Equity Valuation. Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk. Laporan Kedua. Melambat Sejenak sebelum Berbalik Arah

dokumen-dokumen yang mirip
Nusa Konstruksi Enjiniring, Tbk

Gunawan Dianjaya Steel, Tbk

Buana Finance, Tbk. Equity Valuation. Laporan Kedua. Tantangan di depan. 9 Oktober Target Harga Terendah Tertinggi

Tifa Finance, Tbk. Equity Valuation. Laporan Kedua. Mengoptimalkan Peluang dan Sumber Daya Internal

Matahari Putra Prima, Tbk

Tunas Baru Lampung, Tbk

Selamat Sempurna, Tbk

Kedawung Setia Industrial, Tbk

Lautan Luas, Tbk. Equity Valuation. Laporan Kedua. Laba yang Membaik

Semen Baturaja (Persero), Tbk

Equity Valuation. Minna Padi Investama, Tbk. Laporan Kedua. Peluang yang Meningkat di Masa Datang

KMI Wire and Cable, Tbk

Gema Grahasarana, Tbk

Equity Valuation. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk. Laporan Kedua. Ekspansi, Sebuah Permainan

Berlina, Tbk. Equity Valuation. Laporan Kedua. Menjadi Tempat Belanja Satu Atap Untuk Kemasan Plastik. 30 Agustus 2013

Sidomulyo Selaras, Tbk

Matahari Putra Prima, Tbk

Panca Global Securities, Tbk

Equity Valuation. Megapolitan Development, Tbk. Laporan Kedua. Kemunduran Sesaat, Masa Depan Menjanjikan

Indofarma (Persero) Tbk

Multistrada Arah Sarana, Tbk

Trikomsel Oke, Tbk. Equity Valuation. Laporan Kedua. Memperkuat Pijakan. 23 Mei Target Harga Terendah Tertinggi Perdagangan & Ritel

Fortune Indonesia, Tbk

Bank Victoria International, Tbk

Tigaraksa Satria, Tbk

Tunas Baru Lampung, Tbk

Selamat Sempurna, Tbk

Exploitasi Energi Indonesia, Tbk

Gema Grahasarana, Tbk

Equity Valuation. Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk. Laporan Utama. Sang Mutiara di Industri Pipa Baja

Selamat Sempurna, Tbk

Intraco Penta, Tbk. Equity Valuation. Laporan Kedua. Menlakukan Sinergi Rantai Nilai di Masa-masa Ketidakpastian

Fortune Indonesia, Tbk

Selamat Sempurna, Tbk

Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk

Equity Valuation. Hotel Sahid Jaya International, Tbk. Laporan Kedua. Membangun Masa Depan Lebih Baik

Gunawan Dianjaya Steel, Tbk

Pan Brothers, Tbk. Equity Valuation. Laporan Kedua. Membuka Jalan Menuju Pertumbuhan Lebih Tinggi

Buana Finance, Tbk. Equity Valuation. Laporan Utama. Profitabilitas Kuat, Potensi Besar

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Equity Valuation. Catur Sentosa Adiprana, Tbk. Laporan Kedua. Tantangan Jangka Pendek, Prospek yang Cerah di Masa Depan

Trikomsel Oke, Tbk. Equity Valuation. Laporan Utama. Posisi Terbaik untuk Tumbuh Menguat

Trust Finance Indonesia, Tbk

Ekadharma International, Tbk

Pembangunan Jaya Ancol, Tbk

Cardig Aero Services, Tbk

Multistrada Arah Sarana, Tbk

Equity Valuation. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. Laporan Kedua. Mengolah Masa Depan Nan Cerah

Equity Valuation. Hotel Sahid Jaya Internasional, Tbk. Laporan Utama. Melangkah Maju, Memperkuat Pertumbuhan di Masa Depan

Jasuindo Tiga Perkasa, Tbk

Panorama Sentrawisata, Tbk

Intiland Development, Tbk

Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk

Alam Sutera Realty, Tbk

KMI Wire and Cable, Tbk

Multistrada Arah Sarana, Tbk

Modernland Realty, Tbk

Nippon Indosari Corpindo, Tbk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi nasional suatu negara sangat memengaruhi tingkat

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. berlalu ditandai dengan jatuhnya perusahaan-perusahaan kelas dunia,

Multipolar, Tbk. Equity Valuation. Laporan Utama. Membuka Jalan untuk Masa Depan Lebih Cerah

Tabel 1. Ringkasan Laporan Laba Rugi untuk 9 bulan yang berakhir pada 30 September 2012/2011

Laba Bersih Kuartal AGII Naik Lebih Dari 10% Year-On-Year dengan total melebihi Rp 30 miliar

Laba Bersih AGII Tahun 2017 Naik 52% di atas Rp 90 miliar,

Jasuindo Tiga Perkasa, Tbk

SSIA MERENCANAKAN MELAKUKAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM SENILAI Rp 200 MILIAR

Gema Grahasarana, Tbk

Gema Grahasarana Tbk, Tbk

Sri Rejeki Isman, Tbk

Tifa Finance, Tbk. Equity Valuation. Laporan Utama. Mengambil Keuntungan dari Fokus Bisnis

