STRATEGI PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP KRISTEN 2 SALATIGA DITINJAU DARI LANGKAH POLYA

dokumen-dokumen yang mirip
STRATEGI PEMECAHAN MASALAH PADA SOAL CERITA SPLDV DITINJAU DARI HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMK PGRI 2 SALATIGA

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI SPLDV SISWA KELAS VIII DI SMP KRISTEN 2 SALATIGA

Mega Ristiana. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP - Universitas Kristen Satya Wacana

BAB II KAJIAN TEORI A. Masalah Matematika

Disusun untuk memenuhi syarat mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika. Oleh YULIANA ISMAWATI JURNAL

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL SISWA KELAS VII SMP N 1 BRINGIN

ABSTRAK PENDAHULUAN. Kata Kunci : analisis, kesalahan, newman, soal cerita, bilangan bulat.

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH HIMPUNAN PADA SISWA KELAS VII SMP PANGUDI LUHUR TUNTANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SPLDV BERDASARKAN LANGKAH PENYELESAIAN POLYA

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan secara menyeluruh meliputi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Unit 3. CARA TEPAT MEMILIH PENYELESAIAN MASALAH MATEMATIKA Inawati Budiono

ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 03 TUNTANG TENTANG BANGUN DATAR DITINJAU DARI TEORI VAN HIELE

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PROGRAM LINIER

Kata Kunci: pemecahan masalah, masalah nonrutin, kesalahan siswa.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dari bahasa Yunani mathema yang berarti ilmu pengetahuan. Elea Tinggih

PROSES BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V SDN SIDOREJO LOR 03 SALATIGA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN. Abstrak

Kegiatan Belajar 1 HAKIKAT MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masalah kehidupan sehari-hari. Matematika terdiri dari beberapa komponen yang. serta sifat penalaran matematika yang sistematis.

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT

PROFIL KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH OPEN-ENDED PADA MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT BAGI SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika merupakan salah satu unsur utama dalam. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang guru SD yang akan mengajarkan matematika kepada siswanya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Alamat Korespondensi: Jl. Ir. Sutami No. 36A Kentingan Surakarta, , 2)

PEMECAHAN MASALAH PADA SOAL CERITA UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN MATEMATIKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Anggraini Gandung Sugita Program Studi Pendidikan MatematikanUniversitas Tadulako Nia Kurniadin SMP Al-Azhar Palu. Abstrak

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

HAKIKAT PENDIDIKAN MATEMATIKA. Oleh: Nur Rahmah Prodi Pendidikan Matematika Jurusan Tarbiyah STAIN Papopo

BAB II KAJIAN TEORI. apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan. perbuatan. Sedangkan menurut Robbins kemampuan bisa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan konstribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari. Mengingat

BAB II KAJIAN TEORI. A. Masalah Matematika. Masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP BERDASARKAN LANGKAH POLYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang membuat peserta didik dapat mengembangkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. logis, konsisten, dan dapat bekerjasama serta tidak mudah putus asa.

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam mata pelajaran matematika sejauh ini telah mengalami

48. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang

KECENDERUNGAN SISWA KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 ROWOKELE DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA

STRATEGI SOLUSI DALAM PEMECAHAN MASALAH POLA BILANGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PONTIANAK. Nurmaningsih. Abstrak. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam ilmu pengetahuan.

BAB II KAJIAN TEORITIS. mengajar yang melibatkan guru dan siswa. Upaya ini juga mengandung tujuan agar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI KOMPOSISI FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum digunakan sebagai acuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH FISIKA MENURUT POLYA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Matematika. dan matematis (Rina Dyah Rahmawati, dkk, 2006: 01).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT, KPK DAN FPB BAGI SISWA KELAS V SDN KESONGO 01 TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI DAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA PADA MATERI PERBANDINGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Satya Mardi Ayuningrum 1, Rubono Setiawan 2. Pendidikan Matematika, Universitas Sebelas Maret Surakarta

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. matematika di sekolah memiliki tujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai

I. PENDAHULUAN. didiknya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan berusaha secara terus menerus dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LANGKAH POLIYA SISWA SMK. Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Kehidupan yang semakin meng-global ini memberikan tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL ILMIAH MATEMATIKA DAN PEMBELAJARANNYA Volume 1 Nomor 2 (2015)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKIM PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT OLEH SISWA SD JURNAL. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH I PATUK PADA POKOK BAHASAN PELUANG JURNAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat, hal ini

