BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dari kebodohan dan kemiskinan. Hal ini Sesuai dengan fungsi pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Ilham Taufik Effendi, 2015 PENGARUH MINAT BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi.

2014 PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN KEADAAN EKONOMI KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pratiwi Tristiyani, 2014 Pendapat peserta didik tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan anggaran 20% APBN untuk. pendidikan. Dalam Undang-Undang 1945 Pasal 31 ayat 1 dan 2 yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anissa Dwi Ratna Aulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan tuntutan baru dalam masyarakat. Perubahan tersebut. terlebih jika dunia kerja tersebut bersifat global.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam peradaban manusia. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Melalui pendidikan, kualitas sumber daya. nasional. Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 3 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan. Pendidikan harus mampu menjalankan fungsi dan tujuannya

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan suatu

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Smart, Innovative, Professional

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan berdasarkan undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. latar Belakang Pendidikan di Indonesia semakin hari kualitasnya semakin rendah.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman yang ada. Pengetahuan merupakan unsur terpenting bagi

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, Indonesia dapat sejajar dengan bangsa-bangsa yang sudah maju.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, bahkan pendidikan telah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pusat bagi kemajuan sebuah bangsa, melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan. kepribadian manusia melalui pemberian pengetahuan, pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak negara mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi menjadi pilar utama dalam melahirkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Angga Triadi Efendi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional pada Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003, Triana, 2015:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. investasi dalam bidang pendidikan sebagai prioritas utama dan. pendidikan. Untuk mendasarinya, Undang-Undang Dasar 1945 di

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pranata pembangunan sumber daya manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ferri Wiryawan, 2013

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa globalisasi seperti saat ini masalah yang dihadapi adalah persaingan yang semakin ketat, salah satunya adalah persaingan dalam dunia kerja. Untuk bisa menangani persaingan tersebut suatu negara harus memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Dan untuk menciptakan manusia yang berkulitas didalam suatu negara perlu adanya pendidikan. Dengan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas, memiliki kemampuan dalam keilmuan dan keimanan. Harapan tersebut sesuai dengan fungsi pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang- undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 pasal 3 yaitu : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Pendidikan merupakan bentuk investasi jangka panjang, artinya hasil dari pendidikan tersebut tidak bisa segera dinikmati. Namun di masa depan pendidikan akan menjadi modal kekuatan bagi suatu negara dalam meningkatkan kualitas (proses dan hasil) bagi dunia pendidikan, sedangkan bagi seseorang yang memiliki pendidikan yang berkualitas akan menjadi bekal dalam menghadapi persaingan dimasa depan nanti yaitu persaingan dalam memasuki dunia kerja. Perguruan tinggi sebagai salah bagian penting dalam dunia pendidikan yang ikut bertanggungjawab dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa mempunyai tanggungjawab dan peran dalam mengatasi permasalahan kualitas 1

sumber daya manusia yaitu dengan menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapat 2

menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan teknologi dan kesenian. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 menetapkan perguruan tinggi berupa akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut atau universitas yang ditetapkan oleh pemerintah. Sesuai dengan standar kompetensi lulusan satuan pendidikan bahwa Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan tinggi (E.Mulyasa, 2011:95), dengan kata lain lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) tidak dipersiapkan untuk siap kerja dengan keahlian khusus seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tetapi dibekali pengetahuan untuk mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi yakni perguruan tinggi. Namun pada kenyataan tidak semua lulusan SMA melanjutkan ke perguruan tinggi, mereka (siswa) ada yang memutuskan untuk bekerja atau menganggur. Salah satu faktornya adalah tingginya biaya yang harus di keluarkan sehingga membuat banyak pelajar Indonesia yang tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena kekurangan biaya. Dan melanjutkan ke perguruan tinggi tersebut tidak seluruhnya disediakan dan ditanggung oleh pemerintah. Kondisi lainya dapat dicerminkan pada data indikator pendidikan yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) berupa angka partisipasi kasar (APK) perguruan tinggi di Indonesia. Pada tahun 2011 APK secara nasional sebesar 17,28 %. Meskipun terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 16,35%, angka tersebut menunjukan bahwa hanya 17,28% penduduk Indonesia pada usia 19-24 tahun yang telah melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi, sedangkan sebagian besar lainnya tidak dapat melanjutkan. (http://www.alphai.or.id/scholarshipfair2013) Kondisi rendahnya partispasi pendidikan yang melanjutkan ke perguruan tinggi juga di alami oleh salah satu kota di Jawa Barat yaitu Kota Bandung. Hal 3

