UJI DAYA TERIMA DAN NILAI GIZI MI BASAH YANG DIMODIFIKASI DENGAN TEMPE DAN WORTEL (Daucus carota L.) Gizi Kesehatan Masyarakat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

UJI DAYA TERIMA DAN KANDUNGAN GIZI NASI DENGAN PENAMBAHAN LABU KUNING DAN JAGUNG MANIS

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG BIJI DURIAN (Durio zibethinus Murr) TERHADAP CITA RASA MI BASAH SKRIPSI. Oleh : NURFATIMAH DALIMUNTHE NIM.

PEMANFAATAN WORTEL (Daucus carota) DALAM PEMBUATAN MIE BASAH SERTA ANALISA MUTU FISIK DAN MUTU GIZINYA

UJI DAYA TERIMA ROTI TAWAR DENGAN MODIFIKASI TEPUNG JAGUNG DAN KENTANG DAN KONTRIBUSINYA DALAM PEMENUHAN KECUKUPAN ENERGI PADA ANAK SD

BAB I PENDAHULUAN. Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam. rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu

PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat banyak mengonsumsi mi sebagai makanan alternatif

Lampiran 1 FORMULIR UJI KESUKAAN (UJI HEDONIK) 3. Netralkan indera pengecap anda dengan air putih setelah selesai mencicipi satu sampel.

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan

KARAKTERISTIK BAKSO IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) DENGAN PENAMBAHAN JANTUNG PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) TERHADAP PENERIMAAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat

SUBTITUSI TEPUNG PISANG AWAK (Musa paradisiaca var Awak) DAN IKAN LELE DUMBO (Clariasis garipinus) DALAM PEMBUATAN BISKUIT SERTA UJI DAYA TERIMANYA

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi dua, yaitu zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini masalah pangan dan gizi menjadi permasalahan serius di

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

UJI DAYA TERIMA DAN NILAI GIZI DONAT YANG DIMODIFIKASI DENGAN JAGUNG DAN BAYAM SKRIPSI OLEH : ATINA TRAVIANITA NIM

TEKNOLOGI MIE SEHAT BUAH NAGA Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. (Widyaiswara BPP Jambi) I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

I PENDAHULUAN. berlebihan dapat disinyalir menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan. penduduk yang mempunyai angka pertumbuhan yang tinggi sekitar 1.

PERBANDINGAN KADAR PROTEIN DAN LEMAK MI ALTERNATIF DARI PATI GANYONG (Canna edulis Ker) DAN PATI UBI KAYU (Manihot utilissima Pohl) SKRIPSI

KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI

PENGOLAHAN HASIL JAGUNG (MEMBUAT SUSU JAGUNG DAN MIE JAGUNG) Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si.

BAB III MATERI DAN METODE. putus, derajat kecerahan, kadar serat kasar dan sifat organoleptik dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur

SUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA PADA PEMBUATAN KUE BOLU KUKUS DITINJAU DARI KADAR KALSIUM, TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA

BAB I PENDAHULUAN. Mie adalah makanan alternatif pengganti beras yang banyak. dikonsumsi masyarakat. Mie menjadi populer dikalangan masyarakat karena

KOMPOSISI TEPUNG KOMPOSIT (PATI GANYONG TERIGU) DAN PENAMBAHAN PUREE WORTEL PADA HASIL JADI PASTA GANYONG (Canna edulis Kerr) FUSILLI

BAB I PENDAHULUAN. asupan zat gizi makro yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi vitamin A

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

lain-lain) perlu dilakukan (Suryuna, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

INOVASI PRODUK OLAHAN BERBASIS UBI JALAR

PEMANFAATAN TEPUNG LABU KUNING (CUCURBITA MOSCHATA) SEBAGAI SUMBER KAROTEN DALAM PEMBUATAN MIE BASAH

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri.

KUALITAS DAN DAYA TERIMA NAGASARI PADAT GIZI SEBAGAI MAKANAN ANAK BALITA

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. seperti selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Karbohidrat pada ubi jalar juga

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

Program Pengabdian Masyarakat. Judul: Mie Sehat, Nilai Gizi dan Prospek Bisnisnya

UBI JALAR. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA

SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM DENGAN PENAMBAHAN JUS WORTEL (Daucus carotal.)

