Secara eksternal, madrasah memiliki dan berhubungan dengan instansi lain baik secara vertikal maupun horizontal. Di dalam konteks pendidikan, madrasah memiliki stake holder (yang berkepentingan), antara lain, murid, guru, masyarakat, pemerintah, dunia usaha. Oleh karena itulah, madrasah memerlukan pengelolaan (manajemen) yang akurat agar dapat memberikan hasil optimal sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan semua pihak yang berkepentingan atau stake holders. 2 Manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Alasannya tanpa manajemen tidak mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara optimal, efektif dan efisien. Konsep tersebut berlaku di madrasah yang memerlukan manajemen yang efektif dan efisien. Dalam kerangka inilah tumbuh kesadaran akan pentingnya manajemen madrasah, yang memberikan kewenangan penuh kepada madrasah dan guru dalam mengatur pendidikan dan pengajaran, merencanakan, mengorganisasi, mengawasi, mempertanggung jawabkan, mengatur, serta memimpin sumber-sumber daya insani 2 Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks Penerapan MBS, hlm. 36 2

serta barang-barang untuk membantu pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan madrasah. 3 Alasan lemahnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan dikarenakan rendahnya mutu pendidikan yang ditandai dengan banyaknya lulusan SMA yang tidak dapat diserap oleh perguruan tinggi. Hal ini disebabkan oleh rendahnya tingkat kemampuan, ketrampilan, dan pengetahuan mereka, artinya output lulusan tidak mempunyai kualitas yang sesuai dengan tuntutan persyaratan untuk dapat diterima di perguruan tinggi. Selain itu juga terdapat faktor-faktor ketidakefektifan dan efisiensi yang berperan dalam proses pendidikan, misalnya kualitas guru, sarana-prasarana madrasah, suasana belajar, kurikulum yang dilaksanakan dan pengelolaan madrasah yang berpengaruh terhadap lulusannya. Karena lulusan dari madrasah yang tidak mempunyai faktor-faktor yang mendukung proses belajar mengajar bermutu tinggi, maka mereka tidak akan mempunyai pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan lebih tinggi pula. Secara efisiensi internal, pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang tujuan institusi dan kurikulernya dapat tercapai, sedangkan dilihat dari segi kesesuaian, pendidikan bermutu adalah pendidikan yang kemampuan lulusannya sesuai dengan 3 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 19-20 3

kebutuhan tenaga kerja dipasaran dan sesuai dengan kriteria pada penerimaan mahasiswa di perguruan tinggi. 4 Alasan diterapkan manajemen madrasah yaitu madrasah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman sehingga dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk memajukan madrasah, madrasah lebih mengetahui kebutuhan yang dibutuhkan, keterlibatan warga madrasah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat. Alasan profesional diterapkannya manajemen madrasah bahwa tenaga kerja madrasah harus berpengalaman dan memiliki keahlian untuk membuat keputusan pendidikan yang paling sesuai untuk madrasah terutama untuk para siswa. Tenaga kerja yang profesional dapat memberi sumbangan pengetahuan kependidikannya yang berkaitan dengan kurikulum. Pedagogi, pembelajaran, proses manajemen madrasah dan mampu memberi motivasi dan komitmen yang lebih baik untuk pengajaran di madrasah. 5 Manajemen madrasah menuntut partisipasi pihak-pihak yang berkepentingan (kepala madrasah, orang tua murid, tokoh masyarakat, pemerhati pendidikan, dunia usaha, dan anggota masyarakat lainnya) untuk andil secara intensif di dalam operasi 4 Popi Sopiatin, Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), hlm. 4-6 5 Nurkolis, Manajemen Berbasis Sekolah, (Jakarta: Gramedia Widia Sarana, 2003), hlm. 22 4

madrasah. Partisipasi yang intensif menjadi keharusan karena madrasah harus makin banyak tumbuh dengan menyangga sendiri secara finansial. Makin rendah subsidi yang dapat diberikan oleh pemerintah, makin tinggi sumbangsih yang dituntut dari masyarakat atau sponsor, demikian sebaliknya. 6 Manajemen madrasah menjadi sarana efektif untuk meningkatkan kemajuan program pendidikan dan pelayanan kepada siswa, orang tua siswa, masyarakat, dan kualitas lingkungan kerja untuk semua anggota organisasi. Salah satu keunggulan manajemen madrasah adalah adanya pengakuan kemampuan dan eksistensi sumber daya manusia di madrasah yang dapat meningkatkan moralitas sumber daya manusianya sehingga timbullah kepercayaan pada diri mereka sehingga berdampak dimilikinya rasa tanggung jawab yang besar akan setiap perbuatannya di madrasah. Tuntutan perlunya penerapan manajemen madrasah semakin nyata seiring dengan perubahan karakteristik masyarakat. Perubahan di dalam lingkungan sosial, regional maupun global mendorong adanya perubahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang harus dimiliki siswa. Artinya, telah terjadi perubahan kebutuhan siswa sebagai bekal untuk terjun ke dalam masyarakat luas di masa mendatang di bandingkan di masa lalu. Oleh karena itu, pelayanan kepada siswa, program pengajaran dan jasa yang diberikan kepada 6 Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 141 5