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sri Wahyuni, Tesis : Kemampuan Koneksi Matematika siswa SMP dalam Memecahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

DESKRIPSI KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL-SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR JURNAL OLEH SITI NURJANNAH NIM

BAB I PENDAHULUAN (1982:1-2):

PROSES BERPIKIR SISWA KELAS VII E DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Tentang Bangun Datar Ditinjau Dari Teori Van Hiele ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode deskriptif adalah suatu penggambaran atau penjelasan terhadap suatu

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA. Ardiyanti 1), Haninda Bharata 2), Tina Yunarti 2)

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING TERHADAP MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX SMP N 2 TUNTANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Masalah merupakan suatu hal yang sangat melekat di. kehidupan manusia, mulai dari masalah yang dengan mudah dipecahkan

BAB I PENDAHULUAN. prioritas utama untuk melahirkan generasi-generasi yang lebih baik. Sehingga. mutu pendidikan menjadi fokus penting pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan ilmu yang menunjang berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan

Transkripsi:

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP KRISTEN 2 SALATIGA DITINJAU DARI LANGKAH POLYA Siti Imroatun, Sutriyono, Erlina Prihatnani Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga, Indonesia Email: iim.matik@yahoo.com Abstrak Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui langkah pemecahan masalah yang lakukan oleh siswa kelas VII SMP Kristen 2 Salatiga dalam menyelesaikan soal cerita persamaan linear satu variabel, jika ditinjau berdasarkan empat langkah pemecahan masalah menurut Polya. Tujuan lain dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi yang digunakan oleh siswa dalam menyelesaikan masalah berdasarkan 11 strategi pemecahan masalah yang dikemukakan oleh Reys (1998). Responden dalam penelitian ini berjumlah 20 siswa, yang selanjutnya dengan teknik purposive sampling terpilih 2 siswa sebagai subjek penelitian. Hasil analisis data menunjukkan bahwa, subjek penelitian dengan hasil belajar tinggi melaksanakan tiga langkah pemecahan dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Ketiga langkah yang dilakukan adalah memahami masalah, membuat rencana pemecahan masalah, dan melaksanakan rencana pemecahan masalah. Strategi yang digunakan untuk membantu memecahkan masalah adalah strategi mengidentifikasi informasi yang diinginkan, diberikan dan diperlukan. Subjek penelitian dengan hasil belajar rendah juga melaksanakan tiga langkah dalam memecahkan masalah. Ketiga langkah yang dilakukan adalah memahami masalah, membuat rencana pemecahan masalah dan melaksanakan rencana pemecahan masalah. Sedangkan strategi yang digunakan adalah strategi menulis kalimat terbuka. Baik subjek dengan hasil belajar tinggi maupun rendah tidak melaksanakan langkah memeriksa kembali atas hasil yang telah diperoleh. Kata kunci : masalah matematika, pemecahan masalah, langkah Polya, strategi Reys PENDAHULUAN Pembelajaran matematika di sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Pembelajaran matematika itu sendiri tidak hanya diarahkan pada peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal terkait perhitungan berupa angka-angka, tetapi juga diarahkan kepada peningkatan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah (problem solving), baik masalah matematika maupun masalah lain yang secara kontekstual menggunakan matematika untuk memecahkanya. Rahardjo, dkk (2011) menyatakan bahwa masalah dalam matematika berbeda dengan 1