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT. Nur Indrawaty Liputo. Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

1 I PENDAHULUAN. Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu

BAB 1 PENDAHULUAN. macam komoditi pangan pertanian, tetapi kemampuan produksi pangan di

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2014 di

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia kaya akan berbagai jenis tanaman umbi-umbian, baik

BAHAN MAKANAN SETENGAH JADI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

I PENDAHULUAN. Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu masalah gizi di Indonesi adalah gizi kurang yang disebabkan

UJI DAYA TERIMA ROTI TAWAR DENGAN MODIFIKASI TEPUNG JAGUNG DAN KENTANG DAN KONTRIBUSINYA DALAM PEMENUHAN KECUKUPAN ENERGI PADA ANAK SD SKRIPSI OLEH :

PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI

BAB I PENDAHULUAN. antara lain serealia, palmae, umbi-umbian yang tumbuh subur di hampir

Citra Chairannisa 1, Albiner Siagian 2, Ernawati Nasution 2 ABSTRACT

denaturasi pada saat pemanasan dan mempertahankan bentuk pada produk akhir. Pati yang merupakan komponen utama dalam tepung (sekitar 67%) pada proses

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizinya belum sesuai dengan kebutuhan balita. zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan.

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BONGGOL. PISANG ( Musa paradisiaca ) TERHADAP DAYA SERAP AIR DAN DAYA TERIMA BROWNIES

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di Laboratorium

PENGARUH PENAMBAHAN PUREE DAUN KELOR DAN BUBUK DAUN KELOR TERHADAP HASIL JADI MIE KERING MOCAF

BAB I PENDAHULUAN. Pisang ( Musa paradisiaca L) adalah salah satu buah yang digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan Vitamin A (KVA) adalah keadaan di mana simpanan. pada malam hari (rabun senja). Selain itu, gejala kekurangan vitamin A

Disusun Oleh : J

7 Manfaat Daun Singkong

BAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI

PEMBUATAN MIE INSTAN DARI TEPUNG KOMPOSIT BIJI-BIJIAN

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan. Komponen ini memberikan kontribusi. dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi gula fruktosa dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 hingga Januari

KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG AMPAS TAHU DALAM PEMBUATAN NUGGET TERHADAP KADAR PROTEIN DAN DAYA TERIMA KONSUMEN

KUALITAS MIE BASAH DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG BIJI KLUWIH (Artocarpus communis G.Forst)

BAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan terigu oleh masyarakat Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data dari APTINDO (2014) dilaporkan bahwa konsumsi tepung

BAB I PENDAHULUAN. yang rentan mengalami masalah gizi yaitu kekurangan protein dan energi.

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pilihan yang banyak disukai masyarakat (Anonim, 2007).

PENDAHULUAN. Bidang teknologi pangan terus mengalami perkembangan dari tahun ke

I. PENDAHULUAN. Tanaman nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) adalah jenis tanaman

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

BAB I PENDAHULUAN. energi protein (KEP) adalah kondisi kurang gizi yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap konsumsi tepung. terigu cukup tinggi. Berbagai produk pangan yang diolah menggunakan

OLEH: YULFINA HAYATI

KADAR PROTEIN, SIFAT FISIK DAN DAYA TERIMA KULIT BAKPIA YANG DISUBSTITUSI TEPUNG JAGUNG NASKAH PUBLIKASI

STUDI PEMANFAATAN TEPUNG BIJI NANGKA DAN TEPUNG AMPAS KELAPA SEBAGAI SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DALAM PEMBUATAN MI BASAH

Transkripsi:

UJI DAYA TERIMA DAN NILAI GIZI MI BASAH YANG DIMODIFIKASI DENGAN TEMPE DAN WORTEL (Daucus carota L.) Yohana Tetty Gultom 1, Albiner Siagian 2, Zulhaida Lubis 3 1 Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat 2,3 Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan, 20155, Indonesia Email: gultomyohana@yahoo.com Abstract Noodle is one of the most popular foodstaple in the community. Nowdays, the noodle was made as a replacement food of other staple foods such as rice. Generally, raw material of noodle is flour. However, the flour can also be modified with other foods such as tempe and carrot. Based on its nutrient composition, tempe and carrot are potential as a source of nutrition, which contains proteins, fat, calcium, phosphorus, iron, vitamin A, tiamin, vitamin C, riboflavin, niasin and fiber. The purpose of this research is to know the nutrient content and acceptability from the noodle with addition of tempe and carrot. This research is a research experiment making wet noodle with addition of tempe and carrot by comparison (30% : 20%, 25% : 25%, 20% : 30%). Panelists in this study are university students of public healty in University North Sumatera, as many as thirty peoples. Acceptance of test data was analyzed by anova test and double Duncan test, and nutrient content is determined by using DKBM. The parameters analyzed include the lucrative nature of the organoleptic color, aroma, taste and texture of wet noodle. The results of this research showed that the organoleptic test of color, flavor, taste, and texture are the most preferred panelist is wet noodle by addition of 25% tempe and 25% carrot. Based on the analysis of varians, the addition of tempe and carrot in different concentration on the creation of a wet noodle gave different effects of calor, flavor, taste, texture of a wet noodle. Keywords : wet noodle, tempe, carrot, organoleptic test, nutrient content PENDAHULUAN Masalah gizi utama di Indonesia masih tetap didominasi oleh masalah gizi kurang yaitu Kurang Energi Protein (KEP), Kurang Vitamin A (KVA), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), dan anemia zat besi. Masalah gizi dapat diperbaiki dengan konsumsi pangan yang beragam. Setiap jenis makanan mempunyai cita rasa, tekstur, aroma dan daya cerna tersendiri yang memberikan sumbangan gizi berbeda-beda yaitu dengan memanfaatkan tempe dan wortel. Tempe merupakan bahan makanan hasil fermentasi kacang kedelai yang menggunakan jamur Rhizopus oligosporus atau Rhizopus oryzae. Tempe dapat diperoleh dengan harga relatif lebih terjangkau dan lebih mudah diperoleh.

Tempe merupakan sumber gizi yang baik karena mengandung protein, asam amino esensial, asam lemak esensial, vitamin B kompleks, dan serat dalam jumlah cukup (Anonim,2012) Wortel merupakan sayuran yang kaya akan beta karoten sebagai antioksidan yang bisa mencegah penyakit jantung, kanker kulit dan penuaan dini. Wortel dikenal memiliki kandungan vitamin A yang sangat tinggi. Wortel memiliki unsur lain seperti kalori, protein, kalsium, dan besi (Kumalaningsih, 2006). Mi merupakan bahan pangan yang cukup potensial, selain harganya relatif murah dan pengolahannya yang praktis. Mi memiliki kandungan gizi yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi, sehingga mi disukai masyarakat sebagai sumber karbohidrat pengganti nasi yang mengenyangkan dan mi juga merupakan makanan favorit mulai anak anak hingga lanjut usia. Saat ini berbagai jenis mi telah banyak dikonsumsi dan dijual di pasaran. Mi basah adalah salah satu bentuk mi yang mudah diolah oleh masyarakat umum dan bahan-bahan pembuatan ini pun mudah didapat, dimana kemungkinan setiap orang dapat membuatnya sendiri (Muhajir, 2007). Bahan utama pembuatan mi adalah tepung terigu yang mana selama ini mi yang biasa dikonsumsi hanya mengandung zat gizi makro saja yaitu karbohidrat, protein dan lemak, dan sangat sedikit atau bahkan tidak mengandung zat gizi lainnya seperti vitamin dan mineral. Sehingga diharapkan dengan penambahan tempe dan wortel dapat memperbaiki kandungan gizi mi basah yang mana pada tempe dan wortel kaya akan kandungan vitamin dan mineralnya dan juga dapat mengurangi ketergantungan terhadap tepung terigu yang merupakan bahan impor dan menduduki porsi terbesar dalam pembuatan mi basah. Sehingga masyarakat yang mengganggap mi sebagai makanan selingan, tidak hanya untuk mengenyangkan perut tetapi juga menambah asupan gizi pada mereka. Hastuti et al (1985) melaporkan bahwa terigu jenis soft cap kunci dapat disubstitusi dengan tepung sorgum sampai 10% dalam pembuatan mie kering dengan hasil yang masih disukai panelis. Royaningsih dan Pangloli (1988) melaporkan bahwa terigu jenis medium cap segitiga biru dapat disubstitusi dengan tepung sagu sampai 30% dalam pembuatan mie basah. Sedangkan penelitian Marzempi et al (1994) melaporkan bahwa jumlah maksimum tepung ubi kayu yang dapat mensubstitusi terigu dalam pembuatan mie adalah 20%. Khusus untuk pemanfaatan wortel sebagai bahan dasar pembuatan mi, Zuraidah Nasution (2005) telah melakukan penelitian substitusi bubur wortel terhadap terigu dan melaporkan bahwa bubur wortel dapat digunakan sebagai bahan substitusi tepung terigu pada pembuatan mie basah sebesar 20% dan mengandung vitamin A. Warna, aroma, penampilan, kekenyalan dan rasa mi yang dihasilkan disukai panelis. Dari penelitian yang pernah dilakukan, masing-masing penelitian terdapat keunggulan dan kelemahan sehingga tercetuslah ide untuk membuat mi basah dengan memanfaatkan tempe dan wortel dengan perbandingan sebesar (30% : 20%), (25% : 25%), dan (20% : 30%). Penetapan konsentrasi tempe dan wortel sebesar (30% : 20%), (25% : 25%), dan (20% : 30%) dilakukan berdasarkan penelitian pendahuluan dan menghasilkan adonan mi yang dapat dibentuk. Berdasarkan uraian diatas maka permasalahan yang diangkat dalam penilitian ini adalah bagaimana pengaruh penambahan tempe dan wortel dalam pembuatan mi basah terhadap daya terima dan nilai gizinya