Panorama Sentrawisata, Tbk

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Pembiayaan pendanaan perusahaan merupakan suatu hal yang tidak dapat

Trust Finance Indonesia, Tbk

PT Lionmesh Prima Tbk

KMI Wire and Cable, Tbk

Hasil keuangan AKRA 6M 2012 teraudit dirilis, Laba Neto 6M 2012 meningkat 23% YOY menjadi 297 Miliar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PT. ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE (ADMF) TBK

Equity Valuation. Cardig Aero Services, Tbk. Laporan Utama. Membangun Fondasi Bisnis Masa Depan. Informasi Saham

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Alkindo Naratama, Tbk

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan memberikan kontribusinya pada perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pasar modal memiliki dua

Untuk Segera Diterbitkan. Laba Bersih AKRA naik 25% menjadi Rp 810 milyar pada Maret 2015 AKRA IJ / AKRA.JK

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan meningkatnya

LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun 2013 PT Surya Semesta Internusa Tbk dan entitas anak (SSIA)

RASIO LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di antara berbagai macam sektor perusahaan yang listing di Bursa Efek

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

DAFTAR ISI... Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA...

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

Transkripsi:

Equity Valuation Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk Laporan Kedua 5 Oktober 2015 Target Harga Terendah Tertinggi 300 350 Pipa Baja Kinerja Saham Melambat Sejenak sebelum Berbalik Arah Sumber : Bloomberg, PEFINDO Riset Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing Informasi Saham Kode saham Rp ISSP Harga saham per 2 Oktober 2015 117 Harga tertinggi 52 minggu terakhir 296 Harga terendah 52 minggu terakhir 112 Kapitalisasi pasar tertinggi 52 minggu (miliar) 2.127 Kapitalisasi pasar terendah 52 minggu (miliar) 805 Market Value Added Sumber:PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk, PEFINDO Riset Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing Penilaian Saham Sebelumnya Saat ini Tertinggi 385 350 Terendah 330 300 Pemegang Saham (%) PT Cakra Bhakti Para Putra 55,94 Publik (di bawah 5%) 44,06 Kontak: PEFINDO Riset Konsultasi Phone: (6221) 7884 0200 info-equityindexvaluation@pefindoconsulting.co.id akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini Sebagai salah satu produsen terbesar dari pipa baja dan produk terkait lainnya, PT Indonesia Steel Pipe Industry Tbk ("ISSP") menawarkan ragam produk yang kaya dalam portofolionya. Portofolio produknya terdiri dari pipa sesuai pesanan, pipa karbon standar dan juga pipa stainless steel, dengan Spindo dan Tetsura sebagai merek andalannya. Secara khusus, produk ISSP dapat dikategorikan ke dalam delapan kategori, yang menjadi kekuatan utama Perseroan, yaitu strip dan plat, pipa spiral (non API dan API), pipa air, pipa hitam (non API dan API), pipa mekanik, pipa perabot, pipa stainless, dan tiang (pole). Perseroan juga menyediakan jasa layanan terkait termasuk didalamnya galvanization, shearing, slitting, dan uji kendali mutu sebagai pelengkap produk yang dihasilkan. ISSP memiliki enam fasilitas produksi modern dengan 30 lini produksi, dan mempekerjakan lebih dari 1.000 karyawan. ISSP mentargetkan untuk menggandakan kapasitas produksi menjadi 89k ton pada 2016-2017, terutama dari pabrik baru yang berlokasi di Gresik, dengan kapasitas yang direncanakan sebesar 40k ton. Perseroan juga akan menambah kapasitas di pabrik Sidoarjo sebesar 2k ton, melanjutkan penambahan 3k ton di tahun lalu. Halaman ke 1 dari 11