tersebut juga dapat dilihat dari indikator pendidikan di Kota Bandung tahun 2008-2011, lebih jelasnya bisa dilihat pada Tabel 1.1 berikut : Tabel 1.1 Indikator Pendidikan Kota Bandung Tahun 2008-2011 Uraian 2008 2009 2010 2011 Angka Melek Huruf (%) 99,64 99,67 99,54 99,55 Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 10,10 10,22 10,68 10,70 Angka Partisipasi Sekolah 7-12 99,46 100,00 99,13 98,96 13-15 91,16 86,74 84,93 91,73 16-18 69,41 56,32 64,56 65,43 19-24 22,57 34,17 29,91 30,17 Sumber : Badan Pusat Statistika Jawa Barat Dari Tabel 1.1 diatas, dapat diketahui bahwa persentase rata-rata lama sekolah penduduk Kota Bandung pada tahun 2011 sebesar 10,70 tahun, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 10,68 tahun. Akan tetapi angka tersebut menunjukan bahwa rata-rata penduduk Kota Bandung hanya menyelesaikan pendidikan setara kelas 1 (satu) SMA. Artinya bahwa partisipasi sekolah di Kota Bandung masih rendah, terutama angka partisipasi melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi yaitu perguruan tinggi. Menanggapi fenomena penurunan jumlah peserta didik yang melanjutkan ke perguruan tinggi. Kondisi diatas juga terjadi pada salah satu Universitas di Kota Bandung yaitu Universitas Pendidikan Indonesia khususnya Prodi Pendidikan Ekonomi. Hal tersebut bisa dilihat dari daftar rekapitulasi mahasiswa tertera pada Tabel 1.2 sebagai berikut : Tabel 1. 2 Rekapitulasi Mahasiswa Baru Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia No Program Studi Daya Tampung Tahun Akademik2009/2010 4 Peminat Diterima Registrasi Tidak Registrasi 1 Pendidikan Akuntansi 119 1178 138 114 24 2 Pendidikan Manajemen Bisnis 113 1058 143 110 33

3 Pendidikan Manajemen Perkantoran 117 623 148 112 36 4 Pendidikan Ekonomi dan Koperasi 111 496 136 117 19 5 Manajemen 111 1421 139 109 30 6 Akuntansi 116 1566 148 119 29 No Program Studi Daya Tampung Peminat Diterima Registrasi Tidak Registrasi Tahun Akademik 2010/2011 1 Pendidikan Akuntansi 126 1307 133 108 25 2 Pendidikan Manajemen Bisnis 169 698 123 91 32 3 Pendidikan Manajemen Perkantoran 162 781 123 100 23 4 Pendidikan Ekonomi dan Koperasi 119 546 120 102 18 5 Manajemen 121 2225 132 96 36 6 Akuntansi 119 2213 139 106 33 Tahun Akademik 2011/2012 1 Pendidikan Akuntansi 127 1420 121 92 29 2 Pendidikan Manajemen Bisnis 127 974 118 85 33 3 Pendidikan Manajemen Perkantoran 127 837 116 89 27 4 Pendidikan Ekonomi dan Koperasi 127 676 119 90 29 5 Manajemen 127 2857 127 94 33 6 Akuntansi 127 2721 137 107 30 Tahun Akademik 2012/2013 1 Pendidikan Akuntansi 102 1396 95 74 21 2 Pendidikan Manajemen Bisnis 102 1184 98 73 25 3 Pendidikan Manajemen Perkantoran 1032 98 71 27 4 Pendidikan Ekonomi 102 1245 100 84 16 5 Manajemen 102 3984 103 65 38 6 Akuntansi 3563 105 71 34 Tahun Akademik 2013/2014 1 Pendidikan Akuntansi 94 1248 100 89 11 2 Pendidikan Manajemen Bisnis 94 1464 100 79 21 3 Pendidikan Manajemen Perkantoran 94 1258 98 82 16 4 Pendidikan Ekonomi 94 985 98 85 13 5 Manajemen 94 4483 100 75 25 6 Akuntansi 94 3287 101 82 19 7 Ilmu Ekonomi dan Keuangan Islam 94 1814 101 82 19 Sumber : SIAK UPI (Data Diolah) Tabel 1.2 diatas menunjukan bahwa data peminat yang memasuki Prodi Pendidikan Ekonomi lebih kecil dari prodi lain yang ada di Fakultas Pendidikan 5