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tempe dan wortel dalam pembuatan mi basah terhadap warna, aroma, rasa dan tekstur mi basah dan nilai gizi mi basah dengan penambahan tempe dan wortel. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai sumber informasi bagi masyarakat dalam pembuatan mi basah yang bergizi,sebagai salah satu upaya penganekaragaman bahan makanan dari tempe dan wortel, dan sebagai alternative untuk mengurangi pemakaian tepung terigu sebagai bahan dasar pembuatan mi basah. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap dengan dua faktor yaitu tempe dan wortel. Uji statistika dilakukan secara ANOVA. Setelah dianalisa, maka Fhitung yang diperoleh dibandingkan dengan Ftabel. Langkah selanjutnya adalah menentukan perlakuan mana yang lebih baik melalui uji ganda Duncan. Alat yang digunakan yaitu timbangan, blender, alat pencetak mi (ampia), kompor, pisau, baskom, gelas ukur, talenan, tirisan, panci, sendok, dan kemasan mi. Bahan penelitian yang digunakan yaitu tepung terigu hard flour cap cakra kembar, tempe, wortel, telur, dan garam. Mi basah yang terbuat dari campuran tepung terigu, tempe dan ubi jalar merah ini terdiri atas empat perlakuan. Perlakuan pertama (E 1 ), perbandingan tepung terigu, tempe dan wortel yaitu (50%, 30%, 20%). Perlakuan kedua (E 2 ), perbandingan tepung terigu, tempe dan wortel yaitu (50%, 25%, 25%) dan perlakuan ketiga (E 3 ), perbandingan tepung terigu, tempe dan wortel yaitu (50%, 20%, 30%). Tabel 1. Jenis dan Ukuran Bahan Penelitian Bahan Perlakuan E 1 E 2 E 3 Tepung 250 g 250 g 250 g terigu Tempe 150 g 125 g 100 g Wortel 100 g 125 g 150 g Garam 10 g 10 g 10 g Telur 50 g 50 g 50 g Sari wortel 30 ml 30 ml 30 ml Prosedur Penelitian Prosedur pembuatan mi basah meliputi 4 tahap, yaitu persiapan bahan baku, pencampuran bahan, pencetakan dan perebusan mi basah. Persiapan Bahan-bahan yang perlu dipersiapkan adalah tepung terigu, tempe, wortel, telur, dan garam. Sebelum digunakan wortel dikupas kemudian dicuci bersih dengan air mengalir. Kemudian wortel dan tempe dipotong dan ditimbang beratnya sesuai dengan perlakuan. Kemudian tempe dan wortel di haluskan Pencampuran Bahan-bahan dalam pembuataan mi basah yang terdiri dari terigu, tempe dan wortel dengan perbandingan (50%:30% :20%), (50%:25%:25%), (50%:20%:30%), masing-masing dimasukkan kedalam baskom yang berbeda dan diaduk rata, kemudian ditambahkan garam, telur, dan sari wortel sedikit demi sedikit sambil diaduk rata hingga terbentuk adonan yang homogen. Adonan selanjutnya diuleni sampai menjadi kenyal dan kalis. Pencetakan Tahapan pencetakan meliputi pembentukan lembaran dengan roll press dan pembentukan mi. Adonan dibentuk bulat kemudian dipipihkan dengan menggunakan roll press agar terbentuk lembaran tipis setebal ± 1.5 cm. Selanjutnya