soal matematika. Masalah matematika sudah pasti merupakan soal matematika, tetapi soal matematika belum tentu merupakan masalah matematika. Suatu soal matematika dapat dikatakan masalah matematika jika soal tersebut tidak dapat diselesaikan secara langsung dengan rumus-rumus yang telah tersedia. Masalah matematika biasanya dinyatakan dalam bentuk soal cerita, baik tertulis atau verbal. Masalah matematika dalam bentuk soal cerita lebih sulit dipecahkan oleh siswa dibandingkan dengan soalsoal yang hanya melibatkan bilangan-bilangan atau soal yang hanya terkait dengan perhitungan angka-angka. Dalam menyelesaikan soal cerita siswa terlebih dahulu dituntut untuk mengetahui apa yang diketahui, apa yang ditanya dan mengubah ke dalam model matematika sebelum menggunakan strategi penyelesaian yang tepat. Tidak semua siswa mampu menyelesaikan masalah dalam bentuk soal cerita, termasuk siswa di SMP Kristen 2 Salatiga. Guru matematika yang bersangkutan menuturkan bahwa sebagian besar dari siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang berbentuk uraian atau cerita. Kendala yang sering dihadapi baik untuk siswa kelas tujuh, siswa kelas delapan maupun kelas sembilan tidak hanya dalam masalah kebahasaan yang menyangkut tafsiran suatu kalimat tetapi juga kesulitan dalam model matematika yang memiliki makna terkait dengan suatu masalah. Di samping itu, tidak semua siswa dapat memilih strategi penyelesaian yang sesuai untuk memecahkan masalah. Penyelesaian masalah yang terkandung dalam soal cerita diperlukan langkahlangkah pemecahannya. Terdapat beberapa langkah pemecahan masalah dalam matematika, diantaranya adalah dengan menerapkan langkah - langkah Polya. Polya (2004) memaparkan bahwa solusi soal pemecahan masalah terbagi dalam empat langkah penyelesaian, yaitu memahami masalah (see), membuat rencana pemecahan masalah (plan), melaksanakan rencana pemecahan masalah (do) dan memeriksa kembali terhadap semua langkah yang telah dikerjakan (check). Langkah Polya menyediakan kerangka kerja yang tersusun rapi untuk menyelesaikan masalah yang kompleks. Langkah pertama adalah memahami masalah. Tanpa adanya pemahaman terhadap masalah yang diberikan, siswa tidak mungkin mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan benar. Setelah siswa dapat memahami masalah dengan benar, selanjutnya mereka harus mampu menyusun rencana pemecahan masalah. Kemampuan 2

melakukan langkah kedua ini sangat tergantung pada pengalaman dan pengetahuan siswa dalam memecahkan masalah. Jika rencana penyelesaian masalah telah dibuat, baik secara tertulis atau tidak, selanjutnya dilakukan penyelesaian masalah sesuai dengan rencana yang dianggap paling tepat. Adapun langkah terakhir dari proses pemecahan masalah menurut Polya adalah melakukan pemeriksaan atas apa yang telah dilakukan mulai dari langkah pertama sampai langkah terakhir. Beberapa penelitian terkait pemecahan masalah Polya dan strategi pemecahan masalah Reys misalnya, penelitian Indrajaya (2012) dengan judul Strategi Pemecahan Masalah dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada Materi SPLDV Siswa Kelas VIII SMP Kristen 2 Salatiga. Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemecahan masalah oleh siswa kelas VIII di SMP Kristen 2 Salatiga dalam menyelesaikan soal cerita pada materi SPLDV. Hasil temuan dalam penelitian ini adalah bahwa siswa kelas VIII di SMP Kristen 2 Salatiga menggunakan pemecahan masalah menurut Polya dengan diperoleh siswa melakukan pemecahan dengan melakukan tiga tahap yaitu understanding, planning, dan solving, tahap checking tidak digunakan. Strategi yang digunakan adalah strategi pemecahan menurut Reys, dari 11 strategi yang ada terdapat 4 strategi yang digunakan siswa yaitu strategi menulis kalimat terbuka, mengidentifikasi informasi yang diinginkan, diberikan dan diperlukan, menebak dan menguji, serta mengubah pandangan. Penelitian lain dilakukan oleh Mustika (2013) dengan judul Strategi Pemecahan Masalah Himpunan pada Siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Tuntang. Hasil penemuan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah dari sebelas strategi pemecahan masalah menurut Reys yang dijadikan kajian teori, terdapat empat strategi yang digunakan siswa. Keempat strategi tersebut adalah strategi membuat tabel, strategi menghitung semua kemungkinan secara sistematis, strategi menebak dan menguji, dan yang terakhir strategi mengidentifikasi informasi yang diinginkan, diberikan dan diperlukan. Strategi yang paling banyak digunakan adalah strategi menebak dan menguji. Pentingnya pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika dan melihat adanya permasalahan yang dihadapi siswa SMP Kristen 2 Salatiga terkait pemecahan masalah, maka dilakukan suatu penelitian. Mengingat adanya penelitian sebelumnya yang mengaitkan pemecahan masalah matematika berdasarkan langkah Polya dan strategi pemecahan masalah Reys, menginspirasi penelitian ini untuk mengaitkan hal 3