Ekonomi dan Bisnis (FPEB), terutama pada tahun akademik 2013/2014 yang hanya mencapai 985 sedangkan pada prodi lain mencapai 1000 orang. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa motivasi calon mahasiswa yang memilih Prodi Pendidikan Ekonomi rendah. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dari data persentase perbandingan peminat di Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis. Tabel 1.3 Perbandingan Peminat Mahasiswa Baru Pada FPEB UPI No Program studi Peminat (%) 2009 2010 2011 2012 2013 1 Pendidikan Akuntansi 18,57 16,82 14,97 11,25 8,58 2 Pendidikan Manajemen Bisnis 16,68 8,98 10,27 9,55 10,06 3 Pendidikan Manajemen 9,82 10,05 8,82 8,32 8,65 Perkantoran 4 Pendidikan Ekonomi dan 7,82 7,03 7,13 10,04 6,77 Koperasi 5 Manajemen 22,41 28,64 30,12 32,12 30,82 6 Akuntansi 24,69 28,48 28,69 28,72 22,6 7 Ilmu Ekonomi dan Keuangan Islam Sumber : SIAK UPI (Data Diolah) 12,47 Dari Tabel 1.3 diatas menunjukan bahwa calon mahasiswa baru rata-rata memiliki minat yang tinggi pada Prodi Manajemen, hal tersebut dilihat dari lima tahun berturut-turut mengalami kenaikan hingga mencapai 30,82 % pada tahun 2013. Sedangkan calon mahasiswa memiliki minat yang rendah terhadap Prodi Pendidikan Ekonomi, hal tersebut terlihat bahwa perkembangannya pada lima tahun terakhir berada pada peringkat terakhir dan pada tahun 2013 mengalami penurunan yang signifikan yaitu sebesar 6,77 % menurun dari tahun sebelumnya yang mencapi 10,04%. Untuk lebih jelasnya lagi bisa dilihat pada Gambar 1.1 dan 1.2 dibawah. Kedua gambar tersebut menunjukan bahwa angka persentase mahasiswa baru dalam memasuki Prodi Pendidikan Ekonomi dalam kurun waktu 2009 sampai 2013 rata-rata lebih rendah dari jurusan lain. 6

35 30 25 20 15 10 5 0 2009 2010 2011 2012 2013 Perbandingan Persentase Peminat Ke FPEB UPI Gambar 1.1 Perbandingan Persentase Peminat Dalam Memasuki Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Tahun 2009-2012 Sumber : SIAK UPI (Data Diolah) Gambar 1.1 menjelaskan bahwa calon mahasiswa baru yang berminat dalam memasuki Prodi Pendidikan Ekonomi rendah. Keadaan tersebut terlihat dari data persentase Prodi Pendidikan Ekonomi selalu berada pada posisi yang lebih rendah dari prodi lain. Maka dengan kondisi tersebut dikatakan bahwa motivasi awal mahasiswa baru memasuki Prodi Pendidikan Ekonomi rendah. Informasi lebih jelasnya bisa dilihat pada Gambar 1.2 dibawah ini : Persentase Peminat Pada Prodi Pendidikan Ekonomi dari Tahun 2009-2013 7,82 7,03 7,13 10,04 6,77 2009 2010 2011 2012 2013 Gambar 1.2 Persentase Peminat Pada Prodi Pendidikan Ekonomi tahun 2009-2013 Sumber : SIAK UPI (Data Diolah) 7

Gambar 1.2 menjelaskan bahwa calon mahasiswa baru yang berminat dari tahun 2009 sampai tahun 2013 mengalami penurunan dari tahun ke tahun kecuali tahun 2012 akan tetapi pada tahun 2013 mengalami penurunan kembali yang signifikan yaitu dari 10,04% menjadi 6,77 %. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa motivasi awal calon mahasiswa baru terhadap Prodi Ekonomi rendah. Hubungan minat dengan motivasi adalah ketika seseorang tertarik akan suatu objek maka orang tersebut akan terdorong untuk mencapainya dengan suatu kegiatan yang mendukung. Artinya minat sebagai pendorong seseorang untuk melakukan kegiatan yang bisa mencapai apa yang mereka inginkan. Maka dengan rendahnya peminat mahasiswa yang memasuki Prodi Pendidikan Ekonomi, mengindikasikan bahwa motivasi studi lanjut pada Prodi Pendidikan Ekonomi rendah. Selain itu, hasil dari pra penelitian yang dilakukan terhadap mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi tahun ajaran 2012/2013, mengenai pilihan mereka dalam memilih Program Studi di Fakultas FPEB terutama pada Prodi Pendidikan Ekonomi, informasinya bisa dilihat sebagai berikut Tabel 1.4 Perbandingan Persentase Dalam Memilih Prodi Pendidikan Ekonomi Antara Pilihan Pertama dan Kedua Kriteria Jumlah Orang Persentasi Pilihan 1 30 37,5 Pilihan 2 50 62,5 Sumber : Pra Penelitian (Data Diolah) Tabel 1.4 diatas menunjukan bahwa mahasiswa memilih Prodi Pendidikan Ekonomi sebagai pilihan kedua, artinya motivasi awal mahasiswa terhadap Prodi Pendidikan Ekonomi rendah. Lebih jelasnya nampak pada Gambar 1.3 berikut : 8