mi ditipiskan dan diratakan menggunakan cetakan mi yang permukaannya halus dimulai dari ukuran terbesar/tebal sampai ukuran terkecil/tipis.. Lembaran mi selanjutnya dicetak menggunakan cetakan mi bergerigi untuk mendapatkan mi dengan ukuran yang seragam. Perebusan Mi yang sudah terbentuk selanjutnya di rebus selama 2 menit pada suhu 100ºC agar tekstur mi menjadi lebih baik dan warnanya seragam. Selanjutnya mi ditiriskan dan ditambahkan minyak goreng agar tekstur mi lebih mengkilap dan pita-pita mi tidak lengket. Prosedur pembuatan mi basah pada penelitian dapat dilihat pada Gambar dibawah ini. Tempe T1 = 30 % T2 = 25 % T3 = 20 % Tepung terigu 50 % Pencampuran bahan Pengulenan adonan 15 menit Pembentukan lembaran Pembentukan mi dengan ampia Perebusan 100ºC selama 2 menit Penirisan Penambahan minyak Wortel W1 = 20 % W2 = 25 % W3 = 30 % Bahan : Garam 10 g Telur 50 g Sari wortel 30 ml Mi basah Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Mi Basah dari Tempe dan Wortel HASIL DAN PEMBAHASAN Perbedaan keempat mi basah yang dihasilkan dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini : Tabel 2. Karakteristik Mi Basah dengan Penambahan Tempe dan Wortel Mie basah E 1 E 2 E 3 Karak teris tik Warna Aroma Rasa Tekstur Kuning pucat Khas tempe Khas tempe Basah dan elastis Kuning muda Khas tempe wortel Khas tempe wortel Basah dan elastis Kuning sedikit kecoklatan Khas wortel Khas wortel Basah dan elastis Keterangan: E 1 : tepung terigu 50%, tempe 30% dan wortel 20% E 2 : tepung terigu 50%, tempe 25% dan wortel 25% E 3 : tepung terigu 50%, tempe 20% dan wortel 30% Uji Organoleptik Warna Tabel 3. Hasil Analisa Organoleptik Warna Mi Basah dengan Penambahan Tempe dan Wortel Rasa E 1 E 2 E 3 Kriteria S KS TS Skor 3 2 1 Total P 8 17 5 30 S 24 34 5 63 % 70 P 20 10 0 30 S 60 20 0 80 % 88,89 P 10 19 1 30 S 30 38 1 69 % 76,66 Keterangan : S : Suka S : Skor KS : Kurang Suka P : Panelis TS : Tidak Suka Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa nilai organoleptik warna tertinggi yaitu pada mi basah yang mendapat tambahan tempe 25% dan wortel 25% dengan skor tertinggi