PARAMETER INVESTASI Penyesuaian Target Harga Kami telah melakukan beberapa penyesuaian terhadap proyeksi kami sebelumnya dan menyesuaikan target harga kami ke kisaran Rp300 Rp350 per saham, berdasarkan pertimbangan sebagai berikut: Ekonomi Indonesia saat ini sedang mengalami pelemahan. Dalam upaya untuk memperbaikan kondisi ekonomi, pemerintahan saat ini ingin mendorong pembangunan infrastruktur di dalam negeri. Pemerintah telah mengalokasikan sekitar Rp290 triliun dari APBN untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur besar seperti jalan dan jembatan, irigasi, pelabuhan laut, kereta api, dan jalan tol. Kami memiliki pandangan bahwa ISSP akan mendapatkan keuntungan dari kebijakan dan langkah-langkah pemerintah dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi yang sedang melambat, baik dalam jangka pendek dan jangka panjang, setidaknya untuk beberapa inisiatif seperti: 1) meningkatkan bea tarif impor untuk produk baja, 2) persyaratan uang muka untuk pinjaman kepemilikan rumah dan pinjaman otomotif, dan 3) pembangunan infrastruktur pipa gas. ISSP melihat perkembangan dan prospek pipa perabotan menjanjikan. Oleh karena itu, ISSP telah memutuskan untuk menambah kapasitas produksi pipa perabot, khususnya di pabrik Sidoarjo, penambahan 2k ton/tahun, dari hanya 3k ton/tahun dari rencana awal. Pada tahun 2014, pendapatan ISSP menurun sebesar 4,7% YoY menjadi Rp3,37 triliun, di bawah ekspektasi kami pada laporan sebelumnya. Hal ini disebabkan penurunan penjualan pada segmen migas dan KIU (konstruksi, infrastruktur, utilitas, dll), masing-masing sebesar 44,6% YoY dan 9,5% YoY. Meski demikian, kami melihat bahwa tren tersebut tidak akan berlanjut di tahun ini. Penjualan di 1H15 menggembirakan. Volume penjualan total naik 14,8% YoY dalam hal tonase vs penurunan 10,4% YoY selama tahun 2014. Akibatnya, pendapatan tumbuh sebesar 6,9% YoY di 1H15 vs -4,7% YoY pada tahun 2014. Kami mengapresiasi kemampuan ISSP untuk mempertahankan marjin laba kotor di level 16,8% pada tahun 2014 di tengah meningkatnya biaya bahan baku, dimana marjin tersebut berada di atas rata-rata dalam 3 tahun sebesar 15,7%. Bahkan, marjin 1H15 mancapai 19,3%, lebih tinggi dari 15,9% di 1H14. Di sisi lain, ISSP menunjukkan peningkatan EBITDA. Pada akhir tahun 2014 EBITDA meningkat menjadi Rp531 miliar dari hanya Rp220 miliar pada tahun 2010, atau telah tumbuh secara konsisten sebesar CAGR 25% selama periode tersebut. Asumsi risk free rate, risk premium, dan beta adalah berturut-turut sebesar 9,2%; 4,5%, dan 1,4x Prospek Bisnis Lemahnya ekonomi global terutama disebabkan oleh perlambatan ekonomi Tiongkok yang membawa beberapa dampak negatif terhadap perekonomian Indonesia. Ekspor yang lemah, sementara Rupiah terus terdepresiasi telah memperlambat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Meski demikian, dalam jangka menengah dan jangka panjang prospek ekonomi cerah. Pembangunan infrastruktur yang didorong oleh pemerintah diharapkan akan membalikkan perekonomian dan mendorong konsumsi baja. Selain itu, pemerintah memiliki niat untuk mendorong kandungan lokal dalam proyek-proyek yang dibiayai oleh APBN, termasuk produk baja. Dengan peluang tersebut, kami berharap ISSP dapat menuai keuntungan dari rencana ekspansinya. Dengan bertambahnya kapasitas dan peningkatan ragam produk, daya saing ISSP ini akan mengalami peningkatan. Oleh karena itu, kami tetap optimis pada prospek bisnis ISSP. Tabel 1: Ringkasan Kinerja 2012 2013 2014 2015P 2016P Penjualan [Rp miliar] 3.093 3.534 3.368 3.708 4.342 Laba sebelum pajak [Rp miliar] 149 251 262 237 326 Laba bersih [Rp miliar] 111 204 215 189 261 EPS [Rp] 26 28 30 26 36 Pertumbuhan EPS [%] (79,9) 9,2 5,6 (11,9) 37,8 P/E [x] N.A. 5,1 8,0 4,4* 3,2* PBV [x] N.A. 0,5 0,7 0,4* 0,3* Sumber:PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk, PEFINDO Riset Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing * Berdasarkan harga saham ISSP per 2 Oktober 2015 Rp117/saham 5 Oktober 2015 Halaman ke 2 dari 11

INFORMASI USAHA Ekonomi melambat, pemerintah berusaha untuk mendongkraknya Perekonomian Indonesia saat ini sedang dalam perlambatan. Meski demikian, prospek ekonomi Indonesia saat ini merupakan ekonomi terbesar ke-10 di dunia dan merupakan anggota dari G-20 dengan PDB lebih dari USD3.500 tetap cerah. Untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, salah satu upaya pemerintah adalah mendorong percepatan pembangunan infrastruktur. Menyusul pengurangan subsidi BBM, pemerintah telah mengalokasikan sekitar Rp290 triliun untuk membiayai proyekproyek infrastruktur dasar melalui berbagai kementerian, di atas suntikan modal yang dianggarkan kepada beberapa BUMN, yang dananya terutama akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur besar seperti pelabuhan laut, kereta api dan jalan tol. Gambar 1: Penggunaan Baja per Kapita di Indonesia Sumber: World Steel Association, PEFINDO Riset Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing Kami memandang ISSP akan dapat memperoleh keuntungan dari langkah-langkah pemerintah untuk mendukung dan mendorong pertumbuhan ekonomi, baik dalam jangka pendek dan jangka panjang, setidaknya untuk beberapa inisiatif sebagai berikut: Kenaikan tarif bea masuk impor untuk produk baja Kenaikan tarif bea impor bagi negara-negara yang masuk daftar most favored nation (MFN) untuk produk baja dan produk baja olahan diharapkan dapat membantu permintaan produsen dalam negeri. Peraturan ini sejalan dengan niat pemerintah untuk mendorong penggunaan produk dalam negeri yang akan digunakan untuk pembangunan proyek pembiayaan oleh APBN, termasuk produk baja. Pemerintah melonggarakan uang muka untuk kredit otomotif Di tengah permintaan yang suram di sektor otomotif, Otoritas Jasa Keuangan telah mengambil langkah untuk meringankan persyaratan uang muka pembiayaan sebesar 5-10% untuk meningkatkan permintaan di sektor ini. Statistik menunjukkan penjualan mobil dan sepeda motor telah turun 17% YoY dan 25% YoY, masing-masing, untuk 5M15. Dengan peraturan baru tersebut, kami berharap permintaan otomotif maka akan kembali membaik. Pembangunan infrastruktur pipa gas Pemerintah memiliki rencana untuk mengembangkan pipa gas terintegrasi yang menghubungkan pulau Sumatera dan Jawa yang akan diselesaikan pada tahun 2019. Saat ini, pemerintah juga sedang mempersiapkan road map jaringan infrastruktur pipa gas Trans Kalimantan yang akan dimulai dari Kalimantan Timur. Pemerintah juga memiliki target untuk mengembangkan infrastruktur gas kota di 25 kota dengan proyek percontohannya adalah Surabaya dan Prabumulih. Menambah kapasitas produksi pipa perabot ISSP memandang prospek pasar pipa furnitur menjanjikan. Berdasarkan data historis, penjualan pipa furnitur pada 2014 mencapai 24,1k ton dan telah tumbuh sebesar CAGR 29% selama tahun 2010-2014. Sedangkan untuk Januari-Juni 2015, penjualannya melonjak 30%, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Mempertimbangkan perkembangan positif ini, ISSP telah memutuskan 5 Oktober 2015 Halaman ke 3 dari 11