tersebut. Sehingga judul penelitian yang dilakukan adalah Strategi Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII SMP Kristen 2 Salatiga Di Tinjau Dari Langkah Polya. KAJIAN PUSTAKA Hakikat Matematika Kata matematika berasa dari kata Latin mathematika yang mulanya diambil dari kata Yunani mathematike yang berarti mempelajari. Perkataan tersebut mempunyai asal kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata mathematike berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar (berpikir). Sehingga, berdasarkan asal katanya maka kata mathematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir (bernalar). Matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran ), bukan menekankan dari hasil eksperimen atau hasil observasi, matematika terbentuk atas pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran (Suhendra, 2007). Menurut Turmudi (dalam Suhendra, 2007) pada tahap awal matematika terbentuk dari pengalaman manusia dalam dunianya secara empirik. Pengalaman tersebut kemudian diproses dalam dunia rasio, diolah secara analisis dan sintetis dengan penalaran di dalam struktur kognitif sehingga sampailah pada suatu kesimpulan berupa sejumlah konsep matematika. Agar konsep-konsep matematika yang telah terbentuk dapat dipahami oleh orang lain dan dapat dengan mudah dimanipulasi secara tepat maka digunakan notasi dan istilah yang cermat serta disepakati bersama secara global (universal) yang dikenal dengan bahasa matematika. Dengan demikian, matematika merupakan hasil penemuan, formulasi, pengembangan yang sistematik, dan penerapan pola berpikir ( induktif dan deduktif). Matematika mengandung pola hubungan ide atau gagasan dan polaberpikir manusia. Beberapa contoh diantaranya adalah bagaimana ketika kita menambahkan sebuah bilangan dengan bilangan lain, membedakan sebuah bangun geometri dengan bangun geometri lainnya, membandingkan dua buah himpunan dan lain sebagainya. Masalah Matematika Menurut Mudjiono dalam Wardhani (2010) bahwa suatu masalah matematika dapat dilukiskan sebagai suatu tantangan bila pemecahannya memerlukan kreativitas, 4

pengertian, pemikiran yang asli atau imajinasi. Masalah matematika tersebut biasanya berbentuk soal cerita, membuktikan, menciptakan atau mencari suatu pola matematika. Soal cerita adalah soal yang disajikan dalam bentuk kalimat sehari-hari dan umumnya merupakan aplikasi dari konsep matematika yang dipelajari. Penyajian soal matematika dalam bentuk soal cerita memiliki karakteristik atau ciri-ciri diantaranya yaitu : 1. Soal dalam bentuk cerita merupakan suatu uraian yang memuat satu atau beberapa konsep matematika sehingga siswa ditugaskan untuk merinci konsep-konsep yang terkandung dalam soal tersebut. Umumnya uraian soal merupakan aplikasi konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari atau keadaan nyata, sehingga siswa seakanakan menghadapi keadaan sebenarnya. 2. Siswa dituntut menguasai soal dan bisa mengungkapkannya dalam bahasa tulisan yang baik dan benar. 3. Baik untuk menarik hubungan antara pengetahuan yang telah dimiliki siswa dengan materi yang sedang dipikirkannya. Soal cerita dalam matematika dipandang sebagai suatu masalah apabila dalam penyelesaiannya membutuhkan kreativitas, pengertian dan imajinasi. Pemecahan Masalah Pemecahan masalah adalah proses yang ditempuh oleh seseorang untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya sampai masalah itu tidak lagi menjadi masalah baginya ( Hudojo dalam Wahyudi, 2011). Sedangkan menurut Sutriyono (2005) mengemukakan bahwa pemecahan masalah mengacu pada proses perpindahan dari pernyataan yang diberikan untuk mendapatkan penyelesaian suatu masalah. Hal ini berarti bahwa seorang individu menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman yang telah diperoleh sebelumnya untuk memenuhi tuntutan situasi yang asing. Siswa harus mensintesis apa yang telah dipelajarinya dan belajar untuk menghadapi situasi yang baru dan berbeda. Kemampuan untuk menggunakan informasi dan fakta adalah bagian penting dari proses pemecahan masalah. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah matematika adalah proses dimana individu melakukan usaha mencari jalan keluar dengan menggunakan pengetahuan, ketrampilan dan pemahaman yang telah diperoleh sebelumnya dengan tujuan untuk memecahkan masalah seperti yang diharapkan. 5

Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Langkah Polya Polya memaparkan bahwa solusi soal pemecahan masalah terbagi dalam empat langkah penyelesaian, yaitu memahami masalah (see), membuat rencana pemecahan masalah (plan), melaksanakan rencana pemecahan masalah (do) dan memeriksa kembali terhadap semua langkah yang telah dikerjakan (check). Langkah Polya menyediakan kerangka kerja yang tersusun rapi untuk menyelesaikan masalah yang kompleks. Langkah pertama adalah memahami masalah. Tanpa adanya pemahaman terhadap masalah yang diberikan, siswa tidak mungkin mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan benar. Setelah siswa dapat memahami masalah dengan benar, selanjutnya mereka harus mampu menyusun rencana pemecahan masalah. Kemampuan melakukan langkah kedua ini sangat tergantung pada pengalaman dan pengetahuan siswa dalam memecahkan masalah. Jika rencana penyelesaian masalah telah dibuat, baik secara tertulis atau tidak, selanjutnya dilakukan penyelesaian masalah sesuai dengan rencana yang dianggap paling tepat. Adapun langkah terakhir dari proses pemecahan masalah menurut Polya adalah melakukan pemeriksaan atas apa yang telah dilakukan mulai dari langkah pertama sampai langkah terakhir. Strategi Pemecahan Masalah Reys (1998) memaparkan berbagai macam strategi pemecahan masalah, sebagai berikut:1. Beraksi (Act It Out), strategi ini dapat membantu siswa dalam melihat masalah yang ada dalam soal yang dihadapi. Dalam pelaksanaannya, strategi ini dilakukan dengan menggunakan gerakan-gerakan fisik atau dengan menggerakan benda-benda kongkrit. Gerakan fisik ini dapat membantu atau mempermudah siswa dalam membuat hubungan antara komponen-komponen yang tercakup dalam suatu masalah. Strategi ini ditekankan pada obyek kongkrit yang dicontohkan dapat diganti dengan suatu model yang lebih sederhana misalnya gambar; 2. Membuat gambar atau diagram, strategi ini dapat membantu siswa untuk mengungkapkan informasi yang terkandung dalam masalah sehingga hubungan antar komponen dalam masalah tersebut dapat terlihat dengan jelas. Hal yang perlu di gambar atau dibuat diagramnya adalah bagian-bagian terpenting yang diperkirakan mampu memperjelas permasalahan yang dihadapi; 3. Menemukan Pola, strategi ini sudah dikenalkan sejak dari bangku SD. Kegiatan matematika yang dimaksudkan berkaitan dengan proses menemukan suatu pola dari sejumlah data yang diberikan. Kegiatan yang mungkin dilakukan adalah 6

dengan mengobservasi sifat-sifat yang dimiliki bersama oleh kumpulan gambar atau bilangan yang tersedia; 4. Membuat tabel, mengorganisasi data kedalam tabel dapat mempermudah untuk melihat pola tertentu serta dalam mengidentifikasi informasi yang tidak lengkap. Pembuatan tabel merupakan strategi yang efisien dan membantu siswa untuk melakukan klasifikasi serta menyusun sejumlah data dalam jumlah besar; 5. memperhatikan semua kemungkinan secara sistematis, strategi ini biasanya digunakan bersamaan dengan strategi mencari pola dan menggambar tabel. Dalam menggunakan strategi ini, tidak perlu memperhatikan keseluruhan kemungkinan yang bisa terjadi, sehingga yang perlu diperhatikan adalah semua kemungkinan yang diperoleh dengan cara yang sistematis. Sistematis berarti mengorganisasikan data berdasarkan kategori tertentu; 6. Menebak dan menguji, strategi menebak yang dimaksudkan adalah menebak berdasarkan pada aspek-aspek yang relevan dengan permasalahan serta bertindak hatihati. Untuk dapat melakukan tebakan dengan baik seseorang perlu pengalaman yang cukup yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi. Hasil tebakan akan akan diuji kebenaranya serta diikuti dengan alasan yang logis; 7. Bekerja mundur, strategi ini digunakan untuk memecahkan permasalahan yang diketahui hasil akirnya dan menemukan sesuatu yang terjadi sebelumnya; 8. Mengidentifikasi informasi yang diinginkan, diberikan dan diperlukan, dalam strategi ini siswa perlu menentukan permasalahan yang akan dijawab dengan menyortir informasi-informasi yang ada untuk menyelesaikan soal; 9. Menggunakan kalimat terbuka, strategi menggunakan kalimat terbuka sering digunakan dalam buku-buku pelajaran matematika. Strategi ini digunakan untuk menyederhanakan permasalahan dengan menggunakan variabel sebagai pengganti kalimat dalam soal, sehingga dapat membantu siswa dalam melihat hubungan antara informasi yang diberikan dan yang akan dicari; 10. Menyelesaikan masalah yang serupa atau masalah yang lebih mudah. Terkadang sebuah soal sangat sulit untuk diselesaikan karena didalamnya terkandung permasalahn yang cukup kompleks misalkan menyangkut bilangan yang sangat besar, bilangan yang sangat kecil, atau berkaitan dengan pola yang cukup komples, sehingga untuk menyelesaikan masalah yang rumit dapat dilakukan dengan cara menyelesaikan masalah yang serupa dengan membuatnya lebih mudah dan sederhana; 11. Mengubah sudut pandang, strategi ini seringkali digunakan setelah terjadi kegagalan untuk menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan strategi lainya. Saat penyelesaian masalah dilakukan, dimulai dari 7