yaitu 80 (88,89 %) dengan kriteria kesukaan adalah sangat suka dan suka. Sedangkan yang terendah yaitu mie basah dengan penambahan tempe 30% dan wortel 20%. Tabel 4. Hasil Analisis Uji Ganda Duncan Terhadap Warna Mi Basah dengan Penambahan Tempe dan Wortel Perlakuan E 1 E 3 E 2 Rata-rata 2,1 2,3 2,67 E 3 E 1 = 2,3 2,1 = 0,2 < 0,29 Jadi E 3 = E 1 E 2 E 1 = 2,67 2,1 = 0,57 > 0,30 Jadi E 2 E 1 E 2 E 3 =2,67 2,3 = 0,37 > 0,29 Jadi E 2 E 3 Berdasarkan hasil analisa sidik ragam nilai (Fhitung (7,75) > Ftabel (3,15) bermakna bahwa penambahan tempe dan wortel dengan berbagai variasi memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap warna mi basah yang dihasilkan. Hasil Uji Ganda Duncan terhadap warna mi basah menunjukkan bahwa mi basah yang mendapatkan perlakuan terbaik adalah mi basah dengan penambahan tempe 25% dan wortel 25% dengan skor penilaian paling tinggi (2,67) dimana semakin tinggi tingkat penilaian, semakin disukai oleh panelis. Aroma Tabel 5. Hasil Analisa Organoleptik Aroma Mi Basah dengan Penambahan Tempe dan Wortel Aroma Kriteria S KS TS Skor 3 2 1 Total P 14 14 2 30 E 1 S 42 28 2 72 % 80 P 20 10 0 30 S 60 20 0 80 E 2 E 3 % 88,89 P 10 17 3 30 S 30 34 3 67 % 74,44 Keterangan : S : Suka S : Skor KS : Kurang Suka P : Panelis TS : Tidak Suka Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa nilai organoleptik aroma tertinggi yaitu pada mi basah yang mendapat tambahan tempe 25% dan wortel 25% dengan skor tertinggi yaitu 80 (88,89%) dengan kriteria kesukaan adalah suka. Sedangkan yang terendah yaitu mie basah dengan penambahan tempe 20% dan wortel 30%. Tabel 6. Hasil Analisis Uji Ganda Duncan Terhadap Aroma Mi Basah dengan Penambahan Tempe dan Wortel Perlakuan E 3 E 1 E 2 Rata-rata 2,23 2,40 2,70 E 1 E 3 = 2,40 2,23 = 0,17 < 0,29 Jadi E 1 = E 3 E 2 E 3 = 2,70 2,23 = 0,47 > 0,31 Jadi E 2 E 3 E 2 E 1 = 2,70 2,40 = 0,30 > 0,29 Jadi E 2 E 3 Berdasarkan hasil analisa sidik ragam nilai (Fhitung 5,09 > Ftabel 3,15) bermakna bahwa penambahan tempe dan wortel dengan berbagai variasi memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap aroma mi basah yang dihasilkan. Hasil Uji Ganda Duncan terhadap aroma mi basah menunjukkan bahwa mi basah yang mendapatkan perlakuan terbaik adalah mi basah dengan penambahan tempe 25% dan wortel 25% dengan skor penilaian paling tinggi (2,70) dimana semakin tinggi tingkat penilaian, semakin disukai oleh panelis Rasa Tabel 7. Hasil Analisa Organoleptik Rasa Mi Basah dengan Penambahan Tempe dan Wortel Rasa Kriteria S KS TS Skor 3 2 1 Total P 7 15 8 30 E 1 S 21 30 8 59 % 65,55 P 17 13 0 30 E 2 S 51 26 0 77 % 85,56 P 6 18 6 30 E 3 S 18 36 6 60 % 66,67

Keterangan : S : Suka S : Skor KS : Kurang Suka P : Panelis TS : Tidak Suka Tabel 7 di atas menunjukkan bahwa nilai organoleptik rasa tertinggi yaitu pada mi basah yang mendapat tambahan tempe 25% dan wortel 25% dengan skor tertinggi yaitu 77 (85,56%) dengan kriteria kesukaan adalah suka. Sedangkan yang terendah yaitu mi basah dengan penambahan tempe 30% dan wortel 20%. Tabel 8. Hasil Analisis Uji Ganda Duncan Terhadap Rasa Mi Basah dengan Penambahan Tempe dan Wortel Perlakuan E 1 E 3 E 2 Rata-rata 1,97 2 2,56 E 3 E 1 = 2 1,97 = 0,03 < 0,32 Jadi E 3 = E 1 E 2 E 1 = 2,56 1,97 = 0,59 > 0,34 Jadi E 2 E 1 E 2 E 3 = 2,56 2 = 0,56 > 0,32 Jadi E 2 E 3 Berdasarkan hasil analisa sidik ragam nilai (Fhitung (8,77) > Ftabel (3,15) bermakna bahwa penambahan tempe dan wortel dengan berbagai variasi memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap rasa mi basah yang dihasilkan. Hasil Uji Ganda Duncan terhadap rasa mi basah menunjukkan bahwa mi basah yang mendapatkan perlakuan terbaik adalah mi basah dengan penambahan tempe 25% dan wortel 25% dengan skor penilaian paling tinggi (2,56) dimana semakin tinggi tingkat penilaian, semakin disukai oleh panelis. Tekstur Tabel 9. Hasil Analisa Organoleptik Tekstur Mi Basah dengan Penambahan Tempe dan Wortel Aroma E 1 E 2 E 3 Kriteria S KS TS Skor 3 2 1 Total P 10 18 2 30 S 30 36 2 68 % 75,55 P 17 13 0 30 S 51 26 0 77 % 85,56 P 9 18 3 30 S 27 36 3 66 % 73,33 Keterangan : S : Suka S : Skor KS : Kurang Suka P : Panelis TS : Tidak Suka Tabel 9 di atas menunjukkan bahwa nilai organoleptik tekstur tertinggi yaitu pada mi basah yang mendapat tambahan tempe 25% dan wortel 25% dengan skor tertinggi yaitu 77 (85,56 %) dengan kriteria kesukaan adalah suka. Sedangkan yang terendah yaitu mi basah dengan penambahan tempe 30% dan wortel 20%. Tabel 10. Hasil Analisis Uji Ganda Duncan Terhadap Tekstur Mi Basah dengan Penambahan Tempe dan Wortel Perlakuan E 3 E 1 E 2 Rata-rata 2,20 2,26 2,57 E 1 E 3 = 2,26 2,20 = 0,06 < 0,29 Jadi E 3 = E 1 E 2 E 3 = 2,57 2,20 = 0,37 > 0,30 Jadi E 2 E 3 E 2 E 3 = 2,57 2,26 = 0,31 > 0,29 Jadi E 2 E 1 Berdasarkan hasil analisa sidik ragam nilai (Fhitung 3,59 > Ftabel 3,15) bermakna bahwa penambahan tempe dan wortel dengan berbagai variasi memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap tekstur mi basah yang dihasilkan. Hasil Uji Ganda Duncan terhadap tekstur mi basah menunjukkan bahwa mi basah yang mendapatkan perlakuan terbaik adalah mi basah dengan penambahan tempe 25% dan wortel 25% dengan skor penilaian paling tinggi (2,57) dimana semakin tinggi tingkat penilaian, semakin disukai oleh panelis.