untuk menambah kapasitas produksi pipa perabot, khususnya untuk pabrik Sidoarjo, penambahan 2k ton/tahun dari sebelumnya hanya 3k ton/tahun pada perencanaan awal. Untuk menindaklanjuti keputusan tersebut, manajemen ISSP telah memesan tiga mesin yang diperkirakan akan tiba di 3Q15 dan kemudian akan mulai berproduksi di 4Q15. Kami memandang positif terhadap keputusan tersebut, dan oleh karena itu kami merevisi proyeksi kami untuk penjualan pipa perabot seiring dengan kapasitas produksi yang lebih tinggi. Pembangunan pabrik Karawang sesuai dengan jadwal Ekspansi pabrik Karawang telah berlangsung seperti yang direncanakan. Dua mesin untuk produksi pipa mekanik telah tiba dan telah beroperasi sejak 2H14, sedangkan satu lagi yang tiba pada bulan Juli 2015 sehingga menggenapi kapasitas menjadi 9,6k ton/tahun dari kapasitas produksi yang direncanakan. Mesin tersebut saat ini sedang dalam proses commissioning. Pabrik ini diharapkan dapat memenuhi peningkatan permintaan dari industri otomotif, khususnya dari naiknya permintaan akan mobil murah. Penjualan pipa mekanik ISSP menyumbang 36,2k ton selama 2014 dengan pertumbuhan CAGR 15% sepanjang tahun 2010-2014. Meskipun perkembangan industri otomotif saat ini tidak semenarik periode sebelumnya, namun kami tetap memandang optimis terhadap permintaan pipa mekanik ISSP seiring dengan meningkatnya investasi di sektor otomotif, terutama dari produsen Jepang, serta prospek sektor otomotif global yang lebih baik sejalan dengan membaiknya perekonomian di negara-negara maju. Fasilitas produksi Gresik, kemajuannya meyakinkan Akuisisi lahan untuk fasilitas produksi terpadu Gresik sudah mencapai 85% dari 100 Ha yang ditargetkan. Pembangunan gedung pabrik serta pondasi mesin dan fasilitas pendukung lainnya akan dimulai pada semester kedua tahun ini. Pabrik Gresik terutama ditujukan sebagai basis produksi pipa API hitam yang berdiameter 10 inci dan 24 inci yang dapat digunakan untuk melayani sektor minyak dan gas, konstruksi, dan infrastruktur. Dibuat oleh vendor Korea, dua mesin akan tiba di 2H16 untuk pipa 10 inci dan di 1H17 untuk pipa 24 inci yang akan menambah kapasitas produksi sebesar 40k ton/tahun. Produksi komersial akan kemudian segera dimulai setelah instalasi mesin selesai. Tabel 2: Rencana Kapasitas Produksi (MT) Periode Kapasitas Total ERW SAW SS Rungkut & Karawang Sidoarjo Gresik Pasuruan Rungkut Warugunung 2012 26.500 13.000 3.200 - - 10.000 300 2013 34.350 17.950 3.200 - - 13.000 300 2014 42.150 17.950 7.900 3.000-13.000 300 2015P 49.050 17.950 12.800 5.000* - 13.000 300 2016P 89.050 17.950 12.800 5.000* 15.000* 13.000 300 Sumber: PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk, PEFINDO Riset Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing * Penambahan kapasitas dari 3.000 MT menjadi 5.000 MT ** Penambahan kapasitas lainnya sebesar 25.000 MT akan diperhitungkan pada penambahan kapasitas di tahun 2017 Tabel 3: Ekspansi Kapasitas Produksi Rencana Ekspansi dan Perbaikan Kapasitas Produk/Jasa Fasilitas Produksi (MT/bulan) Perbaikan fasilitas yang ada (2013) Pipa HFW + pipa SSAW 7.950 Sidoarjo (2014-2015, ekspansi)* Pipa HFW 5.000* Karawang (2014-2015, ekspansi) Pipa HFW (pipa mekanis) 9.600 Gresik (2016-2017, ekspansi) Pipa HFW (pipa hitam API dan non API) 40.000 Sumber: PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk, PEFINDO Riset Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing * Rencana ekspansi yang ditambahkan Pelanggan utama yang mendongkrak pendapatan Hingga bulan Juni 2015, ISSP telah mendapat pesanan dari pelanggan dengan nilai total Rp1,4 triliun (asumsi nilai tukar Rp13.200/USD), 63% di antaranya berasal dari pelanggan utamanya. Pesanan dari pelanggan utama terutama untuk memasok pipa spiral, pipa API hitam, pipa air dan pipa non-api hitam, yang masing-masing mewakili 33%, 18%, 11%, dan 9% dari nilai kontrak dari para pelanggan utama. PGAS Solution, sebuah perusahaan konstruksi infrastruktur gas, adalah salah satu pelanggan utama dengan nilai kontrak tertinggi (41% dari total nilai kontrak hingga Juni 2015). Pelanggan utama ISSP lainnya termasuk perusahaan distributor seperti PT Rangka Raya, PT Rejeki Prima Steel, PT Kalimas Sarana SUPLINDO, dan PT Mentari Suplimdo. ISSP juga telah memasok PT Wijaya Indonesia Makmur Bicycle Industries, yang dikenal dengan Wym Cycle, salah satu produsen sepeda terbesar di negara ini. 5 Oktober 2015 Halaman ke 4 dari 11