global. 8 Dengan penerapan manajemen madrasah telah membuat siswa juga harus sesuai dengan tuntutan baru tersebut. Secara umum perubahan lingkungan menuntut adanya pola kebiasaan dan tingkah laku baru oleh semua pihak. 7 Hal ini perlu lebih ditekankan, mengingat madrasah merupakan salah satu bentuk pendidikan di Indonesia, yang memiliki peranan sangat penting dalam menentukan kualitas sumber daya manusia yang tangguh, kreatif, beriman, dan bertakwa, serta bertanggung jawab. Madrasah juga merupakan bentuk pendidikan yang sesuai dengan tuntutan reformasi, yakni pendidikan yang murah dan berkualitas. Di samping itu, proses pendidikan di madrasah lebih komprehensif jika dibandingkan dengan pendidikan umum, terutama dalam pengembangan aspek intelektual, emosional, kreativitas, dan spiritual siswa yang dilakukan secara integral, serta didukung oleh lingkungan madrasah yang kondusif. Wajar, seandainya madrasah menjadi tumpuan harapan masyarakat dalam pengembangan Sumber Daya Masyarakat (SDM) untuk menyongsong era kesemrawutan prosedur birokrasi tidak berbelit-belit (efisiensi administratif), sehingga membuat para pelaksana pendidikan semakin bergairah dalam melaksanakan tugas. 7 Nurkolis, Manajemen Berbasis Sekolah, hlm. 23-24 8 E. Mulyasa, Pedoman Manajemen Berbasis Madrasah, (Bandung: Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2003), hlm. 10 6

Ketika kita membicarakan persoalan puas dan tidak puas bukan hanya terletak pada sistem yang digunakan pada sebuah lembaga tersebut, akan tetapi banyak faktor lain yang dapat mendukung tercapainya sebuah kepuasan. Diantaranya adalah kinerja SDM yang baik, lingkungan dan ruangan yang nyaman, barang atau produk yang dibutuhkan sesuai dengan yang diharapkan oleh konsumen atau jasa, dll. Dalam konsep relatif mutu pendidikan biasanya diukur dari sisi pelanggannya baik pelanggan internal (kepala madrasah, guru, staf kependidikan lainnya) maupun eksternal (siswa, orang tua, para pemimpin pemerintahan, pasar kerja, pemerintah, dan masyarakat luas). Mutu pendidikan jika diukur dari pelanggan eksternal (siswa) selain dilihat hasil prestasi akademiknya yang berupa nilai ujian juga pengaruh hasil pendidikan untuk kehidupan sehari-hari yang mencakup dimensi yang amat jauh, yaitu tanggung jawab sosial, politik, dan budaya. Jika diukur dari orang tua, para pemimpin pemerintahan, pasar kerja, pemerintah dan masyarakat luas, bahwa pendidikan bermutu bila hasil pendidikan memberikan sumbangan positif kepada orang tua, para pemimpin pemerintahan, pasar kerja, pemerintah, industri, dan masyarakat luas. Mutu pendidikan jika diukur dari pelanggan internal, bahwa pendidikan bermutu adalah pendidikan yang memungkinkan tenaga pengajar dan staf lainnya mampu berkembang baik secara fisik 7

(mendapatkan imbalan finansial dan kesejahteraan hidup secara layak) maupun psikis (diberi kesempatan untuk terus belajar dan mengembangkan kemampuan, bakat, dan kreativitasnya). Tenaga pengajar dan staf juga akan merasa puas bila suasana kerja atau budaya kerja di madrasah mendukung. 9 Berpijak dari teori diatas, MI Al-Khoiriyyah 2 Semarang merupakan sebuah lembaga pendidikan islam yang memanajemen madrasahnya demi tercapainya visi, misi, dan tujuan pendidikan. Meski dalam tata kelola madrasah yang diterapkan, tidak adanya guru atau karyawan lulusan bidang manajemen, akan tetapi telah menarik perhatian masyarakat dari berbagai daerah yang jauh dari lokasi madrasah berada. Dan bahkan rata-rata orang tua yang menyekolahkan putra-putrinya di MI Al-Khoiriyyah 2 Semarang menyekolahkan semua putranya, tidak hanya satu orang putra saja. Ini menyebabkan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Persepsi Tentang Pelaksanaan Manajemen Madrasah terhadap Kepuasan Pengguna di MI Al-Khoiriyyah 2 Semarang. B. Rumusan Masalah Rumusan Dari latar belakang masalah dan untuk memperoleh pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti, maka dibuat rumusan masalah sebagai berikut: 9 Nurkolis, Manajemen Berbasis Sekolah, hlm. 71-72 8

1. Bagaimana persepsi pelaksanaan manajemen madrasah yang diterapkan di MI Al-Khoiriyyah 2 Semarang? 2. Bagaimana tingkat kepuasan pengguna terhadap persepsi penerapan manajemen madrasah yang diterapkan di MI Al- Khoiriyyah 2 Semarang? 3. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara persepsi tentang pelaksanaan manajemen madrasah terhadap tingkat kepuasan pengguna di MI Al-Khoiriyyah 2 Semarang? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka secara operasional tujuan penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan dan menganalisis persepsi pelaksanaan manajemen madrasah yang diterapkan di MI Al-Khoiriyyah 2 Semarang. 2. Mendeskripsikan dan menganalisis tingkat kepuasan pengguna dengan diterapkannya manajemen madrasah pada MI Al- Khoiriyyah 2 Semarang. 3. Mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh persepsi tentang manajemen madrasah yang diterapkan terhadap kepuasan pengguna di MI Al-Khoiriyyah 2 Semarang. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian yang dilakukan antara lain: 1. Dari penelitian ini akan menambah ilmu bagi si-peneliti. 9

2. Penelitian ini menambah wacana keilmuan khususnya kajian pendidikan dalam bidang Kependidikan Islam (KI) dan juga menambah bahan pustaka bagi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo Semarang. 3. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan kajian koreksi, dan juga bahan evaluasi kinerja lembaga pendidikan dengan masa datang yang lebih baik. 4. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar kebijakan atau strategi untuk membangun hubungan antara lembaga pendidikan dengan pelanggan atau penggunanya dalam mencapai kepuasan atas manajemen madrasah yang diterapkan. 10