Nilai Gizi Mi Basah Nilai gizi mi basah dengan tambahan tempe dan wortel berdasarkan DKBM dalam 500 gram bahan dapat dilihat pada tabel 10 di bawah ini : Tabel 10. Kandungan Nilai Gizi Dalam 550 gram Bahan Mi Basah Berdasarkan DKBM Zat Gizi Perlakuan E 1 E 2 E 3 Energi (kal) 252,03 245,15 238,28 Protein (g) 10,15 9,32 8,5 Lemak (g) 8,61 16,37 7,93 Karbohidrat (g) 36,91 36,68 36,45 Serat (g) 0,64 0,63 0,61 Kalsium (mg) 62,58 58 53,41 Fosfor (mg) 177,83 167,33 156,83 Besi (mg) 1,95 1,83 1,70 Natrium (mg) 12,5 15,42 18,33 Kalium (mg) 40,83 51,04 61,25 Vitamin A (SI) 2105 2402 2698 Tiamin (mg) 0,1 0,1 0,1 Riboflavin (mg) 0,06 0,06 0,06 Niasin (mg) 0,33 0,38 0,42 Vitamin C (mg) 3 3,75 4,5 Air (g) 39,91 41,36 42,80 Penambahan tempe dan wortel dalam pembuatan mi basah dapat meningkatkan nilai gizi mi basah yang dihasilkan. Mi basah yang paling banyak disukai oleh panelis adalah mi basah dengan penambahan tempe 25% dan wortel 25% (E 2 ). Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM), kandungan gizi mi basah dengan penambahan tempe 25 % dan wortel 25% menyumbang 245,15 kal energi, 9,32 g protein, 16,37 g lemak, 36,68 g karbohidrat, 0,63 g serat, 58 mg kalsium, 167,33 mg fosfor, 1,83 mg besi, 15,42 mg natrium, 51,04 mg kalium, 2402 SI vitamin A, 0,1 mg tiamin, 0,06 mg riboflavin, 0,38 mg niasin, 3,75 mg vitamin C.Dalam pembuatan mi basah melalui proses pemanasan pada wortel dan tempe diperkirakan bahwa nilai gizi mikro dalam mie basah seperti vitamin A, vitamin B, dan vitamin C akan berkurang. Dengan mengkonsumsi mi basah yang terbuat dari 100 gram bahan ini diharapkan dapat menyumbangkan 9,6 % AKG energi, 15,53 % AKG protein, 400 % AKG vitamin A, 8,3 % AKG tiamin, 4,6 % AKG riboflavin, 2,3 % AKG niasin, 4,2 % AKG vitamin C, 6,38 % AKG kalsium, 27,8 % AKG fosfor, dan 14 % AKG zat besi pada laki-laki dewasa berusia 19 29 tahun dengan kategori aktivitas sedang. Sedangkan pada wanita dewasa dapat menyumbangkan 13 % AKG energi, 18,6 % AKG protein, 480 % AKG Vitamin A,10 % AKG tiamin, 5,45 % AKG riboflavin, 2,7 % niasin, 5 % AKG vitamin C, 7,3 % AKG kalsium, 27,9 % AKG fosfor, dan 7,03 % AKG zat besi. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Penambahan tempe dan wortel dalam pembuatan mi basah memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap penilaian organoleptik baik dari segi warna, aroma, rasa, tekstur maupun kandungan zat gizi. 2. Berdasarkan indikator warna, aroma, rasa, dan tekstur, mi basah dengan penambahan tempe dan wortel yang disukai panelis adalah mi basah dengan penambahan tempe 25% dan wortel 25% (E 2 ). 3. Penambahan tempe dan wortel dalam pembuatan mi basah memberikan sumbangan protein tertinggi yaitu mi basah E 1 9,53 gram, kandungan lemak tertinggi yaitu mi basah E 2 14,46 gram, kandungan karbohidrat tertinggi yaitu mi basah E 1 36,88 gram, kandungan serat tertinggi yaitu mi basah E 1 0,64 gram. 4. Penambahan tempe dan wortel dalam pembuatan mi basah memberikan sumbangan vitamin seperti vitamin A, tiamin, riboflavin, niasin dan vitamin C.