sudut pandang tertentu atau menggunakan asumsi-asumsi tertentu. Setelah suatu strategi yang digunakan gagal, kecenderunganya adalah kembali memperhatikan soal dengan sudut pandang sama. Apabila menggunakan strategi yang lain masih juga gagal, maka untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan cara yang sama sekali berbeda yaitu memperbaiki asumsi atau memeriksa logika berpikir yang digunakan sebelumnya. Berdasarkan uraian mengenai strategi pemecahan masalah diatas, maka dalam penelitian ini menggunakan strategi pemecahan masalah matematika yang dipaparkan oleh Reys (1998). METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Siswa yang terlibat dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-B dengan jumlah siswa yang mengikuti tes sebanyak 20 anak pada Semester 2 Tahun Ajaran 2013/2014. Dalam pengambilan subjek sebagai sampel sumber data peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Pertimbangan pengambilan subjek didasarkan pada kemampuan siswa ketika menyelesaikan tes pemecahan masalah materi persamaan linear satu variabel dalam bentuk soal cerita. Hasil tes pemecahan masalah siswa dikelompokkan kedalam dua kategori yaitu kelompok siswa dengan hasil tes tinggi dan kelompok siswa dengan hasil tes rendah. Untuk mendapatkan data yang relevan, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes dan wawancara. Bentuk tes yang digunakan adalah tes uraian (tes essay). Wawancara dilakukan kepada guru dan siswa untuk mendapatkan informasi menyangkut masalah yang diajukan peneliti dan menggunakan percakapan verbal. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Langkah Pemecahan Masalah Siswa Berikut adalah pemaparan atas hasil penelitian yang telah diperoleh terkait langkah pemecahan masalah yang dilakukan siswa berdasarkan empat langkah pemecahan masalah menurut Polya pada materi persamaan linear satu variabel. 8

Tabel 1. Langkah Pemecahan Masalah Siswa Ditinjau dari Langkah Polya Langkah Pemecahan Masalah Memahami masalah Membuat rencana pemecahan masalah Indikator menentukan informasi yang diketahui dan yang ditanyakan pada soal dengan tepat menentukan apakah informasi yang ada sudah cukup untuk menjawab apa yang ditanyakan menentukan keterkaitan antara informasi yang ada pada soal menentukan informasi lain yang tidak diketahui pada soal seperti rumus atau Subjek MRF MMR 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 9

informasi lainnya Melaksakan pemecahan masalah Memeriksa Kembali menggunakan semua informasi penting pada soal. merencanakan penyelesaian atau pemecahan masalah menggunkan langkah-langkah secara teratur Siswa terampil dalam algoritma dan ketepatan menjawab soal Siswa meyakini kebenaran dari solusi masalah tersebut (dengan memeriksa kelemahan dari solusi yang didapatkan, seperti langkahlangkah yang tidak benar) Berdasarkan data pada tabel 1, pemecahan masalah yang dilakukan oleh subjek MRF adalah hanya sampai langkah ketiga yaitu memahami masalah, membuat rencana 10