Pemogokan serikat buruh, diselesaikan dengan baik Pada akhir Mei tahun ini, empat pabrik dihadapkan dengan mogok kerja secara bersamaan. Serikat pekerja menuntut kenaikan upah mereka dan tidak setuju terhadap PHK tiga karyawan tertentu. Menghadapi situasi ini, manajemen ISSP telah menempatkan masalah dengan bijak dan memecahkan masalah dengan baik sementara tetap mempertahankan hubungan industrial yang sehat dengan serikat pekerja. Ke depan, kami percaya ISSP akan terus menegakkan nilai-nilai bisnis dan menempatkan kesejahteraan tenaga kerja sebagai prioritas manajemen untuk menjadi sejalan dengan ketentuan yang berlaku. KEUANGAN Volume penjualan membaik kembali Pada tahun 2014, pendapatan ISSP turun 4,7% YoY atau hanya mencapai sebesar Rp3,37 triliun, di bawah perkiraan kami dalam laporan sebelumnya. Hal ini terutama disebabkan oleh melemahnya penjualan di sektor minyak dan gas serta KIU (konstruksi, infrastruktur, utilitas, dll), yang masing-masing menyumbang 44,6% YoY dan 9,5% YoY. Sehubungan dengan produk, penurunan penjualan itu terkait dengan menurunnya permintaan pipa spiral (API dan non API) yang turun sebesar 58% YoY dan 38% YoY dalam hal volume penjualannya. Hal ini diperparah oleh penurunan 25% YoY volume penjualan pipa hitam API. Meski demikian, kami melihat bahwa tren tersebut akan berbalik di tahun ini. Penjualan sampai dengan Juni 2015 menggembirakan. Volume penjualan pipa spiral non API melonjak 76% YoY di 1H15, dan pipa hitam API naik hingga 2,3x kali untuk periode yang sama. Sementara itu, penjualan untuk pipa spiral API masih pelan dan menunggu pelaksanaan proyek-proyek infrastruktur terutama di sektor gas hingga pulih kembali. Perkembangan positif di 1H15 mendorong volume penjualan total naik sebesar 14,8% YoY dalam tonase vs penurunan sebesar 10,4% YoY selama tahun 2014. Hal ini kemudian terefleksikan pada peningkatan pendapatan ISSP yang tumbuh 6,9% YoY di 1H15 vs -4,7% YoY pada tahun 2014. Kami berharap tren positif ini terus berlanjut sehubungan dengan percepatan pembangunan infrastruktur di dalam negeri serta diberlakukannya kebijakan dan peraturan pendukung akan terealisasi dalam waktu dekat. Gambar 2: Volume Penjualan Gambar 3: Nilai Penjualan Sumber: PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk, PEFINDO Riset Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing Sumber: PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk, PEFINDO Riset Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing Marjin laba kotor yang stabil, EBITDA terus menguat Kami mengapresiasi kemampuan ISSP untuk mempertahankan marjin laba kotor di tingkat 16,8% pada tahun 2014 di tengah meningkatnya biaya-biaya bahan baku, di mana marjin ini melebihi rata-rata 3 tahun yaitu sebesar 15,7%. Demikian juga, marjin laba kotor 1H15 mencapai 19,3%, lebih tinggi dari 15,9% di 1H14. Di sisi lain, EBITDA ISSP akan terus bertumbuh. Pada akhir tahun 2014, EBITDA mencapai Rp531 miliar, naik dari hanya Rp220 miliar pada tahun 2010, atau telah tumbuh secara konsisten dengan CAGR 25% selama periode tersebut. ISSP juga telah berhasil dalam menjaga EBITDA to Debt ratio stabil dengan rata-rata 28% selama lima tahun terakhir. Sedangkan untuk interest coverage, ISSP masih mampu mencatat EBITDA to interest ratio sebesar 3,35x pada tahun 2014, jauh lebih kuat daripada 1,69x pada tahun 2010. 5 Oktober 2015 Halaman ke 5 dari 11