Mi Basah tempe wortel yang memiliki kandungan vitamin A tertinggi yaitu mi basah E 3 2693 SI, kandungan tiamin terdapat pada mi basah E 1,E 2, E 3 yaitu 0,1 mg, kandungan riboflavin terdapat pada mi basah E 1, E 2, E 3 yaitu 0,05 mg kandungan niasin tertinggi yaitu E 3 0,42 mg, kandungan vitamin C tertinggi yaitu mi basah E 3 4,5 mg. 5. Penambahan tempe dan wortel dalam pembuatan mi basah memberikan sumbangan mineral seperti kalsium, fosfor, natrium, dan kalium yang dapat meningkatkan kandungan gizi pada mi basah. Mi basah tempe wortel memiliki kandungan kalsium tertinggi yaitu mi basah E 1 58,28 mg, kandungan fosfor tertinggi yaitu mi basah E 1 164,93 mg, kandungan natrium tertinggi yaitu mi basah E 3 18,33 mg, kandungan kalium tertinggi yaitu mi basah E 3 61,25 mg. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, hal yang dapat disarankan adalah: 1. Mi basah dengan penambahan tempe dan wortel cocok direkomendasikan bagi penderita diabetes melitus karena mengandung zat gizi karbohidrat dan lemak yang rendah. 2. Perlu dilakukan upaya untuk menyebarluaskan pembuatan mi basah dengan penambahan tempe dan wortel. 3. Perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut dari mi basah untuk meningkatkan daya terimanya. DAFTAR PASTAKA Anonim. 2012. Tempe. http://repository.ipb.ac.id. Diakses tanggal 10 Agustus 2013 Hastuti, P.S., E. Sutriswati dan I.S. Utami. 1985. Tepung Sorgum (Sorgum vulgare) Sebagai Pengganti Tepung Gandum dalam Pembuatan Mie dan Roti Tawar. Jurnal. Fakultas Teknologi Pertanian UGM. Yogyakarta. Kumalaningsih, S. 2006. Antioksidan Alami Penangkal Radikal Bebas. Trubus Agisarana. Surabaya. Marzempi, D. Sastrodipuro, Azman dan Aswardi. 1994. Penggunaan Tepung Ubi Kayu Sebagai Bahan Substitusi Terigu dalam Pembuatan Mie Kering. Di dalam Nasrun, et al. (Ed). Risalah Seminar Balai Penelitian Tanaman Pangan Sukarami. Solok Muhajir. 2007. Peningkatan Gizi Mie Instan dari Campuran Tepung Terigu dan Tepung Ubi Jalar Melalui Penambahan Tepung Tempe dan Tepung Ikan. Sumatera utara. Medan. Munarso dan Bambang. 2009. Perkembangan Teknologi Pengolahan Mie http://www.iptek.net.id. Diakses tanggal 10 Februari 2013 Royaningsih, S. dan P. Pangloli. 1988. Pembuatan Mie Basah (boiled noodle) dari Campuran Terigu dan Tepung Sagu. Di dalam E.S. Heruwati (Ed). Prosiding Seminar Penelitian Pasca Panen Pertanian. Balitbang Penelitian, Departemen Pertanian. Bogor.