pemecahan, dan melaksanakan rencana pemecahan. Sedangkan subjek MMR juga melakukan tiga langlah pemecahan masalah yaitu memahami masalah, membuat rencana pemecahan masalah dan melaksanakan rencana pemecahan akan tetapi subjek MMR kurang terampil dalam operasi pergitungan dan algoritma sehingga hasil yang diperoleh cenderung bernilai salah. Strategi Pemecahan Masalah Siswa Berikut adalah pemaparan atas hasil penelitian yang telah diperoleh terkait strategi pemecahan masalah yang digunakan siswa berdasarkan 11 strategi pemecahan masalah menurut Reys (1998) pada materi persamaan linear satu variabel. Tabel 2 Strategi Pemecahan Masalah Siswa Strategi Pemecahan Masalah Subjek MRF MMR 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 Keterangan: S1 : Strategi Beraksi (Act In Out) S2 : Strategi Membuat gambar atau diagram S3 : Strategi Mencari Pola S4 : Strategi membuat tabel 11

S5 : Strategi menghitung kemungkinan secara sistematis S6 : Strategi menebak dan menguji S7 : Strategi bekerja mundur S8 : Strategi mengidentifikasi informasi yang diinginkan, diberikan dan diperlukan S9 : Strategi menulis kalimat terbuka S10 : Strategi menyelesaikan masalah yang lebih sederhana atau serupa S11 : Strategi mengubah Pandangan Berdasarkan table 2 terlihat bahwa dari 11 strategi pemecahan masalah yang dikemukakan oleh Reys (1998) ada dua strategi yang digunakan oleh subjek. Subjek MRF termasuk kelompok siswa dengan hasil nilai tes pemecahan masalah tinggi menggunakan strategi kedelapan yaitu mengidentifikasi informasi yang diinginkan, diberikan dan diperlukan untuk membantu memecahkan keenam masalah yang diberikan. Sedangkan subjek MMR termasuk kelompok siswa dengan hasil tes pemecahan masalah rendah menggunakan strategi kesembilan yaitu menulis kalimat terbuka untuk membantu memecahkan keenam masalah yang diberikan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan akhir terkait strategi pemecahan masalah yang digunakan oleh siswa kelas VII B di SMP Kristen 2 Salatiga ditinjau dari langkah Polya pada materi persamaaan linear satu variabel, adalah sebjek dalam kelompok nilai tinggi maupun subjek dalam kelompok nilai rendah keduanya melakukan tiga langkah pemecahan masalah menurut Polya yaitu memahami masalah, membuat rencana pemecahan masalah dan melaksanakan pemecahan masalah sesuai rencana yang telah dipikirkan sebelumnya.strategi yang digunakan siswa dalam kelompok nilai tinggi adalah dengan mengidentifikasi informasi yang diinginkan, diberikan dan diperlukan. Subjek dalam kelompok nilai rendah memilih strategi menuliskan kalimat terbuka untuk membantu memecahkan masalah yang diberikan. 12

DAFTAR PUSTAKA Indrajaya, Emilia Silvi. 2012. Strategi Pemecahan Masalah Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada Materi SPLDV Siswa Kelas VIII Di SMP Kristen 2 Salatiga. Skripsi : Universitas Kristen Satya Wacana. Mustika, Isnainy Intan. 2013. Strategi Pemecahan Masalah Himpunan Pada Siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Tuntang. Skripsi: Universitas Kristen Satya Wacana. Polya, G. 2004. How To Solve It (2 nd ed). New Jersey: Princeton University Press. Rahardjo, Marsudi, dkk. 2011. Pembelajaran Soal Cerita Operasi Hitung Campuran di Sekolah Dasar. Yogyakarta : Dirjen Kempendiknas PPPPTK Matematika. Reys, Robert E, dkk. 1998. Helping Children Learn Mathematics. USA: Avicom Company. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Suhendra, dkk. 2007. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Universitas Terbuka. Sutriyono, Drs.M.Sc.Ph.D. 2005. A simple Guide for Teaching Problem Solving. Salatiga: Widya Sari Wahyudi & Budiono, Inawati. 2011. Pemecahan Masalah Matematika. Wahyudi, Inawati Budiono. Salatiga: Widya Sari Press. Wardhani, Sri dkk. 2010. Pembelajaran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Di SD. Yogyakarta : Dirjen Kempendiknas PPPPTK Matematika. 13