Persentase Pilihan Memasuki Prodi Pendidikan Ekonomi 37% pilihan 1 63% pilihan 2 Gambar 1.3 Persentase Pilihan Memasuki Prodi Pendidikan Ekonomi Sumber : Pra Penelitian (Data Diolah) Berdasarkan Gambar 1.3 diatas bahwa dari hasil angket yang tersebar pada 80 mahasiswa rata-rata mahasiswa menjawab bahwa pilihan mereka untuk memasuki Prodi Pendidikan Ekonomi sebagai pilihan kedua. Artinya Prodi Pendidikan Ekonomi hanya sebagai pilihan cadangan ketika mahasiswa baru memasuki Universitas Pendidikan Indonesia khususnya prodi yang ada di FPEB. Dari hasil tersebut mengindikasikan bahwa motivasi awal mahasiswa baru untuk memasuki Prodi Pendidikan Ekonomi rendah. Kondisi rendahnya motivasi untuk memasuki Prodi Pendidikan Ekonomi salah satunya diindikasikan dipengaruhi oleh persepsi atau pandangan siswa akan dunia kerja yang akan didapat ketika melanjutkan studi ke Prodi Pendidikan Ekonomi khususnya yang ada di Universitas Pendidikan Indonesia. Sebagaimana diungkapkan oleh Pintrich dan Schunk (John W Santrock, 2008: 513) menurut perspektif kognitif bahwa pemikiran peserta didik akan memandu motivasi mereka. Dimana pemikiran mereka berasal dari persepsi tentang sebab-sebab kesuksesan dan kegagalan. Dengan demikian persepsi mempunyai peranan yang penting dalam pencapaian suatu tujuan dalam hal ini adalah mahasiswa baru dalam memilih program studi lanjut. Persepsi setiap individu berbeda-beda tergantung dari seberapa banyak mereka memperoleh informasi tentang objek menjadi persepsinya. Informasi yang rendah dikarenakan faktor kurangnya sosialisasi 9

perguruan tinggi khususnya Prodi Pendidikan Ekonomi pada calon mahasiswa baru. Selain persepsi, lingkungan sosial juga dapat dipahami sebagai faktor yang dapat mempengaruhi mahasiswa dalam memilih Prodi Pendidikan Ekonomi. Pendapat diatas di dukung oleh pendapat dari John W Santrock (2008:532) yang mengatakan bahwa hubungan seorang siswa dengan orang tua, teman sebaya, kawan, guru, dan mentor dan orang lain, dapat mempengaruhi prestasi dan motivasi sosial mereka. Artinya bahwa lingkungan sosial mempengaruhi dalam mengarahkan siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi khususnya ketika memilih Prodi Pendidikan Ekonomi. Dengan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Persepsi Mahasiswa Tentang Dunia Kerja Dan Lingkungan Sosial Terhadap Motivasi Studi Lanjut Pada Prodi Pendidikan Ekonomi UPI (Survey Pada Mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi ). 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran persepsi mahasiswa tentang dunia kerja, lingkungan sosial dan motivasi studi lanjut pada Prodi Pendidikan Ekonomi UPI? 2. Bagiamana pengaruh persepsi mahasiswa tentang dunia kerja terhadap motivasi studi lanjut pada Prodi Pendidikan Ekonomi UPI? 3. Bagaimana pengaruh lingkungan sosial terhadap motivasi studi lanjut pada Prodi Pendidikan Ekonomi UPI? 4. Bagaimana pengaruh persepsi mahasiswa tentang dunia kerja dan lingkungan sosial terhadap motivasi studi lanjut pada Prodi Pendidikan Ekonomi UPI? 10

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu : 1) Untuk mengetahui gambaran persepsi mahasiswa tentang dunia kerja, lingkungan sosial dan motivasi studi lanjut pada Prodi Pendidikan Ekonomi UPI. 2) Untuk mengetahui pengaruh persepsi mahasiswa tentang dunia kerja terhadap motivasi studi lanjut pada Prodi Pendidikan Ekonomi UPI. 3) Untuk mengetahui pengaruh lingkungan sosial terhadap motivasi studi lanjut pada Prodi Pendidikan Ekonomi UPI. 4) Untuk mengetahui pengaruh persepsi mahasiswa tentang dunia kerja dan lingkungan sosial terhadap motivasi studi lanjut pada Prodi Pendidikan Ekonomi UPI. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Mengembangkan disiplin ilmu dengan khasanah ilmu Ekonomi Pendidikan terutama tentang pengaruh persepsi mahasiswa tentang dunia kerja dan lingkungan sosial terhadap motivasi studi lanjut pada Prodi Pendidikan Ekonomi UPI 2) Memperkaya tulisan yang berhubungan dengan motivasi studi lanjut pada Prodi Pendidikan Ekonomi UPI dan mendukung penelitian yang telah dilakukan sebelumnya 11