Gambar 4: Marjin Laba Kotor dan EBITDA Sumber: PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk, PEFINDO Riset Konsultasi Divisi Valuasi Saham & Indexing Tidak perlu khawatir tentang tingkat utang dan biaya keuangan yang meningkat Untuk membiayai rencana ekspansi, ISSP perlu meminjam lebih banyak sehingga akan mendorong beban bunga naik. Selama siklus penjualan yang masih lemah, beban keuangan meningkat akan memberikan tekanan pada laba bersih Perseroan. Pada tahun 2014, meskipun terjadi kenaikan beban keuangan sebesar 20% YoY, ISSP mampu mengimbangi dengan biaya pemasaran yang lebih rendah dan penurunan kerugian mata uang. Oleh karena itu kami tetap memiliki pandangan positif bahwa ISSP akan mampu meningkatkan kinerjanya dalam jangka menengah. Selain itu, akan ada dorongan dari realisasi pembangunan proyek infrastruktur serta meningkatkan kondisi ekonomi yang mendukung pandangan kami. Secara internal, ISSP juga akan memperoleh keuntungan dari utilisasi fasilitas produksinya baru dalam waktu dekat, sehingga dapat memberikan prospek masa depan yang lebih gemilang. Gambar 5: Pendapatan dan Utang Gambar 6: Beban Keuangan dan Laba Bersih Sumber: PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk, PEFINDO Riset Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing Sumber: PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk, PEFINDO Riset Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing 5 Oktober 2015 Halaman ke 6 dari 11

PERBANDINGAN INDUSTRI Tabel 4: Kinerja ISSP dan Perusahaan Sejenis per Juni 2015 ISSP CTBN* JPRS BTON Pendapatan bersih [Rp miliar] 1.774 60 103 40 Laba kotor [Rp miliar] 342 17 (3) 3 Laba sebelum pajak [Rp miliar] 89 6 (3) 8 Laba bersih [Rp miliar] 72 4 (4) 6 Total aset [Rp miliar] 5.116 226 397 182 Total liabilitas [Rp miliar] 2.718 95 51 33 Total ekuitas [Rp miliar] 2.398 321 346 149 Pertumbuhan [YoY] Pendapatan bersih [%] 6,9 (23,7) (41,8) (26,8) Laba kotor [%] 29,2 (38,8) (127,5) (49,3) Laba sebelum pajak [%] (41,5) (57,9) (163,5) 122,0 Laba bersih [%] (43,4) (63,3) (195,2) 95,7 Profitabilitas Marjin laba kotor [%] 19,3 28,5 (2,7) 7,9 Marjin laba sebelum pajak [%] 5,0 10,6 (3,2) 19,9 Marjin laba bersih [%] 4,1 6,8 (3,8) 14,7 ROA [%] 2,8 3,6 (2,0) 6,5 ROE [%] 6,0 2,6 (2,3) 8,0 Leverage Liabilities to equity [x] 1,1 0,3 0,1 0,2 Sumber: IDX, PT PEFINDO Riset Konsultasi * dalam juta USD 5 Oktober 2015 Halaman ke 7 dari 11

TARGET HARGA PENILAIAN Metodologi Penilaian Kami mengaplikasikan metode Discounted Cash Flow (DCF) sebagai metode penilaian utama dengan pertimbangan bahwa pertumbuhan pendapatan adalah merupakan faktor yang sangat mempengaruhi nilai (value driver) jika dibandingkan pertumbuhan aset. Selanjutnya, kami juga mengaplikasikan Guideline Company Method (GCM) sebagai metode pembanding lainnya. Penilaian ini didasarkan pada nilai 100% saham ISSP per tanggal 5 Oktober 2015 dan Laporan Keuangan per tanggal 30 Juni 2015 sebagai dasar dilakukannya analisis fundamental. Estimasi Nilai Kami menggunakan cost of capital dan cost of equity sebesar 12,3% dan 15,3% berdasarkan asumsi-asumsi berikut: Tabel 5: Asumsi Risk free rate [%]* 9,2 Risk premium [%]* 4,5 Beta [x]* 1,4 Cost of Equity [%] 15,3 Marginal tax rate [%] 25,0 WACC [%] 12,3 Sumber: Bloomberg, PEFINDO Riset Konsultasi - Divisi Valuasi Saham * per tanggal 2 Oktober 2015 Estimasi target harga referensi saham untuk 12 bulan berdasarkan posisi penilaian pada tanggal 2 Oktober 2015 adalah sebagai berikut: Dengan menggunakan metode DCF dengan asumsi tingkat diskonto 12,3%, adalah sebesar Rp322 Rp380 per saham. Dengan menggunakan metode GCM (P/E 9,7x dan P/BV 0,9x) adalah sebesar Rp256 Rp276 per saham. Untuk mendapatkan nilai yang mewakili kedua indikasi nilai tersebut dilakukan rekonsiliasi dengan dilakukan pembobotan terhadap kedua metode tersebut sebesar 70% untuk DCF dan 30% untuk GCM. Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka Estimasi Target Harga Referensi saham untuk 12 bulan adalah Rp300 Rp350 per lembar saham. Tabel 6: Ringkasan Penilaian dengan Metode DCF Konservatif Moderat Optimis PV of Free Cash Flows [Rp miliar] 998 1.050 1.103 PV of Terminal Value [Rp miliar] 2.982 3.139 3.296 Non-Operating Assets [Rp miliar] 238 238 238 Debt [Rp miliar] (1.907) (1.907) (1.907) Number of Share [jutaan saham] 7.186 7.186 7.186 Fair Value per Share [Rp] 322 351 380 Sumber: PEFINDO RIset Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing 5 Oktober 2015 Halaman ke 8 dari 11

Tabel 7: Perbandingan GCM ISSP CTBN JPRS BTON Avg. P/E [x] 5,5 15,6 N,A, 8,0 9,7 P/BV [x] 0,4 2,2 0,3 0,6 0,9 Sumber: PEFINDO RIset Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing Tabel 8: Ringkasan Penilaian dengan Metode GCM Multiple [x] Est. EPS [Rp] Est. BV/share [Rp] Value [Rp] P/E 9,7 26-256 P/BV 0,9-322 276 Sumber: PEFINDO RIset Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing Tabel 9: Rekonsiliasi Fair Value Fair Value per Share [Rp] DCF GCM Rata-rata Batas atas 380 276 350 Batas bawah 322 256 300 Bobot 70% 30% Sumber: PEFINDO RIset Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing 5 Oktober 2015 Halaman ke 9 dari 11

Tabel 10: Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi Rp miliar 2012 2013 2014 2015P 2016P Penjualan 3.093 3.534 3.368 3.708 4.342 Harga pokok penjualan (2.692) (2.929) (2.804) (2.998) (3.503) Laba Kotor 401 605 564 710 839 Beban usaha (105) (226) (155) (244) (259) EBITDA 350 468 531 620 752 Laba sebelum pajak 149 251 262 237 326 Beban pajak (38) (48) (47) (47) (65) Laba bersih 111 204 215 189 261 Sumber: PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk, PEFINDO RIset Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing Tabel 11: Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi Rp miliar 2012 2013 2014 2015P 2016P Aktiva Kas dan setara kas 14 119 198 232 248 Piutang usaha 591 888 788 914 856 Persediaan 1.632 1.767 2.375 2.337 2.617 Aktiva lancar lain 100 229 220 406 476 Total Aktiva Lancar 2.337 3.003 3.580 3.889 4.197 Aktiva tetap 781 1.158 1.561 1.747 1.930 Aktiva tidak lancar lain 164 233 302 330 382 Total Aktiva 3.283 4.394 5.443 5.966 6.510 Gambar 7: P/E dan P/BV (2013) Sumber: PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk, PEFINDO RIset Konsultasi Divisi Valuasi Saham & Indexing Gambar 8: ROA, ROE dan Total Asset Turnover Kewajiban Hutang jk. pendek 1.740 1.307 1.756 2.022 2.093 Hutang usaha 199 625 706 777 910 Kewajiban jk. pendek lainnya Total kewajiban jk. pendek 156 165 174 305 357 2.095 2.097 2.636 3.104 3.360 Hutang jk. panjang 132 151 256 304 341 Kewajiban jk. panjang lainnya 287 212 225 246 288 Total Kewajiban 2.514 2.459 3.117 3.654 3.988 Total Ekuitas 769 1.934 2.326 2.313 2.521 Sumber: PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk, PEFINDO RIset Konsultasi - Divisi Valuasi Saham & Indexing Sumber: PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk, PEFINDO RIset Konsultasi Divisi Valuasi Saham & Indexing Tabel 12: Rasio-rasio Utama Pertumbuhan [%] 2012 2013 2014 2015P 2016P Penjualan 20,0 14,3 (4,7) 10,1 17,1 Laba sebelum pajak 2,2 68,5 4,3 (9,7) 37,8 EBITDA 9,8 33,5 13,6 16,7 21,3 Laba bersih 0,4 83,1 5,6 (11,9) 37,8 Profitabilitas [%] Marjin laba kotor 13,0 17,1 16,8 19,1 19,3 Marjin laba sebelum pajak 4,8 7,1 7,8 6,4 7,5 Marjin EBITDA 11,3 13,2 15,8 16,7 17,3 Marjin laba bersih 3,6 5,8 6,4 5,1 6,0 ROA 3,4 4,6 3,9 3,2 4,0 ROE 14,5 10,5 9,2 8,2 10,3 Likuiditas [x] Rasio lancar 1,1 1,4 1,4 1,3 1,2 Quick ratio 0,3 0,6 0,5 0,5 0,5 Solvabilitas [x] Liabilities to equity 3,3 1,3 1,3 1,6 1,6 Liabilities to assets 0,8 0,6 0,6 0,6 0,6 Sumber: PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk, PEFINDO RIset Konsultasi Divisi Valuasi Saham & Indexing 5 Oktober 2015 Halaman ke 10 dari 11

DISCLAIMER Steel Pipe Industry of Indonesia, Tbk Laporan ini dibuat berdasarkan sumber-sumber yang kami anggap terpercaya dan dapat diandalkan. Namun kami tidak menjamin kelengkapan, keakuratan atau kecukupan informasi yang kami terima dari berbagai sumber dan oleh karenanya tidak akan bertanggung jawab atas keputusan investasi yang dibuat berdasarkan laporan ini. Semua asumsi, opini, dan perkiraan merupakan hasil dari pertimbangan internal kami per tanggal penilaian, dan semua pertimbangan tersebut dapat diubah tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Kami tidak bertanggung jawab atas kekeliruan atau kelalaian yang terjadi akibat penggunaan laporan ini. Kinerja dimasa lalu tidak selalu dapat dijadikan acuan hasil masa depan. Laporan ini bukan merupakan rekomendasi penawaran, pembelian atau menahan suatu saham tertentu. Laporan ini mungkin tidak sesuai untuk beberapa investor. Seluruh opini dalam laporan ini telah disampaikan dengan itikad baik, namun sewaktu-waktu dapat berubah tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, dan disajikan dengan benar pe r tanggal diterbitkan laporan ini. Harga, nilai, atau pendapatan dari setiap saham Perseroan yang disajikan dalam laporan ini kemungkinan dapat lebih rendah dari harapan pemodal, dan pemodal juga mungkin mendapatkan pengembalian yang lebih rendah dari nilai investasi yang ditanamkan. Investasi didefinisikan sebagai pendapatan yang kemungkinan besar diterima dimasa depan, namun nilai dari pendapatan yang akan diterima tersebut kemungkinan besar juga akan berfluktuasi. Untuk saham Perseroan yang penyajian laporan keuangannya didenominasi dalam mata uang selain Rupiah, perubahan nilai tukar mata uang tersebut kemungkinan dapat menurunkan nilai, harga, atau pendapatan investasi pemodal. Informasi dalam laporan ini bukan merupakan pertimbangan pajak dalam mengambil suatu keputusan investasi. Target harga saham dalam Laporan ini merupakan nilai fundamental, bukan merupakan Nilai Pasar Wajar, dan bukan merupakan harga acuan transaksi yang diwajibkan oleh peraturan perundang -undangan yang berlaku. Laporan target harga saham yang diterbitkan oleh PT PEFINDO Riset Konsultasi ( PRK ) bukan merupakan rekomendasi untuk membeli, menjual, atau menahan suatu saham tertentu, dan tidak dapat dianggap sebagai nasehat investasi oleh PRK yang behubungan dengan cakupan Jasa PEFINDO kepada, atau kaitannya kepada, beberapa pihak, termasuk emiten, penasehat keuangan, pialang saham, investment banks, institusi keuangan dan perantara keuangan, dalam kaitannya menerima imbalan atau keuntungan lainnya dari pihak tersebut, Laporan ini tidak ditujukan untuk pemodal tertentu dan tidak dapat dijadikan bagian dari tujuan investasi terhadap suatu saham dan juga bukan merupakan rekomendasi investasi terhadap suatu saham tertentu atau suatu strategi investasi. Sebelum melakukan tindakan dari hasil laporan ini, pemodal disarankan untuk mempertimbangkan terlebih dahulu kesesuaian situasi dan kondisi dan, jika dibutuhkan, mintalah bantuan penasehat keuangan. PEFINDO memisahkan kegiatan Valuasi Saham dengan kegiatan Pemeringkatan untuk menjaga independensi dan objektivitas dari proses dan produk kegiatan analitis. PEFINDO telah menetapkan kebijakan dan prosedur untuk menjaga kerahasiaan informasi non-publik tertentu yang diterima sehubungan dengan proses analitis. Keseluruhan proses, metodologi dan database yang digunakan dalam penyusunan Laporan Target Harga Referensi Saham ini secara keseluruhan adalah berbeda dengan proses, metodologi dan database yang digunakan PEFINDO dalam melakukan pemeringkatan. Laporan ini dibuat dan disiapkan PRK dengan tujuan untuk meningkatkan transparansi harga saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Laporan ini juga bebas dari pengaruh tekanan atau paksaan dari Bursa maupun Perseroan yang dinilai. PRK menerima sejumlah imbalan dari Bursa Efek Indonesia dan Perseroan yang dinilai untuk 2 (dua) kali pelaporan per tahun. Untuk keterangan lebih lanjut, dapat mengunjungi website kami di http:// Laporan ini dibuat dan disiapkan oleh PRK. Di Indonesia Laporan ini dipublikasikan pada website kami dan juga pada website Bursa Efek Indonesia. 5 Oktober 2015 Halaman ke 11 